Bab I - Cahaya Iman
بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
Jika satu kalimat tauhid dapat menjemputku menuju cahaya iman, semoga kalimat tauhid juga yang mengantarkanku saat nyawa sampai kerongkongan.
***
Tidak ada yang dapat menjamin jalan yang kupilih dapat berjalan mulus seperti jalan tol, tetapi tak ada yang menjamin pula dapat berbelok kearah lain. Langkahku bisa saja tergiring kembali ke jurang kenistaan tetapi bukan itu jalanku sekarang. Setelah hati ini mengenal islam, ada mahdzab damai menyelimuti kalbuku. Agama yang dulu kuanggap paling benar ditepis dengan kalimat tauhid "Laa ilaaha Illallah Muhammadar Rasulullah" dan ke Esa-an Allah dalam surat Al-Ikhlas yang mematahkan setiap titik keyakinanku.
Ada getaran yang membuat seluruh organ dan persendianku merinding. Seruan yang dulu terabaikan, kini menjadi canduku. Candu yang selalu terucap dibibirku dalam setiap langkah yang tergiring. Setiap detik dalam helaan nafas takkan kusia-siakan. Sungguh, impian terindahku saat ini hanya ingin kalimat yang menjemputku menjadi muslimah dapat mengantarkanku saat akhir hayat nanti.
Enam bulan telah berlalu dengan kehidupan yang baru. Kusematkan bros berbentuk bunga pada khimar berwarna cokelat susu sembari membawa map berisi gambar-gambar muridku. Manik coklatku menerawang jauh menikmati lukisan tanpa tinta yang tersaji dengan indah di hamparan langit horizon tempatku berdiri. Semburat jingga dan lilac beradu menambah keindahan senja kala itu.
Angin sejuk diiringi dengan sholawat yang menggema sebelum waktu maghrib mengakhiri lelahku sejak pagi. Menjadi mahasiswa dan pekerja paruh waktu sungguh menguras tenaga. Bahkan lelahku menjadi ladang pengampunan dosa untukku, agama ini sungguh menakjubkan bukan?
Bergegas kulangkahkan kaki mungilku menuju tempat berteduh. Ruangan bercat kuning gading dengan ukuran 3x4 m yang berada di lantai dua telah melindungiku dari hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Wow! Surabaya menjadi 23 derajat celcius, ternyata hawa dingin ini akibat hembusan angin munson dari Australia.
Seruan takbir berkumandang, otomatis seluruh persendianku melangkah menuju kamar mandi untuk berwudhu. Air wudhu selalu terasa begitu segar, entah hanya aku saja yang merasakannya atau tidak, yang pasti sepercik air wudhu dapat membuat rasa ketenangan yang masuk dalam pori-poriku, menghidupkan sel-sel keimananku yang tertidur.
****
Selepas sholat isya kubuka mushaf berwarna pink yang diberikan oleh Maryam yang sudah resmi menjadi sahabatku. Lidahku mengikuti gejolak indah lantunan kalam Allah, mendadak netraku terpaku dengan ayat Al-Qur'an surat An-Nahl ayat 120 yang artinya :
"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)."
Maksud ayat itu apa ya? Nabi Ibrahim? Terdengar notifikasi whatssap dari gadis dengan hati seperti kapas yang sedari tadi kupikirkan, bibir ranumku terulas.
Maryam Aflatunnisa
Assalamualaikum Cle, gimana sudah sampai kos?
Miracle K. Ravegaf
Waalaikumussalam, Alhamdulillah Mar, sudah mendarat dengan selamat, bagaimana denganmu?
Maryam Aflatunnisa
Alhamdulillah sudah sampai rumah juga Cle, dan tebak bundaku langsung menhunjamku dengan berjuta pertanyaan tentangmu hihi, Bunda rindu kamu tinggal dirumahku lagi Cle. Oh iya jangan lupa hafalannya ya Cle. Semoga Allah memudahkanmu.
Aku mendadak mengingat Bunda Hawa, Bundanya Maryam. Sungguh beruntungnya Maryam terlahir dari keluarga dengan latar belakang islam yang baik. Sewaktu dulu diusir oleh keluargaku, mereka dengan senang hati menerimaku untuk tinggal disana. Tetapi sejak dua minggu yang lalu aku memutuskan untuk menyewa kos sendiri. Karena selain telah merepotkan, aku tak bisa melihat kakak Maryam, Mustafa yang melihatku dengan tatapan–berbeda.
Miracle K. Ravegaf
Insya Allah, jazakillah khoir Mar, aku hendak mencicilnya, ini sedang kubaca-baca. Tolong sampaikan salamku ke bundamu ya, Oh ya Mar bolehkah aku bertanya lagi padamu?
Maryam Aflatunnisa
Waiyyaki Cle, silahkan dengan senang hati dong, jika aku dapat menjawabnya akan kujawab. ^^
Miracle K. Ravegaf
Maaf jika aku selalu ingin lebih tahu. Kamu bilang jika dalam islam teladan itu merupakan Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wasalam, tetapi dalam ayat Allah pada surat An-Nahl ayat ke-120 mengapa dijelaskan justru Nabi Ibrahim, sebab itu jelas tertulis?
Entah mengapa rasa penasaranku membuncah, sebenarnya aku bisa bertanya langsung kepada Maryam toh besok aku bertemu dengannya tapi hatiku terdorong untuk detik ini juga. Bukankah kita harus berlari dalam hal kebaikan?
Maryam Aflatunnisa
Masya Allah pertanyaanmu tentang tauhid. Bismillahirahmanirrahim. Begini Cle, memang saat kita memakai logika dalam menafsirkan ayat Allah sungguh terlampau jauh dengan nalar kita. Oleh karena itu aku akan menjelaskannya padamu seperti yang kudapat dari guruku. Perlu diketahui bahwa Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaiahi Wasalam merupakan keturunan dari Nabi Ibrahim 'Alaihi Salam dari jalur Nabi Ismail 'Alaihi Salam. Ya, benar Nabi Ibrahim merupakan teladan, karena ilmu tauhidnya. Dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang menyempurnakan semua ajaran para Nabi dan Rasul Allah. Karena setiap para Nabi dan Rasul Allah memiliki teladan masing-masing yang dapat kita contoh. Pun Nabi Ibrahim dapat dibilang arketipe ketuhanan, Hakikatnya saat kita mencari ilmu yang dikuatkan adalah tauhidnya. Jadi kita harus bertauhid dulu baru beramal.
Miracle K. Ravegaf
Hmm aku sebenarnya belum paham Mar, tapi begini bukankah saat aku dulu mengucapkan syahadat ada kalimat "Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah" berarti tandanya aku telah bertauhid?
Maryam Aflatunnisa
Dalam melakukan apapun kita harus selalu bertauhid bukan? Kenapa tauhid itu penting. Harusnya kita menyadari, banyak sekali dzat Allah yang terucap dalam amal apapun, contohnya, Ya benar saat pertama kali kamu mengucapkan syahadat itu merupakan pengakuan. Lalu selama kita sholat pun ada, tapi terkadang orang tidak berpikir sampai kesana, hanya sekedar mengucapkan "Laa ilaaha illallah muhammadur rasulullah" tanpa mereka sadari jika itu adalah pengakuan. Setiap pengakuan itu butuh penegasan, lalu penegasan itu kita kuasai menjadi pemberitahuan.Yang nantinya pemberitahuan itu akan kita sampaikan.
Miracle K. Ravegaf
Lalu jika seseorang itu telah bertauhid apakah ia beriman? Dan apa bedanya denganku yang masih seperti ini?
Maryam Aflatunnisa
Perkara berimannya seseorang itu hanya Allah yang tahu Cle, tetapi hal tersebut saling berkesinambungan. Logikanya begini, air itu sifatnya dingin, api itu panas. Jika air itu dimasak dengan api menjadi air panas kan? Bisa nggak kita pisah antara air dan panasnya? Nggak bisa kan? Nah sejatinya iman kita sebagai manusia itu seperti itu. Sama-sama manusianya, tetapi berbeda godokannya. Tetapi memang yang perlu diingat, kita bertauhid dulu baru beramal.
Miracle K. Ravegaf
Sepertinya kita harus membicarakannya besok, oh iya tolong sekalian bawa kitab mu itu ya Mar.
Maryam Aflatunnisa
Boleh banget Cle besok aku bawain yaa. Btw mataku sepertinya udah nggak eksis nih Cle. Bocan duluan ya. Inni uhibbuki fillah ^^
Miracle K. Ravegaf
Hahaha iya Mar, selamat berbobok cantik. Jangan lupa berdoa ya. Kutunggu besok di gazebo.
Aku masih saja duduk ditempat tidurku mengakhiri chat dengan Maryam. Mataku sulit untuk terpejam, akhirnya kuputuskan untuk melihat akun sosial mediaku yang tak bisa diakses lagi dengan akunku yang baru tanpa satupun foto disana. Terlihat foto keluarga Ravegaf lengkap saat natal tahun lalu, tak sengaja titik-titik air disudut mataku telah mengalir, Ya Allah aku merindukan mama.
****
Jum'at, 22 Februari 2019.
Gerakan peduli sekitar merupakan pertemuan awalku dengan kebenaran. Tidak semudah itu seorang Miracle Krista Ravegaf menerima logika berpikir diluar nalar. Karena sejak kecil agama keluargaku yang harus dipercayai, dan logika trinitas lebih masuk akal dalam logika berpikirku. Tetapi jujur saja, aku mencintai pakaian mereka yang menurutku menghormati kaum wanita terlepas dengan perkataan suka mengkafir-kafirkan agamaku.
Aku heran mengapa Tuhan memberiku jalan melalui gadis yang bernama Maryam. Maryam merupakan salah satu wanita mulia dalam kitab yang bernama Al-Qur'an, jika dalam Bible menyebutnya Maria atau Bunda Maria ibu dari Isa Al-Masih. Entah mengapa ada dua nama dalam kitab yang berbeda. Apa itu salah satu pertanda?
Maryam bukanlah gadis yang bersolek sepertiku. Dia anggun dengan kain panjang yang menjuntai hingga kebawah pusar, dia pun selalu menundukkan pandangannya terhadap teman-teman lelaki di komunitas dan hanya mau berjabat tangan dengan wanita. Aneh, tetapi yang terpenting dia salah satu orang yang sangat baik tutur kata dan perangainya lembut. Maryam tidak seperti kebanyakan orang yang menatapku takjub berkawan denganku hanya dengan maksud lain, serta status sosialku dari keluarga Ravegaf. Aku sebenarnya muak menjadi pribadi yang selalu di agungkan atas prestasiku yang diatas kemampuan gadis seumuranku, dan aku—bukan Tuhan.
Aku melihat setiap kali Maryam mengakhiri bacaan kitabnya dengan secercah senyuman, dan yang membuatku heran dia tidak pernah mengakhiri dengan wajah muram walaupun sesekali aku melihatnya menitikkan air mata. Sudah beratus-ratus kali membaca Bible batinku selalu bergejolak. Aku pernah sekali membaca kitabnya, sungguh sapaan Tuhan untukku sangat indah "Wahai manusia."
Tidak bukan hanya karena itu aku memutuskan untuk menjadi muslimah. Satu surat dalam Al-Qur'an yang membawaku menjadi seperti sekarang. Tuhan itu satu yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. Isa Almasih adalah seorang nabi, dan nabi adalah utusan Allah, mendadak konsep trinitas dibabat habis. Distorsi keyakinan yang indah.
Enam bulan yang lalu...
"Sekarang begini, kamu percaya jika Allah itu satu," kata Maryam sembari menatapku yang sedang mengambil sampah-sampah plastik di puncak gunung tapak bedugul.
"Ya! Aku percaya jika Allah itu satu."
"Lalu apakah kamu percaya jika Nabi Isa Alaihi Salam atau dalam agamamu disebut Isa Al-masih itu adalah utusan Allah yang disebut Nabi?"
"Ya aku percaya itu!" kataku yakin.
"Lalu sama halnya dengan Nabi Isa Alaihi Salam apakah kamu percaya jika Nabi Muhammad Sholallahu 'Alaihi Wasalam adalah utusan Allah?"
"Hmm,Ya aku percaya itu," jawabku ragu.
"Berarti kamu sudah islam," kata Maryam sembari tersenyum.
Tenggorokanku tercekat, apakah benar aku menjadi islam? Pertanyaan itu menjebak sekaligus membuatku berpikir keras.
"Maksudmu apa Mar? aku telah islam?" kataku sembari menatapnya.
"Bukankah kamu sudah mengakuinya? Hal tersebut merupakan pengakuan Cle. Konsep trinitasmu tentang Tuhan memiliki tiga kepribadian itu terhapuskan saat kamu mengakui jika Allah itu satu dan Nabi Muhammad sholallahu 'alaihi wasalam dan Nabi Isa Alaihi salam adalah utusan Allah."
"Pengakuan?" Maryam hanya mengangguk, sembari mengambil sampah plastik saat menuruni turunan terjal.
"Sesampainya dibawah aku akan memberimu mushaf. Aku sangat tahu, kamu orang yang berpikir Cle. Dan pasti saat ini kamu sedang berpikir keras, tetapi sungguh Cle, Allah Maha Baik semoga Allah memberimu cahaya hidayah yang dapat menyinari hatimu."
***
Setelah kutelaah lebih dalam pada kitab yang diberikan Maryam, netraku menemukan beberapa hal yang membuatku tercengang. Mulai dari kisah Adam dan Hawa yang diusir dari surga tetapi bahasanya lebih lembut, namun yang membuatku merinding kisah Al-Masih pun ada.
"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu[383], dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari Ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang Maha Esa, Maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. cukuplah Allah menjadi Pemelihara" (QS. An Nisa': 171).
Pernyataan itu berulang dibanyak ayat seperti menegaskan jika Allah itu tidak beranak dan tidak diperanakkan dan Allah itu Esa tidak ada yang setara dengan Allah. Sebagian pikiranku masih ragu, sebagian lagi tanganku gatal ingin membalik lembar demi lembar kitab ini.
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al masih putera Maryam". (QS. Al Maidah: 17)
Oh jadi itu alasannya kenapa mereka mengatakan jika aku kafir. Decit pintu kamarku terbuka lebar. Mama telah berdiri didepan pintu dengan secercah senyuman. Mama berpenampilan rapi dengan parfum Baccarat Rouge 540 yang baunya memenuhi kamarku. Sontak aku menenggelamkan kitab pemberian Maryam dibawah bantal.
"Miracle hari ini ada Misa sore, kenapa kamu belum ganti baju sayang?"
Kumohon otak encerku bekerja lebih cepat kali ini, sungguh aku enggan Misa sore.
"Hmmm, maaf Ma, perutnya Cle sakit sekali. Dismenore ini Ma." Kulingkarkan tanganku diperut. Mama menghampiriku dengan wajah khawatir.
"Ya Tuhan, Miracle are you okay honey?"
"No, I'm not okay Ma. Dismenore killing me."
"Hush, jangan bilang gitu. Nanti mama bilangin Bi Ijah buat beli kunyit asam ya Sayang. Mama berangkat dulu."
Aku mengelus dada melihat kepergian Mama. Alhamdulillah, sebentar apakah aku baru saja berkata Alhamdulillah?
Maafkan aku Tuhan, lidahku telah berbohong.
***
Setelah enam bulan riset yang terlalui keyakinanku akan agama Maryam semakin besar. Deg... sontak netraku membulat. Semua kerisauanku tentang Tuhan yang tak terbatas tertumpah ruah dalam Al-qur'an surat Al-Ikhlas yang artinya:
1. Katakanlah, " Dialah Allah, Yang Maha Esa."
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada diperanakkan.
4. dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia."
Hatiku seperti oase di gurun sahara yang menemukan kesejukkan. Bulu kudukku merinding, titik-titik air mataku tak terbendung, bagian beku pada hatiku meleleh. Sebersit kulihat cahaya turun pada langit malam yang syahdu ini. Bintang di angkasa gemerlap indah, rembulan memindaiku yang sedang mengadahkan tanganku ke langit, Ya Allah terimalah ampunanku, Ya Rasulullah jadikan aku umat-Mu.
Jum'at, 4 Januari 2019
Seruan takbir berkumandangan menggaungkan betapa besarnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala dari segala-galanya. Hatiku terpaut hingga satu kalimat yang mengantarkanku pada distorsi keyakinan. Aku bersaksi di depan jamaah masjid Al-Akbar Surabaya selepas shalat jum'at. Langit berubah menjadi sejuk melukiskan ikrar itu seperti keajaiban di musim panas.
"Ananda Miracle sudah siapkah engkau?" kata Imam besar pebimbing mualaf.
"Siap ustadz," kataku yakin.
"Apakah ananda masuk islam tanpa unsur paksaan?"
"Tidak Ustadz, semua ini murni dari kesadaran saya pribadi. Saya merasa tentram, dan pemikiran tentang islam lebih masuk kedalam hati saya. Ajaran islam juga sangat logis terutama tentang Ketuhanan. Hati saya terpanggil. Saya ingin menjadi muslimah seperti Siti Khadijah."
"Alhamdulillah, baiklah kalau begitu bisa kita mulai...ikuti saya," katanya lembut.
Tanganku terasa dingin, heningnya suasana Masjid Al-Akbar membuat rasa gugup semakin menyeruak. Maryam mengusap punggungku dengan lembut.
"Bismillahirahmanirrahim, Asyhadu Alla Ilaaha Ilallah."
"Bismillahirahmanirrahim, Asyhadu Alla Ilaaha Ilallah," hatiku rasanya bergetar.
"Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah."
"Waasyhadu Anna Muhammadar Rasulullah," kataku mantap. Sudah kulatih semalaman hingga membuatku tidak bisa tidur.
Kalimat hamdalah dan takbir menggema menambahkan kesyahduan kala itu. Maryam memelukku dengan air mata yang berderai, pun aku. Para jamaah wanita memelukku bergantian mengusap pucuk hijabku.
Adakah dari kalian yang mau menerimaku menjadi saudara seiman teman-teman pembaca swp?
Alhamdulillah, terima kasih semuanya.
Aku tidak pernah menyangka jika dapat berada di posisi ini, terima kasih Ya Allah. Mendadak kepiluanku mendera, senyuman keluarga Ravegaf terekam jelas seperti proyektor film, dadaku terasa sesak, Maafkan aku.
***
Keterangan :
- Arketipe menurut kbbi adalah model atau pola yang mula-mula.
- Dismenore atau dilep adalah kondisi medis yang terjadi sewaktu haid/menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perut maupun panggul
******
Alhamdulillah telah rampung juga part ini yang panjaaang banget, semoga kalian tidak bosan yaaa.
Jazakumullah khoir yang sudah membaca.
Mohon maaf sangat jika ada beberapa pihak yang tidak berkenan dengan part ini, Kinz semata-mata hanya ingin menebar kepada teman-teman sesama muslim untuk dapat mempertebal keimanan tanpa maksud menyudutkan satu pihak, karena disini agama islam adalah yang Haq. Sejatinya jika tulisan sederhana ini dapat kalian ambil baiknya, buang jauh buruknya.
Alurnya akan sedikit maju mundur cantik, tetapi insya Allah nggak bikin bingung. Eh tapi menurut kalian bingung nggak?
Barakallah fiikum gengs, semoga sehat selalu.
Jangan lupa baca karya-karya kece temen-temen SWP Gen 3 yang lain yaaw. Ayaflu.
Love, Kinz kinazadayu
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro