Bagian 12
Jangan buat gue terlalu berharap pada perasaan yang akhirnya cuma buat gue kecewa.
Dear Mantan dan semua calon gebetan.
**
Happy reading 😎
Aga berdiri bersama teman-teman cowok sekelasnya yang mengenakan topi yang sama dengannya, bertuliskan nama CD Wanita dan di bawah tulisan CD Wanita ada sebuah logo yang menggambarkan geng mereka.
"Eh Ga! Lo yang wakilin kelas kita yah, gue sama yang lainnya udah capek," titah Ricky pada Aga. Saat ini akan berlangsung pertandingan memasukan paku kedalam botol. Ricky dan yang lain bukannya capek, hanya saja mereka malas untuk mengikuti lomba semacam itu, terlalu alay menurut mereka.
"Iya, lo santai aja. Entar semua lomba biar gue yang ikut kalau lo pada gak mau, bilang aja kalau kalian males kan? Pakai alesan capek," gerutu Aga.
Ricky hanya terkekeh pelan mendengar suara Aga yang terdengar seperti merajuk.
"Baiklah, pertandingan selanjutnya adalah antara kelas XII IPA dan XII IPS, perwakilan kelas XII IPA dan IPS dimohon menuju tengah lapang," ucap salah satu anak OSIS yang ditunjuk sebagai penanggung jawab pertandingan tersebut.
Aga dengan sengaja mengacak rambutnya sebelum maju ke tengah lapangan.
Sorakan heboh para supporter terdengar jelas, apalagi saat Aga menuju ke tengah lapangan dengan gaya tatanan rambut amburadul yang membuatnya semakin tampan.
Tanpa sengaja, pandangan Aga bertemu dengan pandangan Fara yang berdiri tak jauh dari hadapannya. Aga salah tingkah sendiri saat melihat cengiran cantik Fara.
Aga menatap Fara cukup lama, ia baru mengalihkan pandangan dari Fara saat seorang anggota OSIS mengikatkan tali rafia di pinggang Aga dengan satu paku yang ada di ujung rafia.
"Fara!" panggil Aga cukup keras yang membuat semuanya mampu mendengar panggilan Aga untuk Fara.
"Sekarang gue bakal ikut lomba masukin paku ke botol, beberapa tahun mendatang gue janji bakal masukin cincin ke jari manis lo kok. Lo siap nunggu gue sukses gak?" tanya Aga yang langsung mengundang kehebohan para cewek yang mendengarnya. Mereka merasa iri dengan Fara.
Fara tersenyum, menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya agar tak ada yang melihat rona merah di pipinya. Ia benar-benar malu sekaligus baper dengan ucapan Aga barusan. Tingkat kebaperannya sudah sampai di level paling atas.
Aga terkekeh geli saat melihat Fara yang tengah menutup wajahnya.
Pertandingan di mulai, suara sorak menyemangati peserta lomba terdengar bersahutan. Aga bersorak bangga saat ia berhasil keluar sebagai pemenang di babak ini dan lanjut ke babak berikutnya.
Aga berlari ke tepi lapangan dan memposisikan dirinya di samping Fara. Bukan hanya Fara yang grogi, Aga juga sebenarnya grogi, grogi banget malah. Hanya saja Aga bisa mengendalikan diri untuk bersikap biasa saja saat di dekat Fara.
"Apaan sih Ga? Ko ngeliatin gue terus," tanya Fara yang risih karena sedari tadi Aga fokus menatap ke arahnya. Ditatap mantan yang masih disayang rasanya bukan sekedar grogi, lebih dari grogi. Pengen nyemplung sumur.
"Salahin kenapa lo cantik, jangan salahin gue yang liatin lo mulu," bisik Aga yang membuat kupu-kupu di perut Fara bubar, berterbangan di perut.
"Apasih, ngaco lo. Liatin yang lomba aja!" Fara mendorong wajah Aga agar tidak menatapnya.
Aga tersenyum tipis, meraih tangan Fara yang mendorong wajahnya. Digenggamnya dengan erat tangan Fara oleh tangan Aga.
Aga menunduk, mendekatkan bibirnya ke telinga Fara.
"Begini lebih baik Far, biar ingat kenangan manis dulu," bisik Aga.
Fara menarik paksa tangannya dari Aga. Sorot matanya tajam menatap ke arah Aga, "Hal manis yang pernah kita lewati emang sudah selayaknya kita kenang, tapi bukan berarti kita harus memaksa itu semua terulang kembali Ga," ujar Fara lalu meninggalkan Aga yang masih meresapi kata-kata yang dikeluarkan Fara barusan.
Aga menatap kepergian Fara. Tangannya terkepal kuat saat melihat Fara berdiri di samping Reza. Mereka mulai asyik tertawa. Dapat di lihat dengan jelas oleh Aga, Fara sesekali melirik ke arah Aga.
Aga hanya bisa menghela nafas kasar, ia tidak bisa melakukan apapun jika sudah seperti ini.
Aga berjalan ke tengah lapangan saat pertandingan memasukan paku ke dalam botol memasuki babak final.
Ia tak bersemangat untuk mengikuti perlombaan, untuk saat ini bukan perlombaan seperti ini yang ingin Aga ikuti.
Andai saja ada lomba balapan halalin mantan atau nangisin mantan yang sepertinya udah ada gebetan baru atau lomba balikan, pasti Aga akan mendaftar paling awal dan memenangkan perlombaan itu. Aga yakin pasti bisa menang, apalagi kalau Fara yang di perjuangin.
"Aga!" seru Fara di ujung lapangan, Fara melambaikan tangan ke arah Aga dengan senyum manis yang langsung mengalihkan dunia Aga.
"Semangat! Jangan cuma semangat kalau ngajak balikan doank!" seru Fara diikuti kekehan Fara yang terdengar menggelikan di telinga Aga.
Aga sendiri merasa mendapatkan suplay energi kembali. Aga harus bisa membuktikan pada sang Mantan, ia pasti bisa menengkan perlombaan apapun.
Perlombaan dimulai, Aga konsentrasi penuh memasukan paku ke dalam botol. Butuh konsentrasi dan kesabaran penuh untuk bisa menang.
Aga loncat-loncat kegirangan saat ia berhasil memasukan paku ke dalam botol paling awal dibandingkan yang lain, itu artinya Aga dinobatkan sebagai pemenang di susul oleh Aldi dari kelas XI.IPS 2 dan pemenang ketiga dinobatkan pada Surya kelas XI.IPS.4
Aga berlari mendekat ke arah Fara. Ia menyelinap di antara Fara dan Reza.
"Kurang apa gue Far? Lomba masukin paku ke dalam botol aja gue menang. Buat masukin cincin ke jari lo gak perlu diraguin lagi kan?" tanya Aga dengan nada bercanda.
Nada bicara yang tidak Fara sukai. Nada itulah yang membuat semuanya terasa diambang antara ada dan tiada, antara serius dan bercanda. Fara butuh perkataan Aga dengan nada serius, bukan bercanda yang mengubah persepsi Fara.
"Gak ada yang kurang dari lo. Cuma lo lebih baik tanya sama diri lo sendiri, semua yang lo ucapin serius gak? Gue cewek Ga, butuh kepastian!" ujar Fara lalu berlari.
"Fara! Mau kemana?" seru Aga yang tidak di gubris oleh Fara. Fara terus saja berlari meninggalkan Aga.
Reza yang berdiri di samping Aga hanya tertawa jahat.
"Ngapain lo ketawa? Minta disleding lo?"ketus Aga.
"Mulut Lo, ya? Belum pernah dijedotin papa ke tiang listrik emang," sahut Reza enteng.
Aga menggertakan bibirnya kesal. Dengan jahil, Aga menggosok ketek nya, kebetulan ia memakai kaos basket tanpa lengam hingga sangat mudah baginya untuk meraih keteknya.
"Makan nih ketek gue!" gemas Aga membasuh wajah Reza dengan telapak tangannya yang digunakan menggosok ketiak tadi.
"Dasar titisan kingkong lo Ga!" Geram Reza menggosok hidungnya yang baru saja merasakan bau yang sangat tidak enak.
Tawa Aga pecah melihat ekspresi wajah Reza yang seperti orang yang baru saja di cabuli.
**
Semua siswa berkumpul mengelilingi lapangan untuk menjadi supporter pertandingan final futsal putri antara kelas XII.IPA.1 melawan XII.IPA.2. Suara riuh sorak sorai penuh semangat terdengar sejak tadi.
Aga tersenyum bangga karena Fara dan tim nya berhasil sampai ke babak final. Mereka berdiri dengan jarak cukup jauh namun saling bertatapan.
Aga berlari menghampiri Fara.
"Capek banget yah? Main dari tadi, ini yang terakhir kok, tetap semangat yah, mantan!" ucap Aga pada Fara yang membuat Fara tersipu-sipu.
"Ciyeeee!" sorakan penuh goda terdengar nyaring ditujukan untuk Aga dan Fara tentunya.
"Gue gak disemangatin ga?" goda Putri.
"Cuma Fara aja nih?" sambung Lena.
"Jelas! Fara beda sama lo pada, Fara tuh paket khususon buat Aga," sahut Aga santai.
Fara menyenggol lengan Aga untuk menghentikan celotehan Aga.
"Ga! Kalau kelas kita kalah, gue pastiin lo gak bisa balikan sama Fara," ancam Lena dengan nada serius.
Kedua alis Aga saling bertautan. Ia heran dengan Lena yang mengancamnya. Aga bukan siapa-siapa dalam pertandingan ini, ia hanya kebetulan ditunjuk sebagai wasit yang mengawasi jalannya pertandingan. Mana mungkin aga bisa memastikan Fara yang menang. Menang tidaknya itu tergantung dari pemain, bukan dari wasit.
"Lah lo kok gitu Len, tega amat lo," kesal Aga.
"Yeu suka-suka gue. Lo kan wasit, lo cari ide deh biar nanti tim kita dapat kesempatan tendangan pinalti. Pokoknya pinter-pinternya lo deh buat cari kesempatan buat kita menang," ujar Lena dengan senyum penuh arti.
Fara mengulurkan tangannya mengusap lengan Aga dengan pelan.
"Kita yang jalanin hubungan itu nantinya, balikan atau enggaknya itu tergantung sama kita, bukan mereka," icap Fara yang langsung membuat Aga mengembangkan senyum penuh kebahagiaan.
"Gak salah nantinya kalau gue minta lo buat mulai kisah kita yang sempat kandas. Lo emang wanita terhebat. Gemes deh sama lo, jadi pengen cium ehh maksudnya pengen cubit," gemas Aga menarik ujung hidung Fara diikuti kekehannya menatap wajah Fara.
"Ga! Tangan lo bau apaan dah? Kecut-kecut gimana gitu," protes Fara setelah Aga melepaskan cubitan manja di hidung Fara.
Aga terkekeh geli, ia lantas mendekatkan telapak tangannya ke hidung untuk memastikan aroma apa yang melekat di telapak tangannya.
Aga hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat mengingat itu adalah aroma ketiaknya.
^^
Tbc
Sampai jumpa hari Senin🎉🎉🎉
❤SitiUmrotun
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro