Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

L2. I'm Gonna Miss You [2]

✔️  90% HALU, 10% FAKTAH.

✔️ Laknat in your area.

✔️ di sponsori oleh banyak para haluers hunlice.

✔️ Typo berserakan.

🎬🎬🎬

Lisa harus berangkat ke bandara saat ini juga, tapi, Sehun tak membiarkan Lisa untuk beranjak dari atas tempat tidur. Maknae dari EXO itu memeluknya dengan sangat erat, bahkan kedua kakinya di jepit agar dia tak bisa kemanapun. 

"Oppa, lepaskan aku." Lisa berusaha untuk melepaskan dirinya dari cengkraman Sehun. 

Bukannya, Lisa tak suka dengan dekapan Sehun, Lisa menyukainya, bahkan sangat menyukainya. Bagi, Lisa pelukan Sehun adalah yang ternyaman sekaligus yang terhangat—tentu saja setelah pelukan kedua orang tuanya. 

Tapi, Lisa harus benar-benar terlepas dari pelukan Sehun saat ini atau Manager Unnie akan mendobrak pintu apartemen kekasihnya. "Aku harus bersiap-siap sekarang."

"Kau tidak boleh pergi kemanapun," sahut Sehun seraya mengetatkan pelukannya hingga rasanya Lisa akan mati karna tercekik tubuh kekasihnya. 

Lisa memutar keras otaknya. Dia harus melakukan sesuatu untuk membuat dirinya terlepas dari dekapan hangat Sehun, dan sebuah ide cemerlang terlintas di dalam kepala cantiknya. Lisa yakin kalau rencananya akan berhasil. 

Lisa membalas pelukan Sehun dengan sama eratnya. "Oppa," katanya dengan lembut. Tangannya menelusuri punggung telanjang Sehun dengan gerakan lambat yang menggairahkan.

Sehun menurunkan pandangannya, sebelah tangannya terangkat untuk menyingkirkan helaian poni tebal yang menutupi kening gadisnya kemudian mengecupnya sebentar. "Wae?" 

Mendadak Lisa terpaku pada tatapan Sehun, tangannya berhenti mengelus punggung Sehun secara perlahan. Tatapan laki-laki yang tengah memeluknya dengan erat saat ini sungguh sangat menghangatkan hatinya hingga Lisa melupakan rencana awalnya.

Seulas senyum menghiasi wajah Lisa. "Saranghae," katanya dengan senyum paling lembut yang penah Sehun lihat. 

Sehun membalas senyum Lisa, kemudian dia memberikan gadis itu bonus berupa lumatan lembut yang teramat memabukan. Tangan Sehun melingkar dengan indah di pinggang telanjang gadisnya.

Decapan bibir mereka yang saling beradu memenuhi kamar Sehun dan menjadi pembuka hari yang indah bagi keduanya. Sehun tau apa yang akan Lisa lakukan tadi, itulah sebabnya dia mengambil satu langkah di depan Lisa, dengan begitu, gadisnya masih berada di dalam dekapannya saat ini dan sedang bercumbu dengannya. 

Mereka telah menghabiskan malam yang panjang dan penuh dengan gairah, tapi, rasanya Sehun tak pernah bosan untuk terus menghabiskan waktunya bersama dengan Lisa. Apalagi menghabsikan waktu di dalam kamar seperti ini, Sehun benar-benar bisa melakukannya seumur hidup. 

Lisa menggigir kuat bibir bawah Sehun saat kekasihnya itu mencoba untuk membuka ikatan bra-nya. "Taktik yang bagus, Oppa," sindir Lisa seraya menarik sedikit dirinya dari Sehun. "Tapi, aku harus mandi sekarang dan pergi ke bandara."

Sehun menngelengka kepalanya kuat, kemudian dia beringsut menghapiri Lisa. Tubuhnya merangkak di atas tubuh Lisa yang sudah sangat tipis seperti kertas, beruntung Sehun tak membebankan berat tubuhnya pada Lisa, melainkan menahannya menggunakan kedua sikunya. 

"Biarkan aku bermain sebentar," pinta Sehun dengan senyum mengembang di wajahnya yang membuat Lisa gemas untuk mendaratkan bibirnya pada Sehun, tapi, Lisa tak melakukannya. "Sebelum kau benar-benar meninggalkanku selama 2 bulan."

Jika, tadi Lisa bisa menahan dirinya untuk mencium Sehun, maka, tidak kali ini. Bibir kerucut Sehun membuat Lisa mendaratkan bibirnya di sana, dan seolah tak ingin kehilangan kesempatan barang sedetikpun, Sehun langsung melumat bibir Lisa untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari 2 menit. 

Bibir Sehun membuai Lisa dengan sangat lihai hingga gadis itu melupakan apa yang harus dia lakukan saat ini, bukannya mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke bandara, Lisa justru malah asik bercumbu dengan Sehun yang kini telah berhasil menanggalkan bra-nya. 

Lagi-lagi, Lisa larut dalam pesona Sehun ketika sedang bersama laki-laki itu di atas ranjang. 

🎬🎬🎬

Sepanjang perjalanan menuju bandara Lisa tak henti-hentinya tersenyum, matanya terus memperhatikan rear view di hadapannya dan sesekali tertawa sambil mengetikkan beberapa kata pada ponselnya. 

Lisa

Kau memang sangat mencintaku rupanya, hingga rela mengawalku ke bandara  😄😄😄

Lisa menunggu balasan kekasihnya seraya memperhatikan  jalanan yang dia lewati melalui celah-celah gorden. Namun, bukannya mendaptkan balasan berupa pesan singkat, Lisa justru malah mendapatkan telepon masuk dari sang kekasih. 

Senyum Lisa semakin merekah, dia merununkan pembatas yang memisahkan antara kursi penumpang dan kursi kemudi sebelum dia mengangkat panggilan telepon dari Sehun. Dia tak ingin Manager Unnie mendengar pembicaraannya dengan sang kekasih.

"Oppa, kenapa kau menelepon saat sedang menyetir?"  Lisa senang karna bisa mendengar suara Sehun, tapi, dia juga mengkhawatirkan keselamatan sang kekasih. 

Menyetir sambil menelepon bukanlah kegiatan yang Lisa anjurkan untuk di lakukan oleh siapapun, terlebih lagi, jika itu kekasihnya. 

"Aku menggunakan handsfree, jangan khawatir."

Lisa berdecak. "Tapi, tetap saja, menelepon sambil menyetir itu bahaya, Oppa," kata Lisa mengingatkan.

"Arraseo, arratta, aku tidak menelepon saat sedang menyetir, tapi, biarkan aku mendengar suara indahmu selagi aku bisa."

Lisa tak ingin tersipu mendengar penuturan Sehun, tapi, pipinya terasa panas, juga kedua sudut bibirnya yang tertarik untuk membentuk seulas senyum. 

"Oppa, apa kau tidak bosan mendengar suaraku terus menerus?" 

"Mana mungkin aku bosan dengan suaramu. Asal kau tau saja, suaramu adalah yang paling yang indah yang pernah kudengar, apalagi saat kau sedang mendesah. Ugh, itu terdengar seperti sebuah melodi yang membakar gairah."

Lisa memutar matanya malas saat lagi-lagi kekasihnya itu berbicara tanpa filter. Terkadang, Lisa bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa yang membuatnya ingin menjalin hubungan dengan maknae mesum seperti Sehun.

"Berhenti membicarakan tentang gairah, atau kau akan menyiksa dirimu sendiri, Oppa," kata Lisa mengingatkan. Diam-diam Lisa tertawa dalam hatinya, dia memiliki ide untuk menjahili kekasihnya. "Aku jelas tidak bisa bertanggung jawab, jika, sesuatu terjadi padamu, Oppa."

"Oh, shit #$%^&*(^"

Lisa tertawa dengan kencang sangat mulut Sehun mengumpat dengan sangat kotor dan penuh rasa kesal. "Ugh, dia pasti memberontak sekarang," tebak Lisa dengan kekehan geli yang Sehun jawab dengan umpatan.

"Berhenti berbicara!"

"Bukankah, kau sangat menyukai suaraku, Oppa?" Lisa memancing dengan begitu lihai, bahkan dia bisa membuat suaranya menjadi lebih rendah saat ini guna mengerjai Sehun.

"Aku menyukai suaramu, saat kau berada di ranjangku, bukan saat kau berada jauh dari jangkauanku seperti ini."

Lisa semakin terkikik geli kala mendengar suara Sehun yang sedikit kesal, namun, merengek di saat yang bersamaan.

Oh, astaga, Lisa sudah merindukan bayi besarnya saat ini, padahal mereka baru saja menghabiskan waktu bersama selama nyaris 48 jam tanpa gangguan siapapun.

Lisa baru akan menjawab ketika pintu kaca di ketuk. Manager Unnie mengisyarakatkan Lisa untuk segera turun karna mereka sudah sampai.

Lisa mengangkat sebelah tangannya untuk meminta sedikit waktu lagi. "Oppa, aku harus segera turun. Akan kutelepon saat aku sudah sampai nanti.  Saranghae 💋"

Lisa memutuskan sambungan teleponnya setelah memberikan kecupan jarak jauhnya tanpa menunggu Sehun untuk menjawabnya.

Gadis itu kemudian bergegas turun dari mobil, dan Lisa memekik kaget kala Manager Unnie menutup pintunya dengan sedikit kencang.

"Mian." Manager Unnie meminta maaf karna sudah membuat Lisa terkejut seraya terkekeh kecil di balik maskernya.

Jennie melambaikan tangannya dengan antusias ketika dia baru saja turun dari mobil yang berbeda dengan Lisa.

Kekasih dari Kim Jong In itu langsung menggandeng tangan dari maknae-nya dengan senyum yang merekah. Begitu pula dengan Lisa, kedunya terlihat begitu bahagia saat saling bertemu, seperti mereka tidak bertemu selama setahun lamanya.

Keempat member BLACKPINK datang ke bandara secara terpisah, sebab mereka yang mendapat jatah libur sehari sebelum melakukan world tour.

Dan tiba-tiba saja Jennie melemparkan pertanyaan jahil pada Lisa di sela-sela perjalanan mereka. "Apa kau bersenang-senang kemarin?"

Lisa tersipu mendengar pertanyaan jahil itu. Kenapa pula Jennie harus bertanya di saat gadis itu sendiri sudah mengetahui jawabannya dengan pasti.

Tentu saja, Lisa bersenang-senang bersama Sehun.

Tidak ada yang lebih menyenangkan selain menghabiskan waktunya bersama dengan Sehun ketika dia sedang tak bersama dengan kedua orang tuanya.

"Diamlah, Unnie." Lisa menggeram tertahan seraya menahan bibirnya untuk merekah saat ini.

Lisa tak ingin puluhan pasang telinga yang berada di sekitarnya mengetahui hubungannya dengan sang maknae EXO. Seluruh dunia pasti akan gempar, jika, hubungan mereka mencuat ke publik.

Dan Lisa selalu memanjatkan doa sebelum tidur agar mimpi buruk itu tak pernah menjadi nyata—sebelum statement itu keluar dari mulutnya dan Sehun.

🎬🎬🎬

Sehun kembali ke apartemennya setelah memastikan bahwa gadisnya sampai di bandara dengan selamat. Maknae dari EXO itu merasa sangat bosan sekarang, sebab dia hanya berada sendirian di apartemennya. Setidaknya, Sehun tak akan merasa kesepian seperti ini, jika, dia berada di dorm. Tapi, sayangnya, di dorm juga tak ada siapapun sebab masing-masing member yang memiliki jadwal individu.

"Vivi~ya," panggil Sehun saat melihat anjing berjenis bichon itu memasuki kamarnya. Tapi, bukannya datang menghampiri sang pemilik, Vivi justru malah berjalan ke sudut lemari dan berusaha untuk mengeluarkan sesuatu yang berada di dalam kantong plastik dan menyeretnya ke kaki tempat tidur.

Sehun mendelik malas sebelum akhirnya dia turun dari kasur dan menghampiri Vivi. Diambilnya kantung plastik itu, kemudian dia mengelurkan isinya yang tak lain adalah camilan anjing yang dia beli sekembalinya dia dari bandara.

"Vivi~ya, kau akan berubah menjadi anjing babi, jika, terus makan seperti ini." Sehun bermaksud untuk menasihati anjing jantan kesayangannya, tapi, rupanya Vivi sama sekali tak menggubris nasihat Sehun dan malah berusaha untuk mencapai camilannya yang masih ada di tangan Sehun.

Vivi menggonggong dengan keras. Menandakan kalau dia ingin camilannya saat ini juga.

Sehun berdecak malas. Anjingnya itu sama sekali tak pernah mau mendengarkan apa dia katakan. Dengan terpaksa Sehun memberikan Vivi camilannya.

Bichon Frise itu mulai menikmati makanannya kala Sehun memutuskan untuk duduk dihadapannya dengan punggung yang di sandarkan pada kasur. Yah~ setidaknya, si pemalas yang satu itu bisa menjadi hiburan bagi Sehun saat ini.

Malam telah datang—bahkan ini sudah lewat tengah malam—dan Sehun nyaris menghabiskan waktunya dalam kebosanan. Gadisnya telah sampai pada tujuan, dan sudah memberikan kabar padanya. Tapi, Sehun tak ingin terlalu banyak mengambil waktu gadis cantiknya, sebab dia tau kalau Lisa pasti lelah setelah melakukan penerbangan.

Dan anjing pemalasnya sudah terlelap dengan damai setelah memakan banyak camilan. Sepertinya, Sehun harus mulai mengurangi porsi camilan untuk Vivi, atau Bichon Frise kesayangannya itu akan benar-benar menjadi anjing babi.

Sehun yang sibuk meratapi kesepiannya tiba-tiba mengalihkan perhatiannya pada nakas, tempat ponselnya berada yang saat ini tengah berdering dengan lembut.

Sehun mengambilnya dengan malas, namun, wajahnya berubah cerah kala melihat siapa yang menghubunginya saat ini. Buru-buru Sehun menegakkan tubuhnya dan menyemprotkan cairan penyegar wajah sebelum menjawab panggilan videonya dari gadisnya.

Sehun tak ingin terlihat lusuh di hadapan Lisa.

"Annyeong, Oppa." Sapa Lisa seraya melambaikan tangannya. Gadis itu tersenyum tanpa beban dan membuat kebosanan yang melanda Sehun hilang seketika.

"Seharusnya, kau beristirahat, tapi, kenapa malah menghubungiku di tengah malam seperti ini?"

"Apa kau tidak suka kalau aku menghubungimu seperti ini?"

"Omong kosong apa yang kau bicarakan?" sahut Sehun tak suka. Bagaimana mungkin Lisa bisa berpikir seperti itu. Tentu saja, dia senang karna Lisa menghubunginya, hanya saja gadis itu pasti sedang lelah, dan seharusnya Lisa pergi untuk istirahat dan bukannya malah menghubunginya. "Tapi, kau seharusnya istirahat cantik."

Lisa terkikik geli mendengar sang kekasihnya yang setengah menggeram padanya. "Aku hanya ingin melihatmu sebelum tidur. Kupikir aku akan mimpi indah setelah melihatmu, Oppa." Deretan gigi rapi Lisa terlihat memenuhi layar ponsel Sehun dan itu semakin membuatnya merindukan gadisnya, padahal baru 12 jam sejak keduanya berpisah.

"Jangan mencoba untuk memancingku, Lalisa," kata Sehun memperingati dengan tegas.

"Aigoo." Lisa meringis dengan tawa kecilnya saat melihat ekspresi kekasihnya. "Memangnya, apa yang aku lakukan?"

Sehun mendecih kala Lisa tertawa. Gadisnya itu selalu terlihat bahagia kala Sehun merasa tersiksa. "Kau tidak mengenakan pakaian bukan, di balik selimutmu itu?"

Tawa Lisa pecah. Dia tak tau kalau Sehun sungguh sangat peka dengan dirinya yang menutupi seluruh tubuhnyah hingga sebatas leher menggunakan selimut. "Kenapa kau selalu berpikiran mesum, Oppa?" Lisa menyibakkan selimutnya dan memperlihatkan tubuhnya yang dibalut kaus berwarna hitam.

Sehun mengangkat bahunya ringan. Tampaknya, dia tak peduli dengan cibiran sang kekasih barusan. "Kyungsoo Hyung bilang berpikiran mesum membuat ramubutmu lebih cepat tumbuh," sahut Sehun seraya mengubah posisinya dari duduk menjadi tiarap.

Lisa menyamakan posisinya seperti Sehun. Kini mereka berdua tengah bertatapan dalam diam. Sehun mencoba untuk melukis setiap inci wajah gadisnya di dalam ingatannya, meski Sehun sudah sangat menghafalnya di luar kepala.

"Apa kita akan terus bertatapan seperti ini hingga pagi?" Lisa memecahkan keheningan mereka, gadis itu bahkan menopangkan tangannya di bawah dagu.

"Tidurlah gadis nakal. Ini sudah lewat tengah malam, kau harus beristirahat sekarang," kata Sehun memperingatkan dengan lembut.

Sehun pikir, dia sudah cukup mengurangi rasa rindunya saat ini. Dan sudah saatnya bagi gadisnya itu untuk beristirahat.

"Kau bahkan jauh lebih nakal dariku, Oppa," sahut Lisa tak terima dengan julukan yang Sehun berikan padanya. "Lagipula, kau yang mengajariku untuk menjadi gadis nakal."

Sehun terkikik geli melihat gadisnya mencebik kesal. Memang benar, Sehun yang mengajari gadis itu menjadi nakal, dan Sehun bangga dengan didikannya.

"Tapi, kau dilarang untuk bersikap nakal saat kita sedang tidak bersama," kata Sehun mempeingati. "Jadi, sekarang tidurlah, anak manis."

"Arraseo." Lisa mengangguk patuh. "Aku akan pergi tidur sekarang."

"Jalja~yo," kata Sehun seraya melambaikan tangannya.

🎬🎬🎬

Jika, Sehun ditanya apa itu sempurna, maka, dia akan menyebutkan satu nama dengan penuh keyakinan.

Lisa.

Tak peduli dengan apapun yang digunakannya, gadis itu akan selalu terlihat menawan. Ada sesuatu didalam diri gadis itu yang membuatnya selalu terlihat sempurna dalam pakaian apapun.

Seperti saat ini, Sehun bahkan tak mengerti dengan pakaian jenis apa yang dipakai oleh Lisa, tapi, perpaduan hitam dan putih membuat gadisnya itu terlihat sangat cantik, ditambah lagi rambut sebahunya membuat Lisa tampak seperti seorang pelajar.

Sehun mengelus ponselnya yang saat ini tengah menunjukkan wajah cantik kekasihnya. "Kenapa kau selalu memamerkan perut indahmu itu?" gumam Sehun seraya memainkan 2 jarinya di atas ponselnya guna memperbesar foto gadisnya.

Seharusnya, itu adalah aset yang harus Sehun lindungi, tapi, apa daya, pakaian gadis itu sesuai dengan profesi yang sedang gadis itu jalani. Tapi, tampaknya Sehun harus bisa merelakan ratusan bahkan ribuan pasang mata yang menikmati keindahan tubuh kekasihnya.

Menjadi seorang idol terkadang terasa seperti menjadi sebuah boneka. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menurut, menurut, dan menurut apa yang agensi perintahkan.

Dan yang Sehun takutkan hanyalah kalau Lisa masuk angin karna terlalu sering menggunakan baju terbuka seperti itu.

Sehun menghela napas panjang seraya mengetikkan beberapa kata di ponselnya untuk dia kirimkan untuk gadisnya.

Sehun

Kau cantik, sayang. Tapi, ada apa dengan bajumu itu? Apa mereka kekurangan kain untuk bagian lengannya? 😒😒😒

Sehun melemparkan asal ponselnya setelah pesannya terkirim. Dia sama sekali tak menunggu jawaban dari Lisa, dan malah melangkahkan kakinya menuju dapur guna mengambil beberapa camilan untuk dia makan.

Setidaknya, Sehun harus mengisi sedikit perutnya agar dia tak kehilangan berat badannya karna terlalu merindukan kekasihnya.

🎬🎬🎬

Sehun mengerjapkan matanya kala bel apartemennya terus berbunyi hingga membuatnya menggeliatnya dengan malas. Jam digitalnya masih menunjukkan pukul 07.00, tapi, siapa yang sudah bertamu sepagi ini ke apartemennya?

Bahkan si pemalas Vivi saja masih tertidur dia pulas karpet berbulu yang berada di ujung tempat tidur Sehun. Lalu, orang tak tau diri mana yang bertamu saat ini?

Dengan langkah malas, Sehun berjalan menuju pintu apartemennya tanpa mempedulikan wajah bantal yang saat ini melekat di wajahnya. Kepalanya terasa gatal saat mendengar bel yang terus berbunyi.

"Sebentar!" Sehun berteriak. Entah tamunya mendengar atau tidak, Sehun tak tau.

Sehun baru saja akan protes pada tamunya, tapi, kalimat protes itu dia telan kembali saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemennya. "Hyung, apa yang kau lakukan di apartemenku sepagi ini?"

Sehun terheran-heran saat melihat Kyungsoo berdiri di depan pintu apartemennya dalam balutan masker dan juga topi, serta kedua tangan yang penuh dengan kantung plastik.

"Apa kau bisa mempersilakan aku masuk terlebih dulu sebelum aku menjawab pertanyaanmu?" tanya Kyungsoo seraya mengangkat 2 kantung plastiknya. "Ini berat."

Buru-buru Sehun menggeser tubuhnya untuk mempersilakan Kyungsoo masuk ke dalam apartemennya. Dia membiarkan tubuh yang lebih pendek darinya itu masuk melewatinya, mata Sehun mengikuti kemana kaki Kyungsoo melangkah.

Dapur.

Tak ingin menggunakan otaknya untuk berpikir saat ini, langsung saja Sehun menghampiri Kyungsoo setelah menutup rapat pintunya. Dan betapa terkejutnya Sehun saat melihat Kyungsoo yang membongkar isi belanjaannya.

"Biarkan aku meminjam dapurmu untuk membuat kue," kata Kyungsoo sebelum Sehun sempat membuka suaranya. Dia melirik sang maknae yang tengah menatapnya dengan bingung. "Apa aku tidak boleh?"

Sehun menggeleng kuat. "Tidak, Hyung. Bukan seperti itu. Hanya saja kenapa kau membuatnya di apartemenku? Bukankah kau sedang pulang ke rumah orang tuamu karna ada keluarga jauhmu yang sedang berkunjung?" Sehun hanya merasa bingung saat ini.

"Keponakan sedang berulang tahun hari ini, dan aku belum menyipakan apapun untuknya. Jadi, aku hanya terpikir untuk membuatnya kue ulang tahun untuk kejutan kecil."

Sehun mengangguk paham. Kyungsoo pasti tak ingin keponakannya mengetahui tentang kejutan kecil-kecilannya, itulah sebabnya dia tak ingin membuat kuenya di luar rumah.

Sehun tersenyum kala Kyungsoo mulai mengelurkan peralatan memasaknya. Hyung-nya yang satu itu begitu mempedulikan orang-orang di sekitarnya, terlebih saat orang itu berulang tahun.

"Kalau begitu aku mandi dulu, Hyung," pamit Sehun. "Kau bertamu terlalu pagi, seharusnya kau meneleponku terlebih dahulu agar kau tidak perlu melihat wajah bantalku."

Kyungsoo tertawa, tapi, terlihat tidak ingin tertawa. "Aku bahkan sudah melihat bantalmu sejak 10 tahun yang lalu, maknae. Kenapa kau bersikap seolah ini adalah pertama kalinya."

Sehun hanya terkikik sebelum dia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Cukup lama waktu yang Sehun habiskan di dalam kamar mandi, kira-kira sekitar 30 menit waktunya dia buang secara cuma-cuma. Hal pertama yang Sehun lakukan ketika dia keluar dari kamar mandi adalah mencari ponselnya.

Sehun hanya ingin melihat apakah ada kabar dari gadisnya, atau gadis itu sudah lupa dengan keberadaannya?

Tapi, Sehun tak menemukannya bahkan ketika dia sudah menggeledah seluruh tempat tidurnya. Seingat Sehun, dia melemparkan ponselnya di atas kasur setelah mengirimkan pesan untuk Lisa, lalu ketika dia kembali ke kamar dengan beberapa camilan, dia tak lagi memainkan ponselnya dan menghabiskan malam membosankannya dengan menonton TV.

Sehun setengah berlari menuju dapur. "Hyung, apa kau melihat ponselku di dapur?" tanya Sehun pada Kyungsoo yang sibuk mengaduk tepung dengan telur.

Sehun tak yakin kalau ponselnya tertinggal di dapur, tapi, bertanya tak ada salahnya bukan?

"Aku tidak melihatnya di sini."

Sehun mendesis seraya mencoba untuk mengingat. "Aku benar-benar melemparkan dia atas kasur semalam," gumam Sehun.

Kyungsoo hanya diam tak menanggapi. Dia terus berkutat dengan pekerjaannya tanpa peduli dengan kebingungan Sehun.

"Aku membelikanmu roti panggang tadi," kata Kyungsoo seraya mencampurkan cokelat ke dalam adonan tepungnya. "Ada di plastik berwarna biru."

Mendadak Sehun lupa pada keberadaan ponselnya, ketika perutnya memberontak minta di isi. Dia merampas kantung plastik bewarna biru yang Kyungsoo maksud dengan cepat.

Sehun memakan sarapan gratisnya dengan lahap, sementara Kyungsoo sibuk dengan kuenya.

"Apa Suho Hyung sudah kembali ke Korea?" tanya Sehun seraya meminum susu cokelat kesukaan Lisa yang sengaja dia sediakan di kulkasnya.

"Dia sudah landing kemarin. Apa dia tidak memberimu kabar?" Kyungsoo memberikan seluruh fokusnya pada Sehun. Biasanya, Sehun adalah orang pertama yang mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan Suho.

Mereka sangat dekat. Bahkan komunikasi mereka selalu intens di setiap harinya.

"Dia tidak memberi kabar apapun padaku," sahut Sehun dengan gelengan kepala yang lemah.

Sehun merasa sedikit sedih saat ini, pasalnya leader-nya itu tak menghubunginya dalam beberapa hari terakhir. Apalagi pemilik nama asli Kim Junmyeon itu sama sekali tak mengatakan tentang kepulangannya.

"Ah," Kyungsoo memekik ketika dia mengingat sesuatu. "Saat kita ke Inkigayo tempo hari, Suho Hyung menghubungiku untuk menanyakan tentang keberadaanmu. Dia bilang, ponselmu tidak aktif, lalu, aku mengatakan kalau kau sedang bersama Lisa. Mungkin itu sebabnya dia tak menghubungimu. Dia tidak ingin mengganggu waktumu."

Diam-diam senyum tersenyum. Leader-nya yang satu itu sangat mengerti dirinya dengan baik.

"Hyung, apa di mana ponselmu?" Sehun bertanya dengan tangan yang terulur untuk meminta. "Aku ingin menelepon Suho Hyung."

"Apa kau akan meminta maaf padanya?"

"Tentu saja, aku akan meminta hadiahku Hyung, besok itu hari ulang tahunku. Aku yakin Suho Hyung pasti membelikanku sesuatu saat dia berada di Paris." Sehun menyahaut dengan percaya diri, lagipula Suho memang selalu membawakan oleh-oleh untuk semua member ketika dia berada di luar negeri, dan terlebih lagi besok adalah ulang tahunnya, Sehun pasti mendapatkan sesuatu yang lebih.

"Ada di jaket yang aku letakan di ruang tamu."

"Arraseo," sahut Sehun dengan senyum mengembang. Maknae EXO itu berlalri kecil menuju ruang tamunya, tampaknya, dia tak sabar untuk menagih hadiahnya pada sang leader.

Kyungsoo hanya menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan sang maknae.

Sehun tetaplah Sehun.

Meskipun laki-laki itu akan menginjak usia 26 tahun untuk umur Korea beberapa jam lagi, tapi, di mata semua member EXO, Sehun tetaplah bayi yang tak pernah bertumbuh besar.

Kyungsoo merasakan getaran dari dalam apron-nya, dia merogoh benda pipih berwarna biru yang sebenarnya sudah bergetar sejak beberapa saat yang lalu.

Kyungsoo memastikan kalau Sehun tak berada di sekitarnya sebelum dia menjawab panggilan telepon yang masuk.

"Ppaliwa~" Kyungsoo berbisik sepelan mungkin Dia bahkan harus bersembunyi di balik meja. "Aku tidak yakin bisa menahannya untuk tidak mencari ponselnya saat ini."

Suara di seberang sana menjawab dengan tergesa-gesa serta setengah memohon, dan Kyungsoo sedikit meringis saat ada mendengar suara gedebuk yang cukup nyaring.

"Lalisa, apa kau baik saja?" tanya Kyungsoo khawatir. Dia pikir, kekasih dari maknae-nya itu baru saja menabrak sesuatu.

Kyungsoo mengangguk paham setelah dia mendengar jawaban dari Lisa. Ketika sambungan mereka terputus, Kyungsoo langsung buru-buru menyembunyikan ponsel Sehun di dalam apron-nya.

Sebenarnya, Kyungsoo tak habis pikir dengan dirinya. Kenapa pula dia harus repot-repot menuruti permintaan Lisa untuk datang ke apartemen Sehun bahkan di saat matahari baru bersiap untuk terbit.

Dan terlebih lagi dia harus membuat kue ulang tahun untuk Sehun yang mana maknae itu baru akan berulang tahun besok, atau setidaknya sekitar 16 jam dari sekarang.

Dan yang lebih anehnya lagi, Kyungsoo bahkan rela mencuri ponsel Sehun saat laki-laki itu sedang berada di dalam kamar mandi dan dia melakukannya dengan kesadaran penuh.

Sehun kembali ke dapur bersama Vivi. Leher anjing pemalas itu sudah diikat dengan tali, sepertinya Sehun akan membuat Vivi untuk berolahraga pagi ini.

"Hyung, aku akan membawa Vivi berjalan-jalan sebentar, dia semakin mirip dengan babi akhir-akhir ini." Sehun menggerutu kecil saat Vivi sedang sibuk berguling-guling di lantai.

Kyungsoo mengangguk antusias. Sebenarnya, dia sedang berpikir untuk membuat Sehun keluar dari apartemen untuk sementara agar Lisa bisa menyiapkan surprise kecil-kecilan untuk sehun. Dan siapa yang sangka kalau dewi Fortuna sedang berpihak pada Kyungsoo.

"Benar, Vivi terlihat seperti babi sekarang. Kau harus membawanya berjalan-jalan yang lama agar lemaknya terbakar," sahut Kyungsoo antusias.

"Ah, Hyung, ponselmu aku taruh di dalam jaket," kata Sehun. "Sepertinya, aku akan mendapat hadiahku besok dari Suho Hyung." Sehun tersenyum dengan sumeringah.

Kyungsoo hanya mengangguk mengiyakan seraya menyuruh Sehun untuk pergi secepatnya.

"Aku pergi dulu, Hyung," pamit Sehun.

"Ya, ya, ya, pergilah yang lama Sehun~ah," sahut Kyungsoo dengan teriakan ketika Sehun mulai menjauh darinya.

Kyungsoo mengeluarkan ponsel Sehun, setelah dia memastikan kalau pemilik nama lengkap Oh Sehun itu sudah keluar dari apartemen. Kyungsoo langsung menelepon Lisa.

"Kau sudah sampai di mana?" tanya Kyungsoo ketika Lisa menjawab panggilannya.

"Aku sudah berada di lantai apartemen Sehun Oppa."

"Cepat bersembunyi! Sehun baru saja keluar dari apartemennya bersama dengan Vivi," kata Kyungsoo memperingati dengan panik.

"Oh, sial, aku melihatnya," sesal Lisa dengan setengah panik.

"Ppali, Lisa~ya."

Kyungsoo tak lagi mendengar sahutan Lisa, tapi, dia pikir gadis itu sedang berusaha untuk menyembunyikan diri dari Sehun. Dan Kyungsoo menunggu dengan khawatir, akan terasa sangat sia-sia pengorbanannya pagi ini, jika, Sehun menangkap basah keberadaan Lisa.

Gadis berdarah Thailand itu tak mengatakan pada Sehun kalau dia akan kembali ke Korea, dan Sehun sendiri tak membahas apapun tentang penerbangannya untuk ke LA setelah menghadiri Samsung Event semalam.

"Lisa~ya," panggil Kyungsoo saat Lisa tak bersuara selama beberapa detik. Dia setengah berbisik, seolah dia-lah yang sedang bersembunyi saat ini.

"Sehun Oppa sudah masuk ke dalam lift," kata Lisa memberitahu.

Kyungsoo mengembuskan napas lega, lalu dia menyuruh Lisa untuk secepatnya datang ke apartemen Sehun.

Tak sampai satu menit, Lisa sudah sampai di apartemen Sehun, dia tak perlu menunggu Kyungsoo untuk membukakan pintu apartemen Sehun, sebab dia tau password apartemen kekasihnya dengan sangat baik.

Lisa menghampiri Kyungsoo dengan tergesa-gesa seraya melepaskan masker, topi, serta mantelnya dan meletakkannya di sembarang tempat. Kyungsoo sempat memberikan tatapan tajamnya pada Lisa karna sikap sembrononya, tapi, Lisa memamerkan deretan gigi rapinya.

"Tidak ada waktu untuk merapikannya, Oppa," kata Lisa cengengesan.

Kyungsoo hanya bisa menghela napasnya, kemudian memeriksa kuenya di dalam open. Dia hanya tak habis pikir dengan sikap sembrono kedua maknae yang menjalin kasih selama setahun terakhir ini.

Kyungsoo hanya tak bisa membayangkan bagaimana jika keduanya berumah tangga kelak, pasti rumah mereka tak akan berbeda dengan tempat pembuangan sampah."

"Oppa, apa [bayi] laki-laki itu menanyakan atau menyinggung tentang penerbanganku atau sesuatu yang seperti itu?" tanya Lisa.

Kyungsoo menggeleng. "Sepertinya, dia tidak tau kalau kau akan kembali ke Seoul hari ini."

Lisa mengangguk. Memang itulah yang dia harapakan, Lisa sengaja tak membalas pesan Sehun semalam agar laki-laki itu tak mencari keberadaannya. Sehun mengerti dengan sendirinya ketika Lisa tak membalas pesannya, itu berarti gadisnya sedang sibuk.

Dan Sehun sendiri tertidur saat sedang menonton, hingga dia tak ingat untuk memeriksa ponselnya, apakah gadisnya membalas pesannya atau tidak.

"Berapa lama Sehun Oppa akan membawa Vivi berjalan-jalan?" tanya Lisa seraya membongkar kantung plastik yang dia bawa.

"Entahlah, tapi, aku menyuruhnya untuk membawa Vivi berjalan-jalan untuk waktu yang lama," sahut Kyungsoo.

Lisa mengangguk mengiyakan. "Oppa, apa kita bisa menyelesaikannya dalam waktu setengah jam? Kupikir, Sehun Oppa tidak akan membawa Vivi keluar lebih dari satu jam."

Kyungsoo mendesis. Dia sedang mencoba untuk memperhitungkan waktu yang dia butuhkan untuk menyiapkan kejutan kecil-kecilan bagi sang maknae. "Hasrusnya, setengah jam cukup, jika, kita bekerja dengan cepat."

Lisa mengangguk paham. Keduanya mulai membagi tugas masing-masing, Kyungsoo akan menyelesaikan untuk menghias kuenya, sedangkan Lisa bertugas untuk mengatur meja makan.

Detik demi detik berlalu dengan begitu cepat, setengah jam lebih sudah mereka habiskan untuk menyiapkan kejutan ulang tahun Sehun. Kyungsoo sudah selesai menghias kue yang dia buat tadi, kini dia sedang menata lilin di atasnya.

Lisa juga sudah selesai menata meja makan dengan meletakkan beberapa gelas serta sebotol wine yang dia bawa dari Thailand, yang mana itu adalah wine pemberian dari ayahnya.

"Lisa?"

Lisa membeku ketika mendengar suara seseorang menyebut namanya dengan penuh keterkejutan. Tangan yang tadinya berniat untuk menuangkan wine pada gelas, mendadak tergantung di udara.

Gadis itu melirik Kyungsoo yang kebetulan berada tepat di hadapannya, matanya bertanya 'apa kita sudah ketahuan' dan Kyungsoo mengangguk lemah.

Oh, sial, padahal Lisa hanya perlu menuangkan wine pada gelas, lalu dia bisa bersembunyi untuk menunggu Sehun datang dan kemudian surprisenya akan berhasil. Tapi, yang Lisa harapkan sama sekali tak sesuai dengan kenyataan yang saat ini tengah dia hadapi.

Lisa membalikkan tubuhnya secara perlahan dengan kepala tertunduk, kemudian dia mengangkat tangan serta kepalanya dengan hati-hati. "Annyeong, Oppa," sapanya.

Sehun melepaskan tali anjing milik Vivi dari genggaman tangannya dan membiarkan Bichon Frise itu berkelena sesukanya.

Sehun melirik ke belakang Lisa, di mana mejanya sudah tertata dengan rapi, lengkap dengan  wine serta 2 buah kue ulang tahun.

"Whoa~" Sehun berdecak kagum seraya menghampiri Lisa. Tangannya menarik lembut tengkuk Lisa, lalu mendaratkan sebuah ciuman singkat pada bibir gadisnya. "Apa kalian menyiapkannya untukku?"

Sehun melirik Kyungsoo yang tengah membuang pandangan darinya.

"Jika, kalian ingin berciuman, sebaiknya lakukan itu di belakangku," kata Kyungsoo ketus.

Sehun terkikik geli, sebelum akhirnya dia membalikkan tubuh Lisa menghadap Kyungsoo, kemudian merangkul gadis itu dengan penuh posesif. "Gomawo Hyung~"

Lisa mengembuskan napasnya pasrah. "Failed."

Sehun mengacak gemas rambut Lisa. "Kau tidak gagal, sayang. Kau hanya kurang cekatan," jelas Sehun dengan tawa kecilnya.

Sebenarnya, Sehun sudah mengetahui rencana keduanya sejak awal. Saat Sehun menelepon Suho, dia kembali ke dapur untuk menyampaikan sesuatu pada Kyungsoo, tapi, Sehun tak sengaja mendengar obrolan Kyungsoo dan Lisa.

Dan sebelum Kyungsoo menyadari keberadaannya, Sehun buru-buru kembali ke ruang tengah, dan berpura-pura tak tau kalau Kyungsoo baru saja menerima telepon masuk dari ponselnya.

Lalu, dia sengaja mengajak Vivi untuk keluar sebentar. Sehun hanya ingin melihat apa yang kekasih dan juga Hyung-nya siapkan untuknya. Dan Lisa salah kalau menganggap Sehun tak melihatnya, maknae EXO itu justru melihat Lisa lebih dulu saat gadis itu baru saja keluar dari lift, tapi, Sehun bersikap seolah tak melihat dengan berpura-pura fokus pada Vivi.

"Duduklah, Hyung," kata Sehun mempersilakan. "Aish, kenapa kau sangat sungkan saat ini?" tanya Sehun kala menyadari kekakuan Kyungsoo saat ini.

Kyungsoo menghempaskan tubuhnya di kursi. "Entahlah, aku hanya merasa tak nyaman hanya berdua saja dengan kalian. Rasanya, seperti menjadi nyamuk." Kyungsoo menggerutu, jarang-jarang dia merasa tak nyaman saat seperti ini saat sedang bersama Sehun.

Biasanya, dia akan mengabaikan apapun yang maknae-nya itu lakukan, tapi, untuk yang baru saja Sehun lakukan pada Lisa, rasanya, Kyungsoo tak bisa mengabaikan begitu saja.

Kyungsoo mengibaskan tangannya ke udara. "Lupakan saja. Ayo, rayakan ulang tahunmu sekarang, agar aku bisa pergi."

Sehun terkikik geli. "Kenapa kau terburu-buru sekali, Hyung?"

Padahal Kyungsoo sudah mengatakan ketidaknyamanannya, tapi, kenapa Sehun masih saja bertanya. Benar-benar terasa seperti mengejeknya.

Tapi, sesuai permintaan Kyungsoo, mereka merayakan ulang tahun Sehun dengan cepat. Kyungsoo dan Lisa membiarkan Sehun untuk membuat permohonan di hadapan 2 kue dengan lilin menyala.

Senyum bahagia tercetak dengan jelas di wajahnya. Meski Sehun merayakan belasan jam sebelum tengah malam, tapi, setidaknya Sehun bersyukur karna ada Lisa bersamanya saat ini, dan juga Hyung-nya yang gemar memasak itu.

Sehun bisa mengerti kesibukannya masing-masing membernya.

Seperti yang diketahui kalau Suho baru saja kembali dari Paris, dan di hari yang sama Chanyeol juga kembali dari Guam. Berbeda dengan Chanyeol dan Suho yang kembali ke Seoul, Kai justru malah mendarat di New York dan masih di hari yang sama pula, member China satu-satu dari grup besutan SM, Lay, kembali ke Shanghai setelah menetap selama kurang lebih 4 hari di Seoul.

Dan teruntuk Chen, Baekhyun dan Xiumin, ketiganya sedang di sibukan dengan latihan untuk konser sub unit mereka yang bertajuk 'Magical Circus' – Spesial Edition yang akan berlangsung di Jepang kurang dari seminggu.

Dan hanya Kyungsoo-lah yang memiliki waktu luang berlebih saat ini, itulah kenapa Lisa meminta bantuan Kyungsoo, alih-alih memintanya pada Suho.

Kyungsoo pamit untuk pulang setelah dia menghabiskan beberapa gelas wine yang Sehun tuangkan untuknya. Sekitar 1 jam mereka bertiga habiskan untuk saling berbincang. Di beberapa kesempatan, Kyungsoo bertanya tentang beberapa kesulitan yang gadis itu dapatkan akhir-akhir ini.

Sekarang, hanya tinggal Sehun dan Lisa—dan tentu saja si anjing pemalas, Vivi—di dalam apartemen mewah yang Sehun beli 2 setengah tahun lalu.

"Kenapa kau tidak mengatakan akan kembali ke Seoul, sebelum pergi Los Angles?" Sehun bertanya dengan sebelah tangan yang dia gunakan untuk memainkan rambut gadisnya.

Lisa mengkat sedikit kepalanya untuk menatap Sehun dengan tatapan yang sedikit geli. "Oppa, apa kau lupa kalau tidak ada penerbangan langsung dari Bangkok ke Los Angles?"

"Ah, benar." Sehun mendesah pelan saat menyadari hal itu. Bagaimana mungkin dia melupakan fakta yang satu. "Kalian harus transit terlebih dahulu." Sehun tertawa sumbar, dia tak menyangka kalau dia akan sebodoh ini.

Sepertinya, Lisa sudah memenuhi setiap sudut pikirannya, hingga dia melupakan beberapa hal kecil yang sudah dia hapal di luar kepala.

"Lalu, kenapa kau tidak menghubungiku terlebih dahulu?" Sehun mengecup pucuk kepala Lisa yang tengah bersandar dengan manis di bahunya.

"Hanya ingin memberimu kejutan, Oppa," sahut Lisa dengan cekikikannya.

Sehun yang gemas dengan tawa riang gadis langsung menarik wajah cantik itu dan menghujaminya dengan ciuman cepat yang membuat Lisa tertawa geli. Perutnya terasa seperti di gelitik dengan puluhan kupu-kupu.

Lalu, Sehun menjadikan ciuman kilatnya menjadi ciuman panas yang liar. Sebelah tangannya menarik tubuh Lisa untuk lebih merapat padanya, dan tangan yang satunya lagi dia gunakan untuk membuka kardigan biru kotak-kotak yang saat ini melekat di tubuh Lisa.

Tangan Sehun bergerak dengan begitu cepat dengan lihai, dengan bibir yang terus melahap habis bibir Lisa. Tangan Lisa sendiri menekan tengkuk Sehun untuk lebih memperdalam ciuman mereka.

Lisa merangkak naik ke atas pangkuan Sehun dan membiarkan kedua kakinya terbuka tepat di sisi kanan dan kiri Sehun. Dia menarik diri terlebih dahulu, napasnya terengah dan keringat mulai membanjiri wajahnya.

Padahal mereka hanya berciuman di sofa, tapi, tubuh Lisa sudah terbakar gairah, terlebih ketika Sehun memberikan sentuhan lembut di sepanjang tulang belikatnya.

"Sofa ini terlalu sempit," kata Lisa dengan tangan yang mulai menyusup ke dalam kaus Sehun.

Sehun tersenyum dan mencuri satu ciuman cepat di dada Lisa yang masih terbungkus bra. "Maka, kita harus kasur kalau begitu."

Dan dengan gerakan yang cepat, Lisa sudah berada dalam gendongan Sehun.

🎬🎬🎬

Sebelum jam makan siang, Lisa harus kembali ke bandara Incheon untuk mengambil penerbangan menuju Los Angles. Dia kembali di jemput oleh Manager Unnie, dan ketiga member BLACKPINK lainnya. Untuk kali ini, mereka berangkat menuju bandara menggunakan van yang sama.

Saat baru akan memasuki bandara, Chaeyoung tak henti-hentinya memperhatikan pakaian Lisa. Dia merasa ada sedikit yang aneh tentang pakaian teman sebayanya.

"Lisa~ya, apa kau mengunakan jaket, Sehun Oppa?" Chaeyoung bertanya dengan nada yang rendah. Pasalnya, dia melihat kalau Single Breasted Jacket yang Lisa pakai saat ini terlihat sangat besar, bahkan jari-jari Lisa nyaris tak terlihat.

"Diamlah, Park Chaeyoung," sahut Lisa memperingatkan.

Chaeyoung tak dapat menahan tawanya saat ini. Dia tak habis pikir, kenapa pula Lisa harus menggunakan jaket milik kekasihnya alih-alih menggunakan miliknya sendiri.

"Jadi, itu sungguh milik, Sehun Oppa?" Chaeyoung kembali bertanya, masih dengan tawa ringannya.

Lisa melirik dengan tatapan penuh peringatan. "Tutup mulutmu itu, Park."

Chaeyoung mengalihkan tatapannya dari Lisa setelah mendapatkan peringatan keras itu. Tapi, sisa-sisa tawanya masih melekat di wajah cantik gadis yang piawai memainkan alat musik gitar itu.

"Jennie Unnie bahkan memakai celana milik Kai Oppa, lalu, kenapa kau hanya menertawakanku saja?" kata Lisa dengan nada yang sedikit tak terima saat Chaeyoung menertawakannya.

Spontan saja, ucapan Lisa membuat Chaeyoung menoleh dan tawanya kembali pecah saat dia menyadari betapa besarnya celana yang Unnie-nya pakai saat ini. Itu jelas bukan celana milik Jennie.

Sungguh, Chaeyoung tak tau dengan apa yang terjadi kepada 2 membernya, kenapa mereka harus menggunakan pakaian milik pasangan mereka alih-alih menggunakan barang milik mereka sendiri. Jelas-jelas pakaian itu terlihat sangat kebesaran di tubuh Lisa dan Jennie.

"Berhenti tertawa, Park." Lisa memberikan peringatan terakhir dengan senyum cantiknya yang membuat Chaeyoung berusaha mati-matian untuk menelan tawanya.

🎬🎬🎬

Lisa mengempaskan tubuhnya di kasur, dia baru saja membersihkan dirinya setelah melakukan penerbangan selama kurang lebih 12 jam. Tubuhnya, terasa akan remuk saat ini karna melakukan penerbangan nyaris 20 jam dalam hari yang sama.

Lisa merogoh ponselnya di dalam tas, dia berniat untuk menelpon Sehun, tapi, perbedaan waktu yang nyaris 12 jam membuat Lisa mengurungkan niatnya. Kekasihnya itu pasti masih tertidur mengingat di tempatnya berpijak saat ini masih sore, berarti waktu di Korea Selatan saat ini adalah subuh.

Gadis dengan rambut sebahu itu memutuskan untuk mengirimkan pesan singkat pada Sehun untuk memberitahukan keberadaannya.

Lisa

Oppa, aku sudah sampai di hotel.

Telepon aku saat kau sudah bangun nanti 😘😘😘😘😘

Lisa membuka galeri ponselnya. Dia melihat puluhan foto yang dia ambil saat Sehun sedang membuat permohonan kemarin. Kedua bibirnya menarik seulas senyum yang teramat cantik.

"Kau tampan bahkan saat sedang memejamkan mata, Oppa," kata Lisa dengan kekehan tawanya.

Senyum Sehun terlihat begitu merekah dan bahagia. Lisa ikut senang melihatnya, padahal beberapa hari sebelumnya, Sehun selalu saja merengek padanya. Tapi, sepertinya, maknae dari EXO itu mulai bisa merelakan kepergian Lisa untuk melakukan world tour bersama grupnya.

"Aku harap kau baik-baik saja selama aku tidak bersamamu, Oppa," kata Lisa.

Sebenarnya, Lisa mengkhawatirkan Sehun saat ini, sebab Sehun yang selalu saja melewatkan waktu makannya. Terlebih lagi saat ini Sehun sedang berada sendiri di apartemennya, Lisa jadi tak bisa mengawasi Sehun melalui member EXO yang lainnya.

Lisa hanya takut kalau Sehun akan melewatkan waktu makannya dan hanya menggulung dirinya di dalam kasur.

Merasa khawatir pada Sehun, membuat Lisa menelepon kekasihnya, persetan dengan kenyataan kalau matahari bahkan belum terbit di Seoul. Gadis itu hanya ingin memastikan kalau Sehun tak melewatkan makan malamnya sekarang.

"Yeobseo." Lisa bernapas lega kala panggilannya diangkat pada dering kelima. Suara Sehun terdengar sangat malas dan serak, khas seperti orang yang baru bangun tidur.

"Maaf, mengganggu tidurmu, Oppa," sesal Lisa.

"Aniya," sahut Sehun menenangkan. Tentu saja, dia sama sekali tak merasa terganggu dengan telepon dari Lisa. "Apa kau sudah sampai?" tanya Sehun.

Dari tempatnya berbaring saat ini, Lisa bisa mendengar kalau Sehun baru saja menguap. Dan itu membuat Lisa menarik kedua sudut bibirnya, dia sedang membayangkan bagaimana Sehun menguap lebar tanpa pernah menutup mulutnya.

"Aku sudah sampai. Apa kau sudah makan, Oppa?"

"Aku bahkan belum mencuci wajahku, lalu, bagaimana mungkin aku sudah makan," jawab Sehun dengan kekehan kecilnya. Dia hanya merasa lucu dengan pertanyaan gadisnya.

"Bukan sekarang, tapi, semalam. Kemarin kau tidak melewatkan makan malammu kan, Oppa?" tanya Lisa waspada. Suaranya terdengar begitu khawatir, pasalnya Sehun akan dengan mudah kehilangan berat badan, itulah kenapa Lisa selalu memastikan kalau Sehun tak melewatkan waktu makannya.

"Jangan khawatir," sahut Sehun menenangkan. "Aku tidak melupakan waktu makanku tadi malam."

Lisa benar-benar bersyukur mendengar jawaban Sehun, setidaknya, Lisa tak perlu merasa khawatir yang berlebihan pada kekasihnya itu. Nyatanya, Sehun masih mengingat pesan Lisa sebelum dia pergi ke bandara kemarin siang.

"Bersitirahatlah, sayang," kata Sehun sebelum Lisa sempat membalas ucapannya. "Kau pasti sangat lelah sekarang. Mendengar suaramu sepagi ini benar-benar membuat mood-ku sangat baik."

Yang Sehun katakan memang benar adanya, Lisa harus beristirahat sekarang sebelum tubuhnya benar-benar hancur karna kelelahan. Pada akhirnya, Lisa memutuskan sambungan teleponnya setelah dia memberikan banyak peringatan untuk Sehun.

Lalu, kemudian Lisa membiarkan tubuhnya beristirahat dan sambil memeluk Sehun di dalam mimpinya.

🎬🎬🎬

Lisa terbangun di hari berikutnya dengan tubuhnya sudah lumayan ringan. Gadis itu memeriksa ponselnya untuk melihat, apakah Sehun mengirimkan pesan untuknya atau tidak.

Dan Lisa tersenyum ketika melihat beberapa pesan yang Sehun kirimkan padanya, lengkap beserta gambar.

Hottest Boyfriend

Aku sudah sarapan pagi ini. Roti buatan ayahmu adalah yang terbaik 👍👍👍👍👍👍

Aku sudah makan siang, tapi, hanya ada ramyeon di dalam lemari  😭😭😭😭

Mungkin aku harus belanja ke minimarket nanti.

Aku baru saja berbelanja banyak untuk stock sampai bulan depan 😁😁😁

Telepon aku saat kau sudah bangun nanti, sayang 📲📲📲

Lisa tersenyum hangat kala membaca semua pesan Sehun, [bayi] laki-lakinya itu terlihat baik-baik saja saat ini. Gadis itu tak membalas pesan singkat Sehun, melainkan dia beralih pada akun instagramnya dan mengetikkan uname serta password.

Tapi, alih-alih log in ke akun Instagram pribadi miliknya, Lisa justru malah log in ke akun Instagram pribadi milik Sehun. Gadis itu memang mengetahui semua password SNS milik Sehun, begitupula sebaliknya.

Lisa mengunggah foto Sehun yang semalam dia ambil dengan membubuhkan caption singkat yang berbunyi "Please, stay healthy."

Lalu, gadis itu kembali pada aplikasi percakapannya dan Sehun, kemudian dia mengetikkan beberapa kata untuk di kirim pada kekasihnya yang saat ini mungkin sudah melihat postingan Lisa barusan.

Lisa

Please, stay healthy.

Jangan pernah lupakan waktu makanmu mulai sekarang, Oppa. Aku tidak bisa sering-sering mengingatkanmu untuk makan karna perbedaan waktu kita.

Kau harus tetap sehat saat aku jauh darimu.

Aku akan marah kalau kau melewatkan jam makanmu, Oppa.

Pokoknya, kau harus terus memberikan bukti padaku kalau kau benar-benar makan dengan baik saat aku tidak ada.

Oppa, berjanjilah untuk tidak kehilangan berat badanmu walau itu hanya 0.1 kg.

Oppa, saranghae  💜💙💛🧡❤️😘💋💋💋💋

🎬🎬🎬

Haruskah daku masukan adegan laknat ke dalamnya? Jangan deng, bentar lagi mau puasa 🌚🌚🌚🌚🤣

Btw, untuk chapter ini lumayan banyak dapat masukan dari hunlice delushit, terutama untuk bagian Lisa post foto di IG Sehun. Kalau menurut aing itu gak mungkin banget. Tapi, itu kiyuttt banget 😍😍😍 makanya aing masukin. Kan liatnya berasa kayak anak SMA yang pacaran terus saling tau password sosmed masing-masing biar ketahuan kalau macam-macam di DM.

TAPI, CRINGE BANGET GAK SIH CHAT TERAKHIR LISA 😭😭😭😭 MUAL AING NULISNYA, TAPI, UCUL JUGA NGEBAYANGINNYA 😆😆

Dan thanks, mba, buat halunya, itu lucu banget sih kalau kata aing. Maaf, loh ya gak tag nama, aing lupa uname-nya. Dan buat kak Tita, sorry kalau kalau aing matahin teori halu kakak tentang 2 piyak yang double date sama Jenkai, because Kai lagi di NY waktu itu 😝😝. Hahahaha. Dan buat emak Laliz, makasih karna udah mau berbagi kehaluan sama aing setiap hari 😘😘😘😘

Dan buat kalian yang suka halu, selamat, bersenang-senang sama halu kalian 😊😊😊

21 April 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro