Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

꒰15꒱ :: Satu titik cahaya.

“Nggak. Ganti, deh.” Gojo mengernyit.

“Mari masuk, Nona.”

“Menurutku legging ini sudah bagus ....”

“Coba pakai stocking?” sahut Gojo sambil menopang dagu.

Sebentar ... kenapa bisa kayak begini? [Name] mengikuti dua pelayan butik yang masuk ke ruang ganti. Ia menyungging senyum penuh tanya dan tak percaya. Kemudian melirik Gojo yang tengah duduk santai di sofa.

“Nona, tolong pakai ini.” Pelayan wanita berambut pirang memberikan sepasang stocking hitam pada sang gadis.

[Name] menatap benda itu agak ragu. Pada bagian bawah stocking, kainnya cukup tebal dari ujung kaki sampai betis hingga tidak terekspos. Lalu pada bagian lutut dan paha memiliki lapisan tipis hingga kulit pun tak benar-benar tersamarkan.

Oke, kupikir ini sudah cukup bagus hingga bisa memuaskan Gojo. [Name] menerima stocking itu segera. Kemudian memakainya dengan cepat.

Gojo menyandar malas. Menatap langit ruangan. Kenapa si gadis begitu lama?

Yah, salahku juga mengajaknya tiba-tiba ke sini cuma karena stocking dan legging, sih, batin pria itu.

Suara tirai yang tersingkap mengalun ke pendengaran hingga telinga Gojo pun bergerak. Ia menegakkan tubuh, menemukan pelayan wanita berdiri di bingkai pintu ruang ganti yang berada di sebelah kiri.

“Tuan, Nona sudah siap,” katanya.

Bibir Gojo spontan terbuka kala [Name] keluar dari ruang ganti. Netra biru dengan teliti menatap stocking yang melekat di kaki sang gadis.

“Jadi?” tanya [Name]. Agak malu ditilik oleh Gojo. Jantungnya bahkan mulai berdebar kencang antara senang dan gugup.

“... Ayo pergi, [Name].” Gojo berdiri. Kemudian melangkah ke pintu yang telah dibuka oleh pelayan.

[Name] melihat ke pelayan wanita. “Bayarannya?”

“Tuan sudah mengurusnya, Nona.”

“Pajak?”

“Sudah dibayar.”

[Name] bergeming sebentar. Lalu mengangguk paham. “Oke. Terima kasih atas pelayanannya.”

“Sama-sama! Terima kasih juga telah berkunjung!”

꒰꒰꒱꒱

“Kau tahu? Mengajakku ke butik hanya untuk mencoba legging dan stocking itu bisa bikin salah paham, lho?” [Name] menangkup wajah. Bertopang pada meja. Menatap Gojo yang tengah menikmati makanan manis hingga pipinya mengembung lucu.

Aw, dia lucu banget, batin sang gadis begitu gemas.

“Bukannya kau harus berterima kasih dulu sebelum bertanya, ya, [Name]?”

“Terima kasih.” Gadis itu tersenyum lebar.

“... Nyeh.”

“Jadi?” Mata [Name] berbinar.

“Nggak ada. Aku tidak terbiasa melihat gadis sepertimu memakai pakaian terbuka,” jawabnya.

Padahal dulu dia adalah penggemar model wanita seksi dengan bibir menggoda.

“Tapi aku tetap senang!”

“Huh?”

“Gojo menunjukkan perhatian padaku. Aku jadi makin menyukaimu~” Pipinya merona.

Gojo diam. Pendengaran menangkap suara debaran kencang layaknya gendang kala dimainkan. Tak lama, ia memasang muka pongah. “Nggak mempan.”

Padahal, jantungnya begitu cepat berdetak.

[Name] menggeleng. “Nggak apa-apa. Masih ada waktu, kok.”

“Kalau aku sudah mengingatmu saat kau belum berhasil, bagaimana?” Gojo mengangkat satu alis.

[Name] bungkam. Seketika senyum pun hilang tanpa jejak. Ia menunduk, sedetik kemudian mengukir ekspresi sedih. Yah, pertanyaan itu belum pernah terlintas di dalam kepala. Bagaimana jika Gojo telah ingat sementara ia belum berhasil meluluhkan hati pria itu?

“Aku ... tak pernah memikirkan itu.” Ia menyungging senyum sendu. “Tapi karena aku sudah bilang dan jika itu benar-benar terjadi. Maka aku akan pergi ... kembali ke Korea.”

Melupakanmu ... mengubur semua kenangan ini, batinnya melanjutkan.

“Kau ... selama ini ada di Korea?”

[Name] mengangguk. “Aku belum bilang, ya? Karena suatu masalah ... aku harus pindah ke Korea bersama paman Haruto. Kami tinggal di rumah kakek. Aku melanjutkan sekolah sampai kuliah.”

Masalah? Gojo menopang dagu.

“Dan sejujurnya bagiku ... di Jepang belum begitu aman.” Ia mengangkat bahu. “Tapi karena biang keroknya lagi di luar negeri, jadi sudah aman untukku ke sini. Sekaligus mencarimu juga.”

Gojo menutup bibir rapat. Tak membentuk sebuah lengkungan, melainkan hanya garis datar. Memikirkan sesuatu yang cukup mengganggu setelah mendengar ucapan sang gadis.

“Aku ada pertanyaan.” Gojo bersedekap. “Kapan kita ketemu di masa lalu?”

[Name] mengerjap. “Saat sekolah dasar. Kau kelas enam, sementara aku masih kelas tiga.”

“Kau mengingat semua itu?”

“Tidak juga. Ada beberapa kejadian yang kulupa, tapi entah kenapa ... aku masih bisa merasakan momen itu sampai sekarang. Kalau Gojo minta digambarkan ... mungkin perasaan hangat dan senang?” [Name] menyentuh dagu dengan jari telunjuk sembari menatap lampu hias gantung. “Momen yang paling kuingat saat aku tertimpuk bola dan kau datang padaku membawa minuman cokelat! Juga soal Gojo yang menghajar habis anak-anak rambut pelangi yang suka mengejekku waktu itu!”

“Hee.”

“Paman Haruto yang bilang padaku kalau Gojo yang menghajar anak-anak itu.”

Pantes, gara-gara Haruto, toh, batin Gojo jengkel.

Kemudian, pria itu tersadar akan sesuatu. Hanya karena momen singkat itu ... [Name] mencarinya?

“Hanya karena itu kau datang ke sini dan mencariku?” kata Gojo. Masih tak menyungging senyum.

[Name] mengangguk. “Memang terdengar enteng. Hanya karena beberapa momen singkat di masa lalu ... aku sampai mencarimu, tapi ... seperti yang kubilang ... perasaan hangat dan senang itu masih terasa. Saat itu, Gojo orang pertama yang membuatku merasakan hal seperti ini. Makanya aku rela datang kembali ke sini karena merindukanmu.”

“....”

Perasaan hangat memenuhi relung hati paling gelap sang pria. Seolah-olah ada setitik cahaya di tempat kelam itu. Bersinar sendiri ... menghiasi sebagian besar tempat itu.

Sialan. Gojo terkekeh.

“Lucu, ya?”

“[Name] aneh banget, sih.”

Gadis itu mengatup bibir, lalu berkata, “Terima kasih sekali atas pujiannya.”

Gojo cemberut. Kemudian merogoh saku untuk menarik ponselnya. Benda itu menyala, menunjukkan layar dengan wallpaper makanan manis. Dia melirik ke pojok kiri agak tengah, melihat tanggal.

Seketika itu juga dia tertegun.

Ah, besok ... ya?

Di saat itu juga ... sang pria tak menggambarkan ekspresi apa pun.

Hingga mengundang pertanyaan besar bagi sang gadis.


꒰NOTE꒱

Kayaknya mulai hari Senin nanti, buku ini update-nya saat malam, deh. Aku sudah full day school dan nggak boleh bawa hp ke sekolah😭😭 tapi semoga kebijakannya berubah, sih😔 soalnya kalau benar-benar dilarang, aku mesti atur waktu buat nulis dan update🥺

Omong-omong, buku ini mungkin bakal  ganti judul jadi Make Him Love Me. Biar lebih masuk, tapi kubiarkan dulu🤣

Adios.
Ann White Flo.
15 Juli 2022.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro