Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Gelang! Bagian 30 nih

Hai Guys! Aku kembali lagi. Jangan lupa tinggalkan vote and commentnya ya. Thank you!

****

RASSYA POV

Gue lagi bete banget hari ini. Gimana nggak coba, masa Kak Chika bawa si mata garis ke rumah, sih! Hancur sudah harapan gue mau berduaan aja dengan dia. Lihat aja, tuh, sekarang! Kak Chika malah asyik-asyikan sama si Raka. Gue gak diacuhin dari tadi.

Gak tahu apa gue sakit gini gara-gara si mata garis. Ah, makin kesal deh gue!

Drtt ... drrttt ...

Dengan malas gue ambil HP di atas nakas.

"Hallo?"

"Rassya. Kamu ada di rumah, kan?"

"Gu--gue di rumah sakit!"

"Yah ... padahal aku udah di depan rumah kamu, nih."

Mata gue melotot. Buru-buru gue keluar kamar dan mengintip lewat kaca. Ternyata si Shella udah di depan. Kasihan juga anak orang capek-capek ke sini. Masa dia pulang gitu aja.

"Percuma dong aku ke sini. Ya udah deh, gak pa-pa. Aku pulang dul--"

"Eh, eh, Shell. Gue udah di rumah kok."

"Loh, katanya tadi di rumah sakit?"

Mampus gue! Gara-gara bohong, nih!

"Ud--udah pulang."

"Wah, cepat, ya."

"Y--ya udah, gue keluar, nih."

"Oke, aku tunggu di luar ya, Sya. Babay."

Gue langsung buka pintu. Shella tersenyum manis ke arah gue. "Hai, Sya."

"Hai. Masuk aja," suruh gue.

Shella masuk dan gue langsung tutup pintu kembali. Gue ajak Shella duduk di ruang tamu. Biar duduk bareng sama Kak Chika dan si mata garis. Emang dia doang yang punya pacar. Gue juga punya kali!

"Hai, Kak," sapa Shella menatap Kak Chika.

"Eh, hai, Shella. Silakan duduk! Mau minum apa?"

"Nggak usah, deh, Kak. Makasih."

"Ya udah, kalau haus atau lapar minta aja sama Rassya, ya."

"Oke, Kak."

Kak Chika tersenyum sebentar, lalu kembali asyik sama si mata garis.

"Gimana kabar kamu?" tanya Shella.

Nah, kesempatan, nih. Gue langsung berakting kesakitan. Pokoknya harus menjiwai!

"Duh, kaki gue sakit! Duh, ini juga tangan gue sakit, kepala gue, hidung gue, telinga gue ... semuanya, aargh!"

"Hah, yang benar? Trus gimana, dong?" tanya Shella panik.

"Jantung gue juga sakit nih, Shell."

"Aduh, sakit gimana? Kok bisa?"

Gue langsung kejang-kejang. Kak Chika napa gak peka, sih. Ah, elah. Dia malah sibuk aja sama si Raka.

"Sakit, Shell."

"Aku, aku harus gimana? Emang gimana rasanya?" tanya Shella makin panik. Dia juga udah genggam tangan gue erat.

"Rasanya cenat-cenut saat natap lo," ucap gue yang bikin Shella terdiam.

Setelah itu, Shella langsung lepasin genggaman tangannya dan menunduk malu. Gue tahu kalau dia lagi salting dan senyum malu-malu.

"Ih, kamu jail, ya," ucap Shella mukul gue pelan.

"Abis lo lucu, sih."

Senyum Shella semakin melebar. Gue gak sengaja lihat Kak Chika yang menatap ke arah gue. Kak Chika buru-buru buang muka. Cemburu bilang dong, Kak! Ahaha muka Kak Chika asem bener.

"Serius dong, kamu masih sakit atau cuma pura-pura?"

"Sakit beneran nih gue gak kuat ...."

"Gak kuat apa?"

"Gak kuat melihat senyumanmu."

"Ih, Rassya! Apaan, sih. Kamu nakal ya sekarang. Aku cubit, nih."

Ettdah. Si Shella beneran cubit gue dong, mana cubitannya gak pakai perasaan lagi.

"Rak. Aku punya sesuatu buat kamu."

Mata gue langsung menoleh ke sofa di samping gue duduk. Kak Chika mau ngasih si mata garis apaan? Pake diumpetin segala.

"Kamu mau ngasih apa?"

"Nih." Kak Chika ngeluarin sebuah gelang bewarna hitam dari belakangnya, lalu memberikan ke si mata garis.

"Gelang?"

"Iya. Katanya, kalau cowok pakai gelang hitam, itu tandanya dia udah punya pacar. Sebagai simbol ada hati yang dijaga."

Simbol apaan, tuh. Mana bisa gitu. Kak Chika apa-apaansih. Mending gelangnya kasih ke gue.

"Wah. Kalau aku pakai, berarti orang-orang pasti tahu kalau aku udah punya seseorang."

"Iya, dong! Ya udah, aku pasangin ya."

"Oke. Makasih ya, Beb."

Kak Chika masangin tuh gelang ke tangan si mata garis. Lebay amat pakai tatap-tatapan segala.

"Sya, kamu lagi ngapain, sih? Kamu pasti gak dengerin aku, ya?"

"Hah, apa-gimana, Shell?"

"Tuh, kan. Aku tadi bilang apa coba?"

Gue menggaruk kepala gue yang gak gatal sama sekali. Mata gue tiba-tiba natap gelang yang dipakai Shella. Buru-buru gue ambil gelangnya.

"Eh, gelang aku mau diapain?"

Gue tersenyum singkat, lalu menatap Kak Chika yang pas banget lagi natap gue.

"Shell, gelang ini buat gue aja. Sebagai simbol kalau gue pacar lo."

"Tapi, kan, gelangnya ...."

"Udah, lo pasangin aja dulu ke tangan gue," bisik gue pelan. Akhirnya Shella mengangguk setuju.

Shella langsung pasangin gelang bewarna pink itu ke pergelangan tangan gue.

"Makasih, pacar!" ucap gue senyum ke Shella.

"Iya."

Gue langsung gerak-gerakin tangan gue biar Kak Chika lihat gelang yang gue pakai.

"Besok gue balikin," bisik gue ke Shella.

"Kalau kamu suka, ambil aja."

"Okedeh, makasih, ya."

Lumayan, nih, buat manas-manasin Kak Chika. Emang dia doang yang bisa ngasih gelang ke si mata garis. Gue juga punya, nih, dari Shella walau gue yang minta, sih. Ah, bodo amat. Yang penting gue kagak kalah dong sama si mata garis.

****

Setelah Shella pulang dan si mata garis pun udah pulang. Gue kembali rebahan di kasur.

Pintu kamar gue terbuka, menampakkan Kak Chika yang masuk. Dia langsung duduk di tepi ranjang gue.

"Bagus juga ya gelang lo," ucap Kak Chika.

Oh, iya, dong! Gue langsung tersenyum kemenangan. Jadi bangga sama diri sendiri.

"Warna pink gambar hello-kity lagi. Ah, mantap. Lo benar-benar cowok jantan. Suer!"

Kak Chika berusaha nahan tawanya, tetapi detik itu juga dia lepasin tawanya. Kak Chika tertawa terbahak-bahak sambil nabok-nabok gue. Dasar cewek. Mulut ketawa, tangan ke mana-mana.

Gue mendengkus pelan. Gue perhatiin lagi gelang Shella. Kenapa gue baru sadar, sih. Nih gelang emang cewek banget, Bro.

Mana gelangnya kayak dipakai anak TK lagi. Kan gue dah bilang Shella tuh imut-imut gemesin kayak anak TK. Makanya barang-barang dia kayak anak kecil semua.

"Lo balikin lagi, gih, gelang anak orang. Gak baik main minta aja tau," ucap Kak Chika kembali ngeledek gue. Dia langsung keluar dari kamar gue setelah mengatakan itu.

Ah. Ini bukan gue yang goblok, kan?

Gue langsung lepasin gelang si Shella, tapi ...

"Loh, kok kagak mau lepas, sih? Eh, gimana, nih?"

Nasib-nasib! Sabar ajalah jadi cowok ganteng.

****

Hai guys!

Aku kembali, maaf telat update, ya. Karena ada banyak kerjaan kemarin. Aku usahain tiap minggu up-nya. Makanya ayo banyakin komen, yuk. Biar aku semangat nulisnya hehe.

Thank you guys.

~Amalia Ulan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro