03. Memalukan
"Kau ingin menyerangku ya, nona?"
(Name) melotot kaget dan buru-buru menjauhkan wajahnya dari Nahoya.
Ia mendadak grogi dan rasanya canggung, padahal dirinya hanya ingin membantu tapi gara-gara lelaki kribo itu berkata seperti itu,
Pikirannya mendadak disponsori oleh travel*ka.
"T-tidak! Aku hanya─"
"Yahh aku terselamatkan!" Potong Nahoya cepat sambil bangkit duduk.
Nahoya duduk, (Name) mendadak berdiri.
"Ano.. kau baik-baik saja kan?" Tanya (Name) cemas.
"Yah, anggap saja mandi sungai." Jawab Nahoya, "Lagipula, khawatirkan dirimu sendiri! Buat apa kau melakukan hal ceroboh seperti itu? Ku pikir kau mau bunuh diri."
(Name) terkesiap, belum sampai bersuara Nahoya kembali memotongnya cepat.
"Ternyata aku salah paham dan berakhir seperti ini." Nahoya tetap tersenyum tapi gelagatnya seperti orang yang menahan emosi.
Lelaki itu mengusap-usap pakaiannya yang basah, benar katanya, itung-itung mandi.
"M-maafkan aku!" (Name) membungkuk maaf pada Nahoya, "Maaf sudah merepotkan!"
Tiba-tiba sebuah jaket mendarat ke kepala (Name). Gadis itu mendongak menatap Nahoya heran.
"Anu?"
"Dalamanmu kelihatan."
(Name) mendadak panas dan buru-buru menutupi tubuhnya yang basah dengan jaket Nahoya.
Gadis itu merutuki dirinya sendiri sebab memakai kemeja yang tipis, sehingga kalau basah dalamannya bisa ngecap cihuyy.
Meskipun jaket milik Nahoya juga basah, tidak apa yang penting harga diri.
"Tenang saja, aku bukan orang cabul kok." Ujar Nahoya percaya diri, dirinya berbalik berniat pergi.
Tapi karena ekspresi Nahoya yang sama sekali tidak berubah, (Name) jadi meragukannya.
"Jaketnya?"
Nahoya menoleh tanpa mengurangi ekspresi senyumannya, "Lusa, ditempat ini. Kau bisa mengembalikannya."
"Ah arig─"
"Jangan dijual ya!" Sahut Nahoya.
(Name) jadi tersapu malu.
Astaga, kejadian aneh apa lagi yang melandanya saat ini?
"Baka! Kenapa kau membuat orang asing kerepotan, baaaka baka!" Gerutu (Name), "Ah, aku bahkan lupa menanyakan waktunya!"
"Ano!!" (Name) berbalik dan Nahoya sudah hilang dari pandangan, "Lusa, jam berapa.."
Ah, timingnya tidak tepat.
Nahoya pulang dengan basah-basahan, membiarkan angin kencang menembus pakaiannya yang basah sebab renang bersama katak.
Sampai rumah ia disambut oleh wajah kaget adik kembarnya, Souta.
"Smiley, apa yang terjadi?"
"Kehujanan."
Souta mengerjap bingung, "Ini cerah, Smiley."
"Hehehehe." Nahoya dengan santainya meninggalkan sang adik kebingungan di depan.
Souta dengan polosnya sampai keluar ke halaman depan untuk memastikan cuaca.
Padahal panas, seperti melihat dia dengan yang lain.
"Smiley kenapa?"
Beralih ke Nahoya yang berniat untuk mandi, sebelum melepas pakaian basahnya, lelaki kribo itu menatap cermin wastafel.
Otaknya mendadak memutar kembali video sejarah yang terjadi sekitar 15 menit yang lalu, dikala ada wanita asing yang hampir saja merenggut keperjakaan bibirnya.
Semburat merah muncul dipipi Nahoya, ia merasa jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.
"Aku sakit ya?" Kagetnya.
Nahoya buru-buru membasuh wajahnya untuk menepis pikirannya yang liar.
Disamping itu, Souta tengah menjemur pakaian yang sama-sama basah tapi beda sebab.
Tiba-tiba wajah (Name) terlintas diotaknya setelah melihat kaosnya yang sedikit robek.
"Dia baik-baik saja bukan?" Souta nampak cemas.
(Name) diluar sana mendadak cegukan berulang kali, sebab dipikirkan dua lelaki dalam waktu yang sama.
***
Malam ini, (Name) pergi ke minimarket untuk membeli roti jepang.
Ia menyusuri rak demi rak untuk menemukan roti yang bersayap.
Tak lupa dirinya juga membeli plester dan minuman kaleng untuk camilan sambil belajar.
Dikala ia ingin mengantri dikasir, minuman kalengnya jatuh menggelinding. Dengan kesal ia meletakkan barang belanjaannya dimeja kasir dan pergi mengambil minuman kalengnya.
Sekembalinya, (Name) meminta minumannya ikut dihitung. Usai membayar dirinya bingung, dimeja kasir ada dua kantong belanjaan.
(Name) ingin bertanya, tapi penjaganya buru-buru pergi sebab ada seorang anak berambut merah putih menyenggol rak belanjaan sehingga isinya jatuh berantakan.
Alhasil dengan insting lunak yang dimiliki (Name), gadis itu mengambil kantong belanjaan yang paling kanan tanpa tahu apa isinya terlebih dulu.
Ia pulang dengan santai.
Disisi lain tempat, Nahoya baru saja pulang dari minimarket juga.
"Kau lama sekali Smiley."
"Yahaha tadi aku lupa membeli obat merah."
Nahoya meletakkan kantung belanjaannya dimeja makan. Souta merebus air dan menyiapkan piring untuk menyeduh ramen yang baru saja dibeli kakaknya.
Tapi, Souta kaget saat menyentuh barang dari kantung belanjaan.
"Sejak kapan ramen jadi se empuk ini?" Monolognya.
Dan barang itu ia keluarkan, mata sipitnya melebar.
"S-smiley, kau membeli barang seperti ini?"
Souta menunjukkan pembalut wanita pada Nahoya.
"Eh? Bagaimana bisa?!" Kaget si oren. Nahoya memeriksa kantong belanjaannya.
"Sepertinya tertukar."
"Kau benar."
Souta bangkit dari duduknya, "Biar aku yang kembali."
Pikirnya gantian, tidak mungkin dirinya membuat kakaknya lelah sendiri.
"Oh oke, mungkin dia juga akan kembali untuk menukarkannya dengan belanjaan kita." Setuju Nahoya.
Souta mengangguk dan menyambar jaket hitamnya, lalu lari cepat keluar rumah.
Beralih ke situasi lainnya, (Name) juga kaget setengah mati.
Gadis itu juga berlari ke minimarket tempatnya berbelanja.
"Bagaimana bisa tertukar, kono baka!" (Name) kembali mengumpati kecerobohannya.
Akibar lari-lari, perutnya jadi kram. Gadis itu berhenti sebentar untuk menetralkan nafasnya.
Tapi keputusannya itu salah.
Beberapa preman malam keluar dari gang dan menghalangi jalan (Name).
"Konbannwa ojou-chan~"
(Name) bergidik ngeri, tapi ia tidak terlalu takut sebab preman didepannya ini terlihat seumuran dengannya.
"Mau kemana?"
"Tidak baik loh anak gadis keluar malam-malam."
"Ah, ya.. aku terpaksa." (Name) dengan begonya menanggapi pertanyaan semacam itu.
Preman didepannya itu malah tertawa, tapi tawanya tiba-tiba hilang dan mereka malah menyenggol satu sama lain.
"Hei bukankah dia.."
"Iblis kembar itu?!"
"Oi oi dia anak Toman! Cepat kabur, cepat!!"
(Name) melongo, preman tadi lari terbirit-birit.
"Mereka takut padaku?" Monolog (Name).
"Nona, kau baik-baik saja?"
(Name) menegang kaget sebab secara tiba-tiba ada orang bicara dibelakangnya.
"Eeh?!" Kaget Souta dan (Name) bersamaan.
"Kau yang di─"
"Ah itu belanjaanku!"
(Name) merebut kantong belanjaannya dari tangan Souta dan menyodorkan kantong belanjaannya yang ia pegang.
"Ini milikmu?" Souta mengangguk, "Hountoni gomennasai, gara-gara kecerobohanku!"
"Iya, tidak apa."
"Dan juga terimakasih!" Ucap (Name) cepat untuk meminimalkan rasa malunya dan juga takut menatap wajah marah Souta lebih lama.
Sudah dua kali merepotkan orang yang sama soalnya.
"Selamat jalan!"
(Name) berbalik cepat untuk pulang.
Namun, langkahnya terhenti sebab Souta yang tiba-tiba melilitkan jaket yang dikenakannya dipinggang (Name) dari belakang.
"A-ada apa ya?" Gugup (Name).
"Datang bulan."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro