Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8/28

OTOHARA KUROTO

Mata Suzuko masih terpaku menatapku, menunggu jawaban yang jelas akan membocorkan segalanya.

Aku tahu jelas apa yang akan terjadi setelah aku mengiyakan pertanyaan Suzuko. 

Suzuko akan bertanya seperti ini: 

"Kau menulis di platform mana?"

"Genre apa yang kau tulis?"

"Siapa nama penamu?"

Lalu, semuanya akan berakhir! Semua rahasia di Secret Serenity akan berakhir! Identitas Ice akan terbongkar oleh si Ice itu sendiri! 

"Kuroto." Suzuko langsung memajukan wajahnya secara tiba-tiba, sampai-sampai aku buru-buru memundurkan wajah sejauh mungkin. 

"A-apa?" tanyaku, yang rupanya kini menjadikan sikuku sebagai tumpuan di sofa, hanya untuk menghindari Suzuko sejauh mungkin. 

Suzuko tidak langsung menjawab. Matanya masih fokus menatap mataku, lalu akhirnya dia kembali bertanya, "Jadi benar, kau juga penulis?"

"Bukan urusanmu!" Wajahku merah menahan malu karena Suzuko yang masih belum mengerti arti personal space. "Sudah, ah! Minggir!" 

"Eh, tunggu!" Suzuko langsung memajukan tangan, menaruh tangannya di punggung sofa tempat kepalaku menghindar sejauh-jauhnya. 

Jangan tanya bagaimana canggungnya posisi kami, apalagi mempertanyakan kabar jantungku saat ini. 

"Jadi benar?" Suzuko tiba-tiba tersenyum cerah, "Kenapa tidak bilang?" 

"Suzu, sebaiknya--"

Suzuko memajukan wajahnya lagi dengan antusias, "Pantas saja kau cepat sekali dalam mengetik dan mengedit ceritaku." 

Melihatnya antusias seperti itu, membuatku ingin segera menyangkal, "Aku bukan penu--"

"Kau menulis genre apa? Coba kutebak! Science-Fiction? Horror? Thriller? Atau mungkin action?!" 

"Suzu, bisakah kau berhenti--" 

"Ah, tapi kau bilang sesuai realita! Apa jangan-jangan kau menulis genre roman?!" potongnya sembari menerka. Berita buruknya, terkaannya benar dan aku sama sekali tidak menemukan alasan lain untuk menghindar. 

"S-sok tahu!" 

"Buktinya, wajahmu merah sekali! Ayo, mengaku saja, tidak perlu malu-malu. Aku kan juga menulis romansa, jadi aku memahami perasaanmu," ujar Suzuko. 

Tidak, kau sama sekali tidak paham. 

"Apa kau menulis tentang kisah cintamu yang tidak berbalas?" tanya Suzuko. 

Jleb. 

Rasanya, sesuatu menusuk tepat di ulu hati. Perkataan Suzuko tepat dan itu berhasil membuatku kehilangan kata-kata. 

Darimana dia mengetahuinya? 

"Sebenarnya, aku sudah lama menyadari perasaanmu, tapi aku baru sempat bertanya sekarang," ucap Suzuko yang membuat debaran jantungku semakin memompa cepat. 

"K-kau serius?"

Suzuko menganggukan kepalanya, "Iya." 

"Sejak kapan?" tanyaku.

"Hmmm, sewaktu kapan ya? Aku tidak terlalu ingat, tapi aku sudah agak mencurigainya. Jadi...." Suzuko kembali ke topik awal, "Jadi, kau menulis tentang kisah romansamu, ya?" 

Tanganku secara refleks, pelan-pelan terulur ke wajahnya. 

"Suzu, aku--"

Pintu terbuka tiba-tiba, membuat kami berdua langsung refleks menoleh ke pintu. Di sana, ada Yuzu-Nee yang menatap ke arah kami tanpa berkedip. 

"Kalian ... sedang apa?" 

Aku yakin ada kesalahpahaman yang terjadi di sini. Wajah Suzuko terlalu condong ke arahku, kedua tangannya mengunci pergerakanku di tangan sofa. Meringkaskannya secara mudah, aku sedang terperangkap di antara kedua tangan Suzuko. 

Tanganku yang sudah terlanjur terangkat, pun langsung buru-buru mendorong kepala Suzuko jauh-jauh. Buru-buru, aku bangkit dan berdiri tegak ala prajurit. 

"Yuzu-Nee, kumohon dengarkan penjelasanku."

"S-sakit, tahu!" Suzuko menggosok kepalanya dengan sebal. Sepertinya terbentur tangan sofa yang lain, karena aku mendorong terlalu keras. 

Merasa iba dan bersalah, aku ikut menggosok kepalanya untuk mengurangi rasa sakit. Namun ketika mata Suzuko kembali menatap ke mataku, aku kembali mengingat kejadian memalukan tadi dan segera menarik tanganku. 

"Yuzu-Nee, Yuzu-Nee, dengar, deh!" Suzuko berdiri dan mulai bercerita dengan antusias. "Kuroto menulis cerita tentang orang yang disukainya!" 

Yuzu-Nee yang tadinya menyimak Suzuko, langsung mengerutkan kening ke arahku, menatap sekilas ke Suzuko dengan heran. "Benarkah?" 

"Iya, makanya Kuroto malu-malu!" Suzuko bercerita dengan antusias. "Gadis yang disukai Kuroto itu cantik dan pendiam. Sekelas dengan kami, namanya Chisazawa Hoshi!" 

Mendengar ceritanya, Yuzu-Nee menoleh ke arahku kembali dengan hati-hati. Namun Suzuko, seperti biasa masih tidak bisa membaca keadaan, dia melanjutkan ceritanya dengan semangat. 

"Walaupun kau harus bersaing dengan Ichisaki, aku tetap akan lebih mendukungmu. Perca--"

Aku langsung bangkit dari dudukku, berjalan melewati Suzuko dan berhenti di depan Yuzu-Nee. 

"Yuzu-Nee, aku pamit pulang." 

Setelah itu, aku meninggalkan kediaman Ninomiya dengan keheningan dan luka yang dalam.

***

8/28

Tema: Arti nama asli

Namaku Cindyana H. 

Cindy -> Dewi Bulan

Mungkin gegara itu, dulu aku sangat ramah dengan malam (read: sering insomnia)

yang enggak bisa kupakai lagi di chapter ini karena sudah kubahas di 2 chapter sebelumnya.

Jadi, aku menggunakan nama H-ku sebagai tema hari ini. 

H namaku itu anggap saja Hero (penyelamat). Tapi aku enggak mengada-ngada, sih. Nama H itu emang artinya seorang penyelamat '-')/ 

Penyelamat di sini adalah Yuzu-Nee yang menyelamatkan Kuroto dari situasi uhuk-uhuk. Namun masalah pun gantung sampai di sini. See you in another chapter dimana aku harus kelarin masalah Kuroto-Suzuko. 

Kayaknya tahun depan aku harus bikin DWC Lukewarm : KUROTO-SUZUKO. Aku gabisa bosan nulis mereka berdua......


Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro