Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2. Perkenalan (2)

.....

“Woi, Mingyu! Bantuin gue, dong!” Gue meneriaki Mingyu yang kini berada di pintu. Cowok itu sebenarnya mau keluar dari kelas, namun karena teriakan gue tersebut, dia pun mengurungkan niatnya dan berjalan menghampiri gue.

“Bilang dong, dari tadi,” ucap Mingyu.

Gue menyuruhnya untuk membantu gue membawa tumpukan buku tugas ini ke ruang guru. Berat, Coy, kalau gue harus ngebawanya sendiri. Mau nyuruh ketua kelas, tuh cowok sudah get out dari kelas dari tadi, bahkan sebelum bel istirahat berbunyi.

Gue jarang banget ngomong pakai bahasa formal ke teman-teman sekelas gue. Berasa kurang akrab gitu kalau pakai bahasa formal. Padahal, gue termasuk anak baru di sekolah ini. Kurang lebih sudah ada setahun gue bersekolah di sini.

Mingyu pun membawa hampir 3/4 buku yang ada, sedangkan sisanya, gue yang bawa. Nggak mungkin, kan, kalau gue bawa buku lebih banyak dibandingkan dia. Mau ditaruh di mana mukanya yang manly itu.

Gue dan Mingyu pun melangkah pergi. Sebenarnya, gue agak nggak pede kalau berjalan di sebelah Mingyu. Kayak jari manis dan jari kelingking. Jari manisnya itu dia, sedangkan jari kelingkingnya itu gue. Beda tingginya lumayan jauh.

Namun, baru sampai di belokan koridor, gue berhenti melangkah. Mingyu yang berada di samping gue pun juga ikut berhenti. Di depan sana, gue melihat pujaan hati gue.

Namanya Oh Sehun. Biasa gue panggil Sehun Sunbae atau bahasa Indonesia-nya itu Kak Sehun. Si pangeran tampan tanpa kuda putih. Cowok menurut gue paling ganteng se-antero sekolahan. Cowok yang sangat gue harapin menjadi pacar dan suami gue.

Kak Sehun adalah senior gue. Dia berada di kelas 3-A. Si kapten basket, dan digilai oleh para cewek di sekolah ini. Bahkan, para guru yang bergender perempuan yang statusnya masih single pun juga ikut jatuh hati padanya.

Seperti biasa, Kak Sehun selalu bersama dengan kedua sohibnya. Park Chanyeol dan Kim Jongin. Di mana ada Kak Sehun, di situ pasti ada mereka. Sudah lengket seperti gigi dengan gusi.

Park Chanyeol. Juga termasuk dalam salah satu cogan di sekolah ini. Tiang listrik, caplang, dan happy virus adalah julukannya. Kalau nggak ada orangnya, sih, gue menjulukinya CAHYO. Cowok yang menurut gue agak aneh, karena selalu menunjukkan senyuman lebar kepada siapa pun yang dia temui. Kalau tertarik, booking aja. Masih single, kok.

Kim Jongin. Cowok yang nggak mau dipanggil dengan nama aslinya. Mintanya dipanggil KAI. Entah dapat nama itu dari mana, gue nggak tahu. Cowok yang juga termasuk ke dalam salah satu cogan di sekolah ini. Cowok yang warna kulitnya 11-12 sama si Mingyu. Gue biasanya manggil dia Bang Kai. Pakai spasi lho, ya. Dia pernah bertanya sama gue, apa itu artinya "bang". Ya, gue jawab aja "oppa". Benar, kan, ya. Tapi, gue nggak pernah mau ngasih tahu dia artinya Bang Kai tanpa spasi dalam bahasa Korea. Bisa disleding gue. Doi ini suka banget sama yang namanya ber-smirk. Apalagi tujuannya kalau bukan buat menggoda para kaum hawa. Gue bahkan pernah jadi korbannya. Tapi sayang, gagal total. Yaiyalah, gue, kan, naksirnya sama Kak Sehun.

Gue menjuluki ketiga cowok di atas tersebut sebagai TRIO SEKAIYEOL. Tapi, mayoritas kaum hawa di sekolah ini menjuluki ketiganya dengan TRIO BANGS*T. Katanya, sih, karena kegantengannya yang bangs*at banget itu, sehingga dijuluki kayak gitu.

Kak Sehun dan kedua sohibnya semakin mendekat ke arah gue. Rasanya itu, kayak lagi berada di drama Korea Boys Before Flower. Kak Sehun sebagai Goo Jun Pyo, sementara Geum Jan Di-nya adalah gue. Tapi, di part ending-nya doang. Soalnya, gue nggak mau menderita kalau di part awal juga.

Lagu dari T-Max yang berjudul Paradise adalah lagu yang paling cocok untuk menjadi backsound pada saat ini. Tapi sayang, di HP gue nggak ada file-nya. Jadinya, ya, cuma bisa ngebayangin doang.

Gila! Kak Sehun ganteng banget! Gue mungkin akan syukuran tujuh hari tujuh malam kalau doi jadi pacar gue. Tapi, gue nggak mau kalau harus nembak duluan. Nggak pernah ada istilah sel telur ngejar sel sperma.

Jangan tanya keadaan di sekitar gue. Pokoknya penuh dengan decakan kagum dari para cewek. Pokoknya sebelas-dua belas sama drama Jepang Itazura Na Kiss, waktu Irie Naoki lewat.

“Sehun Oppa!”

“Chanyeol Oppa!”

“Kai Oppa!”

Gue sampai risi dengerinnya.

Geng Kak Sehun pun telah berjalan melewati gue. Namun, rasa kagum gue masih belum berakhir. Bahkan, Mingyu yang berada di samping gue sampai geleng-geleng kepala melihat gue.

“Hara-ya!”

Gue terlonjak kaget saat seorang cowok berteriak sambil berlari menghampiri gue. Itu adalah Kim Taehyung, anak kelas 2-A. Cowok yang katanya paling ganteng se-antero sekolahan. Padahal, menurut survei, cowok terganteng se-antero sekolahan itu masih disandang oleh Pak Siwon, guru Olahraga yang kece badai ulala.

Banyak cewek di kelas gue menjuluki si Taehyung ini dengan sebutan ALIEN. Gue nggak tahu pasti kenapa dia dijuluki seperti itu.

“Ayo, Mingyu-ya! Kita pergi dari sini.” Gue mengajak Mingyu pergi. Tujuan gue adalah ruang guru, bukan koridor.

“Ayo!” Mingyu menyahut. Kami berdua pun berjalan pergi.

“Eh, kalian mau ke mana?” tanya Taehyung sambil menghalangi jalan gue dan Mingyu.

Gue, sih, niatnya emang mau mengabaikan si Taehyung. Tapi, tuh cowok malah menghalangi jalan gue dan Mingyu.

“Mau ke ruang guru,” Mingyu menjawab pertanyaan Taehyung tersebut. “Antar ini buku.” Dia menunjukkan buku yang tengah dibawanya kepada Taehyung.

“Ng ... biar aku saja yang bawa.” Taehyung dengan seenak jidat merebut buku-buku yang ada di tangan Mingyu itu. “Kau pergilah. Biar aku dan Hara saja yang membawa buku ini ke ruang guru.”

Wah, wah. Kok gitu? Yang harusnya pergi, kan, gue. Kampret memang si Taehyung.

“Oh, baguslah kalau begitu.” Mingyu pun melangkah pergi dari sini.

“Ayo, Hara-ya.” Dengan senyum terbaiknya, Taehyung mengajak gue pergi ke ruang guru.

Gue mendengus. Bilang saja kalau modus. Fyi, Taehyung suka sama gue. Gue serius. Cowok itu selalu ngedeketin gue.

Di sepanjang perjalanan menuju ruang guru, Taehyung selalu menampilkan senyum terbaiknya. Lama-lama, gue pun merasa risi. “Hara-ya,” panggilnya kemudian.

“Apa?” balas gue judes.

“Kau kenapa, sih, tidak mau menerima perasaanku? Memangnya apa yang kurang dari diriku ini? Tampan, iya. Kaya, iya. Pintar, iya.”

Gue mendesah mendengarnya. “Please, ya, Taehyung-ssi. Biar lo itu tampan, kaya, dan pintar pun, kalau gue nggak ada perasaan apa pun ke elo, ya jelas saja gue nolak perasaan lo tersebut. Lo tahu, cinta itu nggak bisa dipaksa.”

“Ya ... aku tahu itu. Mangkanya, aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu itu.”

“Terserah.”



Bersambung ....

Note :
Jika Hara berbicara pakai kata "lo-gue" alias nggak baku, itu berarti dia lagi bicara pakai bahasa Korea yang informal alias banmal.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro