Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 2

"Jam 10 di Cafe Niji? Sesuai aplikasi peta, alamatnya disini... Tapi... "

Gadis berambut perak dengan gaun selutut berwarna biru muda itu menatap bergantian layar tablet dan bangunan yang berdiri kokoh dihadapannya. Beberapa anak kecil berlarian melewati dirinya, tertawa riang dengan suara kanak-kanak mereka.

"Ini... Tempat penitipan anak? " gumam Nathalia dengan dahi berkerut.

Nathalia semakin tak habis pikir, setelah ia secara tidak langsung 'dipaksa' mengikuti program tidak jelas ini, sekarang pun tempat bertemu mereka juga absrak? Nathalia menutup maniknya, berusaha meredam amarahnya yang akan memuncak. Ia ingin menikmati libur kuliahnya di Jepang dengan ditemani hembusan angin musim semi, tapi mengapa susah sekali.

"Permisi. Dengan nona Nathalia Adelle? "

Manik milik Nathalia terbuka, menoleh perlahan menuju asal suara yang memanggil nama lengkapnya. Dengan dramalisir yang entah mengapa menerpa Nathalia, sinar mentari pagi itu seakan menerangi hanya pada paras pemuda dihadapannya. Rambut merah muda miliknya senada dengan latar pohon sakura yang mulai mekar sempurna. Angin menerbangkan pelan rambut merah muda pemuda itu.

Walau kacamata dan masker menghalangi Nathalia untuk melihat parasnya, tapi Nathalia terpaku dengan manik tajam milik pemuda itu. Menatap tajam nan dalam, seakan membawa orang yang menatapnya menuju dimensi yang belum pernah disinggahi.

Nathalia masih terpaku, tenggorokannya seakan tak mau bekerja sama dengan dirinya. Memilih mogok bekerja.

Melihat Nathalia yang tak kunjung memberi respon yang diinginkan. Pemuda berkacamata itu menurunkan maskernya. Kembali membuka suara.

"Nona–"

Segala pencahayaan dan aura berkilauan menghilang dari pandangan Nathalia. Bak tersadar dari ilusi, Nathalia sedikit tersetak. Tawa hampir menyembur dari bibirnya ketika sebuah pesawat kertas menabrak telak kepala pemuda dihadapannya dari sebelah kanan.

Pemuda itu sedikit oleng ke kiri, diam sambil mengelus perlahan bagian kepala yang tertabrak pesawat kertas.

Nathalia rasanya ingin berterima kasih kepada siapa saja yang melemparkan pesawat kertas itu. Karenanya ia terlepas dari ilusi pesona pemuda berambut merah muda itu. Terdengar sedikit jahat memang.

"Maaf, Paman! Pesawatnya nyasar! "

Seorang anak kecil laki-laki menghampiri pemuda itu, memungut pesawat kertas yang terjatuh disamping kaki pemuda itu. Anak laki-laki itu merengut, menatap sedih ujung pesawat kertasnya yang remuk.
"Pesawatnya rusak... " gumamnya dengan nada sedih.

Pemuda berambut merah muda berjongkok, mengadahkan sebelah tangannya menuju anak laki-laki itu.
"Kemarikan. Biar Kakak perbaiki pesawat kertasmu. " ucapnya.

Anak lelaki itu menatap dengan pandangan sedih,
"Benarkah? " tanyanya dengan nada penuh pengharapan.
"Paman bisa memperbaiki pesawat ini? " kembali anak lelaki itu melemparkan pertanyaan, sambil memberikan pesawat kertas yang ia bawa.

Pemuda itu menurunkan masker yang dikenakan, sedikit memberi senyuman pada anak lelaki yang berdiri didepannya. Membongkar cepat lipatan pesawat kertas itu lalu kembali mengulangi bentuk lipatan sama persis seperti semula.

"Ini. "

Anak lelaki itu membolakan mulut sambil menatap berbinar, menerima dengan raut wajah senang pesawat kertas yang disodorkan padanya. Tatapan berbinarnya berganti menatap kearah pemuda yang berjongkok didepannya.

"Terima kasih, paman! "

Pemuda itu menghela napas, tersenyum maklum. Anak itu berlari meninggalkannya, bergabung bermain bersama anak-anak lainnya.

Bangkit dari jongkoknya, ia menatap Nathalia yang diam. Keduanya saling bertatap-tatapan, entah bertukar pikiran atau sedang apa.
Sebelum kegiatan tatap-tatapan itu semakin lama, sebuah suara memecah kesenyapan diantara mereka berdua.

"Senang bisa membimbing dua insan manis seperti kalian berdua. Mohon bantuannya~ "

Keduanya mengerutkan alis, menatap dengan mata memicing dan ekspresi tak bisa dideskripsikan.

"...Tolong jangan tatap aku seakan aku manusia aneh yang mengiring kalian berdua ketempat yang aneh. "

Keduanya semakin memicingkan mata, seakan tak mempercayai perkataan dari orang yang ada dihadapan mereka berdua.

Orang itu menghela napas, memperbaiki ekspresi wajahnya lalu meletakkan dua tangannya disamping badan dengan wajah berseri.

"Perkenalkan, Aku Harita Koushiki. Orang yang akan membimbing kalian menjadi pasangan manis nan serasi! "

Nathalia mendatarkan wajah, menoleh kearah pemuda yang ternyata juga menatapnya. Keduanya kembali menatap dalam diam, lalu melontarkan satu kalimat yang membuat perempuan yang baru saja mengenalkan diri berteriak kesal.

"Dia orang aneh nan gila. "

Tbc

__________________________________

Sssst!

Anteng dulu, ini masih nyicil–
Nanti chap selanjutnya nyusul...
Entah bakal selesai apa enggak dalam beberapa jam sebelum deadline, ahaha...

Betewe kamu debut dulu disini, gak ada ide buat uwumu ama si adeknya Mitsu.

Harita : ...TAK PAPA SELAMA AKU BISA MELI–

/sumpel pake bakbau.

Dasar jiplakan diri dengan spek centil...

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro