Jika saja aku tak membuka, mungkin di hatiku kamu tak akan punya takhta. Jika saja pertimbanganku lebih matang, mungkin kamu tak kuanggap pendatang. Sebab, pada kenyataannya kamu hanyalah seorang petualang, yang singgah sebentar sebelum kembali mengembara. Bukan hatiku tempatmu untuk terus pulang.

Aku telanjur keliru mengartikan sikapmu yang selama ini ramah. Hingga hati yang dulu terpanah, kini malah bernanah. Lukanya terus melebar seiring pergimu yang tak berkabar. Memaksaku bersabar, padahal merelakan bagiku adalah hal paling sukar.

Terlebih lagi harap yang baru saja bertunas, kini harus patah, lalu membiarkannya punah. Hati yang telah kau jamah, kini harus kupaksakan tabah. Aku harus bergegas untuk berbenah, meninggalkan semuanya sebagai sejarah. Takutnya, jika nantinya aku lengah, lukanya bisa semakin parah.Sampai akhirnya langkah pun menjadi semakin payah.

Dan pada kenyataannya ... cerita tentangmu, kini telah sudah.

-ooo-

Aceh, 18 Desember 2019