Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

19. A Smart Programmer Girl

Libur musim dingin telah usai. Kini tiba saatnya bagi para siswa University of Cambridge untuk kembali beraktivitas. Menghuni kembali asrama yang sempat ditinggal selama beberapa pekan, menghadiri berbagai macam kelas yang sudah terjadwal, berkencan dengan tugas dan esai, dan yang pasti kembali mendiami perpustakaan kampus sebagai rumah nomor dua.

Begitu juga dengan Faye-yang memang tidak ke mana-mana. Jika sebulan belakangan ia habiskan untuk bersantai alias me time, kini ia kembali disibukkan dengan kegiatan kampus. Dan di hari pertama kegiatan belajar-mengajar dimulai, Faye sudah mendapat serangan telak dari Sir William untuk membuat suatu rancangan pola web dinamis, yang mana sebelumnya materi tersebut belum diajarkan oleh beliau. Beruntung, Faye merupakan mantan anggota tim OSN cabang teknologi yang pernah meraih juara satu untuk kategori pemrograman, sehingga membuat web dinamis dirasa tidak terlalu sulit untuknya.

Studi kasus yang Sir William berikan adalah untuk membuat situs berita dengan tampilan sederhana. Akan tetapi jika bisa membuat lebih menarik, maka tidak menutup kemungkinan akan mendapat nilai tambahan.

Sekilas, Faye mengamati situasi di kelas. Dalam sekali pindai, dapat ia simpulkan bahwa ada lebih dari separuh total siswa di kelas yang tampak bingung. Sebab seperti yang sudah Faye katakan, materi pembuatan web dinamis ini belum pernah diajarkan. Sejauh ini, baru mode HTML yang sudah dosen mereka kenalkan. Alhamdulillah, Faye nggak termasuk ke dalam golongan yang bingung.

Lalu, selepas kelas terakhir di hari ini usai, Faye bergegas meluncur menuju perpustakaan tercinta, demi bisa menuntaskan tugas web sesegera mungkin. Malam nanti, ada jamuan makan malam resmi dari kampus. Hal itu jelas akan memotong jam kerjanya sehingga akan terasa lebih menyiksa ketika waktu pengumpulan tiba di dua hari selanjutnya.

Hal yang pertama kali Faye lakukan ketika sampai di perpustakaan adalah memeriksa berbagai aplikasi yang sudah berbaris rapi di laptopnya selama beberapa tahun terakhir. Memastikan bahwa semuanya masih berfungsi dengan baik. Lalu, setelah seluruh rangkaian aplikasi dipastikan aman, Faye lantas mengambil buku gambar yang terselip di dalam tas. Ia mulai mencorat-coreti halaman kosong dengan sketsa perancangan sistem yang diawali dengan alur diagram konteks.

Terdapat dua entitas utama yang Faye pikirkan dengan saksama saat ini, yaitu pengguna dan admin. Faye lantas memisah laju jalan dua kategori tersebut, sebelum nantinya bisa dieksekusi ke dalam program.

Jemari Faye dengan lincah mencoret sana-sini, demi mendapatkan data yang tepat untuk tugasnya. Berbagai komponen dari struktur dan relasi antara tabel, selesai ia buat dalam waktu kurang dari satu jam. Lalu, ia mulai beralih fokus ke laptopnya untuk mengimplementasikan rangkaian data yang telah ia susun tersebut.

Faye masih asyik berkutat dengan barisan listing program ketika sebuah sapaan merdu mulai menginterupsi fokusnya, diiringi semerbak aroma kopi yang cukup khas. Spontan, ia mendongak dan mendapati figur Albany Ray Antasena tengah berdiri gagah di samping, seraya menenteng ransel di punggung dan dua tangan penuh dengan dua kantong plastik yang masing-masing berisi makanan dan minuman.


"Makan dulu, Fay. Enggak baik buat kesehatan kalau kamu sering skip lunch kayak gitu," bisik Ray ketika dirinya berhasil mendudukkan diri di sebelah pujaan hatinya. Suaranya sengaja diperankan agar tidak mengganggu para penghuni perpus lainnya.

Faye tersenyum. Sejak mengenal Ray, ia sadar bahwa lelaki itu rutin mengingatkannya untuk mengutamakan perut sebelum belajar. Persis seperti alarm, yang sayangnya sering Faye abaikan pesannya.

"Veggie sandwich kesukaan kamu dan segelas iced vanilla latte. Nikmatin dulu, baru ngebut tugas lagi," imbuh Ray. Dengan gentle, dia sudah menyiapkan salah satu roti isi favorit Faye dari Café de La Vie. Tak lupa, ia juga menghidangkan minuman yang susunya sudah diganti dengan oat milk tepat di depan Faye, bersebelahan langsung dengan laptop abu-abu.

Mendapat perlakuan istimewa seperti itu, Faye tidak mengelak bahwa ada letupan rasa bahagia jauh di sudut hatinya. Dan perutnya yang semula terasa sedikit lapar, perlahan berganti dengan sensasi aneh yang kata orang merupakan gerombolan kupu-kupu terbang. Entahlah. Ini pertama kali Faye merasakan jatuh cinta yang seperti ini. Semuanya masih terasa asing, tapi ia menikmati setiap alurnya.

"Makasih, Mas," sahut Faye tulus. Sungguh, ia merasa beruntung menjatuhkan hati pada orang yang dewasa seperti Ray.

Selama sepuluh menit lamanya, Faye dan Ray larut dalam kegiatan makan masing-masing. Tidak terburu-buru, namun juga tidak lambat. Ritme keduanya sama. Meski Faye yang bergerak makan duluan, pada akhirnya mereka menyuapkan gigitan terakhir di waktu yang bersamaan.

"Makasih banyak buat brunch-nya, Mas. Lain kali aku-" belum usai Faye berkata-kata, Ray terlebih dulu menyela.

"-nasi padang."

"Hah?"

"Kamu mau bilang kalau lain kali kamu yang traktir, kan? Kalau gitu, aku minta ditraktir nasi padang aja. Kayaknya kita belum pernah kan, makan masakan Indonesia selama di sini?"

"Oh... emm, aku sih, udah pernah, Mas."

"Maksudku, makan bareng, Fay. Kita berdua. Bukan sendiri-sendiri."

Oke. Rasanya Faye malu sekali karena sudah salah menjawab. Tetapi, tidak lama kemudian ia mengiyakan. Dipikir-pikir, selama ini aksi makan bersamanya dengan Ray selalu memilih menu yang biasa dikonsumsi oleh orang-orang Inggris.

"Well, lagi ngerjain apa?" Ray menelurkan tanya saat netranya menatapi layar laptop Fate yang berisi tulisan panjang dan aneh, dengan berbagai warna.


"Oh, ini tugas bikin web dinamis, Mas. Baru pertama kali lihat kah?"

Ray mengangguk. Di matanya, barisan kode yang hanya dimengerti oleh Faye itu sedikit memusingkan. Tapi diam-diam, dia juga salut pada Faye. Gadis itu terlihat biasa saja menghadapi kode-kode abstrak tersebut. Tidak mengeluh, tidak juga panik. Keren.

"Web dinamis?"

"Iya. Jadi, website itu terbagi jadi dua kategori, Mas. Satu web statis, satunya lagi web dinamis. Nah, yang jadi pembeda itu ada di basic yang dipakai. Kalau web statis itu pakai HTML atau Hypertext Mark-up Language. Sedangkan web dinamis, dia menggunakan PHP."

"Pemberi Harapan Palsu?"

Faye menekan kuat-kuat tawanya agar tidak meledak. Lucu sekali mendengar pertanyaan polos dari Ray yang dimaksudkan untuk makna dari PHP. "Kok ketawa, sih, Fay?" protes Ray pada akhirnya.

"Habisnya Mas Ray lucu, sih. Bisa-bisanya nyeletuk kayak gitu? Emangnya di dunia ini kepanjangan PHP tuh, cuma yang itu aja? Hahaha."

Seketika, Ray merasa konyol. Betul juga apa yang Faye katakan. Kenapa tadi dia bisa spontan mencetuskan kepanjangan yang hits diucapkan di kalangan remaja itu, ya?

"Hehe, salah, ya?"

"Teng!"

"So, apa itu PHP, Miss Lafayetta? Bisa dijelaskan?"

Faye tersenyum miring. Rautnya dipenuhi ekspresi jenaka dalam menanggapi keingintahuan Ray. "Yakin mau dijelasin? Sekuat-kuatnya anak HisPol baca buku tebal berisi sejarah, pasti puyeng juga, lho, kalau denger penjelasan dari anak teknik," ledek Faye pada akhirnya. Di akhir kalimatnya, ia tertawa sambil menutup mulut. Reaksi Ray saat ini lucu sekali.

"Oke, deh, oke, aku ngalah." Ray mengangkat kedua tangan ke atas. Rasanya dia tidak sesiap itu untuk mendapat kuliah singkat dari anak teknik yang sangat berbakat seperti Faye. "Terus itu nanti jadinya kayak gimana?"

"Mau lihat?"

Ray mengangguk antusias. Sementara Faye mulai menekan-nekan beberapa tombol dan kursor di laptop, lalu berpindah dari satu aplikasi ke aplikasi lainnya.


"Jadinya kayak gini."

"Hah? Serius? Tulisan panjang warna-warni kayak tadi, hasil akhirnya cuma gini aja?" Ray menutup mulut secara dramatis. Otaknya mendadak buntu. Tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya barusan.

"Tuh, kan. Faye kasih lihat hasilnya aja, Mas Ray udah syok berat. Apalagi kalau aku jelasin satu per satu?"

Sejenak Ray menatap melas pada Faye. Kali ini dia mengakui bahwa ada hal yang tidak bisa ia mengerti atau kuasai. Yakni bidang yang Faye ambil. Harap Ray, semoga hanya itu saja bagian dari Faye yang tidak bisa dia mengerti.

"Yeoksi uri Lafayetta jjang!" (Lafayettaku benar-benar keren!)














- To be Continued.

Malang, 14 April 2023
22.34 WIB
All Rights Reserved
Pialoey 💙

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro