Adik Baru
Satu minggu kemudian...
Alyo dan Ayla memang sudah akur sejak berbaikan, mereka menjadi akrab dan saling mengasihi satu sama lain, Amira tersenyum senang melihat kedua anak itu sudah berubah menjadi adik-kakak yang ia harapkan.
"Kak, gue mau masak nih buat lo, kasian Tante Amira jika ngerjain pekerjaan rumah semua," ucap Ayla.
"Bagus dong kalau gitu, sekalian cuci baju, cuci piring, sama ituh nyapu dan ngepel lantai ya, Ay!" ucap Alyo santai.
"Lo kira gue babu lo!" kesal Ayla.
"Emang iya!"
Bukk
Ayla melemparkan bantal sofa ke arah Alyo mengenai kepala pria itu, sikap mereka yang dulu kembali tampak, Tante Amira yang melihat itu menghela nafas pelan, ternyata anak-anak itu akurnya sementara.
"Sembarangan lo! Udah deh, gue gak mau debat sama lo, sekarang pikirin makanan yang praktis, gak ribet, dan cepat bikinnya biar gue masakin."
Alyo tampak berpikir sebentar, otaknya memikirkan masakan apa yang diinginkannya.
"Hemm, gimana kalau rendang?" tanya Alyo tersenyum membayangkan lezatnya makanan khas Padang itu di lidahnya, membayangkannya saja sudah membuat Alyo lapar.
"Mau otong lo aja gue rendang?"
Bujubuset, Alyo dengan refleks langsung menutup bagian aset berharganya, Ayla menghela nafas melihat tingkah kakaknya.
"Kan udah gue bilang, makanan yang gak ribet, dan praktis, lo malah suruh buat rendang, dimana dapetin daging jam segini?" kesal Ayla.
"Yaelah delivery aja kali ribet amat hidup lo!"
"Trus ntar mau makan malam mau delivery lagi gitu?" tanya Ayla.
"Yaiya, kan orang kaya," balas Alyo songong.
"Sombong amat," ucap Ayla menirukan suara bapak-bapak yang mengucapkan kalimat itu yang sering didengarnya pada saat nonton youtube.
"Udah ah gue mau masak nasi goreng aja," ucap Ayla.
"Mau gue bantuin?" tawar Alyo sedang baik hati.
"Tumben baik, lagi kesurupan ya? Noh tolongin ambilin bahan-bahannya di kulkas, lo ambil telur 7 buah, tomat 3 buah, salada, cabe giling, cabe rawit, kecap, trus jangan lupa daun seledrinya dua ikat, ambil bawang merah dan putih di dapur, gue mau cari ikat rambut dulu ke kamar, bisa kepanasan gue masak sambil gerai rambut gini," ucap Ayla meninggalkan Alyo yang masih menatap cengo.
"Tadi si Ayla nyuruh gue apaan yak?"
Alyo masih dengan tampang oon nya menatap Ayla yang sudah menaiki tangga.
Lalu Alyo mengambil handphonenya lalu mengetikkan sesuatu di google, malas mengetik akhirnya Alyo menggunakan suaranya saja.
"Oke Mbak Google coba jelaskan apa yang disebutkan si Ayla tadi serinci-rincinya, gue gak denger, gue gak paham, lo tolong bantu ahelah," ucap Alyo berteriak kesal dengan hpnya.
Penelusuran Anda salah, tak dapat dikenali, ketiklah dengan benar, dasar cowok gak peka.
"Eh busset nih Mbak Gugel malah ngata-ngatain gue."
Ayla kembali lagi dan Alyo masih ngomel tak jelas dengan hpnya.
"Woy, kesambet apaan? Lo udah gila ya!" ucap Ayla berkacak pinggang.
"Gue kagak hapal apa yang lo bilang tadi, mending lo ambil sendiri!"
"Yaelah Kak, cuma disuruh ngambil ini doang kok kagak bisa."
Alyo hanya diam saat Ayla mengomelinya, jika Alyo membalas maka Ayla tak akan berhenti mengomelinya sampai besok pagi, jadi mending Alyo diam.
Tak lama kemudian terdengar suara rintihan dari kamar Tante Amira.
"Aahhh, Alyo Ayla tolongin Tante!" teriak suara dari dalam kamar Tante Amira.
Alyo dan Ayla bergegas memasuki kamar Tante Amira, wanita hamil itu sudah terduduk dengan air ketuban yang sudah berlinang di lantai.
"Buset Tante udah gede kok malah ngompol, kagak malu diliatin Tan? Malah akting kesakitan lagi, minta Alyo yang lapin pipis Tante?"
"Woy Goblok itu air ketuban Tante Amira yang pecah, sekarang cepat gendong Tante bawa ke rumah sakit," ucap Ayla berang.
Alyo yang tak mau kena semburat Ayla lagi langsung mengangkat badan Tante Amira.
"Berat juga ya Tante," ucap Alyo dan tangan Tante Amira langsung memukul Alyo.
"Kurang ajar kamu Alyo, Tante kesakitan gini malah dibilang berat, assshh aww awas kamu nanti Tante geplak kepala kamu," omel Tante Amira yang sedang menahan kesakitan.
Alyo segera memasukkan Tante Amira ke dalam mobil, Ayla dengan cepat mengunci pintu lalu ikut masuk ke dalam mobil menenangkan Tante Amira, Alyo segera menancap gas melajukan mobil kencang.
***
Setibanya di rumah sakit, Tante Amira segera ditangani oleh bidan. Ayla menghubungi suami Tante Amira karena Daniel sedang berada di luar kota.
"Oke Om, hati-hati ya Om!" ucap Ayla menutup telponnya.
Daniel akan langsung segera pulang, tapi sayangnya Daniel tak bisa menemani Amira melahirkan.
"Kak, lo masuk temenin Tante Amira, sana!" suruh Ayla santai.
"Eh kok gue? Ntar kalau gue dicakar-cakar sama Tante Amira gimana? Bisa ancur muka ganteng gue, ntar lecet kulit mulus gue."
"Ah elah lo Kak, gak kasian sama Tante Amira, selama ini yang besarin kita siapa? Tante Amira, ayo cepetan masuk," suruh Ayla menabok-nabok punggung Alyo.
Buset, kenapa gue yang teraniaya?
Alyo memilih pasrah masuk ke dalam ruang persalinan Tante Amira, di sana terlihat Tante Amira yang sedang menahan kesakitan.
"Awhh, sssaakit, Alyoo perut Tante Saakit," rintih Amira menatap Alyo.
Alyo yang tak tahu harus berbuat apa menggenggam tangan Tante Amira.
"Aduh, ahhh, awwhhh"
"Assssh sssakitt!"
"Awwhhh,"
"Mohon tenang ya Buk, harap diam," suruh dokter yang ikutan panik karena Amira grasak grusuk sambil teriak gak jelas.
"ALYO SUMBAT NIH MULUT DOKTER PAKAI PEMPERS GAKTAU APA INI SAKIT BANGET MALAH DISURUH DIAM!"
"Jangan dong, Tan! Kasian, dokternya kan cantik," jawab Alyo pula. Tante Amira memukul keras tangan Alyo.
"Awhh sakit Tan."
"Durhaka kamu, Tante lagi kesakitan malah godain tuh dokter."
"Bu Amira, harap ikuti arahan saya, ambil nafas pelan-pelan, Bu!"
"Gue udah ambil nafas sejak tadi!" teriak Tante Amira, ia saja sudah ngos-ngosan karena kebanyakan mengambil nafas.
"Yaudah kita mulai ya, Bu!"
Sang Dokter mulai mengarahkan agar Tante Amira mengejan mengeluarkan bayi, Amira berteriak mengejan sekuat tenaga.
"AWWH muka ganteng Gue!"
"Asshhh kulit muluss gue!"
"Aduhh, hidung mancung gue!"
"Awh awhh bibir sexy gue."
"DIAM!" teriak Tante Amira dan dokter bersamaan kepada Alyo.
"Nasib-nasib jadi rang ganteng, perbanyak sabar ellaah," ucap Alyo pasrah membiarkan tangan Tante Amira semakin menjadi-jadi mencakar dan menarik badan Alyo.
Sampai akhirnya suara tangisan bayi terdengar di ruangan.
"Ooeekk"
"Ooeekk"
"Ooeeekk"
"Wah selamat Bu, bayinya laki-laki," ucap dokter yang sedang memeluk bayi masih berlumuran darah itu.
Tante Amira tersenyum senang, badannya terasa lemas, tangannya terlepas dari lengan Alyo, ia memilih tidur untuk mengembalikan tenaganya.
Setelah dimandikan, bayi itu diserahkan kepada Alyo untuk mengadzankannya, sebenarnya ini adalah tugas ayah tapi karena Daniel belum kembali jadi Alyo harus menggantikannya.
***
"Wah dedeknya lucu banget, Tan!" puji Ayla yang melihat bayi mungil itu diletakkan dalam boxnya.
"Iya dong, gue bapaknya!" ucap Alyo santai.
Plaakk
Tante Amira langsung memukul Alyo membuat pria itu meringis.
"Sembarangan kamu, dia adalah anak kandung Daniel, emang kamu yang buat dia ha?" tanya Tante Amira.
"Lah buktinya Alyo yang nemenin Tante Melahirkan, Alyo yang jadi korban cakar-cakaran, Alyo yang mengadzankan, Alyo yang mandiin, Alyo yang gantiin popoknya," ucap Alyo berlebihan. Yang memandikan dan menggantikan popoknya tentu saja perawat bukan Alyo, mana bisa pria itu melakukannya.
"Tetap saja bukan kamu yang menghamili Tante!" sanggah Tante Amira frontal.
"Eits ya kagak lah Tan, enakan tante dong dapatin berondong ganteng kayak Alyo!"
"Huh bisa aja kamu."
"Namanya siapa, Tan?" tanya Ayla menengahi perdebatan Alyo dan Tante Amira.
"Belum tau sih, biar papanya aja yang ngasih nama."
"Mungkin Om besok pagi sampai, Tan."
"Iya."
"Yaudah, Ayla mau pulang dulu ya Tan, jemput barang-barang," pamit Ayla.
"Biar gue anterin."
"Yaiyyalah masa gue pulang sendiri," ucap Ayla menarik tangan Alyo.
***
Malam ini Alyo dan Ayla terpaksa makan di luar karena di rumah mereka tak ada makanan.
Alyo dan Ayla makan bakso di depan rumah sakit tempat Tante Amira melahirkan.
"Tau gak Ay," ucap Alyo menancapkan garpu ke bakso miliknya lalu memperlihatkan kepada Ayla.
"Tau apa?" tanya Ayla.
"Tau gak, orang buat bakso ini nih pakai kolor!"
Sroot
Ayla langsug memuncratkan kuah bakso yang masuk ke dalam mulutnya. Perutnya tiba-tiba merasa mual.
"Ish, lo bilang apaansih!" kesal Ayla.
"Yaiya beneran," ucap Alyo seserius mungkin.
"Ih jangan buat gue jijik deh," ucap Ayla, nafsu makannya menjadi hilang.
Ayla langsung membayangkan tukang bakso itu membulatkan adonan bakso ini dengan kolornya, bulu kuduk Ayla merinding ia merasa mual.
"Yaiyalah pakai kolor, emang lo makan baksonya sekarang gak pakai kolor apa?" ucap Alyo santai tertawa terbahak-bahak. Ayla menatap datar, ia sudah menanggap serius pula tadi.
"Kebangetan lo kak, nafsu makan gue jadi ilang gara-gara lo."
"Ahahaha," Alyo tak henti-hentinya tertawa dan itu malah membuat nafsu Ayla semakin menghilang, Ayla menyudahi saja makannya walaupun sayang, bakso di mangkok Ayla masih tersisa 3 buah lagi.
Alyo melanjutkan makannya diiringi tawa pria itu yang lucu melihat muka kesal Ayla.
***
Ayla tak bosan menatap muka bayi mungil Tante Amira, ia bahkan sudah berjam-jam memperhatikan muka bayi yang sedang terlelap itu.
"Sayang banget ya sama dedeknya, sampai diperhatiin terus," ucap Daniel yang terkekeh melihat Ayla.
"Iya, Om! Dedeknya lucu gemessin," ucap Ayla tersenyum, bayi itu mengeliat lucu membuat Ayla semakin gemash melihatnya.
"Ih tuhkan aaa gemmaay," ucap Ayla mengusap pipi bati laki-laki itu dengan jarinya lembut.
"Namanya siapa, Tan?" tanya Alyo yang sejak tadi hanya memperhatikan Ayla.
"Prince Brian Damar."
"Wah bagus banget, panggilannya Brian, ya Tan?" tanya Ayla antusias.
"Iya."
"Damar apaan tuh?" tanya Alyo.
"Gabungan Daniel Amira," jawab Tante Amira.
"Kalau digabung mah Damir dong bukan Damar," sanggah Alyo.
"Terserah Tante dong, ini kan anak Tante bukan anak kamu," ucap Tante Amira pantang kalah.
"Iya deh iya yang baru punya anak mah, Alyo sebagai cowok ganteng ngalah aja," ucap Alyo pasrah.
"Berisik!" teriak Ayla dan Tante Amira serentak.
"Ampunilah dosa hambamu ini Ya Allah, punya keluarga gini-gini amat," ucap Alyo menengadahkan tangannya.
"Sabar ya, Alyo! Jadi cowok emang harus ngalah," ucap Daniel ikut prihatin.
"Iya, Om! Cowok ganteng perisa apel kayak Alyo mah ngalah aja sama emak-emak," jawab Alyo.
***
HAI GUYSSS!!!!
MAAF LAMA UP!!!!
MAAF YA MUNGKIN AKU BAKALAN LAMA UP CERITA INI KARENA AKU LAGI NGURUSIN LOVE YOU BROTHER DI DREAM🙏😊😊
Jadi bagi kaliaan, bisa baca LYB di aplikasi Dream ya, lebih banyak keseruannya dan tambahan-tambahan yang lainnnya😘🖤
Ayo baca di Dream, mumpung masih gratisss!!! Hehe
Ayo jangan lupa dilike comment ya, Insyaallah aku bakal up 1 chap lagi abiss itu aku bakal izinn untuk break Up dulu ya, jangann bosan nungguinnya yaaa😘🖤
Cerita ini tinggal beberapa chapter lagi menuju Ending🥰
Jangan lupa commentnya yaaa🔥
Thanks
~Amalia Ulan
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro