Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

24/28

OTOHARA KUROTO

"Tega! Tega! Mengapa dia tega sekali membunuhnya?!"

Aku menghela napas entah untuk ke berapa kalinya hari ini. Suzuko membicarakannya lagi dan lagi.

"Maksudku, ini baru sehari setelah Valentine, apa penulisnya dikejar sesuatu sampai seburu-buru itu membunuh Darwin?"

Ya, Suzuko sedang membicarakan kematian seorang karakter yang tidak berguna.

"Tapi Darwin kan second lead male. Kalau tidak mati, Heroine-nya tidak akan bisa memilih, kan?" tanyaku.

"Ya ... Tidak harus dibunuh sekeji ini, kan?"

"Kau lebih suka melihatnya patah hati?" tanyaku lagi.

"Ya, daripada mati, sebaiknya patah hati saja," jawab Suzuko.

"Tega," ucapku, menyindirnya. Tetapi tentu, dia tidak akan menyadarinya.

"Lebih tega aku atau penulisnya?" tantang Suzuko.

Ya, kau lah.

"Ya sudah, penulisnya," ucapku mengalah.. 

"Siapa yang menyangka kan, kalau author Secret Senerity menulis cerita fiksi?"

Baiklah, aku akan menjelaskan sedikit tentang apa yang terjadi. Aku membuat sub-blog untuk cerita fiksi dimana aku tidak akan mencurahkan isi hatiku lagi dan nama blog itu adalah Silent Senerity.

Dan penulis yang dibilang tega oleh Suzuko adalah Senerity alias aku. 

Alasanku mematikan second male lead adalah agar cerita itu segera tamat. Hanya itu. Namun melihat reaksi Suzuko, seharusnya aku tidak melakukan itu. 

*

"Kuroto, Kuroto, tahu tidak? Darwin rupanya tidak mati!" Suzuko mendatangi rumahku dengan ceria, lalu mulai bercerita panjang lebar. 

"Sini tangannya," pintaku. 

Suzuko mengulurkan tangan, lalu aku menuangkan handsanitizer di atasnya. 

"Rupanya Darwin bukan second male lead, lho! Penulisnya sengaja membuatnya pura-pura mati agar heroine bisa menyadari perasaannya!" cerita Suzuko lagi. 

"Iya, iya, aku tahu."

"Rupanya seseorang yang kita pikir adalah male leadnya yang merupakan second male lead. Bukankah itu lucu?" tanya Suzuko yang membuatku langsung tersadar. 

Haruskah aku menghilang agar Suzuko menyadari keberadaanku?

"Penulisnya pintar ya, bikin plot twist!" 

Kalau begitu, perasaanku kepadamu pasti juga adalah plot twist bagimu. 

"Iya, iya." Aku lagi-lagi mengiyakan. 

***

24/28

Tema: Memalsukan kematian.

Ini sudah di chapter 90! WOHOOOOOOO! 



Cindyana 


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro