Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2/28

POV 3

Dia mengubah nasib dengan jarinya ... Baru saja. 

Atau itulah yang dipikirkan Koharu, sampai-sampai kini matanya tidak bisa berhenti menatap layar. 

Koharu juga tidak mengerti mengapa dirinya harus merasa segelisah itu. Jempolnya telah mengkhianati prinsipnya. Mengapa dia secara tidak langsung menyebut bahwa mereka berdua mungkin akan bertemu?

Koharu tidak pernah punya niatan untuk bertemu dengan Cheese atau siapapun teman dunia maya yang pernah dipikirkannya. Baginya, memutus garis pemisah antara kehidupan dunia nyata adan kehidupan di dunia maya pastilah adalah kesalahan. 

Tidak pernah ada terbesit sedikitpun keinginannya untuk memikirkan seperti apa wujud Cheese yang sebenarnya. Pertemanan mereka murni hanyalah karena mereka sama-sama terikat oleh hal yang sama-sama mereka sukai. Selain itu, tentu saja juga karena Koharu cocok dengan sifat Cheese yang memang tidak pemilih. 

Memang, pernah ada pemikirkan tentang betapa indahnya hubungan pertemanan mereka jika dirinya dan Cheese ternyata juga dekat di dunia nyata. Namun, memiliki pertemanan yang solid seperti ini tanpa harus berekspektasi banyak adalah suatu zona nyaman yang tak bisa dipungkirinya ingin dipertahankannya selama mungkin. 

"Koharu-Nii, kenapa?" Konatsu yang sebenarnya sudah lama memperhatikannya dari sofa ruang tamu, akhirnya memutuskan untuk bertanya. Sudah hampir lima menit, kakak laki-lakinya mematung diam menatap ponselnya. 

"Aku ... sepertinya baru saja melakukan kesalahan," ujar Koharu. 

Konatsu mengerutkan keningnya, tapi tidak langsung mempertanyakan kesalahan itu. "Apakah fatal?" 

"Lumayan," balasnya. 

"Apa tidak bisa diperbaiki?" tanya Konatsu lagi. 

"Tidak bisa, sudah terlanjur." Koharu diam selama beberapa saat. "Apa yang harus kulakukan?" 

Sebenarnya, tidak jarang bagi Koharu untuk mengonsultasikan masalahnya ke Konatsu. Adik kembarnya itu memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya. Konatsu ahli dalam menyusun strategi, sementara dirinya lebih dominan mengunakan tenaga--ya, walau itu tidak berarti Koharu main kekerasan. 

"Kalau sudah terlanjur, ya lanjut saja," ucap Konatsu. 

Melanjutkannya? Jadi, apakah aku tidak perlu menarik ulang kata-kataku dan menghadapi kemungkinan bahwa suatu hari nanti, aku akan bertemu dengan Cheese? Membayangkan itu saja, Koharu sudah merinding setengah mati. Rasanya ada dunia berbeda yang tiba-tiba menyatu menjadi satu.  

"Biar kutebak. Koharu-Nii habis gatcha dan dapat item ampas?" Konatsu menyipitkan matanya curiga.

"H-hah? Tidak, tidak! Aku tidak mungkin bingung hanya gara-gara itu, kan?"

"Jangan mengisi permata lagi dengan uang jajanmu. Kalau seperti ini terus, uang tabunganmu yang kau kumpulkan untuk membeli mainanmu tidak akan cukup," ucap Konatsu. 

Koharu tertawa, "Kau bilang, kau akan membantuku menabung." 

"Aku sedang membantumu," balas Konatsu, kemudian kembali beres-beres untuk mempersiapkan makan malam mereka. "Otou-San akan pulang sebentar lagi. Ayo bantu aku." 

"Kupikir lebih baik kita makan di luar daripada makan makanan yang sama terus," ucap Koharu. 

"Mau bagaimana lagi? Hanya ini masakan yang paling mudah dimasak." 

Koharu tidak berhak protes lagi, terlebih karena hasil masakannya jelas jauh lebih buruk dibandingkan milik Konatsu. Pemikirannya kembali tenggelam ketika mengingat isi pesan antara dirinya dan Cheese. 

Saat ini, Cheese belum membaca pesan itu. Cheese selalu fast respon. Jadi, kemungkinan bahwa Cheese belum membaca pesan itu sangatlah besar. Dan detik ini mungkin adalah waktu paling pas untuk mengurungkan pengiriman pesan itu. 

"Konatsu, kau bilang lebih baik dilanjutkan, kan?" Koharu bertanya sekali lagi. 

"Ya, tapi kalau untuk isi permata dalam game-mu, lebih baik dihentikan," balas Konatsu tanpa menoleh ke arahnya. 

... anggap saja itu hanya candaan. Lagipula Cheese tidak mengenal sifat asliku, pikir Koharu

Notifikasi yang masuk langsung membuat Koharu tersentak. Agak terburu-buru, Koharu cepat-cepat membuka isi pesan itu, entah mengapa sangat penasaran dengan jawaban Cheese. 

Spring
Atau mungkin kau bisa memainkannya langsung di rumahku?
Kalau kau mau

Cheese

Wow! Mau!Kalau suatu hari kau mengundangku bermain game di rumahmu,Aku akan bawakan makanan untuk camilan kitaOh! Dan untuk Summer juga, tentunya!

Koharu tersenyum tipis. Sepertinya, nasibnya yang satu ini memang benar-benar harus segera dihadapinya. Dan rasanya itu tidak akan mengecewakannya, sekalipun Cheese bukanlah ekspektasi terbaiknya. 

***

2/28

Tema: Awali dengan kata "Dia mengubah nasib dengan jarinya ..." 

5 menit lagi sebelum deadline. Haduh, baru hari kedua sudah deadliner.....


Cindyana 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro