Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

13/28

CHISAZAWA HOSHI

"Hati-hati di jalan!"

Kak Sora berpesan sambil melambaikan tangan dengan lembut. Senyumannya langsung kubalas dengan senyuman yang sama.

"Kakak juga, hati-hati!"

Kak Sora hanya tertawa, mungkin karena jarak gerbang sekolahnya hanya tinggal beberapa langkah dari halte bus. Memang sudah menjadi kebiasaanku untuk berjalan bersamanya sampai halte bus.

Jarak SMP khusus putri--Josei Shyuu--dan rumahku memang terlampau dekat. Kebetulan juga, karena ini adalah halte terdekat dari rumahku, aku memang selalu menaikinya untuk sampai di sekolahku. Jadi, aku juga sekaligus mengantarkan kakakku ke sekolahnya.

Keputusan untuk berada di SMP yang berbeda juga adalah keputusan yang berat. Kak Sora pernah mendaftar ke sekolah SMP yang sama denganku, tetapi tidak berhasil. Aku mengikuti jejaknya sesuai dengan janji yang kami buat di masa lalu, dan alangkah terkejutnya aku ketika berhasil lolos entah bagaimana caranya.

Maksudku ..., nilaiku mungkin di bawah rata-rata dibandingkan dengan orang-orang yang memang berhasil masuk. Ibuku bilang, keberuntungan berpihak padaku, karena itulah aku akhirnya harus pisah sekolah dengan kakakku.

Aku pun menaiki bus setelah kerumunan orang-orang naik. Biasanya juga seperti itu--naik setelah berpamitan dengan Kak Sora--tetapi kali ini, aku mendapati bahwa tempat duduk depan sudah hampir terisi penuh.

Berjalan makin ke belakang, kudapati hanya ada dua kursi yang tersisa. Kedua kursi itu saling bersisian dan dipisahkan oleh lorong, tetapi yang membuatku penuh keraguan adalah karena keduanya sama-sama adalah nomor yang tidak kusukai; 13 B dan 13 C.

Mungkin karena aku berdiri terlalu lama, seorang laki-laki yang duduk di bangku 13 A di samping jendela langsung menegurku.

"Duduk saja," katanya.

Masih ada keraguan di hatiku, tapi aku tidak ingin menyinggung orang lain yang telah menawarkan dengan baik hati, jadi aku akhirnya duduk setelah beberapa saat.

Angka 13 adalah salah satu angka yang 'pantang' di keluarga kami. Angka lainnya adalah 4, 9 dan 666. Semua angka-angka itu dianggap sial dan diceritakan dari banyak sumber.

Tentu saja, duduk di salah satu angka itu membuatku agak gugup.

Entah berapa lama aku terdiam, sampai akhirnya bus berhenti di halte selanjutnya. Belum lagi pintu bus terbuka, tiba-tiba lelaki di sampingku kembali menegur.

"Boleh berdiri sebentar?"

Aku terlambat untuk menyadari bahwa lelaki ini juga memakai seragam SMP yang sama denganku, tapi kami belum sampai di halte pemberhentian kami, sehingga tindakannya membuatku agak kebingungan. Namun, aku mengiyakan perkataannya dan langsung berdiri untuk mempersilakannya lewat.

"Boleh kau yang duduk di sana?" tanyanya lagi.

"...Apa kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir.

"Uh, ya," balasnya singkat.

Aku segera menyetujui dan kini aku duduk di dekat jendela, sementara lelaki itu duduk di dekat lorong. Di saat bersamaan, pintu bus pun terbuka dan ada beberapa orang yang memutuskan untuk turun di halte itu. Namun ternyata, lebih banyak penumpang bus yang naik dibandingkan turun, sehingga kini tempat duduk benar-benar terbatas dan banyak yang tidak kebagian tempat duduk.

Banyak dari mereka pula yang tidak keberatan untuk berdiri di koridor daripada harus menunggu bus lain datang lagi. Aku diam-diam menghela napas lega. Terlalu dekat dengan kerumunan orang-orang di sana, kurasa aku bisa kehabisan napas karena terlalu gugup.

"Terima kasih," ucapku pada lelaki itu.

"... mengapa kau mengucapkan terima kasih?" tanyanya heran.

"Uh, tidak apa-apa," balasku.

Keadaan menjadi canggung.

Benar juga, dia sendiri yang membuat permintaan untuk bertukar tempat duduk, jadi dalam persepsinya saat ini, dia lebih membutuhkan persetujuanku. Aku hanya refleks dan mungkin itu membuatku terlihat cukup aneh.

"Kita cukup beruntung bisa mendapatkan tempat duduk ini. Perjalanan kita masih jauh," ucapnya.

Aku tidak yakin apakah aku harus setuju atau menyanggah perkataannya. Namun, ucapannya memang benar, berdiri selama kurang lebih dua puluh menit lagi dan dalam kerumunan itu akan membuatku kesulitan.

"Iya."

Tapi, kami duduk di kursi nomor 13 A dan 13 B--nomor sial, jadi aku harus bersiap-siap dengan semua kemungkinan buruk yang akan terjadi hari ini.

Oh, dan sepertinya dia menyadari bahwa kami menghadiri sekolah yang sama.

"Setelah dipikir-pikir, ini pertama kalinya kita mengobrol kan, Chisazawa?"

Eh ... dia mengenalku. Jangan-jangan ....

"Apa kita sekelas?" tanyaku ragu-ragu.

Lelaki itu tersenyum, tapi terlihat agak miris. Aku benar-benar ingin segera meminta maaf.

"Aku benar-benar kesulitan menghafal wajah orang lain," ucapku serius.

Lelaki itu mengulurkan tangan, "Tidak apa-apa. Aku Ichisaki, Ichisaki Ken."

Baiklah. Ichisaki, Ichisaki. Jangan sampai lupa, Hoshi.

Namun, baru saja hendak menyambut tangan Ichisaki, tiba-tiba saja ada cahaya merah menyilaukan yang datang dari samping Ichisaki.

Keheningan sempat terjadi, sampai akhirnya orang-orang di bus mulai histeris tiba-tiba. Bus bahkan sampai harus menepi di samping jalan karena keadaan yang tidak kondusif.

"Anak laki-laki tadi menghilang!" seru orang-orang.

Aku masih tidak bisa mencerna apa yang terjadi, tapi lama kelamaan aku menyadari bahwa mereka menjauhi tempat yang kuyakini adalah sumber cahaya.

Itu ada di bangku persis di seberang kami, 13 C dan 13 D.

Ada satu tempat duduk kosong di sana, tepatnya tempat duduk yang dekat dengan lorong bus, membuat kami bisa melihat orang yang duduk di bangku nomor 13 D di dekat jendela. Dia benar-benar tampak sangat pucat pasi di sana.

Aku juga tidak bisa menyembunyikan ekspresiku ketika menyadari ada orang menghilang dan posisinya sangat dekat dengan kami.

Sudah kuduga, firasat burukku tentang angka sial ini benar-benar nyata.

Tentu, aku menyimpan pertanyaan di kepalaku.

Apakah aku juga akan menghilang jika seandainya aku memilih untuk duduk di sana tadi?

***

Tema: Mitos angka 13.

Hadeuh kapan yak bisa munculin Piyak atau Tajuh ...

Hanya bisa berharap sama Sora yang satu sekolah sama Piyak dan Koharu-Konatsu yang satu sekolah sama Tajuh dkk. Hmmmm

Cindyana

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro