Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

➥ Izumi Mitsuki

"Hm... Kebun berry liar ini masih begitu subur ternyata. "

Laki-laki berambut sewarna langit senja itu berdiri didepan hamparan pohon berry liar yang tumbuh subur. Angin pagi menerpa tubuhnya dengan perlahan, bak mengajak tubuhnya menari sebentar bersama alam. Dijejakkan langkah kaki menembus hamparan pohon berry itu, laki-laki itu menunduk. Meneliti satu persatu bulatan berwarna-warni dihadapannya.

"Kalau tidak salah... Ini bisa dimakan? " gumam laki-laki itu sambil menimang-nimang satu buah berry yang ada ditelapak tangannya.
Antara ingin memakan atau membuangnya saja.

"Mitsuki! Itu berry beracun! Buang! "

Laki-laki berambut jingga menoleh kebelakang. Seorang wanita berambut (Hair color) berdiri tegak dengan napas memburu. Keringat terlihat bercucuran dari dahinya. Mitsuki. Nama laki-laki itu, hanya tersenyum tipis sambil mengenggam berry liar itu.

"Selamat pagi, (Name). " sapa Mitsuki dengan senyuman lebar.

(Name) menatap sendu Mitsuki, wanita itu berjalan mendekat. Kedua tangan (Name) mengenggam tangan dingin Mitsuki. Lalu wanita itu menatap manik Mitsuki yang terlihat kosong. Raut wajah penuh penyesalan tergambar diwajah (Name)

Pelukan segera diberikan pada Mitsuki yang masih tersenyum lebar. Hati (Name) terasa teriris ketika menatap senyum lebar Mantan suaminya namun manik matanya tidak secerah dulu lagi.

"Mitsuki... Jangan begini... " gumam (Name) dengan nada bergetar.
Mitsuki yang menikmati pelukan (Name) mengumamkan pertanyaan balasan,
"Aku baik, (Name)! Kau jangan khawatir! "

(Name) menghembuskan napas berat, dilepaskan pelukan antara ia dan Mitsuki. Pipi yang terasa dingin dipegang dengan lembut, (Name) menatap dalam manik yang masih terlihat kosong itu.

"Mitsuki... Bangun... Kau harus bangun. Terima kenyataan ini, Mitsuki. Terima jika aku... Telah tiada... "

Mendengar gumaman putua asa dari (Name), manik yang semula kosong itu mulai terisi emosi. Mitsuki menatap tak percaya (Name).
"Tidak! Kau masih hidup! Jangan berbicara seperti itu! " sentak Mitsuki.

(Name) menggeleng pelan, wajahnya terlihat begitu putus asa. Walau begitu matanya menatap dalam Mitsuki, terasa hangat dan penuh cinta.
"Bangunlah, Mitsuki. Ini mimpi panjang tak bergunamu. Dan aku tidak suka jika kamu terjebak dimimpi ini. "

Mitsuki menggeleng keras, ia meremas tangan yang memegang pipinya.
"Tidak! Kau masih hidup! Dan kita akan hidup bersama! " teriak Mitsuki dengan wajah menahan tangis.

(Name) tetap menggeleng, remasan ditangannya dilepas perlahan.
(Name) mundur perlahan,
"Sudah lewat beberapa purnama aku tiada, Mitsuki. Jadi... Jangan menolak kenyataan ini. " final (Name) dengan badan yang mulai tercerai berai bak pasir tertiup angin.

Mitsuki menatap tak percaya, diulurkan sebelah tangannya untuk meraih tangan (Name). Walau sebenarnya itu hal yang sia-sia.

'•'

"Pasien Mitsuki dalam masa kritis setelah koma selama 6 bulan! Ia butuh penanganan secepatnya! "

Mitsuki menatap dalam diam dokter dan suster yang berlalu lalang, sibuk entah karena apa. Denging ditelinganya menghalangi suara lain masuk kembali kerongga telinganya. Kelopak matanya yang baru terbuka entah mengapa terasa memberat. Sekujur tubuhnya yang sudah lemas semakin melemas.

Senyum dibibirnya yang kering terbit, setetes air mata meluncur dari mata yang mulai menutup perlahan. Rasa mengantuk mulai menyerang dahsyat Mitsuki. Sebelum gelap yang abadi menyapanya, sebelum napasnya berhenti berhembus, dan sebelum detaknya hilang. Mitsuki menggumamkan satu kalimat.

"Aku merindukan perburuan berry liar kita, (Name)... "

Dan denging mesin penunjuk detak jantung menjadi melodi pengantar seorang Izumi Mitsuki bertemu istrinya di keabadian.
_____________________________

Side Mitsuki. Fin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro