Terlalu lucu untuk diingat, terlalu sulit untuk dilupa, itulah kita.
Ketika malam itu kau datang, bercerita padaku tentang banyak hal. Tentang segala resah yang kau rasa. Tentang kecewa yang mulai kau pendam.
Tentang rasa yang mulai kau ragu. Tentang dia yang tak lagi kau rindu.
Kau terus bercerita, sampai waktu terlewat begitu saja. Sampai malam menjelang larut, tak ada dari kita yang menyudahi. Kutemani kau sampai menjelang fajar. Sampai kau yang terlebih dulu berpamitan.
Semua terlalu biasa, terus berulang, hingga menjadi kebiasaan. Kau datang untuk berbagi resah, lalu pergi saat tak lagi kau rasa gundah. Seakan sudah kuhafal, itulah siklus yang sedang kita lalui.
Namun, aku pun sama, selalu menerimamu kapan saja. Seakan kujadikan diriku tempatmu menabung cerita. Kuberikan kau kenyamanan, tanpa berpikir akibat. Tanpa berpikir akan ada rasa yang meminta diikat.
Hingga akhirnya, kau pun terpikat. Rasa nyaman itu membuatmu sesat. Seakan aku menjerat, padahal tidak.
Aku mulai kelabakan, salahku memberimu tempat. Salahku yang tak memberi sekat.
Atau ...
Salahmu yang punya rasa begitu cepat?
-ooo-
-Rhey-
Senin, 31 Desember 2018
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro