Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

➥ Izumi Iori

"Terima kasih untuk bantuan anda, Pak pengacara. "

(Fullname) membungkukkan badan, diikuti oleh sang pengacara.
"Sama-sama, Nyonya (Surname). Kalau begitu saya permisi dulu. Mari. " balas sang pengacara sambil menegakkan badan.

(Name) ikut menegakkan badan, memberi anggukan singkat dan senyum formalitas pada orang yang telah membantunya melewati persidangan. Persidangan. Kata dan kegiatan yang tidak akan pernah terpikir oleh (Fullname) akan ia lakukan, namun hari ini secara gamblang juga nyata ia menghadiri sebuah persidangan.

Ya. Persidangan perceraiannya dengan suaminya.

Sekali lagi (Name) menatap pintu kayu besar yang sudah tertutup itu. Terbayang kembali dibenaknya, rasa takut dan gemetar ketika memasuki ruangan besar nan asing dengan sederet kursi kayu dingin dan meja panjang besar. Gemetar ditubuhnya masih terasa, namun sekuat tenaga ia menahannya.

Getaran itu makin terasa ketika maniknya bertemu pandang dengan suaminya. (Name) rasanya hampir menerjang dengan pelukan ketika melihat suaminya yang memasang raut wajah memelas.
Namun. Semuanya tak lagi sama, dan mereka tidak bisa bersama lagi.

Dan (Name) tidak boleh goyah.

Helaan napas getir dikeluarkan (Name). Mengeluarkan sedikit sesak didadanya. Ia harus tegar, jika ia menangis disini tidak ada gunanya juga.
Pintu kayu besar itu terbuka, memperlihatkan seorang laki-laki yang begitu dikenal (Name).

Izumi Iori, mantan suaminya.

Laki-laki itu masih terlihat gagah walau hanya dengan balutan kemeja putih dan celana bahan kain. (Name) menangkap jika ada kantong mata dibawah matanya. Rambut navy yang biasa tertata rapi sekarang terlihat acak-acakan. Wajahnya yang biasa terlihat serius dan tampan menjadi bak mayat hidup.

Mengapa laki-laki sesempurna Iori menjadi sekacau ini?

Hati (Name) terenyuh ketika senyum getir disematkan oleh Iori. Mulutnya mulai bergetar perlahan. Getaran dimulutnya segera (Name) tutupi dengan telapak tangannya. Namun manik mata yang mulai berkaca miliknya tidak bisa membohongi jika sebentar lagi ia akan menangis.

Iori berjalan mendekat. Lalu berhenti tepat dihadapan (Name). Tetes air mata (Name) berlomba keluar dari mata ketika melihat senyum getir itu berganti dengan senyum penuh kelegaaan dan tatapan penuh cinta. Sekarang (Name) merasa seakan menjadi tokoh antagonis disini.

Isakan mulai terdengar dari bibirnya yang bergetar walau (Name) mati-matian menahan tangisnya.
"Mengapa... Kau masih menatapku dengan tatapan itu... " ucap (Name) dengan terbata.

Berulang kali (Name) menghapus air matanya dengan lengan kemeja hitamnya. Berusaha menghentikan air mata yang seakan tak mau dibendung.

Iori mengulurkan kedua tangannya, memegang perlahan pipi (Name) yang basah akan air mata. Dengan tetap tersenyum, Iori menyatukan dahi mereka berdua. Tangis (Name) semakin pecah, dengan perlakuan lembut dari mantan suaminya.

"Aku suka senyumanmu, (Name). Jika ini adalah cara satu-satunya membuatmu tersenyum kembali, maka akan kulakukan. " bisik Iori dengan jempol mengelus perlahan pipi (Name).

Pertahanan (Name) sudah pecah berserakan, sekarang wanita itu menangis bak anak kecil yang kehilangan sesuatu yang berharga untuknya.
Senyum Iori masih tak pudar, malahan senyuman itu masih tersemat lebar walau sekarang maniknya ikut menumpahkan air mata.

"Jadi teruslah tersenyum setelah keluar dari sini. Tetap jadi (Fullname) yang tersenyum lebar, karena itu favoritku. "

Perkataan pelan Iori membuat (Name) segera memeluk erat mantan suaminya itu, Iori dengan senyuman getir ikut membalas pelukan terakhir mereka. Pelukan yang sangat dirindukan oleh mereka berdua.

______________________________

Side Iori. Fin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro