Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilogue

Tujuh tahun kemudian.

Eomma!” Teriakan nyaring terdengar di sebuah rumah sederhana di daerah Busan.

Seorang bocah perempuan berumur enam tahun dengan surai cokelat bercampur hitam berjalan cepat menapaki setiap anak tangga untuk mencapai kamar orang tuanya.

Bocah itu menggembungkan pipinya kesal. “Ugh! Dikunci!” Dia lantas menggedor pintu kamar dengan kesal. “Eomma! Appa! Bangunlah!”

“Shin Ryung-ah, ada apa?” Hyun Ae berdiri di belakang bocah bernama Cho Shin Ryung itu.

Shin Ryung memutar tubuhnya. Kepalanya sedikit mendongak. “Eomma sudah bangun?”

Hyun Ae berjongkok, menyejajarkan tubuhnya dengan Shin Ryung. “Eomma sudah bangun sejak tadi.”

“Lalu ... kenapa pintu kamar dikunci?” tanya bocah imut itu.

Hyun Ae tersenyum. “Appa sedang tidur. Dia kelelahan.”

***

[Flashback saat Hyun Ae melahirkan]

“Oppa!! Sa—sakit!!” Hyun Ae terus saja mencengkeram lengan Kyuhyun.

Saat ini, mereka berada di ruang persalinan Seoul International Hospital. Usia kandungan Hyun Ae sudah menginjak 9 bulan 10 hari.

Keringat dingin membasahi wajah Hyun Ae. Terlihat sangat jelas jika gadis mungil ini begitu kesakitan.

Maaf, Tuan Cho. Sepertinya adik Anda harus menjalani operasi caesar,” ucap Dokter yang menangani persalinan Hyun Ae.

Lakukanlah.” Kyuhyun melirik Hyun Ae.

Baiklah.” Dokter itu memberikan isyarat kepada dua orang perawat di sampingnya untuk membawa Hyun Ae ke ruang operasi.

Tunggu! Tunggu! Aku tidak mau dioperasi! Aku tidak mau!” Hyun Ae menggeleng kuat.

Kyuhyun mengembuskan napas. Ia melirik dokter itu, memberikan sebuah kode agar Hyun Ae dibius sekarang saja.

Tanpa menunggu waktu lama, dokter itu menyuntikan cairan bius ke Hyun Ae.

Dua jam berlalu.

Operasi caesar yang dijalani Hyun Ae berjalan lancar tanpa suatu hambatan. Hyun Ae dipindahkan ke ruang inap VIP, sedangkan bayinya dibawa ke ruang khusus bayi.

Kyuhyun yang tak sabar ingin melihat wujud anaknya langsung menuju ruangan khusus bayi. Namun, sesampainya di sana ... Kyuhyun bergeming.

Perlahan, ia mendekati ranjang dimana bayi yang dilahirkan Hyun Ae tengah tertidur pulas.

Anak siapa ini?” Tatapan Kyuhyun menjadi tajam. “Kenapa warna rambutnya tidak sama denganku?!

Manik elang Kyuhyun melirik papan nama di ranjang bayi itu.

Mrs. Cho Hyun Ae.

Tidak mungkin ini bayiku! Bayi Hyun Ae!

Tanpa membuang waktu lagi, Kyuhyun berlari ke ruang inap Hyun Ae. Karena menurut prediksinya, gadis itu akan tersadar dari pengaruh obat bius.

Dan benar saja!

Saat Kyuhyun sampai di sana, sudah ada dokter dan tiga orang perawat yang sedang mengecek kondisi Hyun Ae.

Tuan Cho—

Tinggalkan kami berdua,” titah Kyuhyun dengan nada dingin.

Para tenaga medis langsung keluar ruangan. Meninggalkan Kyuhyun yang menatap Hyun Ae tajam dan Hyun Ae yang masih terbaring lemah di atas ranjang.

Kepala Hyun Ae menoleh dan menatap Kyuhyun dengan mata berbinar-binar. “Oppa ... apa anak kita tampan? Aku yakin, dia tampan seperti ayahnya.

Anak siapa?

Eh?” Hyun Ae mengerutkan keningnya. “Tentu saja anak aku dan Kyu Oppa.

Dengan langkah konstan, Kyuhyun mendekati Hyun Ae. “Jawab, Hyun Ae!

Hyun Ae tersentak. Hatinya terasa ngilu. Kyuhyun membentaknya disaat dia baru saja mempertaruhkan nyawanya untuk menghadirkan malaikat kecil ke dunia.

O-Oppa ... wae geurae?

Kenapa anak yang kau lahirkan tidak memiliki warna rambut sepertiku atau pun kau?! Kenapa naluriku merasa kalau dia adalah anak Lee Donghae?! Hah?!

Manik hazel Hyun Ae membulat. “A-Apa? Ba-Bagaimana bisa Oppa berpikir seperti itu?

Kyuhyun mendengkus. Sejujurnya, hatinya juga sakit mengetahui fakta seperti ini. “Tentu saja, bisa. Jika kau melakukannya dengan Donghae!

Bulir-bulir air mata membasahi pipi Hyun Ae. “Sungguh, Oppa. Aku hanya melakukannya dengan Oppa saja.

Kau pembohong, Hyun Ae! Naluriku tidak pernah salah! Dan wajah anak itu justru lebih mirip Donghae daripada aku!

Oppa ... hiks ... percayalah ... hiks ... padaku ... hiks.

Aku kecewa padamu, Hyun Ae.

Tanpa mereka sadari, Donghae berada di luar ruang inap Hyun Ae. Dia mendengar semuanya. Kedua sudut bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman.

Ingatannya kembali berputar ke hari di mana Hyun Ae pulang dari apartemen Kyuhyun. Saat Hyun Ae menaiki taksi. Karena sesungguhnya, supir taksi itu adalah Donghae—yang menyamar—.

Donghae membawa Hyun Ae ke apartemennya setelah sebelumnya memberi bius pada Hyun Ae yang tertidur di bangku kemudi.

Donghae sudah merencanakan semuanya. Ia membawa Hyun Ae masuk ke apartemennya dan membaringkan gadis mungil itu di atas ranjang.

Lelaki berwajah datar itu membuka seluruh pakaian Hyun Ae dan menatap jijik tanda-tanda keunguan di tubuh gadis itu.

Dan ... hal yang tak seharusnya dilakukan Donghae pun terjadi.

Donghae ... memerkosa Hyun Ae.

[Flashback Off]

***

Eomma, kenapa Appa selalu menatap tak suka pada Yungie?” tanya Shin Ryung saat dirinya dan Hyun Ae berada di ruang televisi seraya menonton kartun favorit Shin Ryung.

Hyun Ae tersenyum miris. “Sebenarnya, Appa sangat menyayangi Ryungie, kok.”

Shin Ryung menatap Hyun Ae. “Kalau Appa sayang padaku, kenapa Appa selalu mendorongku tiap kali Yungie ingin bermain bersama Appa?”

“Itu—” Hyun Ae tidak tahu harus menjawab apa.

Shin Ryung mengedip imut. “Apa karena Yungie bukan anak Appa? Makanya Appa bersikap seperti sekarang.”

Hyun Ae tersentak. Ia tidak menduga kalimat seperti itu akan meluncur bebas dari mulut mungil anaknya. Shin Ryung baru berumur enam tahun. Ingat? “Ka-kau ... kenapa Ryungie berpikir seperti itu?” tanya Hyun Ae gugup

Appa yang bilang,” jawab Shin Ryung polos.

“Shin Ryung.” Suara bass menyerukan nama Shin Ryung.

Keduanya menoleh dan mendapati Kyuhyun tengah berjalan ke arah mereka.

A-Appa.” Shin Ryung langsung menunduk begitu Kyuhyun duduk di sampingnya.

Grep!

Hyun Ae membulatkan matanya. Pun dengan Shin Ryung, sedangkan Kyuhyun tidak menunjukan ekspresi apa pun selain....

“Maafkan aku.”

Appa.”

Kyuhyun mengeratkan pelukannya di tubuh mungil Shin Ryung. “Maafkan aku karena selama ini aku selalu mengabaikanmu.”

Appa tidak perlu meminta maaf.” Mata Shin Ryung berkaca-kaca. Ia membalas pelukan Kyuhyun.

Kedua manik Kyuhyun menangkap Hyun Ae yang sudah menangis haru sejak tadi. Bibirnya tersenyum tipis. Ia melepaskan pelukannya pada Shin Ryung, lalu beralih menatap Hyun Ae.

“Bisakah kau membuatkan beberapa makanan untukku?” pinta Kyuhyun lembut.

Hyun Ae mengangguk semangat. “Tentu saja, Oppa! Aku akan memasak makanan kesukaanmu dan Shin Ryung.”

Seulas senyum terpatri di wajah Kyuhyun. “Terima kasih, Ryungie Eomma.”

Hati Hyun Ae menghangat saat Kyuhyun memanggilnya demikian. “Oppa,” panggilnya pelan.

“Aku akan kembali tidur. Rasanya masih mengantuk karena hanya tidur beberapa jam saja.” Kyuhyun merentangkan kedua tangannya ke atas, meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

“Aku akan membangunkan Oppa saat makanan sudah matang,” ucap Hyun Ae.

Kyuhyun melirik Shin Ryung. Tangannya bergerak di udara, lalu mengusap pelan pipi Shin Ryung seraya berujar, “Appa ... menyayangimu. Maafkan semua kesalahan Appa.” Dan diakhiri kecupan di kening Shin Ryung untuk pertama kalinya dalam hidup bocah kecil itu.

Kyuhyun melangkah menuju kamarnya. Hyun Ae menatap punggung Kyuhyun yang sudah tidak terlihat dengan perasaan senang yang luar biasa. Ia lantas berjalan menuju dapur dan mempersiapkan bahan-bahan makanan.

Setelah berkutat cukup lama, semua makanan sudah tersaji di atas meja makan. Hyun Ae melepas celemek pink-nya dan menggantungkannya di kapstok.

“Ryungie, makan siangnya sudah siap!” panggil Hyun Ae saat melihat gadis kecilnya tengah asyik membaca buku.

Shin Ryung mendongak, lalu menyahut, “Baik, Eomma.”

Eomma akan membangunkan Appa dulu. Ryungie tunggu saja di meja makan.”

Hyun Ae berjalan menuju kamar dirinya dan Kyuhyun. Ia melihat Kyuhyun terlelap dengan selimut tebal yang menutupi tubuh lelaki itu hingga dada. Hyun Ae tersenyum dan berjalan menghampiri Kyuhyun.

“Bahkan saat tertidur pun Oppa tetap terlihat tampan,” ucap Hyun Ae pelan. Wanita itu mengamati lebih dekat wajah Kyuhyun yang terlihat lebih pucat dari terakhir kali ia lihat.

Apa Oppa sakit? Kening Hyun Ae mengerut. Entah kenapa, perasaannya tidak enak. “Oppa.” Ia memegang pipi Kyuhyun. Detik selanjutnya, kedua netranya melebar. Dingin.

Oppa, bangun! Makan siang sudah siap!” Hyun Ae menepuk-nepuk pipi Kyuhyun panik. “Shin Ryung sudah menunggu kita. Ayo, bangun!”

Hyun Ae menekan urat leher Kyuhyun. Tidak ada detakan di sana. Ia juga menempelkan tangannya di dada Kyuhyun, tepat di jantung.

Tidak! Hyun Ae menggeleng kuat. Ja-jantungnya tidak berdetak. Ia juga memeriksa hidung Kyuhyun, berharap ada embusan napas yang keluar.

“Tidak.” Hyun Ae membekap mulutnya. Linangan air mata sudah menumpuk di pelupuk matanya, bersiap untuk meluncur. “Oppa!!!” Wanita itu mengguncang tubuh Kyuhyun dengan keras. Namun, nihil. Kyuhyun tetap tidak bergerak. Tubuhnya dingin dan kaku.

Hyun Ae menemukan sebuah botol obat berwarna putih beserta selembar surat di atas nakas samping ranjang. Ia mengambil botol tersebut dengan tangan bergetar.

Eszopiclone,” Hyun Ae mengeja nama di botol itu. I-ini, ‘kan, sejenis obat tidur.

Tangan satunya menyambar surat dan mulai membacanya dengan air mata yang tidak berhenti mengalir.

Teruntuk Cho Hyun Ae,

Maafkan aku karena memilih mengakhiri hidup dengan cara seperti ini. Aku tahu, kau pasti akan menangis saat melihat keadaanku sekarang.

Maafkan aku karena selama enam tahun terakhir, aku tidak pernah sekali pun memberikan kasih sayang pada Shin Ryung. Karena aku masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Shin Ryung adalah buah cintamu dengan Donghae, alih-alih denganku.

Selama ini, aku mencari tahu semua kebenarannya. Tentang bagaimana caranya kau mengandung dan melahirkan anak Donghae. Aku sudah menemui Donghae dan pria brengsek itu mengakui semuanya. Saat aku mendengar langsung dari mulut Donghae, saat itu juga aku ingin sekali membunuhnya. Tapi, aku tidak mau menjadikan Shin Ryung seorang anak tanpa ayah. Bagaimanapun, gadis kecil itu tetaplah keponakanku, anak dari perempuan yang aku cintai sepanjang hidupku setelah Eomma.

Maafkan aku karena mengajakmu tinggal di rumah yang jauh lebih kecil dari kediaman kita sebelumnya. Aku hanya tidak ingin Shin Ryung juga dibenci oleh Abeoji. Beliau sama sekali tidak tahu apa pun tentang kebenaran Shin Ryung. Abeoji hanya tahu Shin Ryung adalah anakku. Setelah ini, tolong jelaskan semuanya pada Abeoji. Tolong sampaikan permintaan maafku pada beliau.

Kupikir, inilah jalan yang akhirnya harus kutempuh. Karena sampai kapan pun kita takkan pernah bisa menyatukan cinta dalam ikatan pernikahan. Dari awal, semuanya salahku. Aku terlalu mencintaimu sampai tidak mengizinkan pria mana pun untuk mendekatimu dan berakhir dirimu yang juga terjerumus ke jalan yang salah ini.

Ae-chan, temuilah Donghae. Hiduplah dengan bahagia bersamanya dan putri kecil kalian. Aku sudah menghubungi Donghae dan mungkin saja saat ini dia sedang dalam perjalanan ke sini.

Aku mencintaimu. Jadi, tolong hiduplah dengan normal dan berbahagialah selalu. Karena dengan begitu, aku juga akan ikut bahagia.

—Cho Kyuhyun

22 Mei 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro