Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

L#. Long Flight

✔ Bucin Sehun is back


✔ 90% HALU, 10% FAKTAH

✔ 3 jam cuma untuk ngedit 😭

*Gaes, karna LS terakhir update bulan Juni, banyak momen yang numpuk. Dan aing lupa ada huru-hara apa aja selama satu bulan setengah itu 😂😂😂

Jadi, aing bakalan fokus sama bulan Agustus, nanti kalau ada waktu luang, huru-hara Juni-Juli bakalan aing tambahin*

Happy reading~

🐣🐣🐣

Sehun pikir, menghabiskan waktu bersama Lisa adalah hal terindah kedua di dalam hidupnya, setelah keluarga dan rekan satu grupnya.

Sekembalinya dari fansign yang Sehun lakukan di Seocho-dong—bersama dengan Chanyeol—dia langsung menghampiri kekasihnya yang kebetulan sedang berada di apartemen pribadinya —di Hongdae—alih-alih berada di dorm bersama dengan member BLACKPINK  lainnya.

Hal itu bukan semata-mata, karna Lisa tak ingin berkumpul dengan rekan satu grupnya, hanya saja dia harus mengurus Luca yang mendadak kehilangan nafsu makannya, alhasil Lisa harus membawanya ke dokter hewan, untuk memeriksa keadaan kucingnya itu.

Dan kebetulan juga, Lisa membawa Luca ke klinik hewan yang berada di daerah Hongdae, jadi, sekalian saja Lisa mampir ke apartemennya. Sama sekali tak ada niat untuk menghabiskan waktu bersama Sehun seperti ini, di apartemen pribadinya.

Tapi, Sehun memang berniat untuk menculik dan membawa gadis itu ke apartemennya, jika, Lisa sedang berada di dorm BLACKPINK, namun nyatanya dewi Fortuna berpihak pada Sehun.

Keduanya sedang menonton film bersama, dengan Lisa yang berada di pangkuan Sehun. Lagi-lagi, mereka menonton film "A Star is Born" untuk ketiga kalinya. Tapi, Lisa sudah menontonnya lebih dari lima kali sepertinya.

Entah kenapa, Lisa tak pernah merasa bosan dengan film yang satu ini. Sosok Ally di dalam film itu benar-benar membuat Lisa jatuh hati, cara Ally mencintai Jack dengan segala kekurangannya membuat Lisa sangat tersentuh.

Lisa berharap, dia bisa menemukan satu sosok yang mencintainya, seperti Ally mencintai Jack. Dan sepertinya, Lisa sudah menemukan laki-laki itu.

Laki-laki yang mencintainya dengan sangat tulus, tak peduli seberapa seringnya mereka bertengkar, atau seberapa sering Lisa menolak kehadiran Sehun saat itu.

Buktinya, laki-laki itu berada di sisinya saat ini, menggenggam tangan juga hatinya secara bersamaan. Dan Lisa sangat menyukai perasaan penuh di dalam dirinya, ketika tangan mereka saling bertautan.

Lisa mulai kehilangan fokusnya, padahal bagian saat Ally dan Jack menyanyikan lagu Shallow di atas panggung adalah bagian yang paling dia sukai, tapi, sepertinya Lisa lebih suka menatap wajah kekasihnya saat ini.

"Oppa," panggil Lisa.

Merasa dipanggil dengan kelembutan paling menenangkan, membuat Sehun menurunkan pandangan  matanya pada sang kekasih. Jari-jari Sehun bergerak kecil di dalam genggaman Lisa.

"Wae?"

Lisa tersenyum. Kedua sudut bibirnya melengkung dengan lebar, memperlihatkan deretan gigi rapinya, matanya bahkan bersinar bahagia. "Saranghae," katanya tiba-tiba.

"Kamjagiya," sahut Sehun dengan tawa kecilnya.

Sehun pikir, Lisa akan mengatakan sesuatu yang serius, tapi, nyatanya gadis itu hanya ingin menggodanya, membuat Sehun langsung menyambar bibir Lisa, karna merasa dipermainankan.

Bagi Sehun, bibir Lisa adalah candu. Sejak Sehun merasakan bibir itu untuk pertama kali, dia langsung merasa jatuh hati. Sehun pikir, bibir Lisa bahkan lebih kenyal, dari jeli manapun yang pernah dia makan.

Dan Sehun suka memakan jeli kesukaannya, yang tak akan pernah habis sampai kapanpun.

Sehun mengecup 2x bibir Lisa, sebelum dia benar-benar menarik bibirnya dari Lisa.

"Jangan memancingku, atau kau akan menyesal," bisik Sehun tepat di telinga Lisa.

Ada senyum mesum yang terpatri di wajah Sehun, membuat Lisa diam-diam merona. Sebenarnya, Lisa suka saat Sehun menggodanya seperti ini, tapi, sebisa mungkin Lisa tak menunjukkannya pada Sehun, dan justru malah bersikap sebaliknya.

"Aish, kenapa kau ini mesum sekali," gerutu Lisa dengan senyum tertahan di wajahnya.

"Mesum pada kekasih sendiri itu, sah-sah saja tau," sahut Sehun tak mau kalah. "Setidaknya, aku tidak mesum pada kekasih orang." Sehun mendadak kesal, dia menekankan dua kata terakhirnya dengan bola mata memutar malas.

Melihat perubahan ekspresi Sehun yang mendadak muram, membuat Lisa mengatupkan bibirnya. Mood swing Sehun benar-benar sangat mengerikan, tak jarang Lisa merasa kewalahan, saat bayi besarnya itu mulai merajuk tanpa sebab—atau Lisa saja yang tak peka dengan perasaan Sehun.

"Bukan seperti itu maksudku, aku hanya—"

"Apa dia masih meneleponmu? Mengirimkan pesan hampir setiap pagi? Mengirimkan hadiah untukmu?" Sehun memotong cepat penjelasan dengan pertanyaan bertubi yang mengintimidasi.

Oh, gawat! Lisa baru menyadari apa yang membuat kekasihnya itu mendadak kesal, bahkan di saat Lisa tak merasa melakukan kesalahan apapun. Tapi, sekarang Lisa paham, kalau yang membuat Sehun kesal bukanlah dirinya, melainkan sosok yang lain.

"Tidak," jawab Lisa dengan penuh keyakinan, tapi, bodohnya jawaban tidak itu malah di iringi dengan anggukan alih-alih gelengan.

"Aish, dasar laki-laki tidak tau diri!" Sehun mendengus kesal, wajahnya semakin tertekuk kesal. "Menyingkirlah dari pangkuanku, aku ingin pulang," katanya setengah ketus.

Pulang?

Oh, sial! Lisa benar-benar dalam masalah besar sekarang, bayi kesayangan semua orang itu sungguh merajuk. Andwae, bayi laki-laki Lisa itu tidak boleh merajuk, setidaknya Lisa harus menjaga mood Sehun sampai besok pagi, atau Lisa akan diomeli oleh member EXO lainnya, karna telah membuat maknae mereka merajuk.

"Andwae, Oppa!" pekik Lisa panik. Buru-buru dia bangkit dari pangkuan Sehun, dan duduk menghadap laki-laki itu dengan sikap sempurna. "Kau bilang, kau akan menginap malam ini."

"Tidak jadi!"

"Tapi, kau bilang akan berangkat ke bandara dari apartemenku. Itu artinya kau akan menginap, bukan?" Lisa mulai memutar otaknya dengan harap-harap cemas. Dia benar-benar tidak boleh membiarkan Sehun pulang ke dorm, atau Lisa akan mendengarkan ocehan Suho sepanjang malam.

"Aku akan berangkat dengan para Hyung saja," sahut Sehun tanpa minat, dia bahkan sedang berusaha untuk menghindari tatapan Lisa, dan tetap mempertahankan sikap merajuknya.

"Mereka memang akan menjemputmu di sini, bukan?" Lisa berbicara dengan sedikit ragu. Bukannya, Lisa tak yakin dengan ucapannya, hanya saja Sehun benar-benar menakutkan sekarang. Dia tak ingin salah bicara lagi, dan membuat  Sehun semakin kesal padanya.

"Kumohon, menginaplah di sini," pinta Lisa memelas. Dia melakukan ini bukan semata-mata karna tak ingin dimarahi oleh Suho, tapi, dia juga ingin menghabiskan malamnya bersama Sehun, sebelum mereka harus terpisah jarak dari Korea Selatan ke Jepang selama kurang lebih lima hari.

"Oppa, menginaplah," pinta Lisa sekali lagi. Dia menggoyangkan lengan Sehun, saat laki-laki itu tak meresponnya sama sekali. "Menginaplah malam ini, sebelum kau pergi ke Jepang besok. Aku mungkin akan mati, karna merindukanmu nanti."

Sehun masih mengabaikan Lisa. Mati-matian dia menahan kedua sudut bibirnya agar tak terpancing dengan rengekan menggemaskan gadisnya.

Lisa menarik wajah Sehun untuk menatap ke arahnya, menangkup kedua pipi yang cukup berisi itu dengan begitu tak sabaran, hingga bibir Sehun mengerucut karna kedua pipinya yang terjepit tangan Lisa.

"Ya, ya, ya, menginaplah malam ini," rengek Lisa lagi-lag. Matanya memancarkan binar harapan yang besar. "Kau akan menginap, kan? Iya, kan? Oppa? " Lisa berusaha meyakinkan Sehun dengan segala sifat imutnya.

Dan Sehun menyerah. Dia tak bisa terus-terusan mendengar rengekan Lisa seperti ini, bukankah lebih baik kalau Sehun mendengarkan desahan gadisnya?

"One flight, one milk." Sehun berbicara dengan angkuh, dia baru saja memberi tawaran, yang sebenarnya tak bisa tawar. "Maka, aku akan menginap."

Senyum jahil terukir di wajah Sehun. Dia sengaja mengajukan tawaran seperti ini, karna Lisa tak bisa menolak—dan jelas tak akan menolak.

"Bagaimana dengan one milk saja?" tawar Lisa, meski dia tau ini akan sia-sia.

"One flight, one milk," tegas Sehun.

"Tapi, kau sudah mengambilnya semalam," sahut Lisa dengan bibir mengerucut. Tapi, sesaat kemudian dia mengulum bibirnya sendiri, dan merasakan betapa tebalnya bibirnya saat ini. 

Lisa tau, kalau dia mempunyai bibir yang sangat menarik, tapi, jika Sehun terus membuat bibirnya tebal, setiap kali mereka menghabiskan malam bersama, Lisa juga yang akan kerepotan saat pagi.

"Bukankah, kau sendiri yang mengatakan, akan mati karna merindukanku, jika, aku tidak menginap?" Sehun menaik turunkan alisnya dengan seringai mesum di wajahnya.

Sial! Lisa merona di saat yang tidak tepat.

"Tapi, maksudku, aku hanya ingin tidur bersamamu, Oppa. Benar-benar tidur," jelas Lisa penuh penekanan.

Sehun mengangguk antusias. "Maka, kita akan tidur seperti yang kau inginkan, setelah kau memberikan one flight untukku."

Lisa menggeliat kecil, saat sentuhan lembut di panggungnya terasa begitu membakar tubuhnya. Dia benar-benar tak menyadari kapan tangan Sehun menyusup ke dalam kausnya.

Sial! Sial! Sial! Seharusnya, Lisa tak memakai kaus oversize-nya saat ini, melainkan memakai kaus yang lebih ketat. Tidak, tidak! Justru kaus ketat akan semakin berbahaya untuk Lisa, karna perhatian Sehun jelas tak akan teralihkan darinya.

"Just one flight, baby. I promise," bisik Sehun tepat di telinga Lisa.

Dan entah bagaimana caranya, Lisa sudah berada di dalam rengkuhan Sehun, dengan napas panas yang menyapu permukaan leher Lisa.

Gadis itu menoleh dengan perlahan, hanya untuk mendapati posisi wajah Sehun, yang berada tepat di depan wajahnya, seolah Sehun siap menyambut kedatangan Lisa.

"Oppa," Lisa berbisik gugup. Ini bukan pertama kalinya mereka berada di posisi yang intim, malah mereka cukup sering.

Hanya saja, tatapan Sehun terasa seperti membius Lisa, membuat jantungnya berdebar tak karuan.

Sehun yang tak ingin mendengar ucapan Lisa lebih lanjut, memutuskan untuk menyambar jeli kesukaannya dengan penuh kelembutan. Sehun memanggut bibir Lisa secara bergantian, membiarkan tangannya berada pada leher kekasihnya.

Lisa menikmati permainan Sehun, yang tadinya lembut mulai berubah menjadi ciuman menuntut yang penuh hasrat. Dia bahkan merangkak naik ke atas pangkuan Sehun, dan mengalungkan tangannya pada leher laki-laki yang sangat dia cintai.

Lisa mendesah, kala Sehun mengusap dadanya yang masih terbungkus bra. Oh, sial! Bagaimana mungkin Sehun membuat Lisa seperti dimabuk kepayang, hanya dengan sentuhan saja.

Sehun tak pernah bosan bermain dengan bibir Lisa, tapi, masih banyak yang menunggu untuk Sehun jamah, hingga dia mulai beralih pada leher Lisa. Dia memberikan tanda kepemilikan yang tak terlalu mencolok, demi kebaikan gadisnya.

"Aku suka wangimu," bisik Sehun di tengah-tengah kegiatannya menjelajahi leher Lisa.

Lisa merona tanpa sepengetahuan Sehun, dia mencoba untuk menyembunyikan wajahnya pada leher Sehun, dan menghirup aroma bayi dalam tubuh laki-laki itu.

Lisa pernah bertanya, apa Sehun menggunakan bedak bayi setelah mandi, karna Sehun benar-benar beraroma seperti bayi. Tapi, Sehun mengatakan kalau dia tak lagi memakai bedak bayi, sejak berumur lima tahun.

Jika, tadi Sehun yang bermain di leher Lisa, maka, sekarang giliran Lisa yang bermain di leher Sehun. Dia mencoba untuk memberikan tanda kepemilikan di sana, tapi, Lisa justru malah mendapatkan sebuah protes dari Sehun, ketika kekasihnya itu menarik bahu Lisa untuk menjauh.

"Jangan memberiku kissmark di tempat yang terlihat, sayang," kata Sehun mengingatkan. "Atau aku akan menjadi perbincangan hangat di Twitter, karna bercak merah di leherku."

Membayangkan nama kekasihnya akan muncul di trending, dengan isi pembahasan bercak merah di leher membuat Lisa ingin tertawa, tapi, alih-alih tertawa, Lisa justru malah memukul dada Sehun.

"Kau sendiri tidak memikirkanku saat itu, Oppa." Sekali lagi, Lisa memukul dada kekasihnya.

"Naega eonje?" tanya Sehun penasaran. Matanya membulatkan tak terima. "Kapan aku tidak memikirkanmu?"

Sehun mendadak tak terima dengan tuduhan Lisa barusan, selama ini dia selalu memikirkan Lisa lebih dari apapun.

SELALU.

"Saat aku sedang mempersiapkan comeback Kill This Love. Apa kau memikirkan leherku yang terdapat bercak merah sebesar jempolmu?" Lisa mendelik pada Sehun, raut wajahnya tampak diselimuti ekspresi yang menunjukkan, kalau dia ingin membenturkan kepala Sehun, di tembok.

"Kau bahkan membuatnya terlihat sangat mencolok. Apa kau tau itu?!"

Sehun mencoba untuk mengingat, kapan gadisnya itu melakukan persiapan comebacknya. "Apa aku melakukannya saat itu?" tanya Sehun dengan wajah seputih malaikatnya.

"Ah, molla!" Sekarang giliran Lisa yang merajuk pada Sehun. Bibirnya mengerucut kesal.

"Hehehe, mianhe, aku janji tidak akan membuat kissmark di tempat yang terbuka. Mulai sekarang, aku hanya akan membuat kissmark yang tertutup bajumu," kata Sehun dengan mata yang mengerling manja.

Dan tentu saja, usul Sehun ini tidak disambut hangat oleh Lisa. Ibu angkat Leo, itu langsung menghujami Sehun dengan pukulan bantal sambil mengatakan 'byuntae' berkali-kali.

Dikatai mesum, dan dipukul dengan bantal seperti ini, bukakanlah hal yang baru untuk Sehun. Dia sudah sering mendapatkan dua hal itu dari Lisa, setiap kali dia berbicara vulgar, atau berbicara dengan maksud tersembunyi.

Dan Sehun hanya terkekeh, membiarkan bantal Lisa memukul wajahnya, sebelum akhirnya Sehun mengangkat Lisa di bahunya, seperti mengangkat karung beras.

Lisa jelas protes, dia benci saat Sehun mengangkatnya seperti karung beras, karna Lisa pikir, isi perutnya bisa saja keluar dengan posisi tubuh yang terbalik.

"Oppa, aku akan terjatuh!" pekik Lisa seraya mencengkeram kuat kaus Sehun.

"Aku tidak akan membiarkanmu terjatuh."

Oh, yang benar saja, ujung rambut Lisa bahkan sudah hampir menyentuh lantai, dan lututnya berada tepat di bahu Sehun. Dan Sehun bilang, Lisa tidak akan terjatuh?

Harus Lisa apakan kekasihnya ini, agar tak memperlakukannya seperti karung beras lagi?

"No flight tonight!"

🐣🐣🐣

Seperti yang direncanakan, Sehun berangkat ke bandara dari apartemen Lisa. Dia menggunakan mobil van yang sama dengan Baekhyun, Suho dan Chen.

Dia keluar dari apartemen Lisa sebelum matahari terbit, dan tentu saja, Sehun sudah berpamitan pada Lisa.

Sebenarnya, Sehun tak tega, saat harus membangunkan Lisa yang tertidur dengan sangat nyenyak, tapi, Sehun harus membangunkan Lisa untuk pamit, atau gadis itu tidak akan memaafkan Sehun karna pergi begitu saja.

Sesampainya di bandara, wajah Sehun terlihat sangat berseri-seri, dia tampak tenang saat meninggalkan Korea Selatan—meski dia tak sepenuhnya tenang meninggalkan Lisa sendirian.

"Kau terlihat bahagia, Hyung."

Sehun baru saja meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku, setelah dia selesai merapikan rambutnya yang tertutup topi di depan kaca mobil orang lain. 

Sehun menoleh dan mendapati Chanyeol berdiri di sampingnya, sambil memperhatikannya dengan senyum jahil.

"Ah, hyung," Sehun merengek pada Chanyeol. Dia terlalu malu saat Chanyeol memanggilnya dengan sebutan hyung. "Kau membuatku malu."

"Cih, padahal kau senang saat semua orang menganggapmu sudah dewasa," cibir Chanyeol sambil melangkah meninggalkan Sehun.

Entah kenapa, niat awal ingin menggoda Sehun, justru malah berakhir dengan cibiran.

Dan Sehun tak terlalu menganggap ketidakjelasan hyung-nya yang paling menjulang tinggi itu. Chanyeol memang terkenal dengan tingkahnya yang ajaib dan super absurd.

Sehun mulai memainkan ponsel yang sejak tadi berada di tangannya. Matanya fokus pada ponsel birunya, sambil sesekali melihat ke jalanan di depannya. Dia banyak menemukan fotonya sendiri di SNS. Lalu, Sehun beralih pada room chat-nya, dan mengetikkan beberapa kata di sana. 

Jika, Sehun sedang berjalan di dalam kerumunan manusia, maka lain halnya dengan Lisa. Setelah Sehun dijemput, Lisa memutuskan untuk kembali ke dorm dengan membawa Luca.

Dan dia sedang bersantai di sofa, ketika ada notifikasi pesan masuk dari 'My Possessive Boyfriend ❤'

Tentu saja, itu nama kontak Sehun di ponselnya, Lisa memang sering menggonta-ganti nama kontak Sehun sesuai dengan suasana hatinya, dan akhir-akhir ini, Sehun agak posesif padanya.

My Possessive Boyfriend

↪️ Aku sudah sampai di Gimpo.

️↪️ Bandara benar-benar ramai. Aku bahkan nyaris terhimpit. Tapi, aku masih sangat tampan di foto ini, bahkan ketika aku sedang menunduk 🤭🤭🤭

Lisa hanya bisa menggeleng dengan senyum  kecil di wajahnya, saat mendapatkan dua pesan teks, dan satu foto dari Sehun. Bukankah, kekasihnya itu terlihat seperti anak kecil?

Wajar saja bukan, jika, Lisa dan yang lainnya menganggap laki-laki itu sebagai bayi besar, karna Sehun sendiri selalu menunjukkan tingkah anak-anaknya.

Lisa

Tapi, apa yang kau lakukan di sini, Oppa? Apa kau melakukan peregangan sambil berkaca? 😂

My Possessive Boyfriend

↪️ Aish, kenapa foto aib itu dipublikasi? Kenapa mereka tidak menyimpannya saja? Benar-benar memalukan 😤

Lisa

Aib? Ini lucu, Oppa. Kau terlihat seperti seorang haraboji yang mengalami sakit pinggang 😝😝😝

My Possessive Boyfriend

↪️ Ngomong-ngomong soal sakit pinggang,  aku pikir pinggangku terasa sedikit sakit.

↪️ Sepertinya, ini karna aku menggendongmu semalam.

↪️ Kau ternyata cukup berat Lili, hingga membuat pinggangku nyaris patah 🤭

Lisa

Kalau begitu jangan menggendongku lagi! Sekian!

My Possessive Boyfriend

↪️ Aigoo, Lili kecilku sedang merajuk rupanya.

Read


My Possessive Boyfriend

↪️ Huh~ kau hanya membacanya saja?

Read

My Possessive Boyfriend

↪️ Ugh, apakah uri Lili sedang merajuk pada Oppa? Hmmm?

Read


My Possessive Boyfriend

↪️ Uri Lili benar-benar merajuk ternyata 😅

↪️ Mianhae, Lili~ya 😘

↪️ Oppa hanya bercanda. Kau sama sekali tidak berat, bahkan tubuhmu terasa ringan seperti kapas.

Read


My Possessive Boyfriend

↪️ Lili~ya, merajuklah selagi kau bisa.

↪️ Karna saat aku kembali nanti, kau tidak akan bisa merajuk lagi padaku 😏😏😏

↪️ Kau pasti akan sangat merindukanku selama lima hari ini, jadi, kau tidak akan mungkin merajuk padaku 😝😝

Lisa

😴😴😴😴


My Possessive Boyfriend

↪️ Aigoo, uri Lili benar-benar menggemaskan.

↪️ Arraseo, arraseo, aku tidak akan mengganggumu lagi, karna aku harus segera naik pesawat 😝

↪️ Aku akan meneleponmu saat sudah sampai di Haneda nanti 😘😘😘

↪️ Ah, dan ingat! Jika, dia meneleponmu, reject saja.

↪️ Jika, dia mengirimkan pesan, tidak usah dibaca, dan langsung dihapus saja.

↪️ Aku percaya padamu, jadi, jangan coba-coba untuk mengecewakanku, atau aku akan melarikan diri darimu.

↪️ Arraseo?

↪️ 잘 자라 나의 아이의 엄마야  ❤❤❤

Diam-diam, Lisa tersenyum saat membaca deretan pesan yang Sehun yang kirimkan padanya, kekasihnya itu sangat cerewet, tapi, Lisa menyukainya.

Sikap cerewet itu jelas menunjukkan seberapa Sehun sangat menyayangi Lisa. Hanya saja, untuk saat tertentu, mata hati Lisa bisa tertutup dari semua kehangatan Sehun, melupakan laki-laki itu sejenak, dan terjebak dalam perasaan semu yang memuakkan.

Beruntung, Lisa selalu tau, kemana hatinya harus pulang.

Dan senyumnya merekah dengan sangat lebar, ketika membaca pesan terakhir dari Sehun. Kehangatan mengalir di dalam sekujur tubuhnya, Lisa selalu merasa menjadi wanita paling bahagia saat Sehun sudah mengatakan hal itu.

"Oppa, kuharap, aku bisa menjadi ibu dari anak-anakmu, seperti yang kau inginkan," gumam Lisa segala ketulusan hatinya.

Pesan terakhir yang Sehun kirimkan berbunyi 'selamat tidur ibu dari anak-anakku' itu adalah penggalan lirik dari Moon and Stars, Sehun mengirimkannya karna Lisa membalasnya pesannya dengan emot tertidur, jadi, sekalian saja Sehun kirimkan ucapan selamat tidur untuk Lisa.

"Saranghae, Oh Sehun."

🐣🐣🐣

"Lisa~ya, kau melamun lagi."

Suara serta tepukan ringan di lengan, menyadarkan Lisa dari lamunan pajangannya. Gadis berdarah Thailand itu menoleh dengan linglung, dan mendapati Jisoo berdiri di sampingnya dengan tatapan lembut penuh rasa khawatir.

"Oh, Unnie," Lisa menyahut kaku, dengan senyum hambar di wajahnya.

Jisoo mengambil duduk di seberang Lisa, dan menatap maknae-nya dengan tangan yang dia topangkan di dagu. "Kau melamun di meja makan hampir selama satu jam."

Lisa tak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya, fakta bahwa Jisoo mengawasinya, cukup membuat kedua bola mata Lisa membulat. Tapi, keterkejutan itu tak berlangsung lama, karna Lisa kembali menormalkan ekspresi wajahnya sedetik kemudian.

"Apa aku melamun selama itu?" tanya Lisa ragu-ragu. Dia pikir, kalau 10 menit belum berlalu, sejak dia memutuskan untuk duduk di meja, dan melamun.

Jisoo mengangguk pelan. "Kupikir, kau sudah melamun hampir di seluruh ruangan. Di kamarmu, di ruang tamu, di dapur, di teras, di ruang tengah, di kamar mandi, bahkan kau melamun di depan kandang Dalgom." Jisoo menuturkan panjang lebar, mengenai tempat melamun Lisa yang sempat Jisoo tangkap dengan kedua matanya.

Heol. Apa Lisa benar-benar melamun di depan kandang Dalgom? Apa yang bisa Lisa lamunkan di sana, ketika sang pemilik kandang selalu menyalak padanya?

Lisa hanya membalas penuturan Jisoo dengan senyum kaku. Mungkin yang Jisoo katakan memang benar adanya, Lisa terlalu banyak melamun, hingga dia lupa dengan apa yang dia lakukan hari ini.

"Aku hanya merasa cemas, Unnie," kata Lisa pada akhirnya. Dia meremas tangannya, mencoba untuk sekadar mengurangi kecemasannya.

Jisoo merasa prihatin dengan keadaan maknae-nya saat ini, wajah itu benar-benar terlihat sangat pucat, dengan kegelisahan yang tercetak jelas di sana.

Tangan Jisoo terulur untuk meraih tangan Lisa, sebagai member tertua, sudah menjadi kewajibannya untuk memberikan solusi atau sekadar menjadi pendengar yang baik untuk ketiga member lainnya.

"Jangan terlalu memusingkan berita kencan Daniel dan Jihyo hari ini," kata Jisoo mengingatkan. Dia jelas mengetahui apa yang menjadi beban pikiran Lisa saat ini. "Kau dan Sehun Oppa berbeda dengan mereka."

"Tapi, Unnie—"

"Lisa~ya," Jisoo memotong cepat ucapan Lisa. Dia melepaskan tangan Lisa dan mengitari meja untuk menghampiri Lisa, lalu duduk di sebelah maknae itu.

Lisa menundukkan kepalanya sesaat, sebelum akhirnya dia mengangkat kepalanya, saat Jisoo kembali membungkus tangannya.

"Kalau kau takut kejadian itu akan terulang lagi, maka, aku berani menjamin, kalau hal itu tidak akan terjadi lagi," kata Jisoo penuh keyakinan. Dia menumpahkan seluruh keyakinan yang dia miliki ke dalam suaranya. "Sehun Oppa pasti melindungimu."

Sejenak, Lisa menatap Jisoo tanpa ekspresi, dia bahkan tak berkedip, dan sempat menahan napasnya. Dia merasa lega untuk beberapa alasan, dan fakta bahwa Jisoo berusaha untuk meyakinkannya, membuat Lisa menyadari satu hal.

Jika, orang lain saja, percaya kalau tak akan ada sesuatu yang buruk, akan menimpa dirinya dan Sehun, lalu, kenapa Lisa harus meragukan perasaannya sendiri?

"Unnie, terima kasih," kata Lisa tulus. Dia merasa bersyukur, karna Jisoo bisa meredakan kekhawatiran yang sudah menghantuinya sejak pagi tadi.

Jisoo mengangguk. Sebenarnya, Jisoo tak merasa telah melakukan sesuatu untuk Lisa, tapi, karna Lisa mengucapkan terima kasih, maka, Jisoo akan dengan senang hati menerimanya.

"Kau sudah berbicara dengan Sehun Oppa?"

Lisa menggeleng pelan. "Dia bilang akan menelpon setelah konser nanti."

Jisoo mengangguk paham, dan menepuk kecil punggung tangan Lisa. "Kembalilah ke kamarmu, aku akan mengantarkan susu cokelat, saat Jennie dan Chaeyoung kembali dari mini market nanti."

Lisa mematuhi perintah Jisoo. Dia berjalan malas ke kamarnya, tapi, bukannya merebahkan tubuhnya, seperti yang dia katakan pada Jisoo sebelum kembali ke kamar, Lisa justru malah berjalan ke sisi jendela.

Lisa memandang hamparan langit malam yang membentang luas di hadapannya. Cuaca malam ini cukup cerah, sehingga langit malam dipenuhi dengan taburan bintang, dan jangan lupakan sang rembulan yang bersinar dengan terang.

Lisa mencoba untuk melihat bulan itu melalui lingkaran tangannya, memantau bulan itu dengan sebelah mata tertutup, sambil mencoba untuk melihat dari sisi yang lain.

Bulan dan bintang itu mengingatkan Lisa pada Sehun, melodi lembut dari Mellow Dog yang sedang menyenandungkan Moon and Stars mendadak terngiang di telinga Lisa.

Dia suka ketika Sehun memutar lagu itu saat mereka sedang bersama. Setiap liriknya membuat Lisa di selimuti kehangatan, dan setiap mendengar Sehun menyanyikan lagu itu untuknya, Lisa bisa merasakan ketulusan Sehun, merasakan betapa berharganya dia untuk si pencinta angka lima itu, dan betapa dia sangat beruntung karna memiliki Sehun di hidupnya.

Lisa memutuskan untuk mengambil gambar, saat tangannya melingkari bulan, lalu, mengunggahnya ke Instagram Story miliknya, tanpa menambahkan caption apapun.

Tapi, kemudian, Lisa terpaku pada cincin yang melingkar yang jari telunjuk sebelah kirinya. Cincin itu melingkar dengan sangat pas di jarinya, tapi, ada perasaan mengganjal di dalam hatinya, yang tak bisa Lisa abaikan begitu saja.

Lalu, fokus Lisa terpecah begitu saja, saat ponselnya berdering, dengan panggilan video yang masuk dari sang kekasih.

Bibir Lisa melengkung secara alami, dia melompat ke atas kasurnya dan menjawab panggilan video dari Sehun dengan begitu antusias.

"Oppa!" Lisa memekik antusias, sejenak dia melupakan sesuatu yang mengganjal di hatinya, juga melupakan kencan Daniel dan Jihyo yang membuatnya melamun sepanjang hari.

"Mwoya?" Sehun tertawa kecil dengan rasa terkejutnya, saat Lisa tiba-tiba memekik dan memamerkan deretan gigi rapinya pada Sehun. "Sepertinya, kau benar-benar merindukanku."

Lisa mengangguk antusias, poni ratanya bergoyang cepat. "Tentu saja, aku merindukanmu, Oppa. Ah, melihatmu dari layar benar-benar tidak menyenangkan." Lisa menyelesaikan kalimatnya dengan sebuah gerutu, dengan bibir mencebik.

Sehun tertawa renyah dari seberang sana, ada rasa ingin merengkuh Lisa ke dalam pelukannya saat ini.

"Itulah yang aku rasakan, saat kau melakukan world tour kemarin. Aku nyaris gila, karna pakaian yang selalu kekurangan bahan itu." Mata Sehun memutar malas, memperlihatkan sedikit rasa kesalnya, saat mengingat betapa Lisa nyaris membunuhnya secara perlahan.

"Jadi, ini balas dendam?"

"Tentu saja, tidak!" bantah Sehun kuat. "Kalau aku ingin balas dendam, maka, aku merobek kemejaku seperti Suho Hyung, saat dia solo stage."

"Tapi, kau sudah melakukannya tahun lalu, kau bahkan mengganti pakaianmu di atas panggung. Cih." Lisa mendecih, seraya memalingkan wajahnya dari layar ponselnya.

Sehun tersedak salivanya mendengar tuduhan Lisa, yang memang benar adanya. Saat sedang konser EℓyXiOn di Bangkok, Sehun tak memiliki waktu lebih untuk ke backstage guna mengganti pakaiannya, alhasil Sehun mengganti atasannya di atas panggung, membuat seisi venue menjerit tak karuan.

"Yak! Jangan coba-coba untuk mengganti pakaianmu di atas panggung!" kata Sehun memperingati dengan tajam. "Atau aku tidak akan melepaskanmu!"

"Yak, Oppa!" Lisa merengek nyaring. Ucapan kekasihnya itu benar-benar tidak bisa di kontrol. "Kenapa mulutmu itu tidak memiliki filter?"

Oh, oke, pembicaraan ini akan menjadi sangat panjang, jika, Lisa tak mengambil langkah tegas untuk menghentikan mulut tanpa filter Sehun. Dia mencoba untuk mengalihkan topik pembicaraan, yang sebenarnya memang ingin Lisa bicarakan pada Sehun.

"Oppa, kau sudah mendengar kabar kencan Daniel dan—"

"Nado ara," Sehun memotong santai pertanyaan Lisa. Dia yang tadinya tiharap, mengubah posisinya menjadi duduk, menyandarkan ponselnya pada sesuatu. "Tapi, jangan khawatir, Dispatch tidak akan mengusik kita dalam waktu dekat."

Lisa menggigit bibirnya dengan ragu, rasa cemas kembali merayap di dalam tubuhnya. "Kau yakin mereka bisa dipercaya?"

Sehun menundukkan kepalanya sebentar. Dia sendiri terlihat cukup ragu saat ini, tapi, sebisa mungkin Sehun memberikan Lisa senyum, untuk sekadar membuat gadis itu tenang.

"Untuk saat ini, kupikir bisa. Toh, mereka masih memiliki kerja sama dengan NCT, dan masih ada beberapa perjanjian juga, jadi, kupikir, mereka tidak akan bertindak gegabah."

Lisa tak tau harus memberikan respon seperti apa untuk penjelasan Sehun barusan. Jujur saja, Lisa bukan tipe orang yang mudah menaruh kepercayaan pada orang lain, tapi, Lisa menaruh banyak kepercayaan pada Sehun.

Fakta bahwa Dispatch dan Sehun berbeda, membuat Lisa digerogoti kecemasan yang luar biasa mengganggunya.

"Lisa~ya, aku tau kau mungkin takut, kalau hubungan kita terungkap ke publik—lagi. Tapi, percayalah padaku, kalau aku akan melindungimu, jika, hal itu sampai terjadi. Aku tidak akan membiarkan mereka melontarkan kata-kata murahan itu padamu." Sehun meyakinkan Lisa dengan sungguh-sungguh.

Sehun yang notabene jarang menangis, sekarang justru malah sedang mati-matian menahan air matanya, saat melihat wajah Lisa yang sarat akan ketakutan.

Sehun paham dengan rasa trauma Lisa, dan Sehun bisa memaklumi itu. Selama ini gadisnya sudah berjuang mati-matian, untuk menggapai impiannya, hingga bisa berada di posisinya saat ini.

Sehun paham betul, bagaimana ketakutan Lisa. Sehun paham, betapa kata-kata itu merobek mental Lisa dalam sekejap. Dan Sehun paham, kalau Lisa hanya manusia biasa, yang tak selamanya bisa berdiri tegak dengan semua hujatan itu.

"Percaya padaku, kalau aku akan selalu melindungimu. Aku tidak akan membiarkan kata-kata mereka menyakiti perasaanmu. Aku akan melindungimu. Jadi, percayalah padaku."

Lisa mengatupkan mulutnya, kepalanya tertunduk dengan bibir yang digigit. Air matanya tumpah, kala mendengar penuturan Sehun yang berhasil menggetarkan hatinya.

Laki-laki yang sedang berusaha untuk meyakinkannya itu terdengar begitu tulus padanya, lalu, bagaimana mungkin Lisa bisa menyakiti hati laki-laki itu, demi untuk menjaga perasaan yang lain.

Lisa menarik napasnya dalam-dalam, mempersiapkan dirinya untuk menatap Sehun dari layar. Tapi, Lisa kesulitan untuk menghentikan air matanya, dia bahkan membekap mulutnya rapat-rapat, agar isakan tangisnya tak lolos.

"Uljima," kata Sehun parau. "Semuanya akan baik-baik saja. Tolong, percaya padaku, dan nikmati apapun yang bisa kita nikmati saat ini."

Lisa mengangguk seraya menghapus air matanya dengan kasar. Dia mencoba untuk percaya dengan apa yang Sehun katakan padanya.

"Oppa, gomawo." Lisa berusaha untuk memberikan seulas senyum pada Sehun, yang secara otomatis membuat Sehun juga tersenyum dalam genangan air matanya.

"Cha~ sekarang tidurlah. Pikiranmu pasti sangat lelah. Tidur, dan jangan pikirkan apapun, maka, itu akan membuat tidurmu nyenyak."

Lisa mengangguk paham, senyumnya merekah dengan begitu indah, seolah dia tak pernah menangis beberapa detik yang lalu. "Oppa  saranghae."

"Nado neomu, neomu, neomu, neomu, neomu, nemou saranghae."

Jarak mungkin memang memisahkan, tapi, perasaan Sehun pada Lisa tak akan berubah hanya karna jarak. Dia begitu mencintai Lisa, seperti dia mencintai dirinya sendiri.

Sehun pikir, dia tak akan mencintai gadis manapun, seperti dia mencintai Lisa saat ini. Sehun ingin menjadikan gadis itu sebagai yang terakhir di dalam hidupnya—jika takdir mengijinkan.

🐣🐣🐣

Pagi ini Korea Selatan kembali digegerkan dengan berita kencan dari salah satu pasangan sesama idol, jika, kemarin agensi Daniel dan Jihyo, membenarkan kabar kencan kedua artisnya, maka, lain halnya dengan yang SM Entertainment lakukan, agensi raksasa yang identik dengan warna pink itu membantah tegas rumor kencan, antara Heechul Super Junior dan Momo Twice.

Dan kabar itu sampai ke telinga seluruh artis SM Entertainment, yang kebetulan berada di satu tempat yang sama, yaitu Bandara Haneda, Tokyo—setelah mereka semua merampungkan konser SM Town selama 3 hari.

Di antara mereka yang mendengar kabar itu, Sehun adalah salah satunya yang tengah diliputi kecemasan luar biasa. Dia bahkan beberapa kali tertangkap kamera sedang melamun.

"Gwenchana?"

Sehun spontan menoleh, saat pundaknya ditepuk dengan pelan. Lamunannya mendadak buyar, tapi, tidak dengan ketakutan yang masih melekat di dirinya.

Sehun tak memiliki kata untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh leader-nya. Dia hanya menggeleng, memberikan jawaban ambigu yang sebenarnya Suho ketahui.

"Semuanya akan baik-baik saja. Dispatch tidak akan merilis berita apapun tentang kau dan Lisa. Percaya padaku." Suho berusaha untuk meyakinkan maknae-nya itu, dia tau kalau Sehun sedang berkutat dengan pikirannya, dan mulai mengabaikan sekitar.

Masih dengan perasaan gelisah yang menyelimutinya, Sehun mengusap kasar wajahnya. "Entahlah, Hyung, aku begitu resah saat ini." Kepalanya menggeleng dengan putus asa, seolah dia tak memiliki harapan lagi.

Padahal baru saja semalam Sehun meyakinkan Lisa untuk percaya, kalau semuanya akan baik-baik. Tapi, pagi ini malah Sehun sendiri yang merasa gelisah dan panik, pasalnya Dispatch telah merilis rumor kencan, dari salah satu sunbae-nya yang sudah cukup berumur.

Dan tak ada jaminan nyata, kalau Dispatch akan tutup mulut, mengenai hubungannya dan Lisa, seperti perjanjian awal.

Lagi-lagi Suho menepuk bahu maknae-nya, dia ingin memeluk Sehun, untuk membuat laki-laki yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri itu merasa sedikit tenang, tapi, situasinya terlalu ramai, dan terlalu banyak pasang mata, juga kamera yang mengawasi.

Jika, Suho memeluk Sehun tanpa sebab, maka, akan ada banyak kecurigaan, terlebih lagi wajah Sehun benar-benar sangat gelisah.

Jadi, yang bisa Suho lakukan adalah menepuk pundak Sehun, dan mengatakan kalau semuanya akan baik-baik, dan menyuruh maknae-nya itu untuk tak terlalu khawatir.

Setelah mendapat pesan-pesan singkat dari Suho, maknae EXO itu memutuskan untuk mengambil duduk di salah satu kursi, yang mana telah lebih dulu tempati oleh Baekhyun.

"Aigoo, uri maknae," kata Baekhyun prihatin, ketika Sehun menghempas kasar bokongnya. "Berita Heechul Hyung pasti membuatmu gelisah, kan?" 

Sehun mengangguk tanpa semangat.

"Kau mengkhawatirkan Lisa?" Baekhyun bertanya, setelah dia memberi jeda yang cukup lama, dari anggukkan Sehun.

Meski tertutup masker, tapi, Baekhyun bisa melihat kegelisahan di wajah Sehun dari jarak sedekat ini. Mereka sudah mengenal lebih dari 7 tahun, saat Sehun merasa khawatir akan sesuatu, maka, Baekhyun adalah orang pertama yang menyadarinya.

Mantan kekasih dari Kim Taeyeon itu, terlalu peka pada keadaan di sekitarnya, tak sulit baginya untuk mengetahui suasana hati seseorang, jika, Byun Baekhyun sudah mengaktifkan radar kepekaannya.

"Tentu saja aku mengkhawatirkannya, Hyung," sahut Sehun setengah ketus.

Dia tak bermaksud marah, hanya saja, hyung-nya itu pasti sudah mengetahui apa jawabannya, tapi, kenapa masih bertanya padanya.

Bukankah, itu terlihat sangat sia-sia?

"Aku takut kalau Lisa akan kembali down, saat mendengar kabar dating dari Heechul Hyung," cicit Sehun dengan kegelisahan yang terasa kental di dalam suaranya.

Baekhyun menganguk paham, terkadang kabar dating bukan selalu pertanda baik, ada kalanya itu justru malah menjadi boomerang. Contohnya saja, saat Baekhyun berkencan dengan Taeyeon 5 tahun lalu.

Errrr, beban mental yang dia rasakan saat itu, terkadang membuat Baekhyun pusing saat mengingatnya. Meski sudah lima tahun berlalu, tapi, sisa-sisa luka di masa itu masih Baekhyun ingat dan rasakan sampe sekarang.

Jika, Baekhyun saja yang laki-laki bisa jatuh sejatuh jatuhnya, bahkan sampai memutuskan untuk hiatus dari akun SNS-nya, hanya karna hujatan yang di dapatkan, maka, Lisa pasti jauh lebih terjatuh dari Baekhyun, sebab saat ini, apapun yang berhubungan dengan gadis itu, selalu menjadi konsumsi publik.

Membayangkan gadis itu akan mendapatkan banyak cibiran, membuat Baekhyun merinding seketika. Entah kenapa, Baekhyun tak yakin kalau saat hubungan Lisa dan Sehun terungkap ke publik, akan banyak dukungan yang mengalir, terlebih lagi si cantik itu berasal dari luar Korea Selatan.

Tentu saja, Baekhyun berharap kalau semuanya bisa baik-baik saja, tapi, mengingat k-netz pernah mempermasalahkan asal usul Lisa yang merupakan gadis SEA, membuat Baekhyun tak berharap banyak, jika, suatu saat hubungan dua maknae kesayangannya itu terungkap ke publik.

Baekhyun hanya bisa berharap pada Sehun. Dan Baekhyun yakin, kalau maknae-nya itu akan melindungi Lisa—apapun cara dan resikonya.

Baekhyun mengembuskan napasnya kasar, dia juga tampak lemah, tapi, tidak seperti Sehun yang rasanya ingin menggulung dirinya di dalam selimut—bersama Lisa.

"Aku juga sangat mengkhawatirkan keadaan uri Lisa saat ini," lirih Baekhyun. "Dia pasti sangat takut sekarang."

Uri Lisa?

Sehun terlihat seperti akan mengamuk saat mendengarnya, tapi, Sehun menahan dirinya, karna Baekhyun sudah lebih dulu menyela.

"Kau sudah menghubungi Lisa?"

Sehun sedikit melunak, dan melupakan 'uri Lisa' yang keluar dari mulut Baekhyun. Berita itu baru dirilis kurang dari setengah jam, dan Sehun tak tau, apakah Lisa sudah mengetahui hal ini atau belum.

"Aku baru saja meyakinkannya semalam, kalau Dispatch tidak akan melakukan apapun, tapi, apa yang bisa aku katakan saat ini padanya, Hyung?" Sehun terlihat putus asa dibalik masker putihnya.

Sehun terlihat seperti tak memiliki semangat hidup, pikirannya terus saja tertuju pada Lisa, sambil mencengkeram ponsel birunya.

Sehun tak tau, harus melakukan apa saat ini. Dia merasa buntu, dan tak memiliki keinginan apapun, selain bertemu dengan Lisa secepatnya, dan memastikan bahwa gadisnya itu baik-baik saja.

Baekhyun menatap Sehun dengan prihatin di bawah bucket hat-nya. Sebagai salah satu hyung, dia ingin memberikan Sehun saran, tapi, Baekhyun sendiri bahkan tak tau harus melakukan apa, jika, dia berada di posisi Sehun, jadi, mana mungkin Baekhyun bisa memberikan saran.

"Apa kau memiliki sesuatu untuk dipikirkan saat ini?" tanya Baekhyun hati-hati.

"Memangnya, apa yang bisa aku pikirkan saat ini, Hyung?" Sehun tersenyum miris. Dia benar-benar tak bisa berpikir menggunakan otaknya.

"Rencana kalian ke depannya mungkin?" Baekhyun menyahut ringan dengan bahu yang sedikit terangkat. Dia sendiri tak bisa banyak membantu Sehun.

"Hah?"

Mendengar Sehun membeo seperti burung bodoh, membuat mata Baekhyun berkedut kecil. Dia nenggaruk pelipisnya menggunakan jari telunjuk.

"Maksudku adalah..." Baekhyun menjilat bibirnya, dan menatap Sehun dengan sedikit rasa frustrasi. "...kau dan Lisa menjalin hubungan yang cukup serius saat ini. Jadi, kupikir, kau pasti memiliki rencana untuk masa depan kalian, bukan?"

Rencana masa depan.

Rencana masa depan.

Rencana masa depan.

Kata itu terus berulang di kepala Sehun, dengan bayang-bayang Lisa yang melintas di dalam benaknya.

"Hyung," panggil Sehun, saat dia baru saja menemukan sebuah rencana masa depan yang Baekhyun maksud.

"Wae?"

"Bagaimana, jika, aku..." Sehun menjeda kalimatnya sebentar. "...ikut wamil bersama Suho Hyung tahun depan?"

🐣🐣🐣

Btw, gaes, aneh gak sih, kalau semua member BP aing pasangin sama member EXO, kayak yang udah-udah. Chaeyoung x Chanyeol terus Jisoo x Suho.

Jujur aing gak terlalu ada feeling sama mereka berdua, kalau Jenkai kan, di sini statusnya backstreet, sabodo tuinglah kalau mereka putus beneran di RL, tapi, kalau di lapak aing mereka backstreet.

Nah, untuk Jiho sama Chanrose ini, aing gak tau mau di pasangin sama siapa. Aing buntu banget. Bisa kasih saran gak, kira-kira mereka enaknya di pasangin sama siapa? Atau di biarin aja jadi couple BLACKEXO?

21 Agustus 2019

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro