Chapter 1
"Email? Dari manager, kah? "
Seorang pemuda berambut merah muda yang baru saja menyelesaikan makan bersama kedua rekan grupnya menatap heran layar ponselnya sambil bergumam. Hampir tak tertangkap indra pendengaran. Ditekannya pop up yang terpampang dilayar ponsel. Dahi yang semula mulus berubah berkerut. Sekali lagi ia menggeserkan jari jempolnya dilayar ponsel dengan dahi semakin berkerut.
Kedua rekan grupnya merasakan perubahan ekspresi dari pemuda berambut merah muda itu. Keduanya saling melirik satu sama lain dengan tatapan heran. Yang berambut abu menggedikkan dagu kearah laki-laki berambut coklat dengan mulut sibuk mengunyah. Yang ditanya hanya menggeleng perlahan dengan raut kebingungan.
"Oi Tenn. Ada apa? " tanya laki-laki berambut abu-abu yang baru selesai mengunyah suapan terakhirnya.
Tenn, tepatnya Kujou Tenn. Center dari grup idol bernama TRIGGER itu hanya membisu, sibuk menggerak mata kekiri dan kekanan dengan beberapa kali menggerakkan jempol keatas dan kebawah.
Laki-laki berambut abu itu menggeram perlahan, merasa kesal karena tak dianggap.
Ia menyenggol pelan lengan teman satu grupnya yang lain. Jika pemuda berambut coklat yang memanggil pasti akan disahuti, pikir pemuda berambut abu itu.
Laki-laki coklat bermanik emas itu menunjuk dirinya sendiri, yang menyenggolnya hanya mengangguk pelan.
Ditatapnya Tenn yang masih mengerutkan dahi,
"Tenn. Ada apa? Email dari manager, ya? " tanyanya.
Hening, tak ada jawaban dari yang ditanya. Laki-laki abu menutup mulutnya yang mengangga dengan dramatis, menatap tak percaya. Segera pemuda abu itu mencengkram erat lengan rekannya yang berambut coklat.
"Kau baru saja diabaikan Tenn?! Ini sungguhan, Ryuu?! " teriaknya seraya menguncangkan badan kekar Ryuu yang meringis lirih.
"Ga-gaku... Sakit... " desis Ryuu dengan mata tertutup sebelah. Gaku masih asyik menguncangkan badan Ryuu dengan ekspresi terkejut yang terlalu dramalisir. Ibu-ibu yang terkejut dengan plot twins dari sinetron ikan terbang yang tidak masuk akal pun tak bisa menandingi raut terkejut Gaku saat ini.
"Ryuu. Aku akan menikah. "
Hening kembali. Seluruh suara di ruang ganti itu lenyap. Tanpa sisa.
Gaku mengebrak meja yang berada dihadapannya. Ryuu melompat, bersamaan dengan piring dan gelas yang melayang beberapa senti melawan gravitasi selama sepersekian detik sebab kuatnya gebrakan meja yang dilakukan Gaku.
"Apa? Kau akan menikah?! Tidak mungkin! " jerit Gaku bak ibu sang tokoh protagonis yang akan meminta restu menggelar pernikahan.
Sepertinya Gaku terlalu banyak menonton drama bersama leader grup sebelah. Belum lagi kemarin ia diminta memainkan sebuah peran 'ibu' oleh Yamato sebagai teman latihan bermain peran. Mungkin jiwa 'ibu' masih melekat erat pada kepribadiannya.
"Kau akan menikah, Tenn? Selamat ya! " ujar Ryuu dengan senyum tipis, aura bahagia memancar dari wajah berserinya.
Tenn ikut mengembangkan senyum, mengangguk pelan.
"Terima kasih, Ryuu. Akan kukirimkan undangan secepatnya padamu. Doakan acaranya berjalan dengan baik. " balas Tenn seraya membereskan barang bawaannya.
"Tentu, Tenn! Restuku selalu bersamamu! "
Tenn terkekeh geli, berdiri dari duduknya lalu berjalan menuju pintu keluar dari ruangan ganti. Sebelah tangan memegang pegangan pintu. Tenn menolehkan kepala, melambai sejenak kepada Ryuu.
Setelah mendapat balasan lambaian dari Ryuu, Tenn memutar pegangan pintu dan menghilang dari pandangan mata.
Sekali lagi gebrakan terdengar, Ryuu kembali melompat. Bonus mengelus pelan dadanya yang berdetak kencang. Gaku bernapas kembang-kembis, alisnya terlihat menukik tajam. Ekspresi marah mendominasi paras rupawannya.
"KAU BELUM MENDAPAT RESTUKU, TENN!!! "
Baiklah. Sepertinya ada seseorang yang akan mengamuk diruangan ganti itu. Atau mungkin sudah?
Suara gebrakan terus terdengar, disusul teriakan tertahan lelaki dewasa. Beberapa staf yang melewati ruangan ganti yang tertutup itu ikut melompat, memasang wajah terkejut dengan mata menatap penasaran pintu coklat yang menghalangi orang mengetahui apa yang sedang terjadi didalamnya.
Selain sukses menjadi seorang 'ibu', Gaku juga sukses mengajak orang disekitarnya melompat seperti tokoh fiksi anak-anak yang terkenal membutuhkan dokter THT dan mengundang umpatan bagi orang dewasa yang menonton kembali animasi tersebut.
'•'
"Akhirnya aku sampai juga... "
Seorang gadis menyeret koper besar miliknya keluar dari bandara. Angin musim semi menerbangkan helaian rambut perak panjangnya. Jari-jari lentik miliknya merapikan sedikit anak rambut yang bertebangan, agar tak menganggu arah pandangannya.
"Biar kulihat sebentar, taksi di jam segini... Hm? "
Kedua alis tebal gadis itu terangkat bersamaan. Sebuah pesan email terlihat dilayar kunci tablet nya. Dengan cepat ia menggeser layar kunci lalu menuju email yang terpampang jelas di notifikasi layar. Berpikir jika ada tugas mendadak dari dosennya. Sedikit tak masuk akal bila dosennya memberi tugas ditengah libur seperti ini, tapi mengecek segera juga tidak ada masalah.
Setelahnya sebuah email lumayan panjang terpampang jelas dilayar tablet milik gadis berambut perak itu. Sadar jika ia masih didepan pintu masuk bandara, segera gadis itu berjalan menjauh. Mencari tempat duduk yang tersedia disekitar bandara.
Setelah mendudukkan diri, kembali gadis itu menatap layar. Membaca dengan pelan isi dari email yang masuk.
"Kepada yang terhormat, Nona Nathalia Adelle. Dengan hormat, sehubungan dengan peraturan baru yang dikeluarkan oleh pemerintah Jepang. Anda ditunjuk sebagai peserta uji coba sebuah program bernama married or no. Kami melampirkan biodata beserta pas foto calon pasangan anda. Tentang pertemuan anda dengan calon pasangan anda, akan kami infokan dalam waktu dekat. "
Nathalia terdiam, memijit perlahan dahinya yang berdenyut perlahan. Ia ingin mencari ketenangan dengan pulang ke negara asalnya namun harus dihadapkan peraturan yang menurutnya lumayan konyol? Demi tuhan, harusnya ia tidak pulang saja.
Nathalia kembali melanjutkan membaca email tersebut. Menggeser layar dan menemukan sebuah biodata pemuda berambut merah muda dengan manik senada warna rambutnya. Manik mata tajam bak kucing namun versi lebih lembut?
Nathalia menggeleng perlahan, sekilas matanya menatap nama yang tertulis jelas di biodata itu.
"Kujou Tenn? " gumamnya perlahan dengan rambut peraknya yang kembali dihembuskan angin musim semi.
Tbc
______________________________________
Chapter perdana... Kepada emaknya Mbak Nathalia... Mohon maaf jika disini Enthor gak bisa mengeluarkan aura keanggunan seorang Nathalia Adelle :""))
Terima kasih telah membaca, dan mohon nantikan chapter selanjutnya~
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro