Menggemaskan
Ayla membuka pintu kamarnya lalu menjatuhkan dirinya di kasur empuk miliknya diikuti oleh Una dan Yaya.
"Dasar kambing-cebok,masih godain cowok orang!"kesal Una menghempaskan badannya.
"Si Reno ngapain lagi sama tuh kutu-kupret?"tanya Ayla.
"Reno dipaksa nganterin dia pulang kalau gak dia akan dikeluarkan dari sekolah!"
"Cih main ancam doang beraninya tuh si Hantu-Setan ,belagu banget yah mentang-mentang bapaknya kepala sekolah!"
"Kalian ngomongin siapa sih?Aku gak ngerti tau yang kalian bilang kambing-cebok,kutu-kupret,hantu-setan itu siapa?"celoteh Yaya dengan tampang polosnya.
"Ngomongin Lo!"teriak Ayla dan Una di depan muka Yaya dengan kesal.
"Ish gak baik tau ngomongin aku,nanti kalian berdosa!"ceramah Yaya.
Ayla dan Una sama sama memutar bola mata mereka malas,lagian siapa yang ngomongin dia sih?Batin Ayla kesal.
"Kita ngomongin si Tari bukan lo!"
"Oh Kak Tari!"Yaya ber-oh-ria.
"Dih ngapain juga manggil kakak!"
"Una kita harus manggil kakak kepada orang yang lebih tua tau,kalau gak berdosa!"
"Ah Terserah!"
Tari memang kakak kelas mereka,ia sepangkat dengan Alyo,Tari memang selalu berkehendak sesuka hatinya dengan ancaman dikeluarkan dari sekolah bagi yang tidak mengikuti kemauannya.
Reno,sang kekasih Una adalah mantan Tari waktu ia kelas 10,mereka putus karena Tari berselingkuh dengan pria bernama Tomi,musuh Reno.
7 bulan putus dari Tari,Reno mulai membuka hati dan memulai berpacaran dengan Una sang adik kelasnya.
Dan Tari yang belum Move On dari Reno mencoba menarik kembali hati Reno dengan ancaman andalannya,dikeluarkan dari sekolah.Hal itu membuat Una setiap hari bertengkar dengan Tari dibantu oleh Ayla.
"Anak kepala sekolah ya..."Ayla menyeringai sinis lalu manggut-manggut,ia sudah tahu apa yang akan dilakukannya.
Setelah kedua sahabatnya pergi dari rumah Ayla,kini gadis itu tengah bersiap akan bepergian.
Ayla memakai celana levis warna hitam,baju kaos pendek lengan warna putih serta jacket levis warna biru.
Rambutnya ia ikat ekor kuda,dan memakai sepatu santai warna putih polos.
"Saatnya berangkat!"ucap Ayla menarik tas kecilnya.
"Mau kemana lo?"tanya Alyo ketika melihat Ayla berjalan ke luar rumah.
"Bukan urusan lo!"ketus Ayla dan tetap melangkah keluar.
"Woy sini gue anterin!"teriak Alyo dan berlari mengejar Ayla.
"Gak usah!"
"Gue gak nerima penolakan!"
Alyo menarik paksa tangan Ayla lalu menuju motornya.
"Naik!"suruh Alyo,dan dengan terpaksa Ayla naik ke motor Alyo.
Alyo tersenyum kecil saat melihat muka masam Ayla di kaca spion.
Menggemaskan.
Itulah satu kata yang diucapkan Alyo dalam hati.
"Lo yakin mau ke sini?"tanya Alyo tak percaya setelah sampai di tempat tujuan.
"Iya lah,kalau gak ngapain gus minta anterin ke sini!"jawab Ayla datar.
"Udah ah gue mau masuk,bye!"ucap Ayla melangkah masuk ke dalam rumah itu tanpa mengetuk pintu sama sekali.
Alyo hanya menanti Ayla di motornya,karena ia tidak akan sudi masuk ke dalam rumah itu lagi.
"Cih dasar tidak punya sopan santun,ngapain lo ke rumah gue?"bentak seorang gadis berumur 20-an.
Ayla menunjuk dirinya sendiri.
"Gue?"tanyanya lalu menengok ke kanan dan kiri.
"Iya lah siapa lagi jika bukan lo,masuk ke rumah orang tanpa permisi!"
"Pftt-Hahahahaha!"Ayla tertawa terbahak-bahak walaupun itu hanya tawa rekayasa saja.
"Terserah gue dong masuk ke rumah ini,kalau lo pikun nih rumah milik gue dan lo itu hanya numpang!"ucap Ayla sadis yang membuat gadis yang bernama Rere itu menggeram kesal.
"Udah ah gue mau ketemu Daddy gue!"
Ayla melangkah santai berjalan ke penjuru rumah mencari dimana Daddynya berada.
"DADDY!"teriak Ayla keras.
"Hai sayang kamu ngapain ke sini!"ucap seseorang,bukan itu bukan suara Daddy Ayla melainkan suara wanita paru baya,Ayla memutar bola matanya malas.
"Gue bukan manggil lo,gue manggil Daddy!"
"Daddy kamu belum pulang sayang,gimana kalau kamu makan dulu sambil nunggu daddy mu pul--"belum selesai wanita itu berbicara langsung dipotong oleh Ayla.
"Aduh nih Tante-tante bawel banget deh,yaudah gue makan tapi Tante siapin ya!"suruh Ayla santai dan duduk di kursi makan.
Wanita yang bernama Sumi itu menggeram di dalam hati,enak saja dia diperintah,batinnya berujar.
"Mana makanannya?"teriak Ayla layaknya ratu.
Dengan berat hati Sumi menyiapkan dan menghidangkan makanan untuk Ayla.
Dan dengan senang hati Ayla melahap makanannya hingga tandas sampai kenyang.
"Eeeeekkk!"Ayla bersendawa keras di depan muka Sumi.
"Cis anak gadis apa ini,makan tidak ada sopan santun!"bantin Sumi menatap Ayla.
"Gak usah ngomongin gue deh gue tau kok kalau gue ini cantik!"sindir Ayla yang mengetahui jika Sumi membicarakannya dalam hati.
Sedangkan di luar Alyo masih setia menunggu Ayla,kenapa adiknya itu lama sekali?
Mobil hitam masuk ke perkarangan rumah,Alyo melihat pria paru baya yang keluar dari mobil itu.
Irwan Darma Wirata,ayah kandung Alyo.
"Papa!"gumam Alyo tak terdengar,namun Irwan melihat ke arah Alyo dan alangkah terkejutnya dia melihat Alyo sedang berada di rumahnya.
"Alyo kamu ngapain ke sini Nak?"tanya Irwan menatap penuh rindu pada anak laki-lakinya.
"Ga ada!"singkat Alyo datar.
"Maafkan Papa Nak,jangan membenci Papa seperti in--"
Bruummm
Motor Alyo melaju meninggalkan rumah itu,urusan Ayla ia biarkan saja dahulu,nanti akan ia jemput kembali yang terpenting sekarang ia menjauh dari laki-laki tua itu.
Irwan menatap lirih pada Alyo,mungkin Alyo masih belum bisa memafkannya.
"Ayla!"panggil seseorang.
Ayla menoleh ke asal suara dan nampak Daddynya memasuki rumah.Jika Alyo memanggil Irwan dengan panggilan Papa maka Ayla memanggilnya Daddy,karena menurut Ayla itu panggilan spesial untuk Irwan.
"Daddy!"Ayla bangkit lalu berjalan mendekati daddynya dan memeluk Irwan erat.
"Long time no see My girl!"
"Hehe,muka Daddy makin kinclong aja sama dong kayaknya sama isi dompetnya makin kinclong dan bersinar!"ucap Ayla santai yang membuat hidung Irwan kembang kempis pasti putrinya ini ingin meminta sesuatu yang harganya sudah pasti tidak murah.
Terakhir kali Ayla menyuruhnya membelikan mobil dan I-phone sekaligus.
"Kamu mau apa?"tanya Irwan dan membawa Ayla duduk di ruang tamu.
"Hmm gak mahal kok Dad,Ayla cuma ingin Daddy beli sekolah Ayla sekarang juga!"ucap Ayla terlebih santai menyebutkan kata sekarang.
Mata Irwan melotot sempurna,ada ada saja permintaan putrinya ini,kalau masalah uang Irwan sudah pasti sanggup tetapi untuk apa bagi putrinya ini sekolah?
"Ayolah Dad,Ayla gak mintak banyak kok!"bujuk Ayla memelas.
"Iya nanti Daddy beli!"
"Sekarang Dad!"
Irwan menghela nafas lalu menelpon orang kepercayaannya untuk menghandle semua itu.
"Sudah kan?"
"Makasih Daddy!"ucap Ayla girang dan tersenyum lebar.
Bersiap-siap lah Ulekan Sambal!
***
Yeyy sampai sini dulu yaa hehe,Maaf pendek guys.
Makasih yang udah mau baca Love you guys😙😙😙
Votmentnya ditunggu😘😀😂
Thanks
~Amalia Ulan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro