Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12/30

GILBERT DALTON

Hari ini, aku kembali ke Jepang. Perihalnya adalah aku tidak memberitahu pacarku tersayang, Yuzuko. Katanya selama minggu ini, sekolah mereka mengadakan festival dan dibuka untuk umum. Aku membeli banyak hal untuk nanti diberikan kepada teman-teman Yuzuko. Teman-teman Yuzuko juga adalah temanku. 

Sebenarnya aku tidak datang sendiri, aku membawa teman-teman kampusku yang juga sama-sama merupakan teman pertukaran pelajar. Namun sayangnya kami berpencar karena orang-orang yang sedikit penasaran mengapa ada mahasiswa pertukaran pelajar. 

BUMP, seseorang tidak sengaja menabrakku dari belakang. Kutolehkan kepalaku ke arahnya dan melihat gadis itu mendongak menatapku. Tinggiku 185cm, Yuzuko bilang aku cukup tinggi. 

"So-sorry." Orang itu berkata sambil terbata-bata. 

"Ah, tidak apa-apa," balasku dengan bahasa Jepang. 

"Wah! Kau bisa bahasa Jepang. Hebat!" puji gadis itu. 

Aku hanya tertawa, "Oh ya, aku sedang mencari seseorang, apakah kau bisa membantuku?" 

"Siapa yang kau cari?" tanya gadis itu. 

"Yuzuko. Hm, maksudku Ninomiya Yuzuko. Kelas--"

"Maaf, aku tidak kenal," potong gadis itu buru-buru. Dia terlihat panik. "Uhm, kau bisa masuk ke gedung itu, lalu naik ke lantai tiga, kemudian cari kelas yang punya papan 11-2. Kalau kau kesulitan, silakan tanya orang lain. Aku permisi dulu, buru-buru." 

Gadis itu langsung pergi tanpa membiarkanku berterimakasih. Aku diam selama beberapa saat dengan kening mengerut. Kalau tidak kenal, mengapa dia bisa tahu kelasnya? Aneh. 

Kubawa totebag tempat aku membawa buah tangan untuk teman-teman Yuzuko sambil mengikuti instruksi yang diberikan orang tadi. Saat dalam pertengahan perjalanan menuju lantai dua, aku menemukan Chizuko sedang berjalan turun. 

"Ah, Gilbert-San," panggilnya. 

"Halo, Chizuko-San," balasku ikut menggunakan keigo '-San' karena adik Yuzuko yang satu itu selalu menggunakannya untukku. 

"Bagaimana perjalanan ke Indonesia? Menyenangkan?" tanyanya. 

"Menyenangkan! Hangat! Oh iya, kau bisa membawaku ke kelas Yuzuko?" tanyaku. 

Chizuko-San melihat barang bawaanku, lalu menatapku datar, "Yuzu-Nee akan marah lagi kalau kau membeli barang-barang yang tidak penting, Gilbert-San." 

Aku tertawa sambil mengelus tengkukku, "Ini oleh-oleh untuk teman-temannya." 

Untungnya, setelah dinasehati Chizuko-San, dia benar-benar mengantarkanku ke ruang kelas Yuzuko. 

"Teman-teman kelasku yang menggunakan ikatan merah di tangan," jelas Chizuko-San. "Mereka sedang berburu konsumen." 

Aku memiringkan kepala, sebenarnya tidak terlalu mengerti. Namun karena kelas Yuzuko sudah terlihat, aku putuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut mengenai itu. 

"Kelas Yuzuko melakukan apa?" 

"Ah, itu--" 

BAM! Suara keras dari dalam kelas 11-2 membuatku dan Chizuko-San tersentak kaget. Kami berdua saling bertatapan selama beberapa saat, sebelum dia memutuskan untuk membuka pintu kelas. 

"Permisi," ucap Chizuko-San. 

"Yuzuko~~! Adikmu datang mencarimu!" Seorang gadis yang menengok ke pintu langsung heboh. Sepertinya dia tidak melihat keberadaanku. 

"Suara tadi itu suara apa?" tanya Chizuko-San. 

"Oh, itu suara Yuzuko sedang--" 

"INI, Minumannya! Selamat menikmati!" Yuzuko meletakkan gelas berisi air dengan hentakan keras, sampai-sampai air di wadahnya tumpah karena hentakan keras itu. Ia lantas berjalan ke arah pintu, berkacak pinggang sambil memegang nampan. "Kenapa, Chizu?" 

"Ini ada--"

"Yuzuko!" seruku dengan sangat bahagia. Kulentangkan tangan, bersiap-siap memeluknya. "Aku rindu!" 

Aku memeluk Yuzuko, lalu kusadari suasana di kelas langsung sangat hening. Detik selanjutnya, Yuzuko mendorongku, kusadari atmosfir di kelas berubah menjadi sangat mengerikan. 

"Ah, maaf, aku rindu sekali. Hehehe--"

"Gilbert." Suaranya terdengar dingin. Ah, gawat, dia marah! 

"Maaf!" ucapku sembari membungkuk 90 derajat. 

Yuzuko menunjuk totebag yang kubawa, "Kau membeli barang apa lagi?" 

"Ah, ini oleh-oleh untuk--"

Yuzuko mengambil alih totebag, lalu menatapku dengan tatapan kesal, "Kau membeli barang tidak berguna lagi." 

"Hehehehe." 

Kuperhatikan sekitar, semuanya menatap Yuzuko dengan tatapan horor. 

"Ah, pantas saja," gumam Chizuko-San dengan wajah yang datar, sepertinya sangat biasa sekali dengan tatapan itu. "Rupanya kakak juga galak di sekolah." 

"Memangnya kenapa kalau galak?!" tanya Yuzuko dengan kesal. 

"Hehehe, walau galak, aku tetap suka, kok," ucapku. 

***

12/11

Tema: pencarian populer di kbbi.web.id; CABAR

cabar/ca·bar/ark a 
1 hilang dayanya; tidak manjur (tentang guna-guna dan sebagainya);
2 tawar (tentang hati, keberanian);
3 kurang ingat; lalai; lengah;
4 kurang (tidak) hemat; boros: orang yang -- tidak akan kaya;

Yang kugunakan dalam chapter ini adalah arti nomor 4. Boros. 

Cabar di sini jelas bukan, "Yang cabar ya, kak."
Karena arti kata cabar sendiri adalah apa yang tertera di atas. 


Cindyana H 

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro