Chapter 9 : Aku Khawatir
.
.
.
.
.
Di Bistro Jurer, terlihat Keiichiro yang sedang mondar mandir sambil menelpon Tsukasa. Tapi sekali-kali Ia berdecak kesal.
"Kenapa dia tidak menjawab telpon dariku!" seru kesal Keiichiro sambil bolak balik di dalam Bistro yang sedang sepi. Kairi, Touma, Sakuya dan Umika hanya melihat Keiichiro yang bolak balik seperti cacing kepanasan.
"Ini sudah hampir sore dan dia belum kemari juga!"
"Pak, tenanglah. Senpai pasti akan datang!" ujar Sakuya untuk menenangkan Keiichiro. Berhasil, Keiichiro berhenti dan menatap Sakuya.
"Kau tahu Sakuya, ini sudah jam berapa!" seru Keiichiro yang kembali bolak balik seperti tadi.
"Ini semua karena kau Kairi!" tunjuk Umika pada Kairi yang berdiri di sebelah Touma. Sedangkan orang yang ditunjuk menjadi heran.
"Kenapa aku?" tanya Kairi sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya! Kalau saja kau tidak bilang wanita dalam rekaman itu cantik! Maka Tsukasa chan tidak akan menghilang seperti ini!" sembur Umika dengan kalimat yang sama lagi. Kairi dan Touma yang mendengarnya menghela nafas.
"Umika chan, tenanglah!" ucap Sakuya yang duduk di sebelah Umika.
"Kau juga sama!" delik Umika dengan garang dan Sakuya tidak tahu lagi harus menenangkan Umika dengan cara apa. Ia hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya sudah aku mau pergi dulu," celetuk Kairi yang langsung membuka pakaian kerja Bistronya.
"Mau ke mana kau?" tanya Touma pada Kairi.
"Aku harus pergi untuk mencari Polisi wanita yang suka mencampuri urusanku itu," jawab Kairi sambil tersenyum pada Touma.
"Aku sangat khawatir padanya," ucap Kairi sembari menatap teman-temannya.
"Aku akan mencarinya." ucap Kairi sambil menatap Umika dan Keiichiro. Sebelum pergi, Kairi menepuk pundak Keiichiro dua kali.
....................
Sementara itu, Tsukasa sedang berjalan di jalanan yang sepi, Ia tahu ini sudah hampir malam dan Ia pasti sudah membuat Keiichiro dan yang lainnya khawatir. Ia harus segera kembali.
Tapi di tengah jalan, Tsukasa melihat sebuah jembatan tempat Ia pernah membawa Kairi bersamanya. Jembatan itu adalah tempat Ia menceritakan masa lalu dan impiannya secara sadar pada Kairi. Itu adalah salah satu momen manisnya dalam hidupnya, di mana Ia bisa bercerita dengan seseorang tanpa harus malu.
Dan orang itu adalah Kairi.
Ya, hanya Kairi seorang.
Bahkan, Keiichiro pun tidak tahu cerita kehidupannya sampai sekarang. Tsukasa berdiri di jembatan itu sambil menatap matahari yang mau tenggelam.
"Apakah impianku sudah terwujud ya?" tanya Tsukasa entah pada siapa.
"Apa dunia sudah aman dan aku bisa hidup bersama kakekku?" gumam Tsukasa menatap matahari terbenam tanpa tahu seseorang sudah berdiri di belakangnya.
"Kau harusnya pulang," ucap suara seseorang yang berdiri di belakang Tsukasa.
"Iya, nanti aku pulang," ucap Tsukasa ketus. Kairi yang mendengarnya menyeringai. Warna jingga mulai menyelimuti tubuh mereka.
"Kau marah padaku?" tanya Kairi sambil berdiri menatap matahari tenggelam di samping Tsukasa.
"Aku tidak marah," jawab Tsukasa ketus dan tanpa menoleh ke arah Kairi.
"Baiklah."
Setelah mengucapkan itu, suasana hening menyelimutinya mereka. Warna jingga yang menyelimuti mereka sudah menghilang dan di gantikan warna biru gelap.
"Wanita itu memang cantik," ucap Kairi tiba-tiba dan membuat Tsukasa menatap kesal ke arahnya.
"Tapi nona polisi di sebelahku ini lebih cantik." goda Kairi sambil menatap ke arah Tsukasa yang pipinya sudah memerah.
Kairi menyeringai menatap Tsukasa membuat yang ditatap membuangkan muka ke arah lain dengan kedua pipi masih memerah.
Seseorang wanita berambut panjang berwarna cokelat memandang mereka sembari tersenyum dengan satu air mata lolos dari pipi kanannya.
....................
Di jalan yang sedikit ramai dan gelap, Tsukasa dan Kairi berjalan berdampingan dengan keheningan menyelimuti keadaan mereka yang canggung. Bukan hanya mereka, tapi juga ada sepasang kekasih yang berjalan melewati mereka membuat mereka berdua makin canggung untuk jalan berdua.
Tiba-tiba, satu Grangler berwujud domba hitam datang menyerang pasangan-pasangan yang sedang duduk.
"Hahahaha, wah-wah. Hari ini aku melihat banyak sekali pasangan yang sedang sibuk ya," ucapnya sembari tertawa melihat raut ketakutan pasangan-pasangan di depannya.
"Baiklah, kali ini kalian akan aku bekukan."
"Beku...beku....beku...beku...beku!" ucapnya pada pasangan yang berada di dekatnya. Setidaknya, ada lima pasangan yang beku di tempat.
Sontak saja, banyak orang melarikan diri dari Grangler itu. Kairi dan Tsukasa yang melihatnya terkejut dan bersiap dengan FS changer mereka masing-masing.
"Ayo Tsukasa chan!" ucap Kairi yang sudah mengeluarkan FS changer nya.
"Ya!" jawab Tsukasa tegas dengan menarik FS changer nya.
"Kaitou change!" seru Kairi.
"Red."
"Zero, one, zero."
"Masquerase."
"Kaito Change."
"LupinRanger."
"LupinRed"
"Peringatan! Aku akan mengambil harta karunmu!"
"Keisatsu change!" seru Tsukasa.
"Sangou."
"Keisatsu change."
"PatoRanger."
"Patren sangou."
"Keisatsu change."
"Dengan wewenang kepolisian! Aku akan mengangkapmu!"
"Wah-wah, kejutan yang luar biasa," ucap Grangler itu.
"Senang bertemu dengan kalian berdua, Lupin Red dan Patren Sangou. Hahahhahahha," seru Grangler itu dan langsung menyerang Red dan Sangou.
Pertempuran pun berlangsung, Red dan Sangou menembaki Grangler itu dengan sekali-kali mereka bertarung jika dalam jarak dekat. Grangler itu menahan Sangou dengan memegangi leher Sangou dan membuatnya tidak bisa bernafas.
Red yang melihat itu segera melompat dan melepaskan tangan Grangler itu dari leher Sangou dengan cara menendangnya. Grangelr itu jatuh dan Red langsung menahan tubuh Sangou yang lemas.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Red.
"Iya." jawab Sangou yang tengah kewalahan bernafas. Red lalu menatap Grangler itu dan bersiap untuk bertarung lagi.
"Ayo!" ucap Sangou yang sudah lebih baik dan Red mengangguk.
Mereka bertarung dengan brutal. Terkadang, Sangou menembak dan Red yang bertarung jarak dekat dengan Grangler itu begitu juga sebaliknya, Red menembak dan Sangou yang bertarung jarak dekat dengan Grangler itu.
Tsukasa yang berada dekat Grangler itu langsung memegangi Grangler itu dan Red mengambil koleksi Lupin milik Grangler itu dengan FS Changer nya.
"Five, nine, one."
Karena sudah kewalahan, akhirnya Grangler itu sudah kehabisan tenaga begitu juga Red dan Sangou.
"Wah, sepertinya aku melewatkan pertarungan hebat kalian berdua!" ucap Goodstriker yang tiba-tiba muncul di samping Red dan Sangou.
"Goddy?" ucap Red.
"Goodstriker!" ucap Sangou.
"Ya, ini aku. Ayo kita kalahkan monster itu!" seru Goodstiker.
"Baiklah," Red langsung mengambil Goodstriker dan mengaktifkan serangannya begitu juga Sangou yang menyiapkan FS Changer nya.
Akhirnya, monster itu dapat di kalahkan oleh mereka dengan bantuan Goodstriker.
"Untuk selamanya!" ucap Red.
"Adieu," ucap Goodstriker.
"Misi selesai." ucap Sangou.
"Kerja yang bagus." ucap Red, Sangou dan Goorstiker secara bersamaan. Mereka bertiga bertos ria. Setelah itu, Goddy pergi meninggalkan mereka. Kairi dan Tsukasa sudah kembali ke wujud mereka semula.
Kairi melihat Tsukasa memegangi lehernya.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Kairi yang khawatir dengan keadaan Tsukasa.
"Aku tidak apa-apa," jawab Tsukasa sambil tersenyum.
"Kau yakin? Aku sangat khawatir padamu," ucap Kairi dengan nada khawatir. Tsukasa yang mendengarnya tersenyum.
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku." ucap Tsukasa lembut membuat Kairi tersenyum dan membelai rambutnya lembut.
Bersambung
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Terimakasih buat yang baca, komen dan vote ya.
Sinopsis Chapter 10
Kemunculan pencuri harta karun baru membuat para polisi dan pencuri harta karun bingung dengan kemunculan pencuri harta karun misterius ini.
Next....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro