Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

5/30

OTOHARA KUROTO

"Yuzu-Nee dan Chizu-Nee beruntung sekali," keluh Suzuko entah untuk yang kesekian kalinya.

Aku dan Chisazawa yang berjalan di sampingnya, sampai bosan terus mendengarkan pernyataan yang berulang. Monoton, seolah Suzuko sudah tidak punya topik apapun untuk dibicarakan denganku.

"Mau sampai kapan membicarakan itu?" keluhku.

"Kuroto, dengar ya!" Suzuko lagi-lagi memulai, aku menatapnya bosan. "Kelas Chizu-Nee membuat jasa kecupan. Jadi orang-orang bisa menitipkan kecupan ke orang yang disukainya."

"Apa menyenangkannya melakukan hal seperti itu?" tanyaku.

Suzuko menggerutu sembari menoleh ke arah Chisazawa. "Bagaimana menurutmu, Hoshi?"

Chisazawa melempar senyum tipis, "Entahlah, kakakku tidak terlalu antusias dengan ini."

Obrolan Suzuko dan Chisazawa berlangsung. Merasa sendirian di antara obrolan itu, kupelankan langkahku agar bisa selangkah dengan Ken yang sebenarnya mengekori dari belakang sedaritadi.

"Apa?" tanya Ken yang sebenarnya sudah sensitif sejak pagi tadi.

Biar kuberitahu, Ken yang sensitif lebih sensitif daripada Suzuko yang sedang dalam waktu periodenya. Namun tentu saja aku ingin tahu apa yang membuat anak itu sensitif hari ini. Padahal seingatku tidak ada anak laki-laki yang menyatakan perasaannya kepada Chisazawa pagi ini.

"Kau kenapa?" tanyaku, berusaha menjadi teman yang baik.

"Tidak ada," balasnya jutek.

"Benar-benar tidak ada?" tanyaku lagi.

"Tidak," tekannya.

Rupanya balasan pendek Ken menuai perhatian. Suzuko dan Chisazawa ikut menoleh ke belakang, memperhatikan kami.

"Bertengkar?" tanya Suzuko.

Kuangkat sebelah bahu.

Chisazawa mendekat ke arah kami. Tatapannya terlihat panik.

"Jangan bertengkar," ucapnya dengan suara pelan.

"Kami tidak bertengkar," imbuhku.

"Aku bertengkar dengan kakakku pagi tadi." Ken akhirnya mengucapkan kata-kata yang mengakhiri kesalahpahaman ini.

"Kau dan kakakmu?" ulangku.

Sebenarnya aku agak kaget. Seingatku Ken pernah bercerita bahwa kakaknya adalah orang yang cukup kalem, jadi mereka tidak pernah bertengkar karena permasalahan kecil. Apalagi keduanya masih dalam proses kembali dekat pasca bersatunya kembali orangtua mereka.

"Wah? Jadi Ichisaki uring-uringan sedaritadi karena itu?" tanya Suzuko. "Aku sering bertengkar dengan kakak-kakakku, tapi tidak sampai seperti itu."

"Kau punya Kuroto sebagai penampung kekesalanmu."

Kutatap Ken dengan tatapan datar. Baiklah, itu punya dua arti; Suzuko terlalu bergantung padaku atau aku memang hanya pelampiasan Suzuko. Atau, keduanya.

"Ah, iya sih. Tiap bertengkar dengan mereka, aku selalu ke tempat Kuroto," gumam Suzuko.

"Jangan mengatakan yang tidak perlu," sahutku dengan tatapan datar.

Suzuko menatapku kesal, lalu melemparkan kekesalan itu pada Ken. "Ya sudah, kalau menurutmu itu masalah besar, cepatlah berbaikan dengan kakakmu."

"Kau tidak mengerti apa-apa, kau punya Kuro--"

Suzuko memotong, "Kuroto juga selalu memaksaku pulang sebelum tengah malam, tahu! Walaupun aku bilang mau menginap, dia selalu bilang--"

"Suzu," panggilku agar dia segera berhenti membocorkan terlalu banyak informasi. Untungnya, Suzu langsung diam. "Ken, apapun masalahnya, kalian tetap kakak adik. Jadi, cepatlah berbaikan."

Ken tidak menjawab, hanya melemparkan tatapan datar ke sembarang arah, seolah jiwanya lepas entah kemana.

"Ichisaki."

Panggilan Chisazawa berhasil membangkitkan nyawa Ken yang berpencar. Usai yakin bahwa Ken memang mendengarnya, Chisazawa kembali melanjutkan dengan serius.

"Kalau kau tidak berbaikan dengan kakakmu, keseimbangan Bumi ini akan terancam."

Tentu saja pernyataannya berhasil membuat kami bertiga cengo. Jangan tanya ekspresi Suzuko, dia yang paling ekspresif di antara kami berempat.

Belum habis keterkejutan kami, Chisazawa kembali melanjutkan, "Kau tahu, aku dan kakakku bekerja sama agar siang dan malam tetap berjalan. Langit (sora) akan memanggil matahari dan bintang (Hoshi) akan memanggil bulan.

"Kalau aku dan kakakku bertengkar, matahari dan bulan tidak akan muncul, lalu akan hujan seharian. Masing-masing orang punya tugasnya, jadi kalian cepat baikan ya!"

Suzuko mengerjap selama beberapa saat, hampir membuka mulut untuk menjelaskan alasan mengapa matahari dan bulan bisa muncul. Namun melihat Ken serius mendengar perkataan Chisazawa, kuberikan perlolotan agar dia tidak menjelaskannya.

"Oh, begitu ya?"

Ken tertawa ringan. Aku sampai merinding karena dia terlihat seperti lead male yang baik hati. Namun sebenarnya dia penuh dengan manipulasi.

Suzuko menarikku menjauh saat suasana antara Ken dan Chisazawa menjadi baik.

"Sampai kapan Hoshi akan terus dibohongi oleh mitos seperti itu?" tanya Suzuko.

"Biar saja lah," sahutku.

Yang terpenting Ken dan kakaknya segera berbaikan, kan?

Tapi mendengar jawaban polos Chisazawa, sekarang aku jadi mengerti mengapa Chisazawa selalu ranking sepuluh dari belakang.

Ken akan membunuhku jika tahu tentang ini.

***

5/30

Tema: bagaimana matahari terbit dan tenggelam.

#MenolakOmpong

Tetap nulis walau di acara nikahan tetangga

PEN UP RED STRING AKH

Cindyana H

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro