Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Hari tanpa Haru

Plis maaf lupa pubnya

--

  Tetesan air mengalir dari langit menuju ke bumi, matahari tak berani menampakkan dirinya. Hujan turun dengan deras, pada siang hari ini. Di rumah kediaman Tsukinaga tersebut terlihat tiga orang sedang bersantai di ruang keluarga.

  Tami, Kurou dan Yura sedang sibuk bersantai di ruang keluarga sambil menonton tv. Dimana tiga penghuni lainnya? Kakak mereka sedang berada di kamarnya, ngebulol mungkin. Sedangkan kedua orang tua mereka tak tau dimana.

  Kurou yang sedang sibuk bermain hp menghela nafas, sedang cosplay jadi sedboi. Tami yang sedang tiduran di sofa beserta Yura yang duduk di dekat Kurou hanya menghiraukan nya.

  "Gais, cara ngelamar itu bagaimana?" Tanya Kurou, Tami dan Yura tak begitu terkejut mendengar nya soalnya sudah terbiasa dengan kelakuan aneh satu keluarga.

  "Bawa cincin" ucap Tami tanpa memalingkan wajahnya dari televisi.

  "Lalu?"

  "Bilang, pak aku mau nikahi anakmu" ucap Tami dengan santai. Kurou langsung terdiam mendengar jawaban dari kakaknya tersebut.

  "Klo di Indo, tepatnya Islam, nggak lazim perempuan melamar karena fitrahnya wanita itu adalah menunggu dilamar." Yura yang sedari tadi nyimak ikut nimbrung. Tami yang mendengar perkataan nya sedikit terkejut, karena tak biasa adeknya tersebut waras.

  'Waw, tumben pinter' batin Tami

  "AAAAAAAAAA" Tiada angin tiada hujan, Kurou tiba-tiba berteriak kencang yang dapat membuat penghuni ruang tamu tuli.

  "Stress lu" Sahut Yura yang kesal dengan teriakan tiba-tiba Kurou.

  "Lu juga stress" Balas Kurou, kalau begini mungkin bakal terjadi perang lagi diantara kedua saudara kembar tersebut.

  "Nggak ya kata siapa."

  "Apa hah? Mau gelud?" ucap Kurou sambil menggulung lengan bajunya, sedangkan Yura juga melakukan hal yang sama. Tami yang melihatnya tak melakukan apa-apa, karena hal ini sudah biasa terjadi.

  "Boleh" Jawab Yura menantang.

  Kurou melakukan kuda kuda untuk menyerang, dan Yura bersiap untuk menerima serangan dari sang saudara.

  "YURA STRESSS"

  "Ngga, Kurou stress"

  "KAMU YANG STRESS, YURA"

  "Kata siapa?"

  Ya beginilah cara mereka bergelud, meski bergelud bukanlah kata yang tepat. Mereka lebih tepat disebut berdebat dibanding bergelud.

  Biasanya disaat mereka berantem pasti sang kakak pertama akan melerai, namun karena Haruna sedang dikamar mereka dapat berdebat dengan leluasa.

  Sang kakak kedua tak terlalu ambil pusing dengan kedua adiknya tersebut, mudah saja ia tinggal potong uang jajan mereka berdua. Malahan ia lumayan suka ada kejadian seperti ini.

  'Lumayan, ada tontonan' batin Tami, tidak berakhlak memang.

  "Daripada gelud keknya mending sy nulis …" ucap Yura ditengah tengah perkelahian. Dan anehnya lagi Kurou mengiyakan perkataan Yura. Sebenarnya mereka berantem atau pura-pura berantem sih?

  "Bay." kata Yura sambil berjalan meninggalkan ruang tamu, sepertinya ia akan bersemedi di kamar untuk mencari inspirasi.

  "Bai" Balas Kurou seakan tak terjadi perkelahian di antara mereka sebelumnya.

  "Yah kok udahan." ucap Tami

  "Biar.. Aku malas gelud." Kurou kembali memainkan hp nya dan sesekali tersenyum pada hp seperti orang yang gila.

 

 
                                     •   •   •


Hari yang tenang di kediaman Tsukinaga, Tami yang sedang duduk di taman sambil minum teh ala bangsawan merasa aneh, biasanya ada saja masalah di keluarga tersebut seperti perkelahian antara kedua saudara kembar, teriakan ayah mereka yang mencari inspirasi dan lain lain.

  "UDINNNN" Yak, mulai lagi. Ayahnya, Tsukinaga Leo sedang berlari menuju tempat ia duduk sambil berteriak tak tau malu.

   Tami terdiam mendengar teriakan ayahnya, kalau boleh ia ingin sekali menyumpal mulut ayahnya agar tidak berteriak sehari saja.

  "UDIN–" Sebelum Leo dapat menyelesaikan kalimat nya, sudah ada tangan seorang perempuan yang menutup mulut nya agar tidak berteriak. Ia memiliki surai rambut abu dengan berhias pita di belakangnya.

  "Fusion unit mu sebentar lagi, sayang." ucap nya tersenyum sambil menyeret Leo agar tidak kabur kemana mana. Ya, perempuan itu adalah ibu mereka, Tsukinaga Aoza namanya.

  "Mama romantis sekali." celetuk Tami.

  "Darimana nya?!" Balas Aoza sambil sedikit berteriak. Satu keluarga memang sama saja, sama sama tak bisa tenang.

  Setelah Aoza dan Leo pergi, keadaan menjadi tenang seperti sedia kala. Namun bukan kediaman Tsukinaga kalau bisa tenang selama 5 menit. Tiba-tiba terdengar suara tertawa nyaring seorang gadis.

  "Bwahaha! "

  Seorang gadis bersurai biru laut sedang berjalan jalan di taman sembari tertawa seakan kesurupan kuntilanak. Tami yang melihatnya hanya terdiam, tak tau harus berkomentar apa.

  "Waras?" Tanya Tami pada gadis bersurai biru yang merupakan adiknya, yaitu Tsukinaga Yura biasa dipanggil Soimah atau Sutisno.

  "Ngga tau." Jawab Yura

  "Gws"

  "Makasih."

  Setelah itu ia pergi begitu saja seperti angin lewat. Keadaan kembali lagi menjadi tenang, Tami berpikir kerusuhan apa yang akan terjadi lagi.

  Seorang gadis bersurai putih terlihat berjalan menuju tempat ia duduk. Ia adalah adik Tami yaitu Kurou biasa dipanggil Ijup atau Sutisna. Ia memiliki firasat buruk dengan kedatangan Kurou.

"UDIN AYO GELUD."

  Kan...

  'Sabar... Ngga boleh marah..' Ucap Tami di dalam hati, tapi tipe orang kayak gini hukumnya halal untuk digebuk.

  "UDIN YOUR EYES." Kesabaran nya telah habis dengan tingkah laku meresahkan keluarga nya. Sekali kali toxic ga masalah kan?

  Tangan nya segera mengambil sebuah sendok di atas meja dan melemparkan nya pada Kurou. Entah karena beruntung atau apa, Kurou berhasil menghindari sendok yang hampir mengenai wajahnya.

  "KIMI NO NAMAE WA.. UDIN DA!!!" Kurou malah menuang bensin dalam api.

  "UDIN JANAI YO"

  "OMAE UDIN DA!!"

  Ditengah perdebatan, Tami melihat seekor anjing lewat di taman rumah. Anjing bewarna putih seputih salju dan badannya bulat, memang pantas ia mendapatkan nama Snowball. Snowball adalah anjing milik kakaknya, Haruna.

  "Oh anjing." ucap Tami. Kurou yang mendengar perkataan yang keluar dari mulut kakaknya, sontak terkejut.

  "PAKKK KAKAK PAKK." Teriak Kurou yang mencoba melapor pada Leo, tapi sayang ayahnya sedang sibuk mencari inspirasi.

  "PAK KAK TAMI NGETOXIC!!" Tak cukup berteriak satu kali, Kurou kembali berteriak yang dapat membuat telinga Tami tuli.

  "TOXIC APAAN." Bantah Tami, ia tak merasa mengucapkan kata-kata kotor ataupun makian. Kenapa ia dituduh begitu saja oleh adiknya, ia tidak tau.

   Tiba-tiba ayah mereka, Tsukinaga Leo datang dengan cepat seperti angin. Sebenarnya Ayah mereka memiliki pintu ajaib atau apa, kenapa bisa muncul dimana saja.

  "ADA APA HAH?!" Teriak Leo pada kedua putrinya tersebut.

  'Dahlah' Batin Tami, ia sudah cukup dengan kengadi ngadian keluarga nya. Karena saat ini Haruna, kakaknya sedang tidak ada dirumah jadi dia mengganti kan Haru selagi ia pergi.

  Ia jadi merasa bersalah pada kakaknya karena harus selalu berurusan dengan kelakuan aneh keluarga nya. Bagaimana Haruna memiliki kesabaran yang tiada habis nya itu misteri.

  'Haru.. Cepatlah pulang..' batin Tami yang sudah lelah dengan semua ini.

--

Sekian. Ditulis oleh Tania alias udin.

PADAHAL MAU PUBNYA SEBELUM FUSION UNIT KNIGHTS SAMA RYUSEITAI SIH
MAAF TELAT

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro