9/28
NINOMIYA CHIZUKO
Matahari mulai tenggelam, saat orang-orang di perkampungan memutuskan untuk mengunci semua rumah mereka. Kuda-kuda sudah kembali ke kandang masing-masing setelah seharian penuh menikmati hembusan kebebasan. Anak-anak dilarang keras keluar.
Itu karena, malam akan segera datang dan dia akan datang.
Jack Blablablabla Adam. Namanya panjang dan sudah banyak selebaran yang berserakan di seputaran bar, memberi pengumuman bahwa harga nyawanya lebih dari lima kantong keping emas. Namun tetap saja, sampai saat ini belum ada yang benar-benar pernah menangkapnya.
Si Perompak yang menjajah perkampungan dan bersumpah akan membunuh siapapun 'Pahlawan Kesorean' yang bermaksud memerdekakan kampung kecil itu.
"Katanya, ini big boss dari arc Koboi," ucapku pada Spring.
Spring menjadi karakter gadis berkepang yang mengenakan topi. Kekuatannya adalah menembak, kelincahan, dan kelemahannya adalah bahwa bir dapat memperlambat gerakannya. Ngomong-ngomong, bir dapat menambah health point di sini.
"Memangnya mengapa kalau big boss? Kita sudah sering menghadapi berbagai macam big boss."
Setelah dipikir-pikir, developer pembuat game ini sepertinya mulai kehabisan bahan cerita. Di seri pertama, petualangan di mulai dari laut dimana big boss dari seri itu adalah seekor kraken raksasa. Lalu di seri kedua di latar luar angkasa, big boss nya adalah alien yang ingin menguasai Bumi. Entah mengapa, melihat seorang manusia biasa menjadi tantangan besar di game ini membuatku agak meremehkannya.
Namun, entah mengapa perasaanku tidak enak.
"Cheese, kau berjaga di belakangku, ya," pinta Spring.
Aku mengiyakan dan memandu kudaku untuk memberi jarak kepada Spring. Aku saat ini menjadi karakter laki-laki yang ahli berkuda, memainkan tali, dan kelemahannya tentu saja sudah sangat jelas; bergerak terlalu lamban sampai-sampai membutuhkan kuda. Aku tidak bisa bertahan dalam pertempuran dalam ruangan yang tak memperbolehkan kuda untuk masuk.
"Kau yakin dia akan datang?" tanyaku.
"Menurut beberapa artikel yang kubaca, dia akan datang di sore hari ketika tidak ada satupun warga yang beraktivitas."
Aku memperhatikan sekelilingku, kampung kecil itu sudah sangat sepi dan kosong. Bar dan tempat untuk memangkas rambut pun sudah tutup.
"Jangan spoiler," ucapku malas.
"Biasanya juga, kau yang suka spoiler."
Sepertinya, ini semacam pembalasan dendam.
Baru saja aku ingin bertanya apakah itu adalah pembalasan dendam, tiba-tiba Yuzu-Nee dan Suzu masuk ke kamar secara bersamaan. Biasanya, aku tidak akan mempedulikan keberadaan mereka, kecuali jika mereka memang mengajakku berbicara dan membutuhkan bantuan. Namun kali ini aku bisa mendengar adanya permasalahan.
"Kau harus minta maaf ke Kuroto," ucap Yuzu-Nee.
"Aku tidak salah, mengapa aku harus minta maaf?" tanya Suzu dengan nada tidak terima.
Aku masih sama, fokus menatap layar komputerku dan pura-pura tidak mendengar. Kulihat beberapa anak-anak perompak mulai datang dari berbagai arah dan mengepung kami, aku segera membantu Spring melibas habis orang-orang yang tidak bisa dijangkau Spring dengan tembakan.
Masih normal, lalu apa yang membuat arc ini lebih sulit? Aku mencoba menerka-nerka apa yang terjadi.
"Seharusnya kau tidak mengatakan hal seperti itu," ucap Yuzu-Nee.
"Kenapa Yuzu-Nee malah membela Kuroto, sih?" tanya Suzuko dengan kesal.
Yuzu-Nee dan Suzuko memang sering ribut untuk hal-hal yang terkadang tidak kumengerti. Ribut mengenai Suzuko dan Kuroto yang tidak akur pun, adalah salah satunya. Kalau aku, kurang sering bertengkar dengan mereka berdua karena topik pembahasan kami tidak sama.
"Aku tidak membela siapapun, tapi yang kau katakan tadi keterlaluan, tahu!"
"Karena aku membocorkan siapa yang disukai Kuroto, aku keterlaluan, begitu?" Suzuko mengerutkan keningnya heran. "Kuroto saja yang terlalu berlebihan. Kakak juga, berlebihan!"
"Kau tidak tahu apa-apa."
Yuzu-Nee dan Suzuko masih ribut, aku mencoba berkonsentrasi pada permainanku dan menganggap keributan mereka berdua tidak terjadi.
"Memangnya Yuzu-Nee tahu apa?" tantang Suzuko.
"Aku kesal denganmu. Kau berbicara seolah kau tahu segalanya, padahal kau sama sekali tidak mengerti apapun tentang Kuroto. Aku tidak percaya!" ucap Yuzu-Nee.
"Yuzu-Nee bilang saja kalau memang ingin kita bertengkar!"
Yuzu-Nee menantang balik, "Oh ya? Dan kalau kita bertengkar, kau akan mengungsi kemana? Ke rumah Kuroto? Kau pikir dia masih mau menampungmu?" tanya Yuzu-Nee.
Ya, memang benar. Setiap Yuzu-Nee dan Suzuko bertengkar, Suzuko memang selalu pergi ke rumah Kuroto untuk menjauhkan diri.
Tapi aku jadi penasaran, apa yang sebenarnya Suzuko katakan kepada Kuroto?
"Chizu, menurutmu siapa yang salah?"
"Chizu-Nee, menurutmu siapa yang salah?"
Mereka berdua menanyakannya di waktu bersamaan.
Game over. Layar menunjukan demikian, begitu ada banyak ledakan-ledakan besar yang terjadi karena aku dan kudaku menginjak ranjau. Sebenarnya, aku harus turun dari kuda dan mengendap-ngendap, tetapi aku tidak melakukannya....
"Maaf, Spring!" ucapku.
"Don't mind, kita bisa mengulang." Untungnya, Spring tidak marah karena kelalaianku.
"Apakah kita boleh melanjutkan besok? Aku harus menenangkan perang saudara."
Usai mengatakan itu, aku berbalik menatap kedua saudariku dengan berapi-api.
***
9/28
Tema: Old West
Yak. Lagi-lagi saya deadliner. Ada yang muak ga sih wkwkwkkw
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro