Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Reunian

Ayla mengganti pakaiannya, kali ini pemotretan sesi terakhir untuk hari ini. Kina dengan lincah mendandani muka Ayla sesuai dengan kostum yang dipakai gadis itu.

"Jadi gimana, kalau dedeknya nangis malam-malam?" tanya Kina yang senantiasa mendengarkan cerita Ayla tentang adik barunya, Ayla tak henti-hentinya bercerita betapa bahagianya ia dengan kehadiran bayi Amira.

"Kalau dedeknya nangis malam-malam itu, gue sama kak Alyo sering lihat ke kamar Tante Amira, nah nanti kita berdua yang nenangin si Brian sampai dia tidur."

"Oh, jadi sekarang udah mengakui punya kakak ya," ledek Kina.

"Iya, gue udah baikan sama dia."

"Lagian lo punya kakak seganteng kak Alyo malah dianggurin, sikat dong Ay!"

"Sikat gimana?"

"Bisa lo jadiin pacar lo kalau lagi ngenes, ahahahha," Kina tertawa terbahak-bahak sedangkan Ayla malah menanggapinya serius.

"Bener juga, besok kan ada acara reunian sama teman SMP gue tuh, nah kebetulan gue sama si Alyo kan gak satu sekolah waktu SMP karna kita gak mau pergi barengan, bisa gue bawa aja si Alyo pura-pura sebagai pacar gue, kan?" ucap Ayla panjang lebar. Kina terdiam mencerna ucapan Ayla, kenapa gadis itu malah menanggapinya serius?

"Lo beneran mau jadiin kakak lo sebagai pacar pura-pura?"

"Yaiya, gue kan jomblo, acara reuniannya juga pake syarat harus membawa pasangan, gengsi banget datang sendiri."

"Trus, emang kak Alyo mau?"

"Gatau deh, ntar gue coba tanya."

***

"Kak," panggil Ayla duduk di sebelah Alyo.

"Apa?" tanya Alyo menatap adiknya.

"Kakak ganteng deh, dan baiik banget!" rayu Ayla mengeluarkan jurusnya, Alyo mendelik, tumben-tumbenan adiknya itu mau memuji-mujinya.

"Untuk kali ini gue gak baik deh, kalau ganteng mah memang iya sejak gue jadi zigot."

Ayla memutar bola matanya malas, ia sebenarnya ogah-ogahan merayu Alyo.

"Mau gak, nolongin adek lo yang paling cantik ini?"

"Gue gak punya adek cantik, yang ada adek berisik dan suaranya mirip kaleng rombeng!" ucap Alyo yang membuat Ayla menggeram kesal.

"ALYOO DASAR ULEKAN SAMBAL BIJI NANGKA MATA BUAYA HIDUNG LUTUNG MULUT KERA GIGI GORILAA!" teriak Ayla mengeluarkan suara 11 oktafnya, Alyo menutup telinganya yang langsung berdengung mendengar teriakan Ayla tepat di samping telinganya.

"Aduh Ay, mama ngidam apasih pas ngandung lo? Kok berisik banget kayak toa!"

"Mana gue tau, lagian lo ngatain suara gue kayak kaleng rombeng," kesal Ayla masih merajuk.

"Udah ah, ayo pulang ntar dicariin tante," ajak Alyo menarik Ayla.

"Gakmau, males pulang sama lo!"

"Ahelah nih bocah kenapa ngambekkan gini sih," dengus Alyo menggaruk tengkuhnya yang tak gatal.

"Pokoknya, lo harus mau jadi pacar gue baru gue mau pulang!" ucap Ayla yang membuat Alyo langsung menoleh.

"Lo barusan nembak gue gitu?" tanya Alyo bingung.

"IYA!"

"HA?" Alyo menatap cengo, masih belum connect.

"Ya Nggak lah! Gila lo, gue mau ngajakin lo pergi ke acara reunian SMP gue, dan lo harus jadi pacar pura-pura gue, oke?"

"Nggak ah, gak mau, males ah pacaran sama kecebong!"

"ALYOOO!" teriak Ayla berang, ia menabok-nabok tangan Alyo kesal.

"Aduh duh, awh, Ay! Ampun Ay!"

"Pokoknya harus MAU!" tekan Ayla masih menabok Alyo.

"Iya-iya, hentikan dulu, perih nih badan cowok ganteng."

Ayla akhirnya melepaskan tangannya dari badan Alyo, pria itu meringis pelan, Ayla memukulnya juga tak kira-kira.

"Pokoknya kita harus jadi pasangan paling romantis dan uwuu di pesta, membuat para jomblo iri dan semua orang klepek-klepek," ucap Ayla berhalusinasi, mana mungkin Alyo mau melakukan dengannya. Alyo memang mempunyai banyak gebetan, tapi ia belum pernah sekalipun pacaran. Jadi tipis harapan Alyo bisa romantis.

"Gue gak pandai romantis, lo jangan menghayal ketinggian," ucap Alyo.

"Kita latihan dong," ucap Ayla menarik tangan Alyo, lalu gadis itu menggandeng tangan Alyo.

"Ayo jalan," ajak Ayla menarik tangan Alyo dan berjalan seromantis mungkin.

***

"Ayla, ambilin popok Brian dong di keranjang!" suruh tante Amira yang sedang membersihkan pantat bayi itu dengan tissu basah.

"Iya Tan!" jawab Ayla segera melaksanakan perintah.

Amira dengan cekatan mengganti popok Brian, setelah itu Amira menidurkan bayi itu di dalam boxnya.

"Tan, besok Ayla mau pergi acara reunian ya," ucap Ayla meminta izin.

"Sama siapa perginya?" tanya Tante Amira.

"Sama kak Alyo." Tante Amira langsung menoleh menatap Ayla, apa ia tak salah dengar?

"Ngapain Alyo ikut? Dia kan gak satu sekolah sama kamu waktu SMP!"

Alyo dan Ayla memang tak ingin satu sekolah waktu dulu, karena mereka yang sering bertengkar tidak mau jika berangkat sekolah bareng, makanya tante Amira membedakan sekolah mereka berdua, ketika SMA lah mereka baru satu sekolah karena Tante Amira ingin menyatukan mereka berdua.

"Ayla malas datang sendiri, Tan."

"Yaudah deh, terserah kamu!"

"Si Brayen tidur ya Tante?" tanya Alyo menyelonong masuk ke dalam kamar Tante Amira.

Plaakk...

Tante Amira memukul bahu Alyo pelan, "namanya Brian, B.R.I.A.N bukan Brayen, gak bisa baca kamu? Tuli ha?"

"Tuli mah gak bisa denger atuh," dengus Alyo pelan yang tak terdengar oleh Tante Amira.

"Yee, Alyo udah manggil dia dengan nama paling populer, nama paling bagus tau Tan, Brayen lebih canggihan dikit," ucap Alyo berpendapat.

"Emaknya siapa?"

"Ya Tantelah, masa iya Om Daniel!" jawab Alyo membuat Tante Amira dan Ayla kompak memutar bola mata.

"Yaudah terserah emaknya dong, mau ngasih nama apa."

"Lebih bagusan Brayen tau tante, kalau disingkat nih jadi bra, nah kan enak tuh bra-bra 3 sepuluh 3 sepuluhh," ucap Alyo menirukan abang-abang penjual bra di pasaran.

Ayla dan Amira melototkan matanya bersiap meneriaki Alyo.

"ALYOOO!"

"DASAR CABE RAWIIT WARNA IJOO!"

"DASAR IKAN ASIN KERING!"

"DICAMPUR SEMUR JENGKOL!"

"DITAMBAH TEMPE OREKK!"

"PAKAI GARAM SECUKUPNYA!"

"TAK LUPA PAKAI PETENYA JUGA!"

"Wah enak tuh!" ucap Alyo yang sejak tadi menyimak dengan telinga yang sudah berdenyut-denyut manja mendengar teriakan dua wanita di hadapannya, mereka berdua hanya berteriak saja sambil menyebutkan menu-menu makanan kesukaan Alyo.

"Ehh?" Ayla dan Tante Amira akhirnya tersadar dengan apa yang mereka teriakan sejak tadi, keduanya menatap Alyo tajam setajam silet.

"Eh mau ngapain?" tanya Alyo kocar kacir, mau lari pun jalan udah montok, mana pintu udah dikunci sama si Ayla lagi, rutuk Alyo dalam hati.

"HAJJAARR!" teriak Ayla.

Akhirnya dua wanita yang mempunya hobi berteriak itu menabok-nabok badan Alyo dan pria itu hanya bisa pasrah menerima keadaan.

"Emang gue kambing, ditabok-tabok!" ucap Alyo kesal.

Sejak kapan kambing jadi bahan tabokan?

***

Alyo memberhentikan langkahnya sejenak melihat Ayla yang sedang memasak di dapur, pria itu mrmilih untuk menghampiri adiknya.

"Lagi ngapain lo, Ay?" tanya Alyo basa-basi.

"Nih lagi senam lantai," jawab Ayla cuek.

"Loh bukannya lagi masak ya? Otak lo lagi sengklek ya?"  ucap Alyo polos.

"UDAH TAU LAGI MASAK, PAKE NANYAA!" teriak Ayla kesal, gadis itu sedang mengulek sambal dengan lincah.

"Gue kan mau basa-basi doang."

"Basa-basi lo udah basi tau gak!"

"Ah serrah deh, jadi gak nanti perginya?" tanya Alyo.

"Pergi kemana?"

"Caellah nih bocah pikun apa yak? Kan lo ngajakin pergi reunian kemaren, kasian amat lo Ay, pikun di usia dini!"

"Enak aja! Gue cuma lupa bukan pikun," elak Ayla.

"Sama aja Ropeak!"

"Udah minggir, sana-sana gue mau ambil garam!" suruh Ayla, namun Alyo tak bergeser ia masih tetap berdiri di sana.

"Emangnya sampai? Lo kan pendek!" ejek Alyo, Ayla memutar bola matanya.

"Enak aja, gue tuh kurang tinggi aja, bukan pendek!"

"Yaudah coba ambil sendiri garamnya," ledek Alyo.

Ayla menggeser badan Alyo kasar lalu berdiri di depan lemari itu, siapa sih yang letakin garam di atas! Dengus Ayla.

Alyo masih memperhatikan adiknya itu dengan senyum penuh ejekan, Alyo yakin Ayla akan meminta bantuannya.

Ayla yang cerdik menggeser kursi yang ada di sana, lalu ia letakkan di depan lemari tersebut.

"Eh eh kok manjat? Curang dong!"

"Gak ada larangannya gue ngambilnya pakai apa, terserah gue dong!" cibir Ayla lalu naik ke atas kursi.

Ayla sedikit takut karena kursinya malah bergoyang, gadis itu berhati-hati menyeimbangkan badannya.

"Eh eh Alyo! Mau ngapain lo! Jangan digoyang-goyangin dong, ntar gue JATOOH!" teriak Ayla karena Alyo malah semakin menggoyang-goyangkan kursi itu membuat Ayla ketakutan.

Ayla dengan cepat mengambil garamnya dan memasukkan botol garam itu ke dalam saku celananya.

"ALYOO JANGAN GITU!"

"ALYOO NANTI GUE JAATOOH!"

"WOYY ALYO!"

BRUUUKKK

Benar saja! Ayla terjatuh, namun ia tak merasakan apa-apa. Posisi Ayla yang tertelungkup seperti menidih badan seseorang, perlahan Ayla memberanikan membuka matanya.

Degh

Jantung Ayla berpacu lebih cepat dari biasanya, mukanya sangat berdekatan dengan muka Alyo, bahkan hanya berjarak beberapa cm saja.

Mata Ayla langsung memanah mata hitam legam milik Alyo yang juga sedang menatap matanya.

Hidung mereka bersentuhan. Oh shitt... bibir mereka hampir saja menempel. Ayla langsung buru-buru bangkit dan menormalkan detak jantungnya, ntah kenapa setiap berdekatan dengan Alyo ia merasa gugup dan tak karuan. Alyo juga segera bangkit, badannya terasa sesikit encok karena menahan badan Ayla yang tiba-tiba menubruk badannya, inilah yang dinamakan Senjata Makan Tuan ternyata, decak Alyo.

"Ciee main tatap-tatapan sama gue!" goda Alyo, pipi Ayla merona malu.

"Dih siapa yang main tatap-tatapan sama lo? Emang ini sinetron!" elak Ayla menyembunyikan mukanya yang masih bersemu merah.

"Walaupun bukan sinetron, tapi rasanya tetap sama kan," goda Alyo lagi.

"Apasih, udah sana-sana gue mau masak!"

"Ciee malu-malu bagong," goda Alyo lagi dan lagi.

Ayla terdiam sebentar.

Eh malu-malu bagong?

Bagong?

Iya Bagong!

Ayla menarik nafasnya perlahan-lahan, dan menghembuskan kasar, bersiap mengeluarkan suara bom atomnya.

"ALLYOOOOOO TUMIS KANGKUUUNGG!!!"

***

Ayla memakai gaun bewarna merah maroon dengan panjang selutut tanpa lengan, lalu ia merias wajahnya di depan cermin bersiap untuk tampil memesona.

Ayla menambahkan lipstik yang bewarna alami seperti warna bibirnya, Ayla sudah memiliki bibir yang pink natural, jadi ia tak ingin keliatan menor.

Ayla bersiap keluar kamar menemui kakaknya yang akan menjadi pasangannya nanti.

Ayla menuju ruang tamu karena Alyo belum keluar kamar, sepertinya Alyo belum selesai.

"Tan, Ayla pamit ya," ucap Ayla dan mencium pipi mungil dedek bayinya, Brian.

"Sekarang mah beda ya Ay, bukan cium pipi Tante, tapi cium dedeknya," ucap Tante Amira cemburu.

"Uluu-uluu, Tante cemburu yaa, sini-sini mau dicium sama cewek cantik kayak Ayla juga ya," ucap Ayla lalu segera mencium pipi kanan dan pipi kiri Tante Amira.

"Udah ah, katanya mau pergi!" ucap Tante Amira.

"Iya, lagi nungguin si Alyo, Tan!"

"Manggilnya Kak Alyo dong, bukan sebut nama aja, katanya udah baikan."

"Iya Tan, tapi ya tetap aja kita emang gak bisa manja-manja gitu, namanya juga kakak-adek ya berantem tetus lah, kalau orang pacaran mah baru anteng, dan gak berantem kayak gitu."

"Kamu curhat?" tanya Tante Amira, Ayla mengerucutkan bibirnya kesal.

"Ah Tante mahh!"

"Tuh, kakak kamu udah siap tuh," ucap Tante Amira menunjuk Alyo yang barusaja menuruni anak tangga.

Ayla terpana melihat Alyo yang berjalan menuruni anak tangga, pria itu memakai jas dengan rapi senada dengan warna gaun yang dipakainya, rambut Alyo yang disisir rapi dan dibiarkan berdiri tegak sedikit di tengah-tengah membuat ia kelihatan tampan dan sexy. Kenapa Ayla baru menyadari jika kakaknya itu sangat tampan?

"Kenapa lo Ay? Terpesona liat kegantengan gue yang haqiqi ini?" tanya Alyo membuat Ayla tersentak, ia tak menyadari jika Alyo sudah berada di hadapannya sekarang.

"Ayo buruan, kita udah telat nih," ajak Ayla mengalihkan pembicaraan.

"Pergi dulu ya, Tan!" pamit Alyo.

"Hati-hati," jawab Tante Amira.

***

Ayla memasuki restoran yang sudah disewa sebagai tempat reunian bersama teman-teman SMPnya itu, Ayla melangkah anggun sambil menggandeng lengan Alyo di sampingnya.

Semua mata menyorot kepada Alyo dan Ayla mengalihkan semua perhatian mereka kepada sepasang adik-kakak yang  akan berpura-pura menjadi pasangan kekasih itu memasuki restoran.

Ayla langsung menghampiri meja teman-teman sekelasnya dahulu, mereka saling berpelukan dan menabrakkan masing-masing pipi kiri dan pipi kanan.

"Senang ketemu kalian!" ucap Ayla.

"Long time no see, Ay!"

"Duh kangenn Ay!"

"Lo makin cantik ya Ayla!"

"Ahaha makasih-makasih, gue kan memang terlahir ke dunia ini sebagai cewek cantik," jawab Ayla santai, dan teman-temannya hanya tertawa cekikikan, walaupun ada yang tak menyukai kepedean Ayla.

"Eh itu siapa Ayla?"

"Ah iya siapa tuh? Pacar lo ya?"

"Wah pacar lo ganteng ya Ay."

"Kok lo gak pernah bilang punya pacar ganteng?"

"Wah ini mah mantan-mantan lo lewat semua, ganteng banget yak."

"Hekhemm," dehem Alyo biar kelihatan cowok kalem.

"Aww, dehem aja ganteng apalagi teriak."

"Iya, kalem banget cowok lo Ay."

"Kalau putus, bilang-bilang ya."

Ayla hanya memutar bola matanya mendengar celotehan-celotehan teman-temannya itu.

Tiba-tiba Alyo merangkul bahu Ayla dengan mesra menunjukkan kepada siapa saja jika mereka adalah pasangan kekasih.

"Iya, ini Alyo pacar gue!" jawab Ayla dan menatap Alyo memberikan kode.

"Kenalin, gue Alyo, pacar Ayla," ucap Alyo memperkenalkan diri, pria itu mengedipkan sebelah matanya membuat teman-teman Ayla berteriak baper, alay memang.

"Hai Alyo, mau jadi pacar aku gak?" ucap salah seorang teman Ayla yang bernama Ayu dengan penampilan centilnya.

"Nggak," jawab Ayla cepat, tadi kayaknya gur udah ngenalin si Alyo sebagai pacar gue deh, ngapain si centil kecentilan sama si Alyo. Dengus Ayla dalam hati.

"Gue kan udah bilang, ini pacar gue, tuli ya lo?" kesal Ayla.

"Yaelah Ay, gitu amat, lagian kan kalian masih pacaran belum nikah juga," jawab Ayu.

Ayla yang geram ingin sekali mencakar mulut Ayu, karena memang sejak SMP Ayla dan Ayu tak pernah akur karena Ayu yang selalu iri dengan Ayla yang memiliki ketenaran sejak SMP.

Alyo mengeratkan rangkulannya, menahan agar Ayla tak berbuat keributan, pria itu mendekatkan mulutnya ke telinga Ayla.

"Udah sayang, jangan cemburu, aku tetap setia sama kamu kok," bisik Alyo namun tak seperti bisikan karena teman-teman Aylapun dapat mendengarkan.

"Uwuuu, romantis banget sih!"

"Duh, kamu kayak Alyo juga dong."

"Andai kamau juga bisa gitu."

"Auuw gue baper."

Teman-teman Ayla histeris dan menuntut pula ke pacar mereka masing-masing yang sejak tadi menahan cemburu karena dengan terang-terangan pacar mereka memuji Alyo.

Ayla menahan untuk tidak tersenyum, ia bahkan lebih baper sebenarnya tapi Ayla mencoba menahannya.

"Mm ya-yaudah guys, gue ke sana ya," pamit Ayla kepada teman-temannya.

"Iya."

"Ay, kita keluar bentar yuk," ajak Alyo membuat Ayla menoleh dan menatapnya heran.

"Kemana?"

"Ada sesuatu yang ingin gue tunjukin ke lo," ucap Alyo.

Ayla yang penasaran mengikuti saja, Alyo menarik tangan Ayla keluar restoran menuju taman yang ada di sebelah restoran tersebut.

Mata Ayla melotot sempurna benar-benar tak menyangka, Ayla menatap Alyo ia masih tak percaya.

"Kak Alyo ini beneran?" tanya Ayla tak sanggup lagi berkata apa-apa.

...

...

...

***

HAII GUYSSS!!!!

MAAF AKU LAMA UPDATENYAA YAAA, LAGI SIBUK BANGET AKHIR-AKHIR INI🤧

Semoga kaliaan suka yaa🖤

Tetap tungguin lanjutaannyaa yaaa🥰

Makasih Guys, jangan lupa vote and commentnya biar aku makin semangat🔥 love you All

Thanks

~Amalia Ulan

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro