Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

20/30

NINOMIYA CHIZUKO

"Tomat, telur, daging ... hm ... apa lagi ya yang harus kubeli?"

Gumamanku rasanya tidak terlalu aneh walaupun aku hanya berjalan sendirian pagi ini. Jalanan yang kulalui sangat sepi, karena ini masih pagi, di tengah liburan musim panas, pula. Hanya beberapa kali aku menemukan kakak-kakak yang jogging sambil membawa anjing peliharaan mereka serta.

Hari ini adalah pagi yang cerah. Aku harus melakukan tugasku untuk berbelanja. Aku, Suzu dan Yuzu-Nee memang berganti-gantian berbelanja untuk kebutuhan kami. Kami bahkan sudah sampai di level dimana kami saling melingkar-lingkar kalender kami untuk menentukan tugas siapa selanjutnya.

Suzu untuk bulatan biru, Yuzu-Nee untuk bulatan merah dan aku sendiri untuk bulatan hitam. Mungkin ini sedikit tidak adil untuk Suzu, mengingat dia masih SMP kelas 3 saat ini, tetapi dia beruntung karena Kuroto bersedia menemaninya—Kuroto mungkin juga seumuran Suzu, tetapi setidaknya dia laki-laki.

Dan lagi, Suzu sangat ceroboh karena dia pernah sekali membeli barang belanjaan untuk dirinya sendiri dan lupa melakukan perhitungan yang benar. Untungnya Kuroto membawa uang lebih dan meminjamkannya pada Suzu, kalau tidak anak itu akan malu setengah mati.

Supermarket tempat biasa kami membeli sesuatu masih tutup. Semalam kami baru menyadari bahwa kami kehabisan makanan. Yuzu-Nee lupa jadwal belanjanya karena terlalu fokus untuk mengejar ranking pertama di angkatannta. Jadinya, semalam kami bertiga hanya makan mie instan.

Mungkin aku harus ke supermarket yang lebih jauh ....

"Chizuko?"

Panggilan itu membuat langkahku terhenti. Dengan penuh keheranan, aku menoleh ke sumber suara yang memanggilku.

Suara itu adalah milik seorang paman, dengan setelan jas hitam dan mobil mewah yang terparkir tak jauh dari sana.

Aku tidak langsung menjawab, hanya menatapnya dalam diam, menunggunya berbicara lebih dulu.

"Bagaimana kabar orangtuamu?" tanyanya.

Aku mengerutkan kening, "Paman kenal orangtuaku?" tanyaku curiga.

Paman itu tertawa ringan, "Ya, begitulah. Kami pernah bekerja sama."

Dia memperlihatkan kartu namanya sejenak. Dari salah satu perusahaan pusat yang besar, jabatannya direktur, dan nama belakangnya adalah Kanata. Baru sebentar aku membacanya, dia menarik kembali kartu namanya dan menyimpannya.

Bicara apa Paman ini? Tidak ada satupun dari ayah dan ibuku yang pernah terlibat dengan perusahaan besar seperti itu.

Aku memeriksa mobilnya lebih dulu, jelas tidak ada orang yang bersembunyi di sana dan akan keluar untuk menyeretku masuk ke dalam. Paman ini juga dengan setelan yang membuatnya tidak mampu bergerak bebas, keadaannya tidak menguntungkan. Selain itu, aku menemukan ada dua CCTV aktif di sekitar sini.

Seharusnya, aku tidak akan apa-apa selama tidak menerima apapun yang diberikan orang asing ini.

"Jadi, bagaimana kabar orangtuamu?"

"Bekerja seperti biasa. Mengapa?"

"Semoga kalian selalu diberkahi kesehatan," ucapnya sambil tersenyum. "Dan selalu berhati-hati."

Aku mengangkat alisku, "Apa yang sebenarnya paman kataka—"

"Ninomiya!"

Seruan itu membuatku menoleh. Ichisaki Ren berlari dengan cepat ke arahku, sebelum berhenti untuk melihat paman aneh itu dari atas ke bawah.

"Kau sedang apa?" tanya Ichisaki.

Aku sendiri juga mengerjap karena tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Oh, nama keluargamu bukan Fujihara?" tanya Paman itu sedikit terkejut. "Kalau begitu, aku pasti salah orang. Maaf."

Setelah dia masuk kembali ke mobilnya, dia menurunkan kaca jendelanya, mengatakan, "Tapi, dik, kau tetap harus hati-hati ya, lain kali. Dunia ini banyak hal berbahaya yang mungkin tidak kau ketahui."

Dan dia pergi begitu saja setelah itu.

"Ninomiya, memangnya kau tidak diajari kalau kita tidak boleh berbicara dengan orang asing?" tanya Ichisaki yang membuatku tersentak.

"B-bukan begitu. Tadi dia memanggil namaku," jawabku, membela diri.

Ichisaki menghela napasnya, "Tapi untunglah kau baik-baik saja."

Pipiku merona tanpa kusadari.

"Ah, iya, kenapa kau ada di sini?" tanyaku.

"Sedang lari pagi," jawabnya. "Kau sendiri mau kemana pagi-pagi begini?"

"Belanja," jawabku.

"Oh, ke arah kota, ya? Mau kutemani?" tawarnya.

Kupikir, aku tidak punya alasan untuk menolak, apalagi setelah kejadian yang tak mengenakan tadi.

* * *

20/30

Tema: Ketika Protagonis di cerita A bertemu dengan Antagonis di cerita B.

Untuk di kasus ini, kalau kalian punya memori yang sangat tajam, maka kalian akan menyadari bahwa antagonis yang aku pilih adalah antagonis cerita DN, a.k.a Kanata.

Itu di kejadian sebelum Fujihara Chizuko meninggal.

BTW, Chizuko di DN dan Lukewarm jelas berbeda yaaa. Mereka hanya berbagi nama yang sama and thats why Kanata bisa salah orang.

Ketidaksengajaan ini membuatku hahahahihihihuhuhu sendiri sedaritadi.

Kanata's like pyscho, jadi dia selalu ngasih peringatan kepada orang-orang yang akan dicelakainya untuk berhati-hati.

Kalau kamu belum baca DN, segera baca untuk mengetahui nasib Kanata selanjutnya :D


Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro