Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

23/28

NINOMIYA CHIZUKO

"Apa kau meneleponku tadi hanya gara-gara masalah sepele seperti itu?" Aku akhirnya bertanya setelah sekian lama terjebak keheningan panjang bersama Merumi. 

"Memangnya, menurutmu itu sesepele apa?" tanya Merumi dengan nada malas. 

"Hanya karena kau bertemu dengan saingan kerjamu, kan?" Aku bertanya balik.

Merumi menatapku selama beberapa saat, lalu menghela napasnya lelah, "Orang sepertimu tidak akan bisa mengerti, Chizu. Kau lahir bersama semua hal yang kau inginkan di depan matamu." 

Aku mengerutkan keningku bingung, "Bicara apa kau ini?"

"Aku pulang bukan karena tidak ingin bertemu dengan Reina. Aku hanya merasa ... ini belum waktunya bagiku untuk menemuinya. Aku belum terlalu berhasil ...." Merumi mengatakannya dengan ekspresi serius, sesuatu yang baru pertama kalinya kulihat dari Merumi yang selalu berlagak seperti seorang ratu. 

"Bukankah kau terlalu memaksakan diri?" tanyaku. 

"Aku ... tadinya aku merasa tidak apa-apa saat bertemu dengan Reina. Saat ini sosok yang dicari orang-orang adalah aku. Pengikutku di sosil media pun sudah melewati jumlah pengikut Reina, tapi setiap Reina mempublikasikan satu kegiatannya di sekolahnya, dia selalu mendapat banyak pujian dan dukungan. Aku hanya ingin lebih sukses daripada Reina, lalu membuatnya menyesal karena telah meninggalkan masa-masa gemilangnya di dunia hiburan.

"Tapi, nyatanya, saat melihatnya tadi, aku sangat yakin kalau Reina tidak menyesal sama sekali. Dia bahagia dengan keputusannya. Semua hal yang kulakukan jadi terasa tidak ada artinya. Aku merasa tidak akan pernah menang darinya, seberapa keraspun usahaku," lanjut Merumi. 

Aku tidak pernah tahu Merumi punya pemikiran seperti itu, aku juga tidak tahu apa saja yang selalu diperjuangkannya untuk membuatnya lebih hebat. Kupikir, misi utamanya hanya menjadi yang terpopuler, menjadi yang paling terkenal dan paling hebat. Kurasa, aku juga tidak sengaja membuat persepsi baru tentang sepupuku sendiri. 

"Sebenarnya, aku sama sekali tidak punya kesempatan, bukan?"

Satu-satunya orang yang tidak pernah kupikirkan akan mengatakan kalimat seputusasa itu adalah Merumi. 

"Tidak, kau salah." Aku menyentuh bahunya dan menatapnya dengan yakin. "Kau pernah punya, sekali." 

Merumi menatapku tidak yakin, "Kapan?" 

"Ketika kau memilih," balasku sambil tersenyum. "Sekarang pun, kau masih bersama kesempatanmu."

Wajah Merumi mulai berubah lagi, dia pelan-pelan tersenyum, "Sekarang?" 

"Maksudku bukan begitu, tapi iya deh, sekarang." 

Merumi tiba-tiba saja tertawa pelan, membuatku mau tak mau ikut tertawa bersamanya.

"Oh ya, ngomong-ngomong, mengapa ada Koharu dan Konatsu juga, tadi?" tanyaku. 

"Kami bertemu secara tidak sengaja, kok," balas Merumi. "Kalau mereka berdua, ada yang punya kesempatan tidak?" 

Aku memiringkan kepala, "Maksudnya?" 

Tiba-tiba, Suzuko muncul dari balik pintu, "Eh, ada Merumi-Nee...." 

"Kalau Suzuko, mungkin tidak punya kesempatan ya," ucap Merumi begitu melihat Suzuko.

"Heh? Apa maksudnya?" tanya Suzuko bingung. 

Aku juga ikut mengangkat bahuku lantaran kebingungan. 

***

23/28

Tema: harus ada dialog ini
"Sebenarnya, aku sama sekali tidak punya kesempatan, bukan?"
"Tidak, kau salah. Kau pernah punya, sekali."


Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro