Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bagian 7

Dear mantan, Ketahuilah bahwa kasih sayang itu adalah memperjuangan selagi masih ada kesempatan. Bukan memohon saat semuanya sudah terlambat.

Happy reading 😎
Vote dan commentnya boleh donk 😎
0_0

Bagaimana tingkah kalian jika mantan yang membuat kita gagal move on terus saja menatap kita semenjak tadi penuh cinta untuk balikan? Itulah yang kini Fara rasakan. Wajahnya merah menahan gejolak di dada karena terus ditatap oleh Aga sepanjang pelajaran berlangsung.

Aga menopang kepala dengan satu tangan, memiringkan kepala menatap lekat ke arah Fara.
Fara membuka bukunya, membuat pagar dengan buku yang terbuka, agar Aga tidak bisa melihat wajahnya dari samping. Fara sudah tidak kuat ditatap sedemikian rupa oleh Aga. Lama-lama Fara bisa meleleh jika terus ditatap oleh Aga.

Aga menarik buku yang dijadikan pagar oleh Fara. Menyembunyikan buku Fara ke dalam laci mejanya.
"Jangan ditutupi Far, ntar gue gak bisa liatin wajah cantik lo," ucap Aga setengah berbisik agar tidak terdengar oleh guru yang tengah menggajar di kelasnya.

"Aga! Ini lagi pelajaran, lo hadapnya ke depan, perhatiin pak Agung biar lo paham," titah Fara memberanikan diri menatap Aga.

Aga mengulum senyum tipis. Senyum maut yang membuat Fara tersipu.

"Ngebosenin Far, mending liat wajah lo yang gak bakal bikin gue bosen sedetik pun," goda Aga dengan seringaian khasnya.

Fara meneguk salivanya  dengan susah payah. Aga benar-benar pintar membuat Fara semakin salah tingkah. Hanya Aga yang bisa membuat Fara terlahir sebagai orang idiot, hanya Aga yang berhasil membuat degup jantung Fara berdetak lebih cepat dari normal, hanya Aga yang mampu membuat wajah Fara memanas hanya dengan ucapan gombal Aga yang sebenarnya sangat receh.

"Aga!" cicit Fara.
Aga terkekeh lirih sembari mengusap puncak kepala Fara yang semakin membuat Fara salah tingkah.

"Fara! Silahkan kerjakan soal di papan tulis!" Suara Pak Agung membuat Fara tersentak kaget.

Fara menelan salivanya susah payah, melihat soal Fisika yang tertera di papan tulis. Ini bagaikan mimpi buruk bagi Fara. Ia tak tahu apapun tentang soal yang tertera di sana. Sejak pelajaran pak Agung dimulai, Fara tak memperhatikannya karena Aga yang terus saja mengganggu pikirannya.

"Fara! Cepat kerjakan, sedari tadi bapak perhatikan kamu gusrak-gusruk sendiri," ucap Pak Agung kembali.

Tanpa sadar Fara meraih tangan Aga yang tergeletak santai di meja. Meremasnya dengan kuat-kuat.

Fara takut jika ia akan mendapatkan semprotan dari pak Agung jika ia tak bisa mengerjakan soal yang diberikan pak Agung. Ia tak bisa membayangkan bagaimana wajah pak Agung yang murka. Saat tidak marah saja wajah pak Agung lebih menyeramkan dari ketemu begal di jalanan sepi.

"Maju aja, nanti gue bantu kok. Lo tenang aja, i'll be there for you," gumam Aga setengah berbisik.

Fara menganggukan kepala. Ia melepas genggamannya di tangan  Aga. Menghela napas sekali lantas bangkit dari duduknya. Fara mengayunkan kedua kakinya perlahan menuju papun tulis.

"Makanya jangan pacaran kalau lagi pelajaran," ejek Lena saat Fara melintasi Lena.
Fara mendengkus kesal, yang namanya teman memang suka kayak gini.

Fara meraih spidol yang tergeletak di meja guru. Tangannya bergetar, sekujur tubuhnya terasa dingin.

Ia berdiri menghadap papan tulis yang berisi soal yang diberikan pak Agung. Fara menoleh ke belakang, menatap teman-temannya yang cekikikan dan lega karena terbebas dari soal mematikan dari pak Agung.

"Sialan," batin Fara kesal dengan mereka yang ngakunya teman malah seneng saat Fara dalam kesusahan.

Sementara pak Agung mulai memperhatikan Fara. Fara semakin ngeri saat menatap sekilas ke arah pak Agung.
"Ini maksudnya apa sih?" gumam Fara dalam hati sesaat setelah selesai membaca soal pak Agung.
Tangannya bergerak pelan untuk menulis sesuatu di papan tulis.

Aga merapikan dasi yang menggantung di kerahnya. Ia bangkit berdiri.

"Pak! Boleh saya bantu Fara mengerjakan soal dari bapak?" Tanya Aga menatap pak Agung dengan senyum tipisnya. Ketegangan Fara sedikit berkurang. Setidaknya ada seseorang yang mau membantunya. Apalagi yang membantu adalah Aga, bintang kelas XII.IPA 1. Tak bisa dipungkiri bahwa Aga memiliki otak cemerlang. Sejak kelas sepuluh, Aga selalu menyabet juara pertama di kelas.

"Boleh, silakan Aga," pak Agung mempersilakan Aga untuk membantu Fara.

"Yeuh mantan kalau masih disayang ya gini nih!" seru Bayu saat Aga mulai berjalan menghampiri Fara yang mencengkeram erat rok yang ia kenakan.

Aga melambaikan tangan ke arah teman-temannya yang bersorak ria.

"Ciyee!" Sorak seisi kelas menggoda Aga dan Fara ketika Aga sudah berdiri di samping Fara. 
Fara menundukkan kepala menyembunyikan wajahnya yang merona sementara Aga dengan santainya melambaikan tangan kembali, layaknya artis yang tengah naik daun menyapa fansnya.

"Huuuuu,"sorak seisi kelas. Pak Agung menatap horor ke arah murid-muridnya membuat semua muridnya menelan saliva dengan payah.

Suara riuh berubah menjadi hening.

Hanya suara degup jantung yang berbunyi.

"Masa soal kayak gini aja gak bisa sih Far?"ejek Aga yang berdiri dengan jarak selangkah di samping Fara.

"Otak gue beda sama otak lo, Ga. Lo mah enak dikaruniai otak encer" sahut Fara lirih agar pak Agung tidak mendengar ucapannya.

"Itulah kenapa manusia ditakdirkan untuk saling mencintai, supaya saling mengisi kekurangan. Berarti lo emang jodoh gue, Fara. Pinter sama yang kurang pinter," bisik Aga. Seketika Fara merasakan pipinya memanas.

Aga meraih spidol di tangan Fara, matanya menatap lekat kearah papan tulis. Butuh waktu beberapa saat bagi Aga untuk membaca dan memahami soal. Tidak begitu sulit bagi Aga untuk mengerjakan soal itu.

"Soal ini mudah dipahami, lebih sulit buat mahami apalagi milikin hati lo kembali," bisik Aga
Teman-temannya di belakang hanya geleng-geleng kepala dengan sikap Aga yang melebihi saat mereka pacaran.

Aga segera mengerjakan soal dengan sungguh-sungguh agar jawabannya tepat dan bisa membebaskan Fara dari kekejaman pak Agung. Fara hanya menatap semakin kagum saat tangan Aga mulai bergerak lincah di papan tulis.

"Bagaimana pak? Apa jawaban saya sudah benar?" tanya Aga setelah selesai mengerjakan soal.

Pak Agung berdiri, menghampiri Fara dan Aga. Ia mulai mengoreksi jawaban Aga.

"Tepat sekali," ucapan pak Agung membuat Aga tersenyum bangga dan Fara menghela napas penuh kelegaan. Akhirnya ia bisa terbebas dari pak Agung.

"Fara! Kamu harus banyak belajar dari Aga, kalau perlu kamu selamanya duduk disamping Aga, biar kamu bisa minta tolong kalau kamu kesulitan," saran pak Agung.
Fara mendelik ke arah lantai.

Mana mungkin jika ia harus mendelik ke arah pak Agung, yang ada Fara mendapatkan sesuatu yang bakal menjadi mimpi buruk selamanya.

"Duduk bareng? Sekalian aja pak, suruh kita duduk di pelaminan," batin Fara.

"Duduk sama Aga selamanya yang ada saya bisa gila pak! "teriak Fara dalam hati.

"Ide yang bagus pak! Saya setuju dengan ide bapak, saya juga kasihan dengan Fara yang sepertinya sulit memahami setiap materi, mungkin nanti saya bisa membantunya, sekalian saya akan mengajari Fara gimana caranya membuka hati kembali untuk mantan," ucap Aga santai. Sontak Fara menoleh, memaksa senyum ke arah Aga yang baru saja mengedipkan matanya menggoda kearah Fara.

Fara menarik dasi yang menggantung di leher Aga membuat dasi Aga terasa mencekik.
"Fara!" tegur pak Agung yang melihat kelakuan jahil Fara.
Fara tersenyum kikuk menatap pak Agung. Tangannya menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"Biasa pak. Fara emang suka kayak gini, caper sama saya jadi pake acara ber tingkah laku aneh sama saya, tapi sebenernya sayang kok," ucapan Aga sukses membuat Fara merutuki dirinya sendiri dan teman-temannya mengeluarkan kata 'ciye' pada Aga dan Fara.

Andai yang mengucapkan tadi bukan Aga si bintang kelas, sudah pasti akan mendapatkan omelan dari pak Agung. Berhubung Aga masuk murid kesayangannya, Pak Agung tidak menegur Aga.

"Iya sudah kalian bisa duduk kembali," titah pak Agung.
Aga dan Fara mengangguk patuh lantas kembali ke tempat duduk mereka.

"Sekarang kerjakan soal nomor satu sampai dua puluh yang ada di halaman seratus. Kerjakan di buku tugas dan kumpulkan paling lambat setelah jam istirahat kedua," ucap pak Agung tak terbantahkan.

"Gila," gumam Fara secara refleks.
Aga mengusap punggung tangan Fara.

"Gak usah panik, ada gue kok. Nanti kita kerjain bareng-bareng Far,"ucap Aga yang sukses menaikan level kebaperan Fara. Fara sudah baper dan semakin ditambah baper oleh Aga.

"Apaan sih ga," sinis Fara pura-pura kesal untuk menyembunyikan  kegugupannya.

Gimana gak gugup? Kalau dibaperin mantan terus.

"Belajar yang bener donk Far! Biar nanti kalau gue sibuk kerja, anak-anak kita nanti ada yang ngajarin pas belajar. Kan gue kerja juga buat lo sama anak-anak kita nanti. Makanya lo harus jadi istri dan ibu yang pinter," ucap Aga ngelantur. Fara menggeleng pelan.

"Kan bisa sewa guru les privat Ga, pelit amat jadi suami, manjain istri kek," protes Fara.

"Biar hemat Far, entar kalau pake guru les privat yang ada lo gak ada kerjaan di rumah. Gue kerja lo asyik belanja," gurau Aga sambil menahan senyumnya.

Aga yakin Fara tidak menyadari apa yang menjadi bahan pembicaraan mereka. Membahas masa depan sama mantan.

"Enggak lah, gue juga pengen kerja. Bantu lo cari nafkah, jadi rencananya uang dari hasil kerja lo buat mencukupi kebutuhan kita sehari-hari, terus nanti uang hasil gue bisa ditabung buat jaga-jaga,"
Aga semakin menahan senyum nya mendengar penuturan Fara.

Fix, Fara masih belum sadar.

"Pinter banget sih lo Far, calon istri idaman gue banget, mama pasti seneng banget deh kalau gue bawain calon menantu kayak lo,"

Fara semakin tersipu malu, namun saat menahan malunya ia tiba-tiba teringat sesuatu.

Mengingat kembali apa yang ia katakan. Ia baru sadar dengan ucapannya.
"Ah bego! Bego! Mulut siapa sih?" Kesal Fara dalam hati.

Mulutnya ia tutup rapat-rapat dengan kedua tangannya. Ia menoleh menatap Aga yang tengah menopang kepala menatapnya sambil tersenyum miring.

"Tadi typo ga, serius deh,"ucap Fara dengan muka begitu polos.

Aga mencolek dagu Fara sekali.
"Beneran juga gak papa kok. Ada baiknya kita mempersiapkan masa depan sejak dini biar masa depan dan rumah tangga kita akan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah,"

"Aamiin,"ucap Fara tanpa sadar.
Aga terkekeh dan semakin gemas dengan Fara, sementara Fara merutuki mulutnya yang suka seperti ini.

Aga dan Fara hubungannya apa sih? Mantan kok bahas masa depan.

Tbc
Sampai ketemu hari Senin 😎
SitiUmrotun

Berani sebutin nama mantan? Plak, abaikan.

Me: Justin Bieber, Alvaro Mel, Cameron Dallas, Shawn Mendes, all member EXO, all member BTS, Boy William, Mario Maurer, Natcha Jantapan, Mike D Angelo, Julian Jacob, Kao Jirayu, dan mantan yang lain yang namanya tidak bisa aku sebut satu-satu.

Hastag pamer mantan 😁😎

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro