Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

When The Brown Hair Lady Met The Black Hair Gentleman

***





"Jadi, kau akan menemuinya hari ini?" Felicita tampak penasaran mengenai pertemuan antara Sarah dan Ray. Sepasang sahabat –Sarah dan Felicita saat itu sedang berjalan di koridor pada jam pulang kuliah.


"Ya, sobat. Lagipula hari ini kita pulang sedikit lebih awal." Sarah mulai mencari nomor Ray. Ketika berhasil ditemukan, dirinya mulai mencoba menelepon. 


Sarah tampak mendengus ketika mendengar suara operator yang menyahutnya, menandakan bahwa nomer ponsel Ray sedang tidak aktif. 


"Kenapa?" Melihat tingkah Sarah, Felicita pun bertanya. 


"Nomornya tidak aktif.." Sarah terlihat lesu mengetahui hal itu. 


"Sudahlah, kau bisa menemuinya lain waktu." Felicita mengelus punggung Sarah, mencoba menenangkan. "Ayo, kita pulang saja." Sarah mengangguk dengan senyuman tak bersemangat mengarah pada Felicita. 


Sarah dan Felicita meneruskan perjalanan mereka hingga pintu gerbang. Mereka berdua seketika berhenti, melihat sebuah mobil Porsche biru di hadapan keduanya –Sarah dan Felicita. 


Sarah tampak terkesima ketika dirinya melihat sosok pria yang keluar dari dalam mobil itu. Pria itu mengenakan kaus putih dibalut jaket Jeans dan celana jeans Levi's biru tua, tak lupa juga lelaki itu mengenakan Vans hitam putih. Kacamata hitam terlihat menutupi mata pria yang kini mulai mendekat ke arah Sarah. 


Pria itu melepaskan kacamatanya kemudian berhenti di hadapan Sarah dan Felicita. "Hey, Sarah." Dirinya menyahut Sarah sembari mengulurkan tangan dengan senyuman mengarah pada wanita itu. Sarah tidak mengira bahwa pria yang benar-benar tampan bila bertemu langsung itu adalah Ray. Seorang pria berambut hitam yang memiliki kedua lensa mata berwarna abu-abu indah dan seksi. Oh Tuhan, Ray memang tampan dan seksi bagi Sarah.


"Oh, hey, Ray." Sarah menyambut tangan Ray dengan suara terdengar gugup. "Dan oh ya, perkenalkan dia sahabatku Felicita." Sarah mencoba memperkenalkan Felicita pada Ray agar tidak terkesan melupakan kehadiran sahabatnya. Alhasil Ray dan Felicita pun berkenalan. 


"Aku sudah menunggumu sekitar dua jam yang lalu. Dan maaf jika kau mencoba menghubungiku, handphone-ku sangat low-bat." Ray memberi penjelasan pada Sarah sembari menunjukkan ponselnya yang tampak mati. 


"Oh, wow. Maafkan aku, Ray. Aku sudah membuatmu menunggu dan aku tadi memang sempat menghubungimu." Sarah masih terlihat gugup rupanya. 


"Oh well, rupanya aku sudah mulai diabaikan. Ku rasa aku harus pulang." Felicita menyindir keduanya –Sarah dan Ray dengan senyum jahil dan kedua tangan yang diletakkan di pinggang. Alhasil membuat Sarah dan Ray tertawa. 


"Well, maafkan kami, Felicita." Ray memohon maaf pada Felicita. 


"Ya, sobat. Maafkan aku." Sarah tampak memelas. Namun Felicita tahu kedua insan itu sedang melontarkan candaan. 


Felicita terkekeh. "Oke, tidak apa-apa. Aku harus pulang sekarang." Gadis meksiko itu bergegas pergi. "Semoga kalian bersenang-senang." Dan kemudian dirinya berteriak dengan tangan yang dilambaikan ke arah Sarah mau pun Ray. 


"Tentu saja." Sarah membalas teriakan serta lambaian tangan Felicita.


Ray hanya menggelengkan kepala dengan senyuman tawa menghiasi wajahnya, melihat kepergian sahabat Sarah. 


"Oke, jadi mau kemana kita?" Sarah bertanya dengan menampakkan senyum semangat.


"Umm, mungkin Green Street Restaurant." Ray membalas Sarah dengan senyuman manis. Lantas Sarah sepertinya merasa ingin meleleh di hadapannya. "Ayo." Ray mengajak Sarah untuk memasuki mobil Porsche-nya dengan salah satu tangan yang diletakkan di pinggang gadis itu, mencoba menuntunnya. 


Sarah mengangguk dengan ekspresi sangat gugup ketika mendapati perlakuan manis seperti itu. Ray memang sangat manis terutama ketika dirinya mau membukakan pintu gadis itu dan mempersilahkannya masuk. Ray benar-benar romantis, itulah kata-kata yang terlintas di benak Sarah. 


Sesampainya di Green Street Restaurant, Sarah dan Ray sepakat untuk memesan menu yang sama, Green Street Nachos dan Mexican Coffee. 


"Well, Sarah. Ceritakan padaku bagaimana hari-harimu di Art Center College of Design?" Ray memulai percakapan ketika mengetahui Sarah yang masih gugup. 


"Umm, jika aku bercerita padamu.. apa kau mau menceritakan padaku juga? Mengenai keseharianmu di Providence Christian College?" Sarah bertanya dengan gugup di awal percakapan.


"Wah, darimana kau mengetahui itu?" Tatapan Ray menyelidik sembari menebarkan senyumannya yang seksi.


"Umm, facebook." Sarah menjawab dengan kepala yang dianggukkan. Terlihat seperti malu untuk mengakui karena dirinya tertangkap basah menguntit pria itu. 


Ray menampakkan senyuman seksinya lagi. "Hey, kau menguntitku, manis." 


"Kau juga!" Sarah seperti tidak mau kalah mengungkapkan sebuah kenyataan. "Seksi .." Sarah mengecilkan suaranya ketika menyebutkan kalimat itu agar Ray tidak mendengar. Namun sepertinya, pendengaran Ray masih sangat berfungsi. 


"Maaf?" Ray bertingkah seolah-olah dirinya tidak mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Sarah dengan lirih. 


Sarah tampak menelan ludah dan menampakkan senyum yang dipaksakan. "Tidak ada." 


"Kau gugup pertanda berbohong." Ray terlihat sedang menggoda Sarah agar mau mengakuinya. Dan Sarah sepertinya sedang menelan ludah lagi. Beruntungnya, ketika Ray berusaha menginterogasi Sarah, seorang pelayan pun akhirnya datang membawakan menu pesanan keduanya. Sarah dan Ray saling mengucapkan terima kasih pada pelayan itu. Keduanya mulai menyantap pesanan masing-masing."Sarah, kau belum menceritakan keseharianmu." Ray menuntut jawaban dari Sarah rupanya. 


"Baiklah, keseharianku selalu sama. Setiap hari selalu bertemu dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni rupa." Sarah memasukkan Green Street Nachos ke dalam mulutnya. "Dan kau?"


"Biasa saja. Tapi aku selalu berusaha untuk menikmatinya." Ray mengangkat bahunya kemudian menyantap hidangan nachos-nya lagi. 


"Umm, apa maksudmu? Aku tidak mengerti." 


"Aku dulu ingin sekali meneruskan pendidikan di jalur musik tapi ayahku tidak mengizinkan. Maka dari itu, aku berusaha untuk menikmati hari-hariku di Providence Christian College meskipun tanpa teman." 


"Well, tapi kurasa kau masih bisa berlatih musik di luar jam kuliah." Sarah menebarkan senyuman manisnya, mencoba menghibur Ray dengan nasihatnya. "Dan kau tidak punya teman? Benarkah?" Sarah bertanya dengan rasa tidak percaya. 


"Aku hanya memiliki teman di luar Providence Christian College." Ray menyantap nachos-nya lagi. Sarah hanya mengangguk, mendengar penjelasan Ray. "Well, Sarah. Aku ingin bertanya sesuatu mengenai hal pribadi." Pernyataan Ray sepertinya mampu membuat detak jantung Sarah berdegup kencang ketika dirinya ingin bertanya hal yang menyangkut privasi. "Itu pun jika kau mengizinkan." Ray melontarkan senyum hangat kemudian kembali memakan nachos. 


Sarah berdeham pelan. "Baiklah, apa itu?" 


"Apa kau seorang wanita single?" Ray menanyakan hal itu tanpa basa-basi. Lantas, Sarah merasa lega dikarenakan pertanyaan yang sebelumnya dikatakan oleh Ray adalah sebuah privasi, ternyata tidak begitu privasi. 


"Ya, tentu saja." Sarah mengangguk dengan penuh keyakinan. "Kau?" Tanpa sadar, Sarah menanyakan hal yang sama. Sarah sepertinya tengah merutuki diri sendiri. 


"Ya, aku seorang pria single, manis." Ray tersenyum pada Sarah dengan sangat yakin. Gadis itu kini tengah berteriak kegirangan dalam hatinya. Dan tampaknya Sarah merasa ingin terjatuh ketika tiba-tiba saja sentuhan jari tangan Ray menyentuh bibir lembut merah muda miliknya, semula hendak menyingkirkan sisa makanan yang menempel sembarangan pada bibir gadis itu. 


Kedua insan itu masih saling bertatap. Ray masih merasakan bibir merah muda Sarah melalui jari tangannya. Mengelusnya dengan lembut dan gadis itu sepertinya terlihat menikmati. 


"Ku rasa aku ingin menyentuh bibir ini dengan milikku." Ray berujar lembut pada Sarah dan membuatnya merinding. "Aku mencintaimu, Sarah." Ray akhirnya menyingkirkan tangannya dari bibir Sarah kemudian melemparkan senyuman hangat. 


Sarah hanya terdiam, dirinya tidak tahu harus membalas apa. Karena baginya ini terkesan singkat, meskipun dirinya juga merasakan getar-getar cinta itu. 


"Beri aku waktu, Ray. Maksudku ini hanya terkesan terlalu cepat.." Sarah menggigit bibir bawahnya, dirinya takut bila Ray akan marah. Lantas, Sarah mencoba meyakinkan Ray dengan cara memegang punggung tangan pria itu dengan lembut. 


"Baiklah, aku akan menunggu jawabanmu malam ini." Ray ternyata tidak marah, malahan dirinya terlihat begitu santai menunggu jawaban cinta dari Sarah. Wanita itu pun hanya mengangguk dengan senyum manis namun tampak terpaksa. 


Untuk saat ini, Sarah memang bingung apa yang harus diucapkannya malam nanti. Haruskah dirinya menerima cinta Ray? Atau sebaliknya? Dan jika dirinya menerima begitu saja, akankah hubungan keduanya bertahan lama, mengingat semuanya terkesan begitu cepat terjadi? 


Namun di sisi lain, jika Sarah menolaknya, dirinya benar-benar takut menerima penyesalan di kemudian hari karena sepertinya Sarah memang menginginkan Ray. Meskipun Sarah tahu jika yang dirasakannya saat ini bukan cinta. Oke, mungkin belum berubah menjadi cinta melainkan hanya perasaan suka pada pandangan pertama... 


Dari : Meredith Sarah Isabelle 

Ke : Felicita Evelyn

Subjek : I need help!

Hey, feliz! Kau tahu? Aku sangat senang hari ini dan.. oh ya, Ray mengajakku makan di Green street restaurant! Kami berbincang dengan cukup baik. Tapi ada sesuatu yang perlu kubicarakan padamu! Oh, Tuhan sepertinya aku butuh bantuanmu, sobat!


Dari : Felicita Evelyn

Ke : Meredith Sarah Isabelle

Subjek : I need help!

Woah, itu bagus! Aku senang mendengar kau menikmati waktu bersamanya! Dan apa yang kira-kira bisa kubantu, sobat? 


Dari : Meredith Sarah Isabelle

Ke : Felicita Evelyn

Subjek : I need help!

Kau tahu? Ray begitu tampan dan umm, seksi.. Mungkin aku menyukainya.. dan sore tadi, Ray bilang dia mencintaiku! Oke, maksudku ini benar-benar terkesan gila! Aku baru saja menemuinya, lalu tiba-tiba saja dia menginginkanku untuk menjadi pacarnya! Aku bilang padanya jika aku membutuhkan waktu untuk berpikir karena ini terlalu cepat. Untungnya, Ray adalah seseorang yang pengertian. Meskipun ya, dia memberiku waktu hanya malam ini untuk mengatakan 'ya' atau 'tidak' Oh Tuhan, aku benar-benar tidak bisa berpikir jernih! Ku harap kau bisa membantuku, sobat..


Dari : Felicita Evelyn

Ke : Meredith Sarah Isabelle

Subjek : I need help!

Hmm, baiklah. Setelah ku meneliti apa yang baru saja kau coba jelaskan, Ray seperti tidak terlihat mencintaimu, sobat! Oke, maksudku coba perhatikan lagi bagaimana dirinya memintamu untuk menjadi miliknya dalam waktu yang sangat singkat? Apa kau pernah berpikir jika cinta membutuhkan waktu secepat itu? Tentu saja tidak, sobat! Cinta membutuhkan waktu yang lama untuk tumbuh. Dan jika seseorang mengucapkan kata cinta padamu seperti yang baru saja Ray ungkapkan, aku melihatnya itu adalah seperti ungkapan rasa suka atau pun kagum, atau bisa saja dia terobsesi padamu! Kau masih ingat kan bahwa dia adalah seorang penguntit beberapa minggu lalu?

Well, mungkin Ray memang memiliki perasaan padamu. Hanya saja dia tidak tahu cara membedakan perasaan suka dan cinta atau pun sayang. So, semua keputusan tentu saja ada di tanganmu. Aku di sini hanya berusaha untuk memberimu saran agar sesuatu yang buruk tidak terjadi padamu! Jadi, kumohon berpikir dua kali sebelum kau mengambil keputusan! :) Dan maafkan aku jika semua penuturan ini akan menyakiti hatimu. Karena semata-mata aku melakukan ini tentu saja karena aku menyayangimu, sobat ;) Pshh, Kita sudah mengenal dalam waktu yang lama by the way! xO Ahahaha.


Dari : Meredith Sarah Isabelle

Ke : Felicita Evelyn

Subjek : I need help!

Well, kau benar, sobat! Ray sepertinya memang tidak mencintaiku.. Tapi, entahlah.. sepertinya aku merasakan hal yang sama dengan apa yang Ray rasakan! Oh, Tuhan aku menyukainya hanya saja aku membutuhkan waktu yang tepat! Dan mungkin aku harus meminta keringanan padanya.. atau oh ya, sepertinya aku sudah menemukan ide untuk menghindarinya!Terima kasih, sobat! Aku juga menyayangimu xO Pshhh! No Homo! Hahaha xD


Dari : Felicita Evelyn

Ke : Meredith Sarah Isabelle

Subjek : I need help!

Oke, aku tahu kau akan segera tahu dengan apa yang harus dilakukan xD Selama itu tidak merugikanmu, lakukanlah apa yang mau kau lakukan! Ikuti, kata hatimu sobat ;) Bersemangatlah! Ray menantimu! #Oops xD xO










Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro