Chapter 21 : Misi Kairi dan Tsukasa sebagai PaSutri
.
.
.
.
.
Mobil berwarna merah terang itu melaju di tengah Hutan. Tsukasa yang menikmati pemandangan pengunungan dan Kairi yang fokus menyetir. Sepasang insan itu akan menuju kota selanjutnya untuk mencari koleksi Lupin.
"Apa kau tahu kemana kita akan pergi Kairi?" tanya Tsukasa sembari menatap Kairi.
"Tentu saja. Aku sudah mengirimkan pesan kepada Kogure tentang nama tempat yang akan kita kunjungi untuk mendapat koleksi Lupin." jawab Kairi tanpa menatap Tsukasa. Tsukasa hanya mengangguk.
Beberapa menit kemudian, Tsukasa dan Kairi sampai ke kota selanjutnya. Hanya saja mereka sedang mencari tempat yang menyimpan koleksi Lupin di kota itu. Karena kebingungan mereka bertanya pada warga sekitar.
"Permisi pak," Kairi menghentikan langkah seorang bapak-bapak tua lebih tepatnya seorang kakek-kakek.
"Apa di kota ini ada Hotel? Daritadi kami kesulitan untuk mencari Hotel?" Kairi bertanya sesopan mungkin. Tsukasa akhirnya tahu apa yang tengah mereka cari.
"Ternyata Hotel, pantas saja daritadi Kairi kebingungan!" batinnya.
Sebelum menjawab, kakek itu menatap Kairi dan Tsukasa bergantian.
"Apa kalian sepasang kekasih yang ingin berlibur atau sepasang pasutri yang ingin bulan madu di kota ini?" pertanyaan kakek itu sukses membuat Kairi dan Tsukasa melototkan mata. Bahkan Tsukasa sampai membuka mulutnya saking terkejutnya.
Ting. Suara pesan masuk di ponselnya membuat Kairi langsung cekatan membuka handphonenya. Mata Kairi makin melotot mendapatkan pesan dari Kogure.
Maaf Kairi kun. Aku lupa mengatakan bahwa kalian harus pergi ke Love Hotel dan menginap di sana sebagai pasangan suami istri. Aku minta tolong sekali padamu dan Tsukasa san.
Mati. Kairi diam seketika, muka Kairi memerah pekat sampai membuat Tsukasa di sampingnya heran.
"Ada apa Kairi? Kau sakit? Mukamu merah?" Tsukasa bertanya beruntun. Kairi dengan cepat memberikan ponsel nya untuk Tsukasa baca.
Setelah membaca pesan itu, muka Tsukasa memerah hebat seperti Kairi. Dengan cepat Kairi merangkul Tsukasa dan menatap kakeknya yang masih bingung dengan kelakuan aneh dua anak muda di depannnya ini.
"Kami ke Love Hotel untuk bulan madu setelah pernikahan kami kemarin," dusta Kairi. Tsukasa berusaha menormalkan detak jantungnya yang menggila dan berusaha menampilkan senyum malu-malu kucing.
"Pernikahan kami kemarin? Yang ada aku dan Tsukasa chan bekerja sama untuk mengalahkan Grangler bukan menikah!" batin Kairi.
Kakek itu tersenyum. Ia memberikan selamat pada Kairi dan Tsukasa.
"Selamat atas pernikahan kalian dan semoga kalian bahagia selamanya," sebagai jawaban dari kakek itu, Tsukasa dan Kairi tersenyum malu-malu.
Kakek itu juga menatap Tsukasa. "Istrimu sangat cantik, sepertinya kau memiliki banyak saingan untuk mendapatkannya kan?"
"Tentu saja pak, aku harus mengalahkan tiga orang untuk mendapatkannya!" jawab cepat Kairi cepat. Tsukasa terkejut mendengar ucapan Kairi.
Sedangkan Kairi yang mengatakan hal itu juga terkejut. Tiga orang? Kairi langsung mengingat Kei chan, Sakuya dan Touma.
"Baiklah pak, di mana Love Hotel?"
"Itu lurus saja ke jalan itu lalu belok kiri. Di ujung terdapat bangunan dengan nama Love Hotel."
"Baiklah, terimakasih kak."
Mobil itu melaju meninggalkan bapak tua yang sudah melanjutkan perjalananya. Mobil merah menuju tempat yang telah di tunjukkan.
Setelah beberapa menit, mobil itu berhenti di bangunan yang bernama Love Hotel. Kairi dan Tsukasa segera keluar mobil dan mengambil barang-barang mereka. Ada seorang penjaga yang mengatur mobil mereka di parkiran.
Keduanya masuk ke dalam Hotel. Mereka di sambut oleh seorang pegawai Hotel.
"Selamat pagi, ada yang bisa saya bantu?"
Dengan merangkul bahu Tsukasa, Kairi menjawab. "Pesan kamar atas nama Kogure,"
"Oh tunggu sebentar,"
Tsukasa yang bingung menatap Kairi meminta jawaban. Kairi berbisik padanya. "Kogure lupa memberitahukan kepada kita. Kau harus berpura-pura untuk menjadi istriku," Tsukasa menghela nafas lelah mendengarnya. Tapi apa boleh buat?
"Satu kamar pengantin dengan bunga-bunga khas untuk malam pertama," muka Kairi maupun Tsukasa memerah. Malam pertama katanya?
Pegawai itu menahan tawanya melihat tingkah kedua pasangan ini. "Kalian malu-malu begitu manis sekali,"
"Menikah ya?" Kairi mengangguk sementara Tsukasa memerah.
"Selamat ya! Ini kuncinya!" pegawai perempuan itu memberikan kunci pada Kairi.
"Nikmati bulan madunya!" seru pegawai itu menggoda kedua orang yang telah berjalan menuju kamarnya.
Sepanjang jalan, muka Kairi dan Tsukasa memerah karena godaan banyak orang tadi saat mereka mengaku sebagai pasangan suami istri.
Setelah sampai ke kamar mereka, Tsukasa langsung duduk kasur yang dihiasi bunga itu.
"Astaga! Kenapa Kogure begitu kejam pada kita Kairi! Seharusnya dia memberikan tugas ini kenapa Sakuya dan Umika yang sepasang kekasih bukan kepada kita berdua!" keluh Tsukasa. Kairi menggaruk belakang kepalanya sebelum akhirnya duduk di samping Tsukasa.
"Maafkan aku Tsukasa chan, Kogure terlambat memberitahukan jadinya kau begitu tertekan," ucap Kairi. Tsukasa menatap Kairi dengan bingung.
"Aku tidak tertekan Kairi," sahut Tsukasa.
"Aku hanya tidak nyaman kalau kita berdua yang mendapatkan misi ini bukan Sakuya dan Umika. Kita berdua bukan sepasang kekasih atau suami istri," Tsukasa memerah.
"Hahaha iya kau benar. Sudah! Ayo kita tidur Tsukasa Yano! Hahahha," Kairi langsung naik ke tempat tidur. Sedangkan Tsukasa cemberut.
"Namaku Tsukasa Myoujin!" sahut Tsukasa.
"Nanti juga suatu saat kau akan jadi Tsukasa Yano!" ucapan Kairi membuat wajah Tsukasa memerah. Dengan cepat Tsukasa mengambil bantal lalu memukuli tubuh Kairi.
"Jangan ngomong sembarangan!"
"Aduh...aduh! Sakit!"
Kedua orang itu menghabiskan malam dengan saling memukul menggunakan bantal dan guling lalu tertidur saling memunggungi.
....................
Keesokkan harinya, Tsukasa dan Kairi menyusun rencana untuk mencari koleksi Lupin. Mereka berpencar dan berpergian ke segala tempat di Love Hotel tersebut agar menemukan koleksinya.
Tsukasa berhenti di depan Bar Hotel. Di sini adalah tempat yang belum di kunjungi. Gadis polisi itu langsung masuk ke tempat itu. Ia mencium banyak alkohol, bahkan ia harus menutup hidungnya karena tak kuat dengan aroma yang begitu menyengat.
Saat sedang menatap sekitar, mata Tsukasa melihat satu benda yang terlihat asing di matanya. Langsung saja ia membuka ponsel dan menemukan satu gambar yang begitu mirip dengan benda itu.
"Tidak salah lagi! Itu pasti koleksi Lupin. Aku harus menelpon Kairi!" Tsukasa langsung menelpon Kairi.
"Halo?"
"Kairi! Aku menemukan satu koleksi Lupin itu!"
"Bagus! Sekarang kau di mana?"
"Aku di bar! Cepat kemari!"
"Baik, tunggu aku!"
"Ok!"
Tsukasa duduk di salah satu bangku untuk menunggu Kairi. Ia menatap jam di tangannya, seorang pelayan menawarkan minuman beralkohol dan di tolak dengan halus oleh Tsukasa.
"Tsukasa!" panggil Kairi dari kejauhan. Laki-laki itu duduk di depan Tsukasa.
"Di Mana koleksi Lupinnya?" Tsukasa menunjuk koleksi Lupin yang di letakkan di sebuah kaca.
"Sepertinya itu hiasan bar ini!" ucap Tsukasa.
"Kita akan mendapatkan koleksi Lupin itu."
Bersambung
.
.
.
.
.
Hai readers^^
Akan ada part khusus Kairi x Tsukasa nih. Penasaran sama rencana Kairi dan Tsukasa? Jangan lupa vote dan komen.
Sinopsis Chapter 22
Kairi dan Tsukasa berusaha untuk mendapatkan Koleksi itu tapi seorang menghentikan Kairi saat akan mengambil koleksi itu.
Next.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro