Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 14 - BEM -

Setelah menyelesaikan Ekonom, aku pikir, aku bisa tenang sembari menunggu hari senin. Hari dimana aku turun kuliah untuk pertama kali. Tapi ternyata, sebuah pesan masuk ke ponselku mengabarkan bahwa lusa akan ada acara yang diselenggarakan oleh BEM. Acara yang sudah jauh-jauh hari kudaftar.

BEM FEB'15

Hallo semua, jangan lupa ya hari sabtu kita ada acara Dare to be. Acaranya mulai pukul 10 dan berlokasi di lantai tiga gedung dekanat.

Ditunggu kedatangannya!.

Tanpa sadar, aku sudah menghembuskan nafasku dengan kasar setelah membaca pesan itu. Sungguh, aku lupa sudah mendaftarnya sehingga aku pun menghubungi Feni untuk memberitahunya.

Wanita itu tidak ambil pusing dan mengiakan ucapanku untuk ikut hadir dalam acara tersebut. Lagi pula, kami memiliki waktu luang sehingga tidak ada yang perlu untuk dikhawatirkan.

Sabtu pagi, tepatnya pukul sembilan. Feni sudah berada di rumahku, wanita itu sudah jelas tau, jika kita punya jadwal pukul 10. Kita harus pergi pukul 9.

Pakaian yang aku gunakan hanyalah sebuah kemeja dengan celana jeans. Kegiatan kali ini begitu menarik menurutku karena ada banyak games yang akan dilakukan.

Aku memasuki lantai 3 yang ku pakai untuk ospek kemarin dan dan sudah ada banyak orang di dalam sana. Kami kemudian dibagi dalam beberapa kelompok. Sayangnya aku tidak bersama dengan Feni. Sahabatku itu mendapat kelompok 5 dan aku mendapat kelompok 1.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh ketua BEM, ketua BEM kami saat ini adalah Kak Firza. Kakak tingkat tampan yang ternyata nyaris lulus. Namun tetap, memimpin acara ini.

Aku terpukau dengan pembawaannya karena dia sangat murah senyum juga cara bicaranya yang begitu sopan.

Setelahnya kami digabung sesuai kelompok masing-masing. Aku kemudian bertemu dengan teman-teman sekelompokku.

Ada 3 laki-laki dan 4 perempuan termasuk aku.

"Hai semua," sapaku dengan ramah.

"Hai juga," jawab mereka serempak.

"Kenalin ya, nama aku Deena."

"Nama aku Fara." ucap seseorang wanita cantik yang sepertinya campuran. Wajahnya benar-benar cantik dan aku mengakuinya.

"Kalau aku, Caca."

Wanita di samping Fara pun ikut memperkenalkan diri.

"Aku Faiz," ucap pria di hadapanku.

"Kalau aku Resky."

"Aku Imam."

"Aku Illa."

Semua sudah memperkenalkan diri, akhirnya aku mengenal mereka satu persatu. Namun, aku kurang yakin akan mengingat nama mereka.

Sepertinya biasa, saat pertama pasti akan begini. Kaku dan aneh. Namun, aku memakluminya.

Saat acara benar-benar dimulai. Seseorang pria pun naik ke atas panggung dan ternyata pria itu adalah mahasiswa dari universitas ibukota.

"Hallo semua, adik-adik. Kita mulai ya, acaranya," ucap pria itu dengan semangat.

Acara kemudian semakin meriah saat mahasiswa dari universitas lain itu berbicara. Dia sungguh aktif dengan mengajak peserta untul ikut dalam pembahasannya.

Bahkan pria itu mendatangi kami masing-masing untuk bertanya langsung.

Pembahasannya pun cukup dimengerti dan hal itu lagi-lagi membuatku terpukau.

Pukul 12 siang, akhirnya kami istirahat. Seperti sebelumnya, kami diberi kotakan makanan yang cukup lezat. Isinya ayam bakar juga nasi putih bahkan kami diberi sebuah aqua botol bukannya aqua gelas.

Aku duduk bersama dengan Feni, menjauh dari teman-teman sekelompokku.

"Gimana kelompok kamu?" tanyaku dengan penuh penasaran.

"Nggak asik," jawab Feni singkat.

Jelas terlihat dari wajah wanita itu bahwa dia tidak suka dengan kelompoknya. Namun, kita tidak bisa memilih mau dengan siapa kita satu kelompok.

"Kelompok kamu yang mana?" tanya Feni sembari memperhatikanku makan.

Aku berhenti makan dan menunjuk 6 orang teman satu kelompokku.

"Wih ada yang ganteng tuh," goda Feni yang langsung membuatmu memukul pahanya.

Kini kami tengah duduk lesehan bahkan sejak datang tadi kami duduk lesehan sama seperti saat Ekonom dulu.

Satu jam berlalu, kami pun akhirnya kembali ke acara. Duduk bersama dengan kelompok kami masing-masing.

"Nah adik-adik. Kita mulai gamesnya ya. Yuk, pada pendamping ditemenin adik2nya."

Seorang wanita kemudian mendekat ke arah kami dan memberi kami sebuah nampan juga telur.

"Nah kalian pikirin ya, gimana caranya ini telur harus berada di tengah. Pokoknya kalau sudah kasih tau kakak."

Kami pun bingung harus seperti apa dan beberapa di antara kami pun mulai mencoba melakukan banyak hal. Namun sayang tidak berhasil.

"Gimana nih?"

"Aku juga bingung," jawabku pelan.

Kami memperhatikan sekitar dan ternyata belum ada yang berhasil. Sepertinya memang permainan ini agak susah atau malah memang sangat susah.

"Yah!"

Sebuah teriakan terdengar di telingaku. Aku pun mencari sumbernya dan ku temuilah. Sebuah kelompok ternyata memecahkan telur yang mereka pakai dan mengotori lantai.

"Udah nggak papa," ucap Kakak tingkat yang menjadi pendampingnya.

"Telur lagi ya, satu," ucap kakak tingkat itu lagi sembari mengangkat tangannya ke teman-temannya yang berada di ujung.

Tak lama kemudian, telur tersebut diganti dengan telur baru dan mereka kembali melakukan permainan tersebut.

"Kayanya kita nyerah aja deh," ucap Illa dengan wajah sedih.

Beberapa menit kemudian, waktu pun habis dan ternyata tak satupun kelompok yang bisa berhasil melakukan permainan ini.

Aku cukup sedih. Namun juga bahagia, karena setidaknya bukan hanya kelompokku yang kalah. Tetapi, semuanya.

Kami pun kembali ke acara, duduk rapi dan mendengar arahan dari kakak tingkat yang memandu acara.

"Yah, sayang banget ya enggak ada yang menang. Tapi, enggak papa. Yang penting semuanya udah usaha."

Kakak tingkat itu kemudian melempar senyumnya kepada kami. Sepertinya, dia tau bahwa kami tengah sedih.

"Nah, dari pada kita sedih-sedih mending kita nyanyi. Yuk, mulai lagunya."

Selang beberapa menit, alunan musik terdengar. Sebuah lagu yang cukup terkenal pun dimainkan. Kami hanyut dalam lagu tersebut bahkan suara kami nyaris menutupi penyanyi yang kini tengah berdiri di atas panggung.

Setelah dua lagu diputar, akhirnya waktu perpisahan pun tiba.

"Yah, sudah mau selesai aja nih. Gimana acara kita hari ini, seru nggak?" tanya pemandu acara.

"Seru!" teriak kami serempak.

"Lain kali mau ikut lagi nggak?"

"Mau!"

Entah apa yang terjadi sehingga kami bisa menjawab hal yang sama.

"Tapi, sebelum balik. Kita mau ngasih tau pengumuman nih. Kalau kita sudah dapet pemenang kelompok terbaik, teraktif, terkeren bahkan terlucu."

Aku cukup terkejut mendengar ucapan pemandu acara tersebut. Namun, aku juga berharap kelompokku dapat menang salah satu kategori.

Satu persatu pemenang pun dibacakan dan yang terakhir adalah kelompok teraktif.

Aku menggengam tangaku dengan erat sembari berdoa di dalam hati agar kelompokku menang dan benar saja. Kelompokku di panggil untuk naik ke atas panggung.

"Kelompok teraktif jatuh kepada kelompok... 1"

Aku berteriak kencang disertai dengan tepuk tangan dari peserta lain. Seseorang kini sudah naik ke atas panggung untuk menjadi perwakilan kelompok kami.

"Yah, sudah selesai deh acara kita. Makasih ya semuanya sudah hadir dan meramaikan acara ini. Sampai bertemu lagi."

Semua kini sudah mulai keluar dari ruangan tersebut. Aku mencari Feni dan menemukannya di ujung ruangan.

"Yuk, balik," ajakku pada sahabatku itu.

Namun sebelum itu, aku menyempatkan diri untuk berfoto bersama teman-teman di kelompokku. Aku tentu tidak yakin akan bertemu dengan mereka lagi.

***

Super duper late post kali ini. 🥲

***

Semoga suka sama ceritanya.

***

Makasih.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro