Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog

Waking up I see that everything is OK
The first time in my life and now it's so great
Slowing down I look around and I am so amazed
I think about the little things that make life great
I wouldn't change a thing about it
This is the best feeling
(Innocence by Avril Lavgine)

****
Aku membuka mata, yang pertama kali aku lihat adalah sesosok anak kecil berusia sekitar lima tahun yang kini tersenyum begitu lebar. Anak ini mirip sekali dengan Draco Malloy, rambutnya, kulitnya, ketampanannya.

Tunggu dulu… anak ini… apakah anak ini anaknya?!

“Mom, akhirnya aku bisa lihat mata indah Mom.”

“Scorpius?! Anakku! Peluk Mom, sayang.”

Scorpius menurut, dia naik ke atas ranjang lalu membawa tubuhnya jatuh ke pelukanku. Apa yang terjadi? Berapa lama aku koma? Banyak pertanyaan yang berkeliaran dalam pikiranku tapi kehangatan pelukan Scorpius membuat aku begitu tenang dan nyaman.

“Hermione!” suara itu. Suara yang sangat aku rindukan. Aku menoleh dan mendapati laki-laki yang begitu aku cintai ada di depan mataku. Draco masih sama. Dia masih Draco yang sempurna.

“I miss you so much. I miss you so much.” Draco ikut berhambur untuk memelukku dan Scorpius.

“Dad, pelukanmu terlalu kencang! Mom baru sadar dan Dad ingin membuat Mom kehabisan napas?!” protes Scorpius membuat senyumanku melebar.

“Sudah berapa lama aku tertidur?”

“Enam tahun.”

“Selama itu?”

Draco mengangguk, “Yang paling penting, akhirnya kau bangun, Hermione. I miss you.” Aku merasakan ketulusan dalam nada suaranya.

“Aku pun sangat merindukanmu,” balasku.

Scorpius melepaskan diri dari pelukanku, “Silahkan, dad. Peluk Mom sepuas yang dad mau.”

Aku mengangkat alis, anakku masih berusia enam tahun tapi kenapa sikapnya seperti orang dewasa? Keherananku segera berganti setelah aku kembali menyium aroma tubuh Draco. Aku sungguh merindukan pelukan ini. “Jangan tinggalkan aku lagi. Aku sungguh takut, Hermione.”

Hermione mendengar suara tangisan. Draco Malfoy menangis!

“Hey, kenapa kau jadi lemah seperti ini? Kenapa kau menangis?”

“Kau kelemahanku, Hermione.”

Seseorang berdecak kesal, “Dad, gombalanmu sungguh payah.”

Draco memutar matanya jengkel. “Scorpius mirip sekali denganmu. Tidak ada satupun dariku yang menempel di tubuhnya.”

Scorpius kembali naik ke ranjang sampingku, “Tenang, Mom. Walaupun aku mewarisi wajah Dad tapi aku mempunyai otakmu.”

“Tunggu dulu, berapa usiamu sebenarnya?!”

“Dia masih 6 tahun, Hermione. Dan dia adalah siswa termuda sepanjang sejarah Hogwarts.”

Aku melongo, “Kau sudah sekolah?”

“Mom tidak perlu kaget seperti itu. Aku belum masuk sekolah tapi seminggu lagi aku baru masuk sekolahnya.”

“Bagaimana bisa?” aku masih tidak percaya. Bagaimana bisa anak umur 6 tahun sudah masuk ke Hogwarts. Batas minimal seorang anak masuk ke sekolah itu adalah umur sebelas tahun.

“Tentu saja bisa, Mom. Aku ini pintar.”

Aku tertawa, sikap Scorpius sungguh mirip dengan pria di sebelahku. “Dia benar-benar mirip denganmu sama-sama arogan.”

Draco segera membela diri, “Tidak! Sifat dia itu mirip denganmu. Sok pintar, sok dewasa, benar-benar mengesalkan.”

Scorpius mendadak turun dari ranjang. Aku pun bertanya kemana dia akan pergi, “Aku mau pergi ke kamar. Hari ini Dad boleh memiliki Mom tapi besok Mom milikku!” katanya sebelum menutup pintu kamar.

Aku baru sadar bahwa aku ada di kamar yang sangat asing. Kamar ini seperti kamar biasa bukan kamar rumah sakit. “Aku dimana?”

“Rumah kita. Healer memperbolehkan aku merawatmu disini.”

“Omong-omong bagaimana bisa Scorpius sudah bersekolah?”

“Karena dia adalah pahlawan yang sangat pintar.”

Lalu mengalirlah cerita Draco mengenai pertempuran yang dilakukan dengan Voldemort. Bagaimana Scorpius menaklukkan Voldemort, bagaimana Scorpius membuat Voldemort menjadi butiran debu tak berguna. Aku tak bisa berhenti takjub mendengar semua cerita Draco tentang anak kita. Scorpius sehebat itu?

Lalu, Draco juga bercerita bagaimana cepatnya pertumbuhan Scorpius. Dia sudah bisa melakukan  banyak hal sewaktu bayi. Lalu semakin bertambah umur, semakin hebat pula dirinya.

“Dia hebat seperti dirimu,” kata Draco lalu mengecup pipiku.

“Tidak, dia hebat sepertimu.”

Draco menyubit hidung Hermione, “Dia hebat karena dia anak kita.” tanpa aba-aba, Draco langsung menjatuhkan bibirnya di atas bibirku. Aku membiarkan karena inilah yang aku butuhkan. Ciuman Draco membuat jantungku berdebar begitu kencang dan debaran ini membuat semua ini terasa begitu nyata. Hidupku sungguh sempurna.

****
A/n :
Maksa banget ya? Wkwkwk.

Oke… selesai!!!!!!!
Makasih ya buat yang udah baca dan yang setia baca. Kalian da besssttt.

Pengen deh buat ekstra chapter bagaimana kehidupan Scorpius di Hogwarts. Tapi nggak deh nanti aku malah bikin janji palsu terus. Haha.

Jadi, selesai… akhirnya cerita yang dimulai dari bertahun tahun yang lalu ini sampai ke kata

TAMAT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro