Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

#Cola

Yuhu~ Akhirnya aing kembali dengan membawa remahan ampas tahu bernama lovestruck 💃💃💃💃

Kangen? Huweeee, aing juga kangen  kalian 😭😭😭

Selamat membaca lovestruck di malam minggu yang sepi ini bagi para jomblo.

🎬🎬🎬

Lisa sungguh bersemangat untuk persiapan solonya yang akan datang. Gadis itu sudah sangat antusias sejak matahari terbit. Di balik hasil yang memuaskan, ada harga mahal yang harus Lisa bayar.

Kulitnya yang mulus mendapatkan beberapa luka gores karena gadis itu harus melayang di atas lantai dengan berpegang pada rantai dan Lisa harus menahan rasa perih itu saat dia membersihkan diri.

Di saat lukanya belum benar-benar sembuh, kulitnya yang lain kembali harus digores oleh luka.

Aksesori besi yang dipakainya saat merekam beberapa adegan untuk musik video membuat lengannya lecet dan meninggalkan bercak merah yang sangat jelas.

Lukanya memang sudah diobati, tapi rasa perihnya tidak hilang begitu saja, yang ada Lisa malah semakin kesakitan saat lukanya terkena air. Baik air dingin, maupun air hangat.

"Hei, kau terluka?"

Lisa yang baru akan mengoleskan salep agar lukanya tidak membekas segera mengangkat pandangan saat mendengar suara sang kekasih.

Gadis Thailand itu belum sempat menjawab, ketika Sehun lebih dulu meraih lengannya agar bisa melihat lukanya dengan lebih jelas.

"Kenapa bisa terluka seperti ini? Apa kau terjatuh saat sedang pengambilan gambar hari ini?" Sehun bertanya dengan nada penuh kekhawatiran setelah mengambil duduk di samping gadisnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari luka sang kekasih.

"Aku terluka karena harus berpegangan pada rantai yang melayang." Lisa menjawab tanpa terdengar mengeluh.

"Apa staf tidak memberikan sesuatu padamu agar kau tidak terluka?" Sehun terdengar kesal saat menatap Lisa. Laki-laki itu tidak marah pada gadisnya, tapi marah pada orang-orang yang membiarkan gadisnya terluka. "Mereka bisa memberi lenganmu pelindung agar tidak terluka seperti ini."

Jika Sehun sudah mengomel seperti ini, maka Lisa akan susah mengendalikan kemarahan kekasihnya. Laki-laki itu memang sangat posesif pada gadisnya dan paling tidak suka jika Lisa mendapatkan perlakuan tidak adil.

Jika saja Lisa tidak memohon dalam tangisannya, Sehun pasti sudah lama menghambur para staf YG Entertainment yang sering kali berlaku tidak adil pada gadisnya.

Sehun tidak peduli jika yang dilawannya bukanlah agensi yang menaunginnya. SM Entertainment atau YG Entertainment, keduanya adalah sama. Jadi, bisa dipastikan kalau Sehun tidak akan segan melawan YG Entertainment seperti dia melawan SM Entertainment—jika saja Lisa tidak melarangnya dengan dalih tidak ingin membuat situasi menjadi semakin buruk.

Lisa sadar kalau tidak semua staf di YG Entertainment menyukainya, bahkan ada yang terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya langsung di depan gadis itu, membuat Lisa selalu bertekad untuk tidak membuat lebih banyak staf YG Entertainment yang tidak menyukainya.

Jika Sehun sampai melayangkan keluhan pada staf YG Entertainment padahal dia bukan bagian dari agensi yang didirikan oleh Yang Hyun-suk, maka akan ada banyak pertanyaan yang timbul, terlebih lagi Sehun mengeluhkannya atas nama Lisa.

Tidak semua staf YG Entertainment tahu mengenai hubungan Lisa dan Sehun. Hanya ada segelintir orang yang tahu. Itulah kenapa Lisa harus ekstra berhati-hati dengan orang-orang di sekelilingnya.

"Aku baik-baik saja, Oppa. Ini hanya tergores sedikit." Lisa berusaha untuk menenangkan. Kemarahan Sehun adalah satu dari sekian sedikit hal yang ditakutinya di dunia ini.

"Tergores sedikit apanya!" Sehun memekik marah saat Lisa terkesan menyepelekan lukanya. "Kulitmu bahkan sampai membiru seperti ini."

Lisa hanya bisa menunduk pasrah dan menatap lukanya, sementara Sehun masih dalam suasana hati yang ingin melayangkan protes besar-besaran.

"Daripada mengomel seperti ini, lebih baik obati saja aku." Lisa mengutarakan dengan manja, berharap sang kekasih akan berhenti mengomel karena tidak akan membuat lukanya sembuh.

Sehun berdecak sebal, meletakkan kantong plastik yang dibawanya di atas meja dan mengambil duduk di samping kekasihnya.

Di tatapannya bercak merah di lengan gadisnya dengan penuh kesedihan. Sungguh, Sehun benci melihat gadisnya terluka.

Jika bercak merah yang ada di tubuh Lisa merupakan hasil karyanya, maka Sehun tidak akan masalah.

Alih-alih mengobatinya dengan salep, Sehun justru malah mendaratkan bibirnya pada bercak merah itu.

Lisa terkejut dengan apa yang Sehun lakukan, tapi bibirnya melengkungkan senyum kecil ketika bibir kekasihnya berpindah ke luka yang lain.

Meski kecupan Sehun membuat lukanya terasa semakin perih, tapi tidak membuat Lisa menghentikan tingkah manis kekasihnya.

"Kurasa air liurmu akan lebih cepat menyembuhkan lukaku daripada obat salep mana pun." Lisa menyeletuk dalam rona merah yang tampak samar di pipinya.

Sehun mengecup dalam sekali lagi, sebelum mengangkat kepalanya untuk menatap sang kekasih. "Apa kau lebih suka jika yang menjadi obatnya adalah air liurku dan bukannya salep?"

Lisa merespons dengan tawa kecil dan gelengan pelan, bingung harus menjawab apa.

Sehun mendekatkan wajahnya pada sang kekasih dan menggoda dengan begitu jahil. "Atau kau suka saat bibirku menjamah permukaan kulitmu?"

Lisa mengembuskan napas kasar, berpura-pura terganggu dengan pertanyaan jahil kekasihnya. "Bisakah bibir ini tidak menggodaku sehari saja?" tanyanya seraya mengetuk kecil bibir Sehun.

"Bagaimana aku bisa tidak menggodamu jika aku sendiri diciptakan sebagai godaan untukmu?"

Tawa Lisa pecah saat celotehan Sehun terdengar semakin tidak masuk akal. Kekasihnya ini selain jahil, juga memiliki humor yang selalu membuat Lisa tertawa, bahkan dalam tangis dan rasa sakit.

Bersyukur karena Lisa memiliki Sehun sebagai kekasihnya, bersyukur karena laki-laki itu selalu ada di sisinya setiap kali dia membutuhkan, dan bersyukur karena maknae EXO itu tidak pernah lelah mendampinginya dalam setiap masalah yang datang padanya.

"Senang melihatmu tertawa seperti ini." Sehun mengusap pipi Lisa kala gadis itu menunduk untuk menyembunyikan tawanya.

Kepala Lisa terangkat untuk menatap kekasihnya. Tawa kecil itu diubah menjadi senyum yang begitu lembut. "Aku jauh lebih senang karena melihatmu di sini, Oppa."

Sehun mengembuskan napas kasar dan menatap setengah protes. "Kenapa masih saja sungkan untuk memintaku datang di saat seperti ini?" keluhnya, "Kau tahu kalau aku akan lebih senang jika bisa menemanimu di saat kau susah atau sakit, bukan hanya di saat kau senang saja."

Langsung saja Lisa memeluk kekasihnya untuk bermanja ria. "Tanpa mengatakannya pun, kau selalu datang di saat aku membutuhkanmu. Contohnya saja seperti malam ini," celotehnya dengan kalimat terakhir yang diselipkan tawa ringan.

Itu benar. Entah bagaimana caranya, tapi setiap kali Lisa mendapatkan kesulitan dan Sehun tidak diberitahu, laki-laki itu akan menghampiri gadisnya tanpa mengatakan apa pun seolah mendapatkan firasat dan mendapati ada sesuatu yang terjadi pada gadisnya, seperti malam ini.

Jika Sehun tidak datang, maka Lisa tidak akan mengatakan apa pun tentang lukanya saat ini.

Sambil menenonton tayangan 'Nevertheless' di televisi, Sehun menyuapkan jeli yang dibelinya tadi pada Lisa, sementara tangan gadis itu memainkan tangan kekasihnya di atas dada dan berbaring di atas pangkuan laki-laki itu.

"Bagaimana dengan jadwal promosimu?" tanya Sehun setelah dirasa bosan menatap wajah Songkang dari layar televisi.

Lisa menatap Sehun di atasnya dan ikut mengabaikan eksistensi sang aktor tampan yang memainkan peran Park Jae-eon.

"Tidak ada terlalu banyak promosi untuk soloku nanti." Lisa menjawab tanpa terdengar mengeluh. "Tapi aku sudah menyiapkan beberapa konten untuk diunggah di kanal YouTube-ku," tambahnya cepat sebelum sang kekasih mengoceh ini dan itu.

"Kau tidak meminta jadwal promosi yang lebih banyak?" Sehun bertanya, tapi sebenarnya dia sedang mendesak gadisnya untuk mendapatkan apa yang seharusnya gadis itu dapatkan dalam promosi debut solonya.

Lisa menggeleng dalam bibir yang terkunci rapat. "Aku sudah terlalu banyak meminta bagian dalam pembuatan konsep, juga lirik. Jadi, aku tidak bisa meminta jadwal promosi yang lebih banyak."

"Tapi kau berhak, Sayang," geram Sehun dalam kemarahan yang tampak ingin meledak. "Ini debut solomu, sudah seharusnya mereka memberikan promosi yang bisa membuat lebih banyak orang mengenalmu."

Lisa pun berharap begitu sebenarnya, tapi gadis itu rasanya sudah tidak memiliki keberanian untuk meminta keadilan lebih dari yang dituntutnya saat ini.

Ada beberapa hal yang tidak Lisa katakan pada Sehun mengenai proses di balik debut solonya. Contohnya saja, gadis itu diharuskan untuk memilih satu dari empat acara yang benar-benar ingin dia kunjungi.

Alhasil, ada beberapa tawaran yang terpaksa ditolak YG Entertainment selama masa promosi solo Lisa.

Jika dibandingkan dengan promosi debut member sebelumnya, Lisa hanya mendapatkan setengahnya, tapi gadis itu tetap bersyukur karena diberikan kesempatan untuk ikut andil dalam setiap bagiannya—meski tidak diberi kredit sekalipun.

Lisa menggenggam tangan Sehun untuk menjadi kekuatannya. "Meski agensi tidak mempromosikanku dengan baik, tapi Lilies akan melakukan yang terbaik untukku," katanya dengan senyum yang begitu lembut. "Kau harus tahu kalau kekuatan Lilies setara dengan kekuatan satu fandom."

Kesombongan serta keyakinan Lisa pada penggemarnya membuat Sehun ikut tersenyum lembut. Laki-laki itu hampir saja lupa kalau gadisnya ini memiliki jutaan penggemar yang selalu mendukung dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya.

"Pasti menyenangkan jika Lilies bisa benar-benar menjadi sebuah fandom di masa depan nanti," kata Sehun dalam harapannya yang tulus.

Lisa hanya mengangkat bahu, enggan berkomentar dan kembali menonton.

Saat Sehun memberikan suapan jeli lagi, Lisa dengan sengaja menggigit ibu jari laki-laki itu, membuat sang empunya terkejut dan mengaduh kesakitan.

Belum sempat Sehun melayangkan protes, Lisa sudah lebih dulu memasukkan ibu jari sang kekasih ke dalam mulut. Alhasil, Sehun harus menahan pipinya untuk merona ketika ibu jarinya dibungkus dengan kehangatan yang memang terasa akrab untuknya.

"Tolong jangan menggodaku jika kau masih dalam periode menstruasimu." Sehun memohon dalam gelengan.

Laki-laki itu bukan maniak seks, hanya saja tubuhnya tidak pernah bisa menolak godaan yang Lisa berikan. Tidak peduli sekecil apa pun godaannya, Sehun pasti akan kehilangan kontrolnya sedikit demi sedikit.

Tidak terkecuali saat ini.

"Aku sudah selesai." Lisa mengedipkan mata jahil setelah mengeluarkan ibu jari Sehun dari mulutnya, kemudian bangkit dari posisi tidurnya untuk merangkak ke atas pangkuan sang kekasih.

"Apa kau sedang mencoba untuk menggodaku?" Sehun bertanya dalam rona di pipi yang terlihat samar. Sebelah tangannya melingkari pinggang gadisnya.

Lisa membantah dengan gelengan dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Sehun. "Aku tidak menggodamu, Oppa."

"Jika tidak menggoda, lalu kau sebut apa tindakanmu saat ini?" tantang Sehun. Satu jarinya menelusuri paha Lisa yang melingkari pinggangnya.

Lisa bergumam, memainkan rambut belakang kekasihnya dan menatap bibir di depannya. "Hanya tawaran untuk mengisi waktu luangmu."

Hei, sejak kapan gadisnya bisa bersikap senakal ini? Selama ini Lisa jarang sekali menggoda Sehun karena Sehun-lah yang selalu memulai semuanya dan Lisa hanya akan menerima apa yang diberikan, tapi sepertinya malam ini maknae BLACKPINK itu ingin mengambil langkah duluan.

"Tidak apa-apa jika kau tidak ingin mengisi waktu luangmu bersamaku." Lisa mengangkat bahu ketika tidak mendapatkan respons, kemudian berniat untuk beranjak dari pangkuan Sehun, tapi tangannya disentak, membuatnya kembali terduduk.

"Siapa bilang aku tidak ingin menghabiskan waktu luang denganmu, hah?" tanya Sehun dengan nada menantang, "Kau harus tahu kalau akhir-akhir ini tidak banyak kegiatan yang aku lakukan dan menghabiskan waktu luang denganmu terdengar tidak terlalu buruk."

"Terdengar tidak terlalu buruk?" Lisa mengulang pernyataan Sehun dengan tawa tertahan.

Sehun mengangguk dengan senyum yang ditahan pula. "Jadi, apa yang harus kita lakukan lebih dulu untuk mengisi waktu luangku?"

Lisa berguman panjang seraya meneliti wajah tampan kekasihnya. "Oppa, sepertinya bibirmu terlihat sangat kering," katanya seraya menyapukan ibu jari pada bibir Sehun.

Sehun diam tidak merespons, menunggu sang gadis untuk melanjutkan aksinya.

Lisa menangkup sebelah pipi Sehun, mendekatkan wajahnya dan sang kekasih, kemudian menciumnya tepat di bibir. Gadis itu melumatnya atas bawah, membasahi bibir yang sebelumnya dia katakan terlihat sangat kering.

Tidak ada balasan ketika Lisa melancarkan aksinya untuk membuat bibir Sehun tidak terlihat kering lagi. Laki-laki itu membiarkan gadisnya melakukan apa saja pada bibirnya, termasuk menghisap, juga menggigit lembut.

"Nah, sekarang sudah tidak terlihat kering lagi," celoteh Lisa setelah puas bermain-main dengan bibir Sehun. Sebelah tangannya mengusap bibir sang kekasih yang basah akibat ulahnya.

Sehun melirik arlojinya setelah sebelumnya menatap sang gadis dengan rasa gemas. "Masih tersisa banyak waktu sampai besok pagi," katanya menatap kembali sang kekasih. "Apa lagi yang harus kita lakukan untuk mengisi waktu luangku?"

Sehun menatap intens, sambil tangannya menyusup ke dalam kaus longgar yang Lisa gunakan dan mengusap punggung gadis itu, tepat di bawah pengait bra.

"Karena ini waktu luangmu, maka kau berhak memilih untuk melakukan apa hari ini, Oppa."

Sehun mengangguk dalam gumam. Matanya mengedar untuk mencari sesuatu yang bisa membuat suasana menjadi lebih intens lagi.

Sekaleng cola yang ada di meja menarik perhatiannya.

"Boleh aku minta cola-mu?" tanya Sehun pada sang kekasih.

Lisa mengangguk mantap. "Tentu saja."

Namun, alih-alih meminumnya, Sehun malah menumpahkannya pada Lisa. Laki-laki itu dengan sengaja menumpahkannya di leher Lisa, yang kini mulai mengalir melewati dada dan perut gadis itu.

Lisa terkejut dengan sensasi dingin yang membasahi kulitnya, tapi tidak protes ketika tubuhnya ditumpahi soda.

"Xiao Li, maafkan aku," Sehun memekik dalam rasa bersalah yang jelas dibuat-buat, "Aku tidak sengaja. Sungguh," tambahnya seolah memang ketidaksengajaan itu ada malam ini.

"Biar aku bantu untuk membersihkannya." Lagi-lagi Sehun bersikap seolah dia tidak sengaja karena wajahnya menunjukkan rasa bersalah, alih-alih seringai yang nakal.

Ditariknya ujung kaus Lisa ke atas untuk melewati kepala gadis itu guna melepaskan kaus yang basah. Aliran cola masih terlihat menetes di tubuh Lisa.

Dengan cepat Sehun melakukan tanggung jawabnya, yaitu dengan menghisap tetesan cola di tubuh gadisnya dan sebagai gantinya, laki-laki itu meninggalkan air liurnya di atas dada yang masih dibungkus bra.

Lisa melenguh ketika Sehun menyentuh dadanya dengan bibir, di mana laki-laki itu menyapukan bibirnya dengan merata di atas permukaan kulit Lisa.

Tampaknya Sehun ingin melewati malam ini dengan lambat dan penuh perasaan. Laki-laki itu ingin meninggalkan kesan khusus untuk malam.

Tubuh Lisa dibaringkan di atas sofa, setelah bra-nya dilepaskan oleh sang kekasih.

Lidah Sehun yang menari di atas perutnya memberikan sensasi panas dingin yang sebelumnya tidak pernah Lisa rasakan. Tumpahan soda yang kini menjadi tanggung jawab Sehun terasa sangat menggelitik bagi Lisa.

Desahannya terdengar tanpa malu. Keinginan untuk disentuh semakin kental terasa saat gigitan kecil berputar di perutnya, serta pijatan lembut di dadanya yang membuat Lisa mulai menggila dengan desakan yang ingin meledak.

"Oppa~" Lisa mendesah, sebelah tangannya menekan kepala Sehun untuk tetap melanjutkan tanggung jawabnya.

Godaan Sehun masih terus berlanjut. Pecahan es batu yang baru saja diambilnya dari dalam gelas dia letakan di atas nipple Lisa, membuat gadis itu memekik terkejut, tapi tidak bisa melakukan apa pun ketika es batu itu ditahan dengan mulut Sehun.

Pinggul Lisa bergerak tidak karuan, mencoba untuk menghindari rasa dingin itu, tapi lagi-lagi Sehun menahannya, menyiksa tubuhnya yang menginginkan sentuhan hangat sang kekasih, alih-alih dinginnya air yang mulai menetes dari dadanya karena es batu yang mulai mencari.

"Oppa, berhenti menyiksaku," Lisa memohon dengan suara serak ketika merasa nipple-nya mulai membeku, sementara nipple yang lain dipermainkan dengan jari.

Sensasinya benar-benar gila dan Lisa merasa sangat kewalahan, bahkan sebelum Sehun mengeksplorasi tubuhnya.

Hmmm, tampaknya Sehun memerlukan tempat yang lebih luas dari sofa untuk mempermudah gerakannya dan kamar Lisa jelas jawabannya.

Tanpa menuntaskan tanggung jawabnya atas sebelah nipple yang membeku, Sehun langsung menggendong Lisa di punggungnya dan memasuki kamar utama gadis itu.

Pintu kamar ditutup dengan kaki, membuat Leo yang berada tidak jauh dari sana melompat terkejut. Kucing jantan jenis scottish fold itu harus terganggu tidurnya karena perbuatan sang majikan.

Jika saja Leo bisa memutar bola matanya, kucing itu pasti akan melakukannya sejak awal dan menjauh dari kamar Lisa agar tidak mendengar keributan yang terjadi di dalam sana.

Sayangnya, Leo tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Jadi, kucing jantan itu hanya kembali menjatuhkan kepalanya di lantai dan tidur.

🎬🎬🎬

Entah kenapa vibes di chapter ini lebih kayak blackmoon masa. Apa cuma perasaan aing aja 😅😅😅😅

Dialog nakalnya ituloh blackmoon banget 🤣🤣

Tapi apa pun vibes tulisannya, semoga chapter ini bisa ngobatin kangennya kalian untuk momen-momen halu duo piyak.

Dadah~ sampai ketemu kapan-kapan dan jangan tunggu update-an, ya 😘😘

30 September 2021

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro