thirty six: Malfoy Manor II
original: 20 Juni 2021
minor revision: 27 Des 2021
***
"Draco, kemari."
Draco terdiam sejenak, sebelum akhirnya bangkit perlahan dari bangku berlengan tempatnya duduk. Harry tidak menatap langsung Draco, takut penyamarannya terbongkar. Tahanan yang lain didorong mundur oleh Greyback, membuat Harry berdiri tepat di bawah tempat lilin.
"Jadi, apa kau mengenalinya, nak?"
Draco terdiam, ia mencoba menggeleng, tetapi rasa takut semakin menjalar ke tulang belakangnya. Dia terpaku, terdiam di sana, tak mengangguk maupun menggeleng. Dirinya mencoba memikirkan segala jawaban yang bisa meloloskan Harry dari tempat ini, namun di saat yang bersamaan pikiran egoisnya memikirkan bagaimana agar Harry masuk ke penjara bawah tanah, setidaknya untuk menemui cara agar Lyra, Dean Thomas, Luna si gadis pirang dari Ravenclaw, dan Ollivander terbebas dari bawah sana, toh, The-Boy-Who-Lived akan terus bertahan hidup. Namun Draco membuang pikiran itu jauh-jauh, sadar bahwa pikiran bodoh seperti itu hanya akan memperburuk semua keadaan ini.
Lucius berjalan mendekati Draco, sudah tak sabar mengetahui jawaban dari pertanyaan Greyback. Pandangannya mengarah tepat pada putranya yang terlihat sedikit gemetar.
"Well, Draco? Jadi apakah itu dia, Harry Potter?" tanyanya dengan nada amat tertarik.
Draco memutuskan untuk memberi jawaban ambigu, dirinya mencoba berpikir jernih di tengah segala kekacauan ini. Perlahan, Draco berkata, "Aku.. Aku tidak yakin itu Potter."
Greyback mendadak maju selangkah ke depan, membuat Draco mundur selangkah ke belakang. Lucius menekan tubuh Draco ke depan, memaksanya menatap Harry.
"Lihat baik-baik dari dekat, Draco. Apakah dia Harry Potter? Ingatlah, son, kalau kita menyerahkan Potter ke Dark Lord kita semua akan dimaafkan," desis Lucius berusaha mempengaruhi Draco.
Greyback sedikit menggerutu, tetapi Lucius mengabaikannya dan mendekati Harry dengan tatapan tertarik. Matanya menyusuri setiap inci wajah Harry yang terlihat bengkak itu, Draco semakin khawatir dan pandangannya mulai memburam, pikirannya melayang kemana-mana. Greyback dan Lucius membicarakan sesuatu, namun Draco tak dapat lagi mendengarnya.
"Oh, tunggu, apa ini bekas luka? Bagaimana menurutmu, Draco?"
Kesadaran Draco segera kembali, namun lagi-lagi ia menggeleng, berpura-pura tidak mengetahui bahwa di hadapannya sedang berdiri sosok Harry Potter.
"A-Aku tidak yakin."
Lucius mendecak pelan, dan melepaskan Draco dari genggaman tangannya, tanpa membuang waktu Draco langsung berjalan mundur menuju Narcissa yang berdiri di dekat perapian. Narcissa akhirnya angkat bicara, "Sebaiknya kita benar-benar memastikan ini adalah Harry Potter sebelum menyerahkannya pada Dark Lord. Jika ini bukanlah Potter, kau tahu apa konsekuensinya, bukan? Kita harus berhati-hati."
Lucius berbalik, pandangannya lurus menatap istrinya, sebelum akhirnya mengangguk perlahan. Bibirnya membuka, mencoba mengucapkan sesuatu, namun geraman Greyback memotongnya bicara.
"Lalu bagaimana dengan mudblood kotor ini?"
Draco menyumpah dalam hatinya, berharap manusia serigala yang gila itu terdiam untuk sejenak. Lucius mengalihkan pandangannya pada Hermione dan memicingkan matanya. Narcissa juga ikut memandang ke arah Hermione dan menaikkan sebelah alisnya.
"Ini Granger bukan? Sahabat Harry Potter yang saat itu muncul di halaman depan Daily Prophet, bukankah begitu, Draco?" tanya Narcissa pelan.
Hermione menatap lurus ke arah Draco, mencoba mengajaknya bekerja sama secara tak langsung. Draco terdiam, pikirannya sedikit berkabut dan kepalanya semakin sakit karena memasang dinding Occlumency terus-menerus.
Draco menjawabnya dengan sedikit gemetar, "Ya... mungkin. Yeah, aku tidak yakin..."
"Dan pemilik rambut merah ini, bukankah ini anak keluarga Weasley? Arthur atau siapalah itu namanya, benar bukan, Draco?"
Draco tak dapat melihat Ron karena posisinya berada di belakang ruang tamu yang gelap, bersama para tahanan. Namun Draco kembali mengelak, mencoba mempermudah jalan Harry bersama teman-temannya.
"Ya, bisa saja. Aku tidak yakin.."
Suara tawa melengking tiba-tiba terdengar di belakang Draco, membuatnya sedikit terjengit. Bibi gilanya itu datang.
"Oh! Apakah ini Potter, Cissy? Kita harus segera menyerahkannya pada Dark Lord!" teriak Bellatrix penuh kegembiraan, sudah bersiap untuk memanggil Voldemort.
"Tunggu, Bellatrix! Aku, aku yang akan memanggilnya, aku yang menangkapnya, jadi-"
"Apa maksudmu, Mr. Malfoy? Kami para manusia serigala yang menangkapnya, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?! Kami yang mendapatkan emasnya."
"Emas? Emas?! Aku, aku tidak peduli dengan emas bodohmu itu, tapi aku akan mendapat pengakuan dari Dark Lord! Penyiksaan pewaris keluarga White itu tidaklah cukup, dan aku akan mendapatkan lebih!" teriak Bellatrix semakin menggila.
Harry langsung mendongak begitu mendengar ucapan Bellatrix, terkejut ketika mengetahui Lyra telah tertangkap dan mengalami penyiksaan mengerikan dari Bellatrix. Draco semakin mundur ke belakang, menjauh dari pertikaian ketiga orang tersebut. Suara ricuh terdengar semakin parah, dan mantra melayang di udara.
"Bawa semuanya ke penjara bawah tanah, kecuali... MUDBLOOD KOTOR ITU!"
Ron membulatkan kedua matanya, lalu mencoba menyerang Bellatrix dengan tangan kosong, tatapannya penuh amarah. Bellatrix dengan mudah memukul balik Ron, lalu berteriak dengan suara nyaring, "Asal kau tahu, berikutnya adalah kau, dasar Blood Traitor! Kalian berdua adalah dua hal paling menjijikkan bagi dunia sihir! Draco, bawa keluar tubuh pemakan bangkai menjijikkan ini, kau tidak mampu melawan para perusak kemurnian darah ini."
"Jangan berani-berani kau berkata seperti itu pada Dra-"
"Aku. Tidak. Peduli. Cissy. Anakmu itu tidaklah lebih penting dari Potter, Potter yang saat ini berhasil kita tangkap untuk Dark Lord!"
Suasana semakin riuh, dan dengan cepat Draco membisikkan sesuatu pada Harry sebelum membawa keluar tubuh manusia serigala yang pingsan akibat serangan Bellatrix.
"Ini pertama kali aku memohon padamu. Tolong, demi apapun, selamatkan Lyra," ucap Draco sambil diam-diam memberikan Harry tongkat sihir miliknya.
Harry terlihat terkejut dan menoleh pada Draco. Namun, Draco terus berjalan dan membawa keluar tubuh manusia serigala itu. Teriakan terdengar dari bawah, dan Bellatrix tertawa keras.
"Cepat bawa turun para tahanan selain mudblood kotor itu, kelihatannya pewaris keluarga White itu butuh teman."
Tanpa membuang waktu, Harry segera menyimpan tongkat dari Draco sebelum dirinya dan Ron dibuat pingsan dan dibawa ke penjara bawah tanah, meninggalkan Hermione yang terlihat ketakutan. Senyuman maniak terlukis di bibir Bellatrix, dan tongkat teracung ke hadapan Hermione.
"CRUCIO!"
***
"Harry? Ron?"
Harry mengedipkan matanya perlahan, pandangan matanya masih sangat buram. Ketika kelopak matanya terbuka sepenuhnya dan pandangannya menjadi lebih jelas, rambut pirang kotor tampak samar-samar di hadapannya. Sekelilingnya sangatlah gelap, sehingga tak ada yang benar-benar terlihat jelas.
"Luna?"
Luna mengangguk perlahan dan bertanya dengan suara perlahan, "Aku sama sekali tak menyangka kalian tertangkap! Apa kalian baik-baik saja?"
Harry mengangguk, namun ketika ia hendak merenggangkan tangannya, kedua tangannya tertahan oleh sesuatu. Tanpa perlu ditanya, Harry tahu ia sedang diikat oleh sesuatu yang terasa seperti tali tambang.
"Err.. Luna bisakah kau melepaskan tali yang mengikat kami?" tanya Ron sembari menunjukkan tali yang mengikat kedua tangannya.
Harry tiba-tiba teringat dengan tongkat milik Malfoy yang berada di kantong jaketnya. Dengan segera ia memberitahu Luna.
"Luna, ada tongkat Malfoy di kantong jaketku, kau bisa menggunakan itu untuk memotong talinya," ucap Harry.
Luna mengangguk sedikit ragu, namun ia tetap mencari tongkat di kantong jaket Harry. Begitu menemukan tongkat Hawthorn yang Harry maksudkan, dengan perlahan, Luna mengarahkan tongkat itu ke sudut ruangan penjara, berhati-hati akan adanya kemungkinan kecelakaan sihir.
"Lumos!"
To Be Continue>>>
A/N:
Hai, aku update :>
Maaf banget up tengah malam, kuotaku sekarat dan akhirnya pake yang midnight XP
Fokus chapter ini belum terlalu fokus ke Lyra, lebih kepada sikon saat ini. Aku berusaha sebisa mungkin untuk ga terlalu lari dari cerita asli Deathly Hallows, karena sejujurnya terakhir kali aku nonton movie dan baca novel Deathly Hallows udah 4-5 tahun lalu, haha. Baru tahun kemarin aku lihat-lihat lagi cuplikan movienya, dan sekarang aku perlu lihat-lihat lagi novelnya, makanya upnya sedikit lama, hehe.
Semoga kalian suka dengan chap kali ini, dan see you in the next chapter, babay! (。•̀ᴗ-)✧
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro