Quality Time
"Yosh! Makan siangnya sudah siap!"
Kau berseru senang seraya menatap berbagai menu yang tersaji di meja makan.
"Arashi-kun kemana? Apakah dia marah karena aku mengusirnya dari dapur?" Kau bergumam ketika merasa suasananya terlalu sepi. Tadi Arashi memang membantumu di dapur, tapi dibanding membantu, yang Arashi lakukan justru malah mengganggumu memasak dengan segala tingkah yang dia lakukan.
Peluk sana, peluk sini. Cium sana, cium sini.
Kau bahkan sampai memarahinya ketika masakanmu hampir gosong karena kau malah terbawa suasana.
Entah kenapa, sejak kalian menikah kau mulai menemukan sifat Arashi yang tidak kau duga sebelumnya.
Sifatnya yang manja, kekanak-kanakan, dan juga .... mesum.
Oke, yang terakhir adalah sifat alami laki-laki. Apalagi dia adalah suamimu sekarang, jadi kau rasa itu tidak masalah.
Baiklah, lupakan masalah itu. Sekarang saatnya kau mencari keberadaan Arashi.
Setelah mencuci tangan, kau berjalan ke ruang tamu dan kau menemukannya disana. Suamimu itu tengah tertidur dengan posisi tengkurap di atas sofa.
Hari ini Arashi memang tidak ada jadwal apa pun. Entah itu pemotretan, maupun syuting iklan. Kau senang karena akhirnya kau bisa menghabiskan waktu dengan suamimu sepanjang hari. Jujur saja, kau merasa kesepian setiap kali Arashi pergi bekerja hingga mau tak mau meninggalkanmu sendirian di apartemen.
Karena alasan itu pula lah, baik Ibumu maupun Ibu Arashi mendesak kalian untuk segera memiliki bayi hingga apartemen yang kalian tempati tidak akan terasa sepi lagi.
Oh, ayolah. Memangnya membuat bayi semudah membuat pancake strawberry? Lagipula, Arashi sibuk akhir-akhir ini. Tak jarang dia pulang disaat kau sudah terbang ke alam mimpi.
Kalian sudah sepakat bahwa tidak akan terlalu memusingkan masalah anak. Jika Tuhan memberikannya dalam waktu dekat, kalian akan menyambutnya dengan senang hati. Tapi jika sebaliknya, kau rasa tidak ada salahnya untuk menikmati masa-masa indah kalian berdua saat ini.
Kau berjongkok saat tiba di tempat Arashi. Tanganmu terangkat untuk mengelus kepalanya yangg terkulai di atas bantal sofa.
"Dia tertidur sangat lelap. Mungkin ada baiknya jika aku tidak membangunkannya sekarang. Aku bisa menghangatkan makanannya lagi nanti." Ucapmu pelan.
Kau lalu memilih untuk membereskan ruang tamu. Ketika kau melipat koran dan menaruhnya di atas meja, tiba-tiba sebuah tangan meraih tanganmu dan menarikmu hingga kau terduduk di sofa. Tepat di depan Arashi yang sudah membuka matanya.
"Ya ampun, istriku rajin sekali~"
Kau melirik Arashi ketika dia memelukmu dari belakang, "Sejak kapan kau bangun?"
"Sejak awal aku tidak tidur, [Name]-chan~" Jawabnya tanpa beban.
"Jadi kau hanya pura-pura?" Kau merengut menatapnya, "Menyebalkan sekali."
Arashi terkekeh dan meletakkan dagunya di bahumu. "Kau sudah selesai?"
"Selesai apa?"
"Selesai selingkuh dengan alat-alat dapur itu~"
Kau mencibir, "Kau pikir aku orang gila? Lebih baik aku selingkuh dengan pria tampan dari pada pada selingkuh dengan wajan."
"Eeehh? [Name]-chan mulai nakal ya?~ Baiklah. Karena kau berniat selingkuh dariku, maka kau harus dapat hukuman~"
"Kyaaaaa!!!"
Kau menjerit saat tanpa aba-aba Arashi menggelitikimu yang kini sudah terbaring di atas sofa.
"Haha .. Arashi-kun hentikan... Hahaha... Baiklah, aku minta maaf... Haha... Aku hanya bercanda. Tolong hentikan. Nanti aku tidak nafsu makan jika kau terus menggetikiku seperti ini." Kau berkata di sela tawamu.
Arashi berhenti menggelitikimu, namun dia belum beranjak dari posisinya. Sebaliknya, suamimu itu malah semakin merendahkan wajahnya hingga kau bisa merasakan hembusan napasnya di wajahmu.
CHU ~
Satu kecupan Arashi berikan pada bibirmu sebelum dia menjauhkan wajahnya.
"Ayo kita makan. Aku sudah lapar. Jangan sampai kau yang aku makan di sini."
Kau mengerjap beberapa kali. Segera saja, kau bangun dari sofa dan berjalan cepat ke dapur, "Mesum!" Teriakmu dengan wajah yang bersemu.
Arashi tertawa dan berjalan menyusulmu,
"Hanya padamu, [Name]-chan~"
# Quality Time -end#
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro