eighteen: Say Say Say
original: 16 Sep 2020
minor revision: 10 Des 2021
***
Lyra segera dibawa ke St. Mungo untuk pemeriksaan lebih lanjut karena ingatannya yang di-Obliviate tiba-tiba kembali. Hal ini tergolong hal yang langka, dan hanya ada sekitar 1% kemungkinan dimana ingatan yang di-Obliviate dapat kembali. Orang tua Lyra segera diberi tahu oleh Professor McGonagall lewat jaringan floo bahwa Lyra harus dirawat di St. Mungo.
Charlotte dan Oswald langsung ber-apparate ke St. Mungo dengan raut panik, kali ini bukan raut panik yang dibuat-buat. Akan tetapi bukan kondisi Lyra yang membuat mereka panik, tapi kembalinya ingatan Lyra yang mereka Obliviate bertahun-tahun lalu. Padahal mereka berdua sudah sangat yakin semua hal tentang anak pertama mereka, Jeffrey, telah disingkirkan dari Manor. Tapi sial bagi mereka, mereka melupakan Ruang Penyiksaan.
Begitu sampai di St. Mungo, keduanya diberi tahu bahwa Lyra telah dipindahkan ke bangsal "Penyihir dengan Penyakit Jiwa". Begitu sampai, keduanya sudah disambut oleh Lyra yang masih terbaring di tempat tidur dengan mediwizard yang tengah mengecek berkas-berkas. Mata mediwizard itu melirik ke arah Charlotte dan Oswald kemudian tersenyum kecil.
"Orang tua Lyra Charlotte White. Charlotte Evelyn White dan Oswald Alkanna White, benar?" tanyanya.
"Ya, benar," jawab Oswald.
"Apa yang terjadi pada putri kami?" tanya Charlotte dengan raut khawatir.
Mediwizard itu tersenyum sendu, kemudian membacakan berkas yang sedari tadi ia pegang.
"Miss White mengalami beberapa penyakit jiwa, yang sudah diderita sejak lama. Sayang sekali Anda berdua tidak menyadari tanda-tandanya," ucapnya.
Tangan Charlotte sedikit mengepal, sebelum akhirnya bertanya, "Penyakit apa saja?"
"Ada beberapa. Yang pertama adalah gangguan jiwa muggle, bipolar, yaitu perubahan emosi yang tiba-tiba. Ia juga mengalami PTSD, atau Post Traumatic Syndrom Disorder. Sepertinya Miss White mengalami trauma yang cukup parah di masa lalu, dan hal ini juga menimbulkan paranoia, ketakutan yang berlebih. Untuk gangguan akibat sihir, Miss White mengalami beberapa gangguan fungsi otak akibat terkena kutukan Cruciatus berulang kali, lalu--"
"Cukup."
Mata mediwizard itu mendongak ke arah Oswald yang tiba-tiba menghentikan ucapannya.
"Maaf?" tanyanya.
Oswald menatap tajam mediwizard itu, tampak jelas sorot ketakutan sekaligus kemarahan di pupilnya. Charlotte sendiri sudah keluar dari ruangan, tahu apa yang harus ia perbuat.
"Saya bilang, cukup. Putri kami baik-baik saja, tidak butuh perawatan di St. Mungo. Saya yakin healer di White Manor cukup kompeten untuk menanganinya," ucap Oswald dengan nada mengancam.
"Maaf, Lord White. Tapi Miss White memerlukan perawatan lebih lanjut di St.Mungo. Gangguan jiwanya mungkin bisa-"
Charlotte kembali masuk ke dalam ruangan dengan menunjukkan sebuah surat yang menyatakan bahwa Lyra White sudah diizinkan pulang. Mata mediwizard itu langsung memicing curiga pada sepasang suami istri itu.
"Apa yang sudah kalian la-"
Oswald mengangkat tongkatnya lalu membisikkan sebuah mantera.
"Obliviate."
Oswald kemudian menggendong Lyra untuk ber-apparate dan menuju ke White Manor bersama Charlotte. Tanpa mereka sadari, seekor kumbang sudah mengamati mereka sedari tadi.
***
Pagi itu, Great Hall heboh membahas tentang berita utama Daily Prophet pagi itu. Terlihat sebuah gambar bergerak Lord White yang meng-Obliviate salah satu Mediwizard di St. Mungo kemudian ber-apparate bersama istrinya.
Lord White Meng-Obliviate Mediwizard, Lalu Membawa Kabur Putrinya Dari Bangsal Penyihir dengan Penyakit Jiwa! Apa yang Terjadi?
Lord White, kepala keluarga dari White family yang selama ini selalu menjadi sorotan di dunia sihir, meng-Obliviate seorang mediwizard tanpa izin! Ya, kalian tidak salah lihat orang, Lord White yang dikenal ramah senyum itu berwajah kejam tanpa belas kasihan! Apa yang sebenarnya terjadi?
Putri tunggal keluarga White, Lyra White, sahabat Boy Who Lived, diketahui dirawat di bangsal 'Penyihir dengan Penyakit Jiwa' di St. Mungo, dengan berbagai gangguan jiwa yang selama ini ia derita. Ya, Primadona dari Hogwarts yang selalu menempati peringkat pertama di urutan 'Penyihir Tercantik di Sekolah Sihir Hogwarts' ini mengidap berbagai gangguan jiwa!
Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah kita sudah salah menilai keluarga White ini? Rahasia apa yang sebenarnya disembunyikan oleh keluarga White yang sempurna?
Selengkapnya tentang The Boy Who Lived buka halaman 4
Selengkapnya tentang White Family buka halaman 6
Selengkapnya tentang Lyra White buka halaman 7
-Rita Skeeter
"Hah! Pastinya dia dirawat karena terlalu sering menipu orang," ucap Ron tajam.
Hermione mempelototi Ron lalu memukul kepalanya dengan kamus yang ia bawa. Ron mengaduh kesakitan sambil mengusap bagian kepalanya yang dipukul Hermione.
"Ada apa sih, Mione?" tanya Ron kesal.
"Apanya yang ada apa? Lyra jelas-jelas dirawat di bangsal penyakit jiwa karena mengalami-"
Hermione tiba-tiba mengerjapkan matanya. Ia mengingat kembali perkataan Lyra di Danau Hitam kemarin malam.
"Tidak ada yang aneh. Boneka selalu dikontrol oleh dua pemiliknya, kalau saja boneka itu tiba-tiba merasakan dirinya kembali hidup, aku yakin dia akan lari setelah tindakan-tindakan di kamar yang berwarna merah itu."
Hermione mengalihkan pandangannya ke Daily Prophet yang dipegang Harry, kemudian baru saja menyadari bahwa ia mendapat hint dari ucapan Lyra kemarin malam.
Dua puppet master itu pastilah kedua orang tua Lyra, dan boneka pastilah Lyra sendiri.
Lalu kamar yang berwarna merah..
"Harry, bisa coba kau cek halaman 7?"tanya Hermione dengan wajah serius.
Harry mengernyitkan dahinya, lalu memprotes permintaan Hermione.
"What? Untuk apa kita mengecek tentang pengkhianat itu?" tanya Harry dengan wajah jengkel.
Hermione langsung mempelototi Harry, lalu berkata, "Jangan banyak tanya. Cari apakah si Skeeter itu menulis penyakit jiwanya."
Harry hanya menghela napas kesal lalu membuka halaman 7. Matanya menyortir satu persatu tulisan di situ sebelum akhirnya menemukan apa yang diminta Hermione.
"Di sini tertulis bipolar, PTSD, paranoia. Oh, juga ada kutukan Cruciatus. Memangnya kenapa, Hermione?"
Mata Hermione membulat ketika mendengar nama-nama gangguan jiwa yang diidap Lyra, sekaligus juga kutukan Cruciatus. Jika Hermione menggabungkan semua penyakit itu, kutukan Cruciatus, juga kamar berwarna merah yang diberi tahu Lyra, satu-satunya hal yang terbayang di pikirannya adalah Lyra pasti sempat mengalami penyiksaan di masa kecilnya.
Sekarang jelas sudah semuanya.
Alasan sikap Lyra yang berubah-ubah, tatapan kosong yang sering terlihat di mata Lyra, dan ketakutan berlebih yang selalu Hermione temukan ketika ia gagal melakukan suatu hal.
"Harry, Ron. Kelihatannya kita sudah salah paham terhadap Lyra," ucap Hermione sambil menatap Harry dan Ron bergantian.
"Salah paham apanya? Bukankah sudah jelas dia mengkhianati kita?" ucap Ron dengan nada kemarahan di ucapannya.
Sementara Harry hanya mengernyit mendengar pernyataan Hermione.
"Shut up, Ron. Kalau semua dugaanku benar, Lyra pastilah punya masa lalu yang buruk," ucap Hermione.
"What do you mean, Hermione?" tanya Harry.
"Nanti malam kuberi tahu," ucap Hermione sebelum meninggalkan meja makan dengan kamus yang tertenteng di tangan kanannya, juga ekspresi bersalah yang sangat kentara di wajahnya.
***
Malam hari akhirnya tiba setelah hari yang buruk bagi Hermione. Ia gagal fokus di beberapa kelas hingga menyebabkan dirinya tidak bisa mendapatkan Outstanding.
"So? Bisa jelaskan tentang er.. Lyra?" tanya Harry.
Harry, Ron dan Hermione saat ini berada di ruang rekreasi Gryffindor, di paling pojok, bagian paling sepi. Hermione menghela napas panjang sebelum akhirnya mulai menceritakan dugaannya. Tapi sebelum itu, ia merapal Muffliato untuk mencegah orang lain mendengar percakapan mereka.
"Kemarin malam di Danau Hitam, Lyra memberiku petunjuk tentang sikapnya yang tiba-tiba berubah. Katanya, 'Tidak ada yang aneh. Boneka selalu dikontrol oleh dua pemiliknya, kalau saja boneka itu tiba-tiba merasakan dirinya kembali hidup, aku yakin dia akan lari setelah tindakan-tindakan di kamar yang berwarna merah itu.' dan aku baru menyadari artinya setelah membaca Daily Prophet hari ini," ucap Hermione sebelum kemudian berhenti untuk mengambil napas.
"Listen. Menurut dugaanku, kedua pemilik boneka itu adalah kedua orang tua Lyra, boneka pastilah Lyra, dan kalau aku menggabungkan gangguan-gangguan itu, kemungkinan penyebabnya adalah masa lalu Lyra yang pastinya cukup buruk, dan jika dilihat salah satu kutukan telah dilancarkan padanya, yaitu kutukan Cruciatus, sepertinya kamar berwarna merah berarti ruangan penyiksaan."
Harry dan Ron saling bertatapan, lalu bersama memberikan kernyitan bingung.
"Apa hubungannya masa lalu Lyra dengan gangguan-gangguan jiwanya?" tanya Harry.
"Biar kujelaskan. Bipolar, adalah perubahan perasaan yang tiba-tiba, biasanya dalam rentang waktu tertentu. PTSD, adalah penyakit dimana seseorang kesulitan melupakan trauma masa lalunya lalu seolah mengalami trauma itu kembali, misalnya, jika ada seorang mantan prajurit yang melihat temannya tewas karena bom, ia bisa saja mengingat traumanya lagi karena mendengar suara keras. Paranoia, ketakutan berlebihan, bisa saja terjadi karena ada hal buruk yang terjadi pada Lyra, menyebabkan Lyra merasa paranoid akibat hal itu, pastinya hal yang sangat buruk. Paham?" jelas Hermione.
Mata Harry langsung membulat mendengar perkataan Hermione dan mulai merasa bersalah.
"Tapi dia membela Malfoy! Bahkan selalu kejam pada setiap orang belakangan ini," ucap Ron tidak terima bahwa Lyra memiliki alasan tertentu melakukan tindakan kejamnya.
"Pasti karena sesuatu terjadi padanya, Ron. Ada hal yang membuatnya berbuat begitu," ucap Hermione.
Mereka bertiga terdiam. Berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi pada sahabat mereka.
Kira-kira apa yang sebenarnya terjadi?
To be Continue>>>
A/N :
Hai, aku apdet :>
Kejadian seru buat Lyra udah dimulai nih, hehew. Ini bakalan jadi salah satu point penting di cerita ini, dan bakalan berpengaruh banget sama Lyra, Harry, Hermione, Ron, dan pastinya Draco. Chap kali ini agak panjang nih, sampe 1400 words :D
Okay, semoga kalian menikmati chapter ini dan sampai jumpa di chapter selanjutnya!!!
Babai~ (。•̀ᴗ-)✧
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro