Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 26 : Pantai

Silvia hanya bisa duduk di mobil dengan pasrah hingga lelaki tadi kembali. Hampir lima belas menit lelaki itu tak kunjung datang, membuat Silvia bosan.

"Dasar cowok aneh!" gerutunya.

Tak lama, lelaki itu datang. Silvia bisa melihatnya menuruni undakan kecil rumah dengan mengenakan pakaian yang berbeda dari pakaian yang ia kenakan tadi.

Lelaki itu berjalan mendekati mobil Silvia. Membuka pintu mobil, lalu masuk dan duduk di belakang kemudi.

"Maaf, kamu jadi nunggu lama," ujarnya dengan nada menyesal. Silvia hanya berdehem menganggapi.

"Kita berangkat sekarang, ya?" Silvia hanya diam tak menanggapi.

Si lelaki memasang safety belt miliknya, lalu menghidupkan mesin mobil. "Ngambek sih boleh, tapi keselamatan tetep nomor satu," katanya. Lelaki itu menarik safety belt milik Silvia dan memasangkannya.

Silvia yang melihat itu jadi salah tingkah sendiri. "Sebenernya kamu itu beneran baik atau cuma pura-pura baik sama Via?" tanyanya dalam hati.

Gadis itu makin bimbang, dirinya memang baru bertemu dan kenal dengan lelaki di sampingnya ini, namun ia merasa sudah kenal sangat dekat dengannya. Ia tak percaya jika lelaki ini adalah seorang penjahat.

Tapi Austin? Lelaki itu bisa membuktikan jika dirinya memang benar Xander. Namun hati Silvia menolak untuk mempercayainya.

Jika saja ingatan masa lalu miliknya kembali, maka ia tak perlu berpikir keras seperti ini untuk menguak kebenaran yang masih menjadi misteri.

Karena melamun sejak tadi, Silvia tidak sadar jika dirinya sudah dibawa jauh entah ke mana oleh si lelaki.

Gadis itu panik ketika menyadarinya. "Loh ini di mana? Kita mau ke mana?"

"Kamu gak ada niatan buat macem-macem kan sama Via?" cicit gadis itu. Dirinya benar-benar panik sekarang. Terlebih ia tak tahu sedang berada di mana.

"Kamu gak usah khawatir, aku gak bakal celakain kamu kok," balas si lelaki. Lelaki itu tampak sangat santai, membuat Silvia semakin curiga.

Cukup lama mereka mengendarai mobil, hampir empat jam jika Silvia tidak salah menghitung. Gadis itu sedikit pegal karena terlalu lama duduk di jok mobil.

Berkali-kali Silvia merengek ingin turun dan ingin pulang, namun tak mendapat respon yang baik dari si lelaki, membuat gadis itu semakin kesal.

Si lelaki mulai memelankan laju mobil yang dikendarainya. Hal itu membuat Silvia semakin was-was.

Namun hal itu lenyap begitu saja saat ia tahu mereka sedang berada di mana. Sebuah pantai yang sangat indah walaupun di siang hari. Silvia bahkan tidak tahu jika ada pantai seindah itu di ibukota Indonesia.

"Yuk, turun!" ajak si lelaki.

Silvia membuka safety belt miliknya dan langsung turun dari mobil. Matanya tak berkedip melihat birunya air laut yang bergelombang.

"Wah, cantik banget. Bahkan Via gak tahu kalau di Jakarta ada pantai sebagus ini," pujinya.

Si lelaki hanya terkekeh, lalu menggandeng tangan Silvia untuk berjalan menuju pantai. Gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan oleh si lelaki, namun ia tak menolak. Entah kenapa ada rasa bahagia ketika jemarinya bersentuhan dengan jemari pria asing di sampingnya itu.

Mereka berjalan berdampingan menuju pantai, hanya ada mereka berdua di sana. Suasana pantai tampak sepi. Tentu saja, hari ini adalah salah satu hari produktif, dan semua orang sibuk bekerja dan bersekolah, jadi tidak mungkin banyak orang datang ke pantai itu.

Silvia yang mengingat hal itu mendadak jadi takut. "Jangan-jangan Via mau di bunuh di sini trus mayatnya dibuang ke laut?"

Berbagai pikiran negatif melayang di otaknya, membuatnya menarik paksa tangannya dari genggaman si lelaki.

Lelaki yang mengaku sebagai Xander itu bingung melihat tingkah Silvia yang mendadak aneh. "Kenapa?" tanyanya.

Silvia menggeleng. "Aku udah bilang, aku gak akan celakain kamu, aku cuma mau ajak kamu refreshing aja," kata lelaki itu dengan sabar.

Silvia mendadak merasa bersalah setelah mendengar jawaban lelaki itu, karena ia mengatakannya dengan nada sendu.

Lelaki itu berjalan meninggalkan Silvia, duduk di bibir pantai dan menikmati semilir angin yang menerpa seluruh wajahnya. Sedangkan Silvia, gadis itu mengekor di belakang.

Ia berdiri di belakang si lelaki, menikmati pemandangan pantai yang indah. Walau cuaca sedikit panas, namun angin yang berasal dari arah pantai mampu menyejukkan mereka berdua.

Bau amis tercium di indera penciumannya. Lelaki itu menghirupnya dalam-dalam lalu menghembuskannya secara kasar, seolah ia sedang mengalami hal yang sangat rumit dalam hidupnya.

Silvia yang melihat hal itu mencoba mendekat dan duduk di samping si lelaki. "Kamu ... kenapa?" tanya gadis itu sedikit ragu.

Si lelaki hanya menggeleng pelan lalu menoleh ke arah si gadis, memaksakan senyum pada gadis di sampingnya. Kemudian kembali menatap hamparan laut di depannya.

Gelombang air laut yang sampai ke bibir pantai membuat pakaian keduanya jadi basah. Namun mereka seolah menghiraukan hal itu.

Silvia menatap lelaki asing yang kini berada di sampingnya. Ia tatap mulai dari rambut, mata, hidung, bentuk rahang, dan bibir lelaki itu.

Tak ada yang mirip dengan fisik Xander, namun Silvia bisa merasakan adanya persamaan sifat dan karakter Xander dalam diri pria itu.

Gadis itu tersenyum. "Makasih ya udah ngajak Via ke tempat sebagus ini ... Xander."

Si lelaki langsung menoleh ke arah Silvia ketika gadis itu memanggilnya dengan sebutan nama.

"Kamu percaya kalau aku adalah Xander yang asli?" Kedua matanya terbelalak karena kaget, secara tak sengaja ia mencengkeram bahu Silvia, membuat si gadis meringis karena sakit.

"Maaf, aku gak sengaja. Aku cuma terlalu senang karena kamu manggil aku dengan sebutan Xander tadi," ujarnya dengan nada menyesal.

"Via gak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Tapi hati Via bilang kalau kamu lelaki yang baik. Via hanya perlu bukti yang kuat dari kamu kalau kamu adalah Xander yang asli.

Dan Via juga bakal cari tahu siapa jati diri Austin yang sebenarnya, apakah dia Xander yang asli atau dia memang lelaki jahat yang merebut tubuh kamu dan memisahkan jiwa kamu dari tubuhnya. Sama seperti yang kamu bisikkan sama Via di coffee shop waktu itu." Silvia menundukkan kepalanya, memainkan kakinya di pasir yang sedikit basah karena air pantai.

Keduanya diam menikmati suasana pantai. Namun tak lama, si lelaki bertindak usil pada Silvia. Ia mencipratkan air pantai ke wajah gadi itu, membuat si gadis terkejut karena mendapat serangan mendadak.

Silvia yang kesal membalas perbuatan lelaki di sampingnya itu. Namun si lelaki malah kabur, ia berlari kencang menghindari Silvia.

"Awas kau, Xander. Aku akan membalasmu!" teriak si gadis. Lalu ia berlari mengejar Xander di pinggir pantai. Menciptakan sebuah keromantisan tanpa mereka sadari.


To Be Continue

Bagaimana dengan part ini?
semoga suka dan ga bosen ya 😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro