Chapter 5 : Dua orang yang jail
.
.
.
.
.
"Ayo senyum!" seru wanita yang sedang memotret kedua anaknya bersama dengan Kairi dan Tsukasa.
Kairi berusaha mungkin sebisanya untuk santai sementara Tsukasa berusaha tersenyum lebar.
Saat ini, posisi mereka berdekatan dengan Kairi yang merangkul anak laki-laki di depannya dan merangkul bahu Tsukasa membuat Tsukasa mulanya salah tingkah dan malu. Tapi Tsukasa mulai rileks dan merangkul anak perempuan di depannya.
"Terimakasih banyak." wanita dan kedua anak itu membungkuk dan mengucapkan terimakasih kepada Kairi dan Tsukasa lalu pergi dari Jurer itu.
Setelah ibu dan anaknya itu keluar, Jurer sudah sepi karena kebanyakan sudah pulang ke rumah.
Hening menyelimuti Kairi dan Tsukasa yang masih berdiam di tempat mereka dengan tangan Kairi masih merangkuk Tsukasa. Hingga suara Sakuya dan Umika memecah keheningan mereka.
"Ehem, Kairi kun kau sepertinya suka sekali merangkul Tsukasa senpai," ucap Sakuya yang menyadarkan mereka berdua. Tsukasa yang lebih dulu menjauh sebelum Kairi menarik tanganya.
"Gom..men Tsukasa san," ucap Kairi sembari menggaruk kepalanya.
"Ah, daijoubu." jawab Tsukasa yang pipinya memerah.
"Wah, kalian serasi sekali!" ucap Umika yang tangan sudah menyatu di bawah kepala dengan ekspresi bahagia.
Di sampingnya, Sakuya menganggukkan kepala setuju dengan Umika. Pipi kedua orang yang sedang di goda Sakuya dan Umika itu memerah.
Tsukasa yang pipinya sudah merah tidak terkontrol langsung berjalan dan duduk di mejanya serta menyantap makanannya dengan lahap guna menghilangkan kegugupan.
Di depan Tsukasa, Keiichiro memandang geli tingkah lucu Tsukasa. Sedangkan Kairi dengan masih menggaruk kepalanya berjalan menuju meja di depan Touma melewati kedua orang jail yang menyebalkan menurutnya.
Kedua orang jail itu menyeringai geli melihat tingkah Kairi. Sementara Touma tersenyum tipis menatap Kairi yang sudah duduk di depannya.
"Apa!" seru jengkel Kairi pada Touma yang menatapnya dengan senyum yang aneh.
"Tidak apa-apa." jawab Touma sembari membersihkan peralatan memasaknya. Mendengar jawaban Touma membuat Kairi mendengus lalu menatap Tsukasa yang sedang makan dengan cepat.
'Kedua pipinya memerah membuatnya tampak sangat menggemaskan dan cantik' batin Kairi sambil tersenyum menatap Tsukasa.
"Hei Tsukasa senpai, Kairi kun menatapmu terus daritadi!" seru Sakuya membuat Kairi sadar dari lamunannya dan Tsukasa tersedak makanan. Tanpa babibu lagi, Kairi mengambilkan air putih untuk Tsukasa.
"Ini," ucap Kairi sambil memberikan air itu pada Tsukasa.
"Arigatou," jawab Tsukasa yang kembali pipinya memerah menatap Kairi yang berdiri di dekatnya.
"Nee." respon Kairi yang berjalan kembali ke tempatnya dan melemparkan tatapan tajam ke arah Sakuya dan Umika yang masih terkekeh geli menatap keduanya.
"Oh ya, aku ingat waktu itu!" ucap Umika pada Sakuya namun sangat keras sehingga bisa di dengar yang lain.
"Ingat apa Umika chan?" tanya Sakuya sambil menatap Kairi dan Tsukasa bergantian tersenyum geli.
"Waktu mendengar Tsukasa san sakit, Kairi kun terlihat sangat khawatir mendengar Tsukasa san sakit," ucap Umika sambil terkekeh geli. Kairi menatap tajam Umika sedangkan semua orang dapat melihat wajah Tsukasa memerah pekat.
"Hei, Umika chan jangan bicara sembarangan!" seru Kairi, semua orang tertawa geli kecuali Kairi dan Tsukasa.
"Bicara sembarangan? Aku bicara yang sejujurnya kok," ucap Umika dengan wajah kesal. Ia berjalan dan berdiri di belakang Tsukasa.
"Ia sangat khawatir dengan keadaanmu Tsukasa san," ucap Umika yang berdiri di belakang Tsukasa.
"Wah, benarkah itu Umika chan?" tanya Sakuya yang ikut berdiri di samping Umika. Ucapnnya di angguki oleh Umika
"Perhatian sekali ya Kairi kun pada Tsukasa senpai!" seru Sakuya pada Tsukasa dan ikut tertawa bersama Umika.
"Kalian ini kompak sekali menggoda Kairi kun dan Tsukasa imouto!" ucap Keiichiro yang sibuk memotong daging. Sakuya yang mendengarnya pun tersenyum pada Keiichiro yang sepertinya akan menjadi sasaran kejailannya yang kedua.
"Oh pak Keiichiro, apakah kau sudah menghubungi Manna chan?" tanya Sakuya dengan nada jail membuat Keiichiro menghentikan acara memotong dagingnya dan memandang tajam Sakuya.
"Hei, kau jahat sekali Keiichiro sama. Kenapa kau tidak menghubungi Manna chan!" jerit menggoda Umika pada Keiichiro. Keiichiro yang mendengarnya menjadi salah tingkah.
"It..itu...karena Aku sed..sedang sibuk." jawab Keiichiro terbata-bata. Tsukasa yang sudah mengkondisikan wajahnya agar tidak merah pun memberikan Keiichiro air putih dan langsung di lahap habis oleh Keiichiro. Tsukasa menatap kedua orang yang sudah menjailinya itu dengan tatapan super tajam.
"Kalian ini sudah sekali menjaili orang!" ucap Tsukasa pada Sakuya dan Umika.
"Iya itu benar!" seru Kairi yang duduk di depan Touma.
"Wah kalian sama ya mengatakan kami jail!" ucap Sakuya yang masih saja menggoda Tsukasa dan Kairi. Umika di sampingnya juga tertawa geli bersama Sakuya. Sementara Kairi dan Tsukasa memerah.
"Sakuya!" seru tegas Tsukasa yang sedang susah payah mengontrol pipinya yang memerah.
"Iya senpai!" jawab tegas Sakuya yang menahan tawa, di sebelahnya Umika juga nampak menahan tawa dengan menutup mulutnya dengan kedua tangannya.
"Berhentilah menggodaku dan Kairi kun!" ucap tegas Tsukasa pada Sakuya.
"Wah Tsukasa san memanggilnya dengan sebutan Kairi kun!" jerit girang Umika lalu menatap mereka berdua bergantian.
"Wah, wah Tsukasa senpai." ucap Sakuya menggoda Tsukasa. Sementara Tsukasa yang sadar ucapannya tanpa sengaja menatap ke arah Kairi berada yang tanpa di duga juga menatapnya balik.
Pipi kedua orang itu memerah pekat, mereka sama-sama mengalihkan pandangan mereka ke lantai salah tingkah.
"Astaga kalian berdua ini sangat menggemaskan!" jerit Umika lagi.
"Oh ya, kalian ingat waktu melawan Glangler berkekuatan ledakan api?" tanya Touma secara tiba-tiba. Tsukasa tahu kemana arah pembicaraan Touma dan pipinya memerah pekat dan Kairi sontak saja menegur Touma.
"Hei Touma! Sebaiknya kau diam jangan ikut-ikutan jail seperti mereka berdua!" seru Kairi yang mengancam Touma akan peristiwa yang membuat pipinya memerah.
"Ah Kairi kun begitu. Ayo Touma memangnya apa yang terjadi?" tanya Sakuya yang penasaran.
"Iya memangnya ada apa?" kini Keiichiro pun ikut penasaran kecuali kedua orang yang pipinya sudah memerah pekat.
"Saat itu, Patran Sangou tengah terluka saat melawan monster itu," Touma mengucapkannya sembari menatap Tsukasa.
"Lalu, entah kenapa secara tiba-tiba Lupin Red langsung berjalan ke depan Sangou saat monster itu ingin menghajar Sangou yang terluka. Sepertinya Lupin Red ingin melindungi Sangou yang terluka," Touma pun tersenyum mengakhiri ceritanya.
Mereka semua pun langsung menatap kedua orang yang mendapat julukan Lupin Red dan Patran Sangou itu dengan pandangan geli.
"Bukankah cerita tadi manis sekali ya Umika chan!" seru Sakuya agar yang lain bisa mendengar.
"Iya benar Sakuya kun, Lupin Red itu gantle sekali ya melindungi Patran Sangou yang terluka UWU!" jerit Umika seperti remaja Jepang yang sedang ngefans dengan pasangan anime terkenal. Sedangkan kedua orang yang di goda habis-habisan oleh teman-temannya itu sudah tidak tahu lagi semerah apa wajah mereka sekarang. Kini, mereke berdua hanya menatap satu sama lain dengan malu.
Bersambung
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Gimana chap keempat ini?
Jujur aja, Author baper kalau lagi ngetik chap ini karena terus keingat episode di mana Lupin Red itu ngelindungi Patran Sangou yang terluka.
Dan Author ngejerit pas nonton adegan itu. Apalagi ada adegan di mana Kairi ngenahan tubuh Tsukasa yang mau jatuh.
Mereka so sweet banget, namun sayang, di akhir serialnya gak ada kejelasan hubungan Kairi x Tsukasa apalagi Lupin Ranger x Patran Sangou. Author kecewa hik..
Sinopsis chapter 6
Kairi di suruh mengantarkan pesanan ke rumah seseorang. Akan tetapi, setelah mengantar pesan itu Kairi bertemu dengan seorang anak yang membuatnya terbelalak.
Next....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro