Pengantar
PENGANTAR
by Fireytika
Pamanku bekerja sebagai supir ambulance. Setiap dia mengantar jenazah, ada saja cerita serunya. Dari yang tiba-tiba muncul kabut, kendaraan mogok tiba-tiba lalu nyala lagi, ada yg mengetuk di belakang padahal dia sendirian. Penampakan iseng pun sering menemani selama perjalanan. Namun, dari semua pengalaman yang ia ceritakan, ada yang paling aneh, mau dipikir bagaimanapun, tidak masuk akal, tidak ada logika dalam ceritanya. Bahkan paman masih tak percaya kejadian itu, layaknya mimpi buruk, dengan bukti yang nyata.
Hari itu, paman mendapat tugas mengantar jenazah ke daerah jawa tengah, karena lokasi yang lumayan jauh ia ditemani oleh juniornya yang ternyata cukup sering berpergian ke jawa barat. Mereka berangkat dari rumah sakit agak malam untuk menghindari macet. Dan karena urusan dokumen dengan ruang otopsi baru selesai sorenya. Mobil ambulance mengikuti mobil keluarga jenazah beriringan seperti biasa, melewati jalur pantura.
Untuk mengusir kebosanan, paman bercakap-cakap dengan rekan barunya.
Yoga Ginanjar Aditya Nugraha Pratama Bayu Tirta Kusuma Wardhana Haidar Dhamendra atau sering biasa dipanggil Pak Yo, orangnya sangat sungkan. Apabila tidak diajak ngobrol duluan, dia tidak menyahut, mungkin karena Paman seniornya. Saya pun heran bagaimana bisa paman mengingat nama panjang rekan barunya itu.
Kabut perlahan muncul kian tebal menyelimuti sekitar. Kesunyian merayap, seolah tak ada satupun suara yang berani menggema. Lampu-lampu jalanan tak lagi cukup menerangi pengelihatan. Suasana malam itu semakin memperdingin tulang. Dengan jarak pandang yang terbatas meski lampu sudah dinyalakan maksimal, mobil keluarga yang memandu di depan makin samar.
"Kabut darimana ini anjir, mau hujan juga kagak, munculnya tebel banget!"
"Iya pak, tumben. Tau gitu saya bawa senter super jumbo biar keliatan sampe dua puluh meter ke depan." Sesal Pak Yo
"Itu senter apa mercusuar, Yo?"
Kabut dengan ketebalan ngawur ini akhirnya membuat mobil ambulance terpisah dari iringan. Suasana mendadak hening, bahkan suara angin pun tak terdengar. Lampu mobil menyoroti beberapa cone yang berjajar sepanjang jalan bagian kanan. Setelah melaju beberapa meter, palang perbaikan jalan terlihat, membuat paman terpaksa melewati jalur pinggir yang telah disediakan.
Jalan biasa ditutup, dan jalur pinggir ini menuju ke arah Jalan tol baru pinggir laut. Kondisi jalannya masih agak mulus, seakan jalan tol baru yang lama terbelangkai. Pak yo yang tidak familiar dengan jalan baru ini mengernyitkan dahi.
Perlahan kabut menipis. Tepat di sisi kiri jalan, laut utara jawa. Deburan ombak mengiringi sepanjang perjalanan. Mobil iringan sudah tak terlihat lagi. Pak Yo mengeluarkan Iphone 13X versi terbaru dengan casing bertema Tony Tony Chopper-nya untuk menghubungi mobil keluarga jenazah. Sayang sekali tak dapat sinyal. Ingin mengandalkan aplikasi maps pun tak bisa.
Bulir-bulir air mulai berjatuhan di kaca mobil, nampaknya mulai gerimis. Kondisi cuaca akhir-akhir ini tak dapat diprediksi.
Hujan lebat, dan angin kencang mulai menerpa. Pandangan ke depan sangat minim. Walau ingin segera sampai tujuan, ambulance terpaksa dikurangi kecepatannya agar tidak terpeleset di jalan yang licin. Lampu jalan remang-remang masih terlihat berusaha menerangi, sehingga paman masih bisa melaju. Tak ada yang aneh dengan efek bokeh akibat pantulan cahaya dari lampu. Namun, Bola-bola bercahaya itu seperti mengambang setelah diperhatikan, dan beberapa saat membelah menjadi banyak. Seperti sekumpulan obor.
Paman dan Pak Yo saling melirik satu sama lain.
"AKU GAK LIAT APA-APA!"
"GUA JUGA KAGAK"
Setelah itu suasana hening, hanya suara hujan yang mengisi. berapa saat kemudian, Ada ketukan dari ruang belakang mobil. Seperti seseorang mengetuk besi mobil. Mereka berpura-pura tidak mendengarkan. Sambil membaca doa dalam hati.
Mungkin karena sebal tidak dihiraukan, ketukannya makin banyak, makin berisik, seperti orang menggedor-gedor pintu. Karena snack sudah habis, paman marah dan ngegas.
"BISA DIEM GAK? BEBERAPA JAM LAGI SAMPAI KOK!"
Mendadak Bau amis ikan tercium dan suara ketukan gak nyantai itu berhenti.
Tiba-tiba dari arah laut ombak tinggi datang dan memecah jalan dan batu pondasi jalan. Ombak menghempaskan hewan aneh seperti ikan tapi berkaki dan bersirip. Makhluk tersebut sangat jelek bahkan mengalahkan rekor ikan blob. Tak kuasa melihat kejelekan di hadapannya, paman tancap gas. Mobil ambulance seakan tak peduli apa yang ada di hadapannya Ban mobil melindas makhluk-makhluk itu, tanpa ampun.
Mobil sempat oleng, karena yang dilindas cukup besar. Ada cipratan darah hijau di sekitar ban mobil. Paman lebih khawatir dengan berapa liter sabun yang harus digunakan untuk mencuci mobil ini.
Tak sampai di situ, gelombang ombak besar selanjutnya menghempas ke jalan. Ombak besar menghantam mobil, seketika agak oleng, namun paman yang cekatana berhasil mengendalikan mobilnya. Jalanan sekitar mendadak banjir kecil akibat hempasan tadi. Membawa beberapa ikan kecil yang menggelepar loncat-loncat kecil di aspal. Andaikan ini adalaha perjalanan rekreasi, paman pasti sudah mengambil ember untuk menangkap ikan-ikan tersebut.
Pak Yo membuka jendela untuk mengambil rumput laut yang menyangkut di wiper kaca depan. Ternyata rambut hitam panjang lengket.
"Iyuh iyuh iyuh!"
Pak Yo segera melempar benda di tangannya itu sambil bergidik jijik sambil mencuci tangannya di hujan sebelum menutup jendela.
Pak Yo melihat sekelebat bayangan dari arah laut, ada perasaan mengawasi ke arah mobil yang mereka tumpangi. Kabut sudah tak setebal tadi, sehingga terlihat dari arah laut awan gelap gulita memutari bayangan tersebut.
Setelah diperhatikan baik-baik bayangan itu tak mungkin kapal, apalagi dilihat dari ukurannya. Seakan muncul dari laut, bayangan itu membesar ke atas hingga menyentuh awan. Samar-samar terlihat tentakel mirip tentakel davy jones dari film perompak favoritnya. Di sekitarnya terdapat bayangan menggeliat muncul dari laut.
Tak percaya apa yang pak Yo lihat, dia memilih diam saja, mungkin dia sedang mabuk setelah mencium bau parfum ac stella rasa jeruk terlalu lama. Sebenarnya dia ingin protes dari awal kenapa tidak pakai parfum mint saja, namun sungkan.
Makhluk raksasa itu seakan mengadah tangan ke atas dan berteriak, seperti suara paus kena tombak harpoon. Kemudian bayangan itu melangkah, dengan reflek pak yo memanggil rekannya dengan ketakutan
"P-pak! Itu apa pak!?"
Paman hanya melihat sekilas sebelum akhirnya gempa kecil, disusul oleh Ombak besar. Mobil oleng, sisi kiri menabrak pembatas jalan dengan hantaman yang maha dasyat hingga pembatas jalan lepas.
Mobil hampir terjatuh, namun dengan cekatan paman mengaktifkan NOS, mobil sambil melaju kencang bersinggungan dengan pembatas jalan. Pak yo lebih kaget lagi dengan modifikasi ambulan ini, ternyata isu rekannya mantan montir pembalap benar adanya.
Pak Yo tak henti-hentinya merapalkan doa yang ia ingat. Namun yang ia lihat fi ujung laut di sana sangat fi luar nalar. Saking ketakutannya, ayat kursi yang ia baca tak selesai-selesai. Entah karena semakin panik atau semakin lapar, akhirnya ia membaca doa sebelum makan.
Manuver dadakan dan hantaman keras membuat pintu belakang rusak, dan terbuka sebelah. Jenazah terlempar ke laut ketika mobil berbelok tajam menghindari retakan jalan di depan.
Pak yo melihat semua itu dari spion, dan berteriak histeris, karena beban yang mereka bawa hendak ditelan laut.
Ada sesuatu yang besar dan sangat tak masuk akal menangkap jenazah yang menyemplung ke laut itu. Sesuatu yang bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata.
Kejadian itu membuat Pak Yo trauma dan mendapat konseling selama beberapa bulan ke depan.
◇◇◇◇◇
Lalu bagaimana kelanjutan pengantaran jenazahnya?
Setelah kejadian jenazah ditelan laut seperti sinetron azab, kabut perlahan-lahan menipis, begitupun dengan hujan yang mulai mereda. Langit yang mulai cerah menandakan waktu subuh hampir habis. Kejadian mengerikan itu nampaknya telah terjadi berjam-jam lamanya. Padahal kedua pengantar jenazah merasa baru sejam saja berlalu.
Pak Yo wajahnya sudah pucat pasi, menggigil ketakutan tak karuan namun keadaan tak memungkinkan untuk istirahat berhenti sejenak. Mereka telah nyasar puluhan kilometer dari tempat tujuan.
Tampaknya Paman tidak perlu menceritakan pengalaman anehnya ke keluarga duka. Karena ketika sampai di lokasi tujuan di maps, mereka hanya menemukan desa nelayan yang hancur, hanya puing-puing yang tersisa.
Desa entah berantah yang porak poranda, tak jauh dari bibir pantai.
◇◇◇◇◇
Disclaimer :
Cerita ini hanyalah fiksi belaka, apabila ada kesamaan nama dan lokasi, iya memang sengaja.
Referensi dari beberapa lore lovecraft
Dibuat untuk submisi challenge Lovecraftian event, Immortal Kingdom
LishaNugroho @ginangale
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro