Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2a. Berita


Asha menggeliat sambil bergumul di bawah selimut. Ia sedang menemani Jody di rumah lelaki itu. Jody masih senang menyapa kulit halus kekasihnya dengan jemari. Bagai seniman yang menemukan sutra halus untuk dilukis, segenap dirinya memuja. Mungkin memang dosa yang mereka jalani saat ini. Akan tetapi, Jody sudah lama meninggalkan paham kesakralan dan menggantinya dengan batasan yang lebih longgar. Sangat longgar bahkan. Bukankah di zaman sebelum ada agama tidak ada pernikahan? Katanya, orang hanya menghadap matahari sembari menggandeng tangan pasangan. Sesudah itu segalanya terjadi begitu saja. Dulu tidak ada yang menggerebek.

"Sha?" panggil Jody lirih serupa desahan yang mengantarkan gelombang aneh bernama gairah.

"Hmmm?" Asha masih malas membuka mata. Kehangatan pelukan Jody telah menghilangkan semua keinginan selain kenikmatan. Berbaring bersandar dada yang kekar adalah favoritnya.

"Kamu udah antar berkas ke pengadilan?"

Asha menggeleng, dan isi wajah Jody kontan mengumpul ke tengah. Kesal.

"Yah, kok belum-belum terus?" protes lelaki itu.

"Sabar, kali. Aku udah ajak dia ketemuan sama Pak Daniel, kok."

"Oh, pengacara itu? Hm! Aku bisa bayangin reaksinya."

Asha tidak menjawab. Ia belum lupa bagaimana Khandra, lelaki yang telah menjadi suami selama lima tahun itu, memandangi dirinya dan Pak Daniel dengan mimik wajah terluka.

"Apa maksudnya ini, Sha?!"

Asha masih merinding bila mengingat tatapan tajam disertai dada yang naik-turun dengan cepat. Baru kali ini ia melihat Khandra terpuruk seperti itu. Iba sebenarnya, namun apa boleh buat. Perpisahan itulah yang terbaik bagi mereka berdua, terutama bagi dirinya.

"Rencana permohonan gugatan cerai. Kamu bisa baca sendiri isinya."

"Kamu mau menggugatku? Kon gak gendheng, ta?" Wajah Khandra telah merah padam dan matanya membelalak. (Kamu nggak gila, 'kan?)

Asha tidak menjawab. Lima tahun mengalah sudah terlalu lama. Ia hanya ingin mengakhiri penderitaan karena dirinya juga berhak untuk bahagia.

"Pernikahan kita nggak akan berhasil. Apalagi kalau aku aja yang berusaha."

Rupanya Khandra terpengaruh dengan kata-kata itu. Ia diam tercenung sambil menatap kosong halaman kafe tempat mereka makan siang kali ini. Makanan yang diantar pramusaji dibiarkan tak tersentuh.

"Makan Ndra, habis itu kita ngomong lagi," ajak Asha.

Ajakan itu seperti menarik paksa Khandra dari kedamaian alam lamunan untuk menjumpai kenyataan bahwa istrinya sebentar lagi berpindah naungan. "Kamu udah nggak tahan mau kawin sama si Codot gila itu? Udah kegatalan?"

"Bukan urusanmu."

Asha sudah kenyang dengan kata-kata pedas dan tuduhan tak senonoh. Begitu mendapat kesempatan, ia membalas dengan tindakan. Toh Khandra sudah mengecapnya sebagai perempuan yang tidak layak untuk disanding. Jadi, kalau sekarang ia benar-benar membuktikan tuduhan itu, salah siapa?

Perang mulut seputar perselingkuhan sering berakhir dengan sergahan Khandra, "Kamu masih istriku, Sha! Jelas aja ini urusanku. Kamu lempar kotoran ke mukaku kalau jalan sama dia!"

Asha ingat, isi dadanya mendidih. "Kamu sendiri jalan sama Krisan. Perbuatan apa itu?"

Mata Khandra menatap tajam. "Kamu beneran perlu didikan. Yang boleh menggandeng lebih dari satu itu laki-laki, bukan perempuan!"

"Bener! Itu kalau laki-lakinya bertanggung jawab! Tapi kalau mangkir, nggak ngelakuin kewajiban sebagai suami dan ayah, maaf, kamu bukan laki-laki lagi di mataku!"

"Apa?!"

Asha melengos untuk mengusir kenangan pedih. Lelaki apa yang membiarkan istrinya mencari nafkah sedangkan penghasilan dia hanya untuk bersenang-senang seenaknya? Pria apa yang membiarkan istri pergi sendiri ke rumah sakit, dan membiarkan anaknya lahir tanpa pendampingan? Khandra tak membutuhkan berpikir dua kali saat memilih bermain badminton atau futsal dengan teman kantor sementara anaknya sakit keras. Lelakikah itu?

~~~~~~@@@TBC@@@~~~~~~

Mau double up nanti malam?
Beri emot api-api yang banyak, donk😊😊😊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro