Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Unexpected Moment

***





Semilir angin musim gugur tetap saja terasa menusuk kulit meskipun helaian sweater tengah menempel pada tubuh gadis berlensa mata hazel itu. Tangannya tampak mengepal kemudian bibir merah mudanya menghembuskan angin pada kepalan tangan miliknya, mencoba mencari kehangatan dikarenakan udara yang terasa dingin malam ini.


Kegiatan sebelumnya telah selesai dilakukan, tangan gadis itu kini diletakkan pada meja yang berlapiskan vernis di hadapannya. Jari-jari tangan kirinya mulai mengetuk secara bergantian. Sebelah tangannya lagi memegang gelas berisikan minuman anggur yang hendak diteguknya. Kesendirian itu mampu menimbulkan perasaan bosan dan kesepian di tempat yang atmosfirnya bahkan terkesan ramai atau pun riuh.


Meredith Sarah Isabelle, gadis berambut coklat madu itu tengah menghadiri acara reuni akbar semasa SMA. Konsep reuninya sendiri mengambil konsep Barbeque Party. Kebanyakan orang-orang yang datang pastinya adalah teman-teman satu angkatan Sarah, sewaktu ia duduk di bangku sekolah menengah atas.


Pandangan mata berlensa hazel indahnya itu tertuju pada keramaian orang-orang yang tampak asyik berdansa dengan pasangannya bahkan ada pula yang terlihat menari sendirian dalam keadaan mabuk. Sarah mencari sahabat-sahabatnya semasa SMA di tengah keriuhan itu dengan tatapan matanya, namun tak menemukan salah satu pun di sana.


Bukanlah para sahabat Sarah yang dinantinya yang datang, melainkan sosok pria dengan helaian rambut hitam dari kejauhan lensa mata Sarah seperti terlihat mendekat ke arahnya. Sarah memicingkan matanya, mencoba menelaah tiap inci postur tubuh yang dimiliki lelaki tersebut. Betapa terkejutnya Sarah ketika ia berhasil menebak siapa lelaki itu.


Ray Frederick, rupanya adalah sesosok pria yang tengah berusaha mendekat ke arah Sarah dimana gadis itu masih tampak duduk manis. Ketika sampai, lelaki itu menunjukkan senyum manisnya pada Sarah.


"Hey, Sarah." Ray menggeser kursi kemudian duduk di hadapan Sarah. "Lama tak berjumpa."


"Oh, hey." Sarah menyapa balik dengan ceria namun nada suaranya terdengar sedikit canggung. "Senang bisa bertemu lagi denganmu, Ray." Sekarang nada suara gadis itu terdengar lirih.


"Sama halnya denganku. Senang bisa berjumpa denganmu lagi."


Sarah menghela nafas. "Rupanya kau mau mengikuti acara seperti ini? Kupikir kau tak'kan datang."


Ray menampakkan senyum miring. "Kau tahu, aku adalah tipe orang yang tidak suka melakukan hal yang tidak penting."


Sarah pun tertawa sinis. "Hha, jadi maksudmu acara reuni akbar ini adalah hal yang teramat penting untuk seorang Ray Frederick??"


Ray mengepalkan tangannya yang berada di atas meja seperti seseorang yang menahan rasa kesal ketika mendengar pernyataan Sarah. "Kau tahu, begitu banyak hal yang kita lalui bersama."


"Mungkin lebih tepatnya pernah." Sarah menegaskan kalimatnya dengan tatapan sinis. "Jadi, apa maumu sebenarnya?"


Ray mengeluarkan tatapan sedingin es tertuju pada Sarah. Mungkin bisa disimpulkan dirinya merasakan kekesalan yang tertahan lagi pada ucapan sinis Sarah. "Apa yang ku mau saat ini tentu saja bukanlah urusanmu, nona Isabelle." Ray berucap sembari menebarkan senyum licik.


Sarah terlihat menghirup nafas dalam-dalam. "Baiklah, Tuan Frederick. Maaf telah menanyakanmu begitu banyak hal." Wanita itu membalas senyuman licik Ray dengan senyuman yang tidak bisa diartikan.


"Dan aku tahu.. bila kau tentunya ingin meluangkan sedikit waktu untuk meminum kopi bersamaku." Ketika wanita itu hendak melenggang pergi, dengan sigap Ray pun menggenggam lengannya.





Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro