Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

02. Kribo Oren

Kawata Nahoya, lelaki cilik yang kerap disapa Smiley itu tengah membantai seorang musuh dengan tangan kosong.

"Shine korra! Ikke korraaa!!"

Bak bik buk, begitu bunyi tinju yang ia hasilkan.

"Horaaa!!" Nahoya tetap saja meneriakkan kata maju padahal dirinya sendiri tak memberi kesempatan musuh untuk berdiri, bagaimana bisa maju coba?

"Hehehe!"

Sesekali ia menggunakan ilmu kanguru nya untuk melompat dan menendang kumpulan musuhnya sampai jatuh.

Anehnya, dia tampak menikmati per-geludan ini. Hal ini dapat tergambarkan oleh raut wajah Nahoya yang selalu keep smile, tapi justru lebih menjorok ke menyeramkan sebab ketawa ketiwi sambil nonjok orang begitu.

Alasan Nahoya menghajar geng ini adalah.. sebab meresahkan. Udah gitu aja.

"Oi brengsek! Siapa yang ingin mati lagi?" Ujar Nahoya tanpa mengurangi senyumnya sedikit pun. Benar-benar iblis berwajah malaikat.

Anggota yang tersisa merinding dan mengambil tindakan untuk lari menjauhinya.
Namun, Nahoya sudah duluan menonjok mereka satu-persatu.

"Omoshiroi!!" Pekik Nahoya kegirangan.

"Hehehe dasar para pengecut bodoh!"

Dari kejauhan, Nahoya dapat melihat siluet adik kembarnya. Ia datang sambil menuntun motor.

"Horaa Angry! Kenapa kau terlamb─e buset!!" Kaget Nahoya disaat melihat keadaan Souta yang seperti pisang tercelup tepung.

"Ada apa denganmu?"

"Jatuh."

"Astaga liat penuh lumpur! Mana bau lagi!" Nahoya melepaskan jaket sang adik. "Karena kau belum datang, aku jadi bersenang-senang sendirian."

Souta membelalak kagum menatap beberapa mayat dibelakangnya, tenang belum mayat.

"Ini menakjubkan Smiley!" Puji Souta dan cengiran Nahoya semakin lebar.

"Lihat dirimu sendiri, bagaimana bisa kau seceroboh ini?" Ternyata Nahoya cerewet juga.

Sedangkan Souta hanya mengerjap polos membiarkan kakak kembarnya membersihkan sisa lumpur yang tertinggal.

"Kau pulang saja angry!" Suruh Nahoya.

Lah, padahal dia baru datang.

"Cepat mandi, jangan sampai kau kena flu ya!" Tambah Nahoya.

Souta mengangguk paham, menuruti kata sang kakak tahu kegiatannya setelah ini.

Setelah kepergian Souta, Nahoya beranjak menuju ke motornya. Tapi sebelum itu, ia menendang beberapa makhluk alias orang yang menghalangi jalannya sambil tertawa.

Sang iblis berwajah malaikat itu mulai melajukan motornya untuk menyusul sang adik.
Namun ditengah perjalanan, ada pemandangan yang kurang menyenangkan hingga membuat mata sipitnya melebar.

"Dia.. mau bunuh diri?!" Kejut Nahoya.

***

(Full Name), gadis yang baru saja kena sial sekaligus memberi sial pada orang lain itu tengah resah.

Iya resah, membayangkan wajah marah dari lelaki yang menyerempetnya membuatnya semakin merasa bersalah.

"Mana kaosnya ku sobek, aku.. a-aku aaaa!!"

(Name) jalan sambil menundukkan kepalanya meratapi nasib kebodohannya, selain itu jalan menunduk gini juga salah satu upaya mencari rezeki.

Kan, baru juga dibicarakan (Name) menemukan sebuah kertas mahal. Yaitu sebuah kupon ayam.

"Astaga!" Pekik (Name) senang.

Gadis itu buru-buru mengambilnya dan mengeceknya.

Beruntung, tidak robek, masih utuh, masih bisa digunakan. Lumayan dapat ia kumpulkan, bisa dapat gratisan ayam.

"Dewi fortuni memberkatiku huhu!" Ujar (Name) bahagia sambil memanggil-manggil nama adik Dewi fortuna.

Namun, kesialannya muncul.

Angin kencang tiba-tiba berhembus dan menerbangkan kupon ayamnya.

"Ah! Jangan!"

Angin membawa kuponnya jauh menuju sungai, tapi belum sampai jatuh.

(Name) lari ke jembatan dan menaiki pembatasnya untuk dapat meraih kupon temuannya.

"Kembali kesini! Ah onegai!"

Satu tangan (Name) ia gunakan untuk bertumpu pada pagar pembatasnya agar tidak jatuh.

Namun, ditengah-tengah kegiatannya ada seseorang yang tiba-tiba menariknya.

"Hei nona, jangan lakukan ini!"

Dia, Nahoya.

"Apa kau sudah tidak waras?" Ujar Nahoya sedikit memfilter ucapannya.

(Name) kaget.

"Lelaki yang tadi?!" Batinnya, "Eh tapi, rambutnya dan ekspresinya.."

Sedangkan Nahoya berpikir kalau (Name) mau bunuh diri terjun ke sungai.

"Tunggu, dia berlumpur. Seperti Angry."

"Ayo! Menjauh dari sini!" Pinta Nahoya.

"Tidak, tunggu sebentar!" (Name) memandangi kupon ayam yang terbang menjauh.

"Kuponkuu.."

Nahoya mengernyit bingung, masalahnya ekspresi (Name) bukan seperti orang yang bosen hidup, ekspresinya malah absurd, jadi kenapa dia mencoba bunuh diri? Begitu pikirnya.

Lelaki itu lebih kuat menarik lengan (Name) hingga gadis itu terpaksa menoleh.

"Jangan-jangan dia mau ke sungai sebab.. kebelet berak?!" Batin Nahoya.

"Hei nona, kau tidak apa-apa?"

(Name) semakin memasang ekspresi tertekan.

"Dia benar-benar lelaki yang tadi bukan? Tapi rambutnya, ekspresinya sungguh berbeda. Jangan-jangan dia.. kloningannya?!" Batin (Name) kaget.

"A-ano sumimasen.." Ucapan (Name) menggantung sebab angin berhembus kuat sehingga menerbangkan kupon ayam yang tadinya lari ke arah sungai jadi berbalik ke arah (Name).

"Kuponnya!!"

(Name) ganti memegang lengan Nahoya kuat sebagai tumpuan dan kembali melompati pembatas jembatan.

Tenaga tarikannya yang begitu kuat menyebabkan Nahoya ikut tertarik ke depan hingga lelaki tak bersalah itu jadi oleng ke depan dan jatuh ke sungai.

Byurr!!

"Aha dapat!! Yoshh!!" Pekik (Name) senang. Ya, kupon ayam lebih penting sehingga ia melupakan sesuatu yang lebih penting lagi.

"Kribo-kun!!"

(Name) buru-buru ikut menjatuhkan diri ke sungai sebab melihat tubuh Nahoya yang mengambang.

(Name) menggunakan skill dugongnya untuk berenang dan menarik Nahoya untuk keluar dari air yang dalamnya sekitar 3 meter itu.

Mereka berdua berhasil keluar, tapi Nahoya tak sadarkan diri.

(Name) panik, gadis itu sedikit mengguncang tubuh Nahoya.

"Kribo-kun! Kribo-kun!" (Name) memeriksa hembusan nafas Nahoya, "Dia tidak bernafas!!"

"Aduh bagaimana? Bagaimana ini? Oh ya CPR!!" (Name) memeriksa denyut nadi Nahoya, bersyukur masih ada. Jadinya ia tak perlu memberinya CPR.

(Name) ingin mencari bantuan, tapi kebetulan sepi.

"Ah nafas buatan! Benar! Beri nafas buatan!"

(Name) menyentuh dagu Nahoya dan sedikit mengangkatnya.
Perlahan, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Nahoya.

Kurang 3 cm lagi bibir mereka akan bersentuhan, tapi tiba-tiba Nahoya membuka mata.

(Name) tersentak kaget begitu pula lelaki didepannya.

Nahoya semakin melebarkan senyumnya.

"Kau ingin menyerangku ya, nona?"

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro