Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17. Something Revealed

"Ama da jamkkan iljido molla. Urin mueol chajaseo hemaeneun geolkka."

"Mungkin itu semua hanya sesaat
Apa yang kita cari tak ada tujuannya."

🎵🎵🎵

"Lama ga ketemu, kalian temenan lagi sekarang?" tanya Nuno saat Djenar dan kawan-kawan sedang membereskan sampah-sampah yang tersisa di sekitar karavan.

Tyssa mengernyit melihat kehadiran pemuda itu. Padahal lapangan sudah lengang. Para adik angkatan mereka sudah beberes kemarin. Jadi ia pikir tak ada siapa pun lagi di tempat itu selain mereka.

Tadi malam keempat gadis itu langsung terlelap saat kotak kapsul waktu itu berhasil mereka miliki. Jadi saat matahari mulai muncul dari ujung timur, mereka baru melihat kekacauan yang disebabkan oleh bisnis dadakan itu. Ada sampah di mana-mana, rumput-rumput yang rusak terinjak, dan beberapa barang berserakan.

"Bukan urusan lo," sahut Djenar saat tak ada satu pun dari teman-temannya yang menanggapi Nuno. "Ya udah, yuk girls."

"Djenar gak berubah ya, tetap gak tahu terima kasih." Nuno terkekeh, dengan santai ia duduk di rerumputan tanpa ada niat membantu kesibukan yang tersaji di hadapannya.

"Gue gak minta bantuan lo kok."

Tak mau melihat perdebatan pagi-pagi, Tyssa segera menengahi. "Gue aja deh yang terima kasih."

"Kalian mau ke mana?"

Gadis itu mengendikkan bahu. "Kami cuma lagi liburan."

"Lovacation?"

"Kok tahu?"

"Kan, lagi viral banget, tuh." Nuno memperlihatkan ponselnya yang juga memasang aplikasi berlogo globe dengan tanda hati itu. "Eh, tapi hati-hati ya, salah-salah bisa bahaya," lanjutnya dengan wajah serius. "Kabarnya ada pembunuhan yang terjadi karena aplikasi itu."

Ochi dan Sora yang tadi tak ikut dalam obrolan karena fokus melipat kursi santai jadi menengok dengan wajah pucat.

"Ngaco, deh!" seru Tyssa tak kalah terkejutnya.

Jika melihat rute yang tersisa di layar ponsel Ochi saat mereka melanjutkan perjalanan terakhir kali, perjalanan ini hampir menemui ujungnya. Meski kemungkinannya hanya satu banding seribu, tapi siapa yang tahu kalau mereka jangan-jangan bernasib buruk kali ini?

"Beneran, ceritanya ada cewek yang pakai aplikasi itu terus di ketemu seseorang, ternyata orang itu psikopat, pembunuhan berantai." Nuno melanjutkan ceritanya tanpa diminta, ia menahan senyum saat menikmati empat wajah tegang gadis-gadis di depannya.

Ochi yang dipenuhi semangat sepanjang perjalanan saja jadi melemas setelah mendengar cerita Nuno, kadar antusias dalam dirinya anjlok seketika.

Sementara Sora bergidik ngeri. "Berarti dia bunuh jodohnya sendiri?"

Nuno memilin bibir bawahnya, entah kenapa wajah pemuda itu sedikit memerah mendengar kata jodoh. "Iya, katanya setelah dia cek ponsel cewek itu dan tahu faktanya, dia frustasi dan semakin menjadi-jadi."

"Drama banget."

Keempat gadis itu saling pandang. Mengkhawatirkan perjalanan mereka selanjutnya. Mereka baru tahu bahwa Lovacation juga punya kisah seram di baliknya. Padahal rumor yang beredar selama ini selalu hal-hal romantis.

"Ya, gue cuma memperingatkan aja biar kalian hati-hati."

Tyssa memasukan gitarnya ke tempat semula dan menutup pintu bagasi karena itu adalah barang terakhir mereka.
"Kenapa lo peduli?"

"Kita, kan, dulu temen sekelas, gini-gini gue masih punya hati."

"Hati buat Ochi?" goda gadis itu spontan.

"Apaan sih, Tys!" seru Ochi mendahului Nuno yang ingin protes juga.

Tyssa tertawa melihat kekesalan Ochi dan Nuno yang jadi gelagapan. Dulu pernah beredar kabar kalau pemuda itu menyukai Ochi. Dia selalu ada di mana-mana, tak hanya menganggu Ochi, tapi juga berurusan dengan Tyssa, Sora, dan Djenar. Sepertinya itu dilakukan agar modusnya tak terlalu kentara.

Karena itu sang gadis tak banyak bicara kali ini. Meski sampai mereka lulus sekalipun, berita itu tak juga terkonfirmasi kebenarannya. Tapi jika melihat Nuno yang tiba-tiba membantu dan mengkhawatirkan mereka, Tyssa mulai mendapat keyakinan kembali. Tiba-tiba saja Tyssa mendapat ilham lagi, jangan-jangan Nuno membantu mereka mendapatkan kotak itu karena ia juga menyembunyikan sesuatu di dalamnya?

"Coba pakai Lovacationnya. Berani gak?" tantang Tyssa, telunjuknya mengarah tepat pada ponsel Nuno.

"Buat apa?"

"Coba aja, cari tahu Ochi emang jodoh lo atau bukan."

"Gak, gak bisa."

"Ih, gitu aja takut."

"Enak aja! Berani kok, sayangnya gue lagi gak patah hati sekarang."

"Susah juga ya, kenapa sih aplikasinya cuma bisa dipakai buat orang yang patah hati?"

"Kayaknya si pembuat lagi ngerasain itu waktu nyiptain ini."

Obrolan kembali berlanjut di antara Tyssa dan Nuno. Ochi diam-diam mengembuskan napas lega karena gadis itu lupa pada tujuan awalnya memaksa Nuno. Pemuda itu sempat membuat Ochi ilfeel dengan segala tingkahnya di masa sekolah, jika ia tahu faktanya lewat Lovacation, ia pasti akan stres berat.

Di sisi lain, Sora menyipitkan matanya. Ia merasa melihat sesosok bayangan yang terasa tak asing. Meski hanya sekilas, ia yakin pemuda itu mengenakan jaket hitam dengan motif menara eiffel kecil-kecil yang menyebar di seluruh kainnya, tampak begitu ramai. Hanya ada satu kandidat yang dapat memenuhi ekspektasi itu, Riko. Tapi karena ia tak begitu yakin, Sora memilih untuk tidak membahasnya lebih jauh. 

Alih-alih jadi mamandangi teman-temannya satu persatu. Tanpa sadar Sora cemberut. Jujur saja ia merasa iri. Mereka tampak sangat mudah mendapatkan cinta. Ochi masih bisa jual mahal saat ada orang seperti Nuno yang menaruh hati padanya, Djenar tanpa pikir panjang menolak pemuda sekeren Riko, dan Tyssa dengan tegas mengakhiri hubungan dengan Zian saat pemuda itu seakan ingin kembali padanya.

Cuma Sora yang belum pernah merasakan cintanya berbalas. Tidak pernah ada orang yang bersedia menitipkan hati padanya. Kadang Sora bertanya-tanya, apa ia setidak pantas itu untuk dicintai?

"Gue duluan ya, kalo udah selesai ngobrolnya kita berangkat." Djenar yang sudah bosan mendengarkan adu argumen antara Tyssa dan Nuno memilih melenggang masuk ke karavan.

Tyssa mendengar itu, lantas menyengir. Ia sadar sudah terlalu terbawa suasana. Gadis itu menepuk pundak Nuno dua kali, seolah jadi salam perpisahan. Lantas menggandeng Sora dan Ochi mengikuti langkah Djenar.

Satu persatu naik dan menutup pintu karavan. Nuno yang masih bisa melihat keempat gadis cantik dari balik jendela kaca itu tak segan melambaikan tangan. Ia mengelus dada, merasa lega. Gadis itu akhirnya pergi, tapi tak serta merta membawa debaran di dada Nuno. Satu-satunya harapan yang tersisa di benak pemuda itu adalah ... Djenar benar-benar membuang kotak itu tanpa membiarkan siapa pun membukanya.

Sementara di tempat lain, sesudah karavan merayap lambat meninggalkan lapangan, pemandangan hamparan bunga-bunga geranium menyambut mereka. Kota kecil yang menyenangkan, jauh dari hiruk pikuk dan asap yang menyesakkan.

"Wah, gak nyangka kita bakal ngelewatin tempat ini." Ochi mengeluarkan tangannya, menikmati semilir angin pagi.

"Biasanya kita lewat depan, ya," balas Sora.

Satu-satunya kekurangan tempat ini adalah jalannya yang kini memiliki lubang di beberapa bagian. Permukaan aspalnya pun tak semulus dulu lagi. Alasan mengapa jalur ini tak segera mendapat perbaikan adalah karena keberadaan jalan baru yang bahkan juga memangkas waktu lebih cepat. Jalan yang juga dilewati Ochi dan kawan-kawan saat ke reuni terakhir beberapa tahun lalu.

"Ternyata ada untungnya juga gue ngubah pilihannya, kita jadi bisa lewat sini lagi," tambah Djenar.

Keempatnya membeku, termasuk Djenar yang sadar bahwa ia telah keceplosan, mengumbar sendiri perbuatan yang selama ini ia rahasiakan. Gadis itu bahkan tak berani mengalihkan pandangan. Tanpa melihat saja, ia dapat merasakan tatapan menusuk dari gadis lainnya. Lain lagi dengan Sora yang memegang erat-erat kamera di pangkuannya, diam-diam gadis itu menghela napas lega.

***

"Astaga! Kenapa pakai ketinggalan segala, sih?" Sora mengumpat pada dirinya sendiri.

Ia baru saja ingat bahwa tadi telah meninggalkan kameranya di karavan. Sebab sebelum mobilnya mogok, gadis itu berinisiatif untuk merekam bagaimana serunya balapan yang terjadi antara dua mobil mewah itu.

Sekarang, ia harus rela kembali, padahal ia sudah cukup jauh berjalan kaki. Tapi sayang sekali jika ia melanjutkan langkahnya tanpa dibarengi lensa kamera yang mampu mengabadikan tiap momen ini.

Saat tiba, Sora segera mematikan kameranya yang masih menyala. Gadis itu bisa merasa lega saat ia mengecek baterai dan masih dalam kondisi aman. Namun, ada hal lain yang menarik perhatiannya.

Seseorang terekam kamera itu. Sora tersenyum, merasa kecerobohannya tak sia-sia. Ini juga bisa dimasukkan dalam diary vlog mereka.

Wajahnya terlihat jelas, Djenar tampak ragu sesaat. Gadis itu juga sempat menengok ke kiri dan kanan untuk memastikan keadaan. Rambut panjangnya tampak mengkilap saat angin menggoyangkan dedaunan di pohon, membuat cahaya matahari merembes lewat celah-celah yang tercipta. Sora pikir, sepertinya Djenar baru saja ke sini beberapa waktu lalu.

"Dia ngapain?" Sora bertanya pada diri sendiri saat melihat Djenar yang kini mengambil ponsel yang tadinya tertempel di sisi kiri setir.

Sora yakin itu bukan ponsel milik Djenar. Case bermotif mawar yang gemerlapan itu jelas milik Ochi. Saat melihat Djenar yang dengan terburu-buru meletakkan lagi ponsel itu, layarnya dengan jelas menampilkan aplikasi Lovacation dan Sora membelalak seketika.

🎵🎵🎵


Niss's Note

Jadi Djenar?

Ah, udah ketebak!🤣

Sebenarnya anak-anak Citraleka* udah nebak dengan benar. Beri tepuk tangan👏
Gak tahu mereka dapat jawaban itu dari mana. Kalo kalian gimana?

Padahal aku udah nebar hint loh. Satu, gadis berambut panjang. Hint ini otomatis mengeluarkan Tyssa dari tersangka, dia satu-satunya yang punya rambut pendek. Kedua, hp-nya Ochi. Ini membuat Ochi juga bebas dari tuduhan. Karena si gadis itu naruh lagi HP-nya di tempat semula abis mengubah pilihan, kalo itu Ochi pasti langsung aja kan diambil. Sisa Djenar sama Sora, nih.

Karena kayaknya gampang banget ketebaknya, aku kecoh aja pakai kata-kata Sora soal dia yang merasa bersalah tentang Lovacation. Ya, dia ngerasa bersalah bukan karena ngubah jalur mereka, tapi karena dia tahu yang sebenarnya dan gak berani bilang.

Terus, Djenar ngapain sih pake ngubah segala? Di awal kan dia yang dengan seenaknya milih perjalanan persahabatan. Yuk, kita cari tahu sama-sama.

*Yang nebak Kak Vita sama Tayoo
*alumni GS sekarang udah punya nama resmi, nih, bisa difollow ya ig-nya, Citraleka_official


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro