01. Kribo biru
Kawata Souta, seorang lelaki cilik yang kerap disapa Angry saat ini tengah mengendarai motornya keliling di kota Shibuya.
Bukannya sebab pawai sekolah atau apa, ia sedang menyusul kakak kembarnya yang saat ini sedang membantai sebuah geng motor yang baru saja menetas alias geng baru.
Entah apa masalahnya Souta tidak tahu pasti. Tadinya saat ia sedang berak tetiba kakaknya menelpon, bilang kalau dirinya butuh bantuan sang adik.
Souta yang terlampau panik, buru-buru menyambar jaket tebal yang bergambar iblis dan segera menyusul sang kakak.
Di pagi yang cerah ini bisa-bisanya sang kakak mencari masalah. Biasa, dia itu kelebihan energi.
Seperti kata Souta, pagi yang cerah ini menambah semangatnya. Jadinya ia kelepasan bersenandung,
pagiku cerahku, matahari bersinar, ku gendong tas merahku dipundak.
Selamat pagi semua, ku nantikan dirimu..
Kira-kira seperti itu yang ia nyanyikan.
Beruntung suara knalpot motornya agak berisik, maka dari itu ia bebas bernyanyi apa saja tanpa takut terdengar oleh orang lain. Sensasinya seperti konser di kamar mandi yang kedap suara.
Disamping orang lain, mereka saja tak berani menatap ataupun melirik Souta. Penyebabnya adalah wajah garangnya.
Memang, perempatan imajiner yang tergambar tidak lepas sebagai ciri khasnya sebagai adik dari Kawata Nahoya, ketua divisi 4 geng Tokyo Manji.
Secara tiba-tiba, Souta mengerem motornya mendadak sehingga menimbulkan bunyi sreettt. Hampir saja dia jantungan.
Dia ngerem bukan karena lampu merah, sebab ada induk ayam dan anak-anaknya yang sedang menyeberang. Souta, jadi kaget.
Ya, dia adalah anak yang berbudi luhur, berprestasi, bertakwa, dll persis seperti visi misi sekolah.
Setelah kelar, lelaki itu kembali melajukan motornya dengan kecepatan dibawah rata-rata.
"Oh Angry!!"
Souta menoleh ke sumber suara, ternyata yang memanggilnya adalah Chifuyu. Lelaki itu duduk di depan toko serba ada bersama Takemichi yang juga melambaikan tangan ke arah Souta.
"Yo!" Balas Souta dengan menoleh ke arahnya.
Akibat kelamaan menoleh, Souta hampir menabrak pagar kebun orang jadinya ia dengan cepat membelokkan motornya dan tak sengaja menyerempet seorang gadis.
Dan sialnya, gadis itu kecebur ke selokan. Berlumpur, ada kataknya, dan lagi baunya amis.
Tubuh mungil yang pas dengan ukuran selokan itu mendadak merasakan kejutan rasa sakit.
"Nona, kau baik-baik saja?"
Souta mengulurkan tangannya ke bawah, berniat untuk membantu gadis itu kembali naik.
Justru sebaliknya, sang gadis malah kaget dan ketakutan setelah melihat wajah marah Souta.
"H-hai!!" Alhasil ia buru-buru naik dengan sendirinya dan mengabaikan uluran tangan Souta.
"Ada yang sakit? Apa kita perlu ke rumah sakit?" Tanya Souta tanpa mengubah ekspresi wajahnya.
Sang gadis tercengang sebab dipelototi oleh Souta, dengan gagap ia menjawab.
"H-hai!! Ah ie ie! A-aku baik-baik saja, m-m-maafkan aku!"
Souta mengerjap bingung, bukankah seharusnya dialah yang meminta maaf?
Sang gadis mencoba mengusap pakaiannya untuk membersihkan noda lumpur yang tertimbul, Souta yang terlampau peka alias peduli dengan makhluk hidup lain ikut membantu sebab rasa bersalahnya.
Souta mengusap rambut sang gadis yang penuh lumpur, bahkan dirinya sendiri rela menahan nafasnya selama sejam disitu akibat bau amis dari gadis itu, ralat bau selokan.
Merasa ada yang tengah menyentuh, si gadis menoleh kaku ke arah Souta. Pandangan mereka bertemu.
"Hik!" Bukannya terpesona, sang gadis malah tiba-tiba cegukan.
"Hik! Waa aku berdarah! Darah hik ada darah!" Teriaknya heboh disaat ia mendapati lututnya yang tergores.
"Ayo kita ke rumah sakit!" Ajak Souta.
Padahal cuma lecet dikit, Souta malah ikutan heboh.
Ya, takutnya kalau sampai kakinya bocor atau tulangnya geser gitu.
Sang gadis tanpa pikir panjang malah meraih ujung kaos Souta dan merobeknya. Gadis itu langsung melilitkan kain robekan itu ke lukanya, sungguh kere- atif.
Souta tercengang.
"Untung saja." Gumam sang gadis, cegukannya tiba-tiba hilang sebab habis teriak tadi.
"Eh? Ehhhh!" Kaget sang gadis sadar.
Niatnya yang mau merobek bajunya eh malah baju orang lain, mana orang asing pula.
"M-maafkan aku!!" Takutnya bertambah.
Sang gadis berupaya untuk membungkuk meminta maaf, namun akibat posisinya yang berdekatan, sang gadis tak sengaja menyeruduk Souta.
Souta kehilangan keseimbangan, ia oleng dan menarik lengan sang gadis untuk berpegangan. Akibat terlalu over power, sang gadis malah ikutan jatuh ke selokan bersama Souta.
Jatuh malah ngajak-ngajak.
Tubuh mereka jadi berlumuran lumpur, akhirnya mereka cosplay jadi kudanil.
Souta mengerjap lucu, masih mencerna kejadian yang serba salah ini.
Jadi, siapa yang salah?
Pertemuan yang seharusnya berbuah manis malah berbuah lumpur. Ditambah bau amis yang menjadi pelengkap, sungguh Souta tiba-tiba pengen tenggelam.
***
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro