Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8

"Ne~ (Name)-chan, apa kau sakit? Kau kelihatan pucat." Tanya cowok pendek bersurai jingga.

"BOGE!! HINATA BOGE!! Klo muka pucat itu berarti memang sakit tau!!" Kata cowok bersurai raven.

"APAAN SIH! NGGAK USAH TERIAK-TERIAK JUGA BAKAGEYAMA!!"

"Ah kalian sudahlah..." Ucap yachi melerai Hinata dan Kageyama.

"Muka pucat? Mati dong... Hahaha..."

"Tsukki..."

"Hm..."

"Elu garem lagi auto sepak intimu nanti!" Kata (name) menatap tajam Tsukishima. Tsukishima diem aja sambil tertawa. Tapi dalam hati sebenarnya dia udah takut setengah mati.

"Udah yah aku duluan dulu. Yachi kau bisa pulang sendiri kan?" kata (name) melihat yachi.

"Um! Bisa kok!" Jawab yachi.

"Yah sudah. Aku duluan." (Name) pergi meninggalkan mereka. Yachi hanya melihatnya dengan wajah murung.

"Ada apa yachi?" Tanya hinata.

"Aku hanya kepikiran (name)-chan. Sepertinya dia ada masalah.."

--------------

(Name) berjalan sendirian ke arah rumah. Hembusan nafasnya mengeluarkan buih Putih. Butiran putih yang turun dari langit menumpuk di jalanan aspal, atap rumah maupun pohon. Ketika hampir sampai, (name) melihat seseorang yang bersandar di pagar rumahnya.

'Eh, siapa itu?'

Orang itu sedang melihat layar hpnya. Klo dilihat rambutnya, dia memiliki rambut berwarna abu-abu putih. Iris mata (name) membesar ketika melihat orang tersebut.

"Kou-chan?"

"AH (NAME)-CHAN!!"

Ternyata orang itu adalah bokuto. Bokuto berlari menghampiri (name).

"Kou-chan, apa yang kau lakukan di sini?" tanya (name) yang sedikit menggigil karena merasa kedinginan.

"Aku tidak bisa menunggu sampai tanggal 1 Juli karena aku sudah sangat rindu padamu. Jadi yah aku kemari." Jelas bokuto. Di pipi (name) muncul sedikit rona merah.

"O.. Oh begitu yah..." Kata (name) sambil meniup tangannya agar merasa hangat.

"Kenapa? Kau dingin yah? Nih pakai sarung tanganku aja!"

Bokuto melepaskan sarung tangannya dan memakaikannya ke (name).

"Oh, maka-- UWAA!"

Bokuto menarik (name) dan menenggelamkannya dalam pelukkannya. (Name) mendorong pelan dengan maksud agar bokuto melepaskannya. Tapi bokuto malah mempererat pelukannya.

"Sudah lama yah aku tidak memeluk (name)-chan..." Ucap bokuto seraya berbisik di telinga (name). (Name) merasa sedikit geli karena hembusan nafas bokuto mengenai telinganya.

"Ko... Kou-chan! Lepaskan aku!"

"Nggak mau!"

"Lepasin nggak!"

"Nggak!"

"KOU-CHAN!!"

"Klo (name)-chan memaksaku lagi, berarti aku akan menciummu!"

(Name) jadi membatu, wajahnya sudah sedikit memerah karena mendengar bokuto akan menciumnya jika dia memaksa bokuto melepaskan pelukannya. Lalu (name) mendengar detak jantung yang cepat. Suara itu berasal dari dada bidang sebelah kiri bokuto.

Wajah (name) lebih memerah lagi ketika melihat wajah bokuto yang juga sudah memerah. Bokuto juga melihat ke arah (name). Mata mereka saling memandang. Dan bokuto mencium singkat bibir (name). Nafas (name) terasa tercekat setelah kejadian barusan di tambah dengan kalimat yang di ucapkan bokuto.

"Aku mencintaimu, (name)-chan!"

(Name) benar-benar bingung apa yang harus dia lakukan sekarang. Manik (e/c)nya tidak bisa terlepas dari pandangan manik emas milik bokuto.
Wajah bokuto yang tadi agak menjauh pun mendekat lagi.















Semakin dekaaaaat.....




























Semakin deeeekkaaaaaatttt



































Yak bibir mereka hampir bersentuhan...








































Tinggal 1 cm lagiiiii.....


































Daaaaaaannn












































Cup~


Yak mereka berciuman tapi terhalang dengan dinding maria//plak/ralat// maksudnya terhalang dengan buku dengan berjudul 'Kamus Bahasa Inggris' yang sangat tebal.

Dari bukunya aja udah menyeramkan, apalagi yang megang. SANGAT MENYERAMKAN GAES!! Yah gimana nggak mau serem klo yang megang godzila!

"Apa yang terjadi di sini? HAH!!"

Sungguh betapa menakutkannya tuan godzila tersebut. Rasanya bokuto ingin ngompol, tapi yah nggak mungkin kelez!

'Jangan! Gw kan laki!' pikir bokuto nahan rasa takutnya.

"Te... Te... Tenang bro... Jangan salah paham dulu..." Ucap bokuto berusaha menenangkan tuan godzila.

"Tenang... Tenang.... TENANG PALA ELU PEANG!! ELU NYIUM ADEK GW YANG CANTIK, MANIS, IMUT KYUET INI!! MALAH DI BIBIR LAGI!! DAN LAGI LEPASIN PELUKAN ELU SEKARANG JUGA!!"

Iwaizumi melepas paksa pelukkan bokuto. Dia langsung menarik (name) ke belakangnya.

"Tu.. Tunggu dulu Hajime-chan!!"

"Tidak (name)-chan!! Jangan pikir aku akan takut dengan ancamanmu lagi!!" Bentak Iwaizumi ke (name) lalu menarik kerah baju bokuto. Iwaizumi meninju pipi kirinya, sedangkan bokuto menerima pasrah. Bokuto pun jatuh ke tanah yang di lapisi salju putih.

"KOU-CHAN!! HAJIME-CHAN HENTIKAN!!" Teriak (name) yang sudah menangis. Dia langsung menarik lengan kakaknya itu. Namun ditepis.

Iwaizumi menaiki bokuto dan ingin menyerangnya lagi. Melihat itu (name) rasanya ingin berteriak.

"Aku mencintainya."

Tangan Iwaizumi berhenti tepat depan wajah bokuto. Bokuto hanya menatap datar.

"Apa?"

"Aku melakukannya karena aku mencintai (name)-chan."

Iwaizumi melihat mata bokuto, mata yang berkata bahwa dia serius dengan ucapannya. Iwaizumi menggertakkan giginya dan berdiri. Dia menarik tangan (name).

"TU.. TUNGGU HAJIME-CHAN!!"

"TIDAK AYO MASUK!!"

"TA.. TAPI KOU-CHAN.. KOU-CHAN!!"

Mereka berdua pergi dan masuk kedalam rumah. Meninggalkan bokuto yang terbaring di tanah. Kemudian muncul seseorang di balik tiang listrik.

"Kau terlalu nekat bokuto-san."

Manik emas bokuto melihat akaashi yang berdiri tepat di atas kepalanya.

"Apa tadi aku salah bicara akaahi?" tanya bokuto lalu menatap langit yang menurunkan butir butir salju putih.

Akaashi hanya diam. Dia berpindah ke sisi kanan bokuto dan mengulurkan tangannya.

"Tidak bokuto-san. Kau tidak salah bicara. Kau sudah berhasil mengatakannya. Jangan menyerah bokuto-san." Kata akaashi kemudian tersenyum.

Bokuto membalas senyuman akaashi dengan senyuman lebar. Dia pun meraih tangan akaashi dan berdiri.

"Hm! Kau benar Akaashi!! AKU TIDAK AKAN MENYERAH, HEY HEY HEY!!" Teriak bokuto antusias. Setelah itu mereka berjalan menuju stasiun untuk pulang ke tokyo.

"Btw bokuto-san, Apa itu sakit?" akaashi menunjuk ke arah pipi bokuto yang bekas ditinju tadi.

"Sakit sih... TAPI INI TIDAK SEBERAPA KOK! HEY HEY HEY!!"

"Oh begitu yaa..."

'Emangnya perlu berteriak yah?'
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bokuto : Hei Iwaizumi! Tadi itu sakit tau!!

Iwaizumi : Sorry, itu demi gaji yang lebih tinggi!!

Oikawa : JADI KLO MUKUL ORANG ITU DAPAT GAJI TINGGI YAH ZERO??

Zero : Tentu saja!!

Oikawa : Klo gitu aku juga mau ah!

Zero : OKE PUKUL IWAIZUMI!!

Oikawa : *pukul pipi Iwaizumi*
Maaf iwa-chan demi gaji tinggi hehehe...

Zero : Eh gw cabut dulu yah! Ada urusan!! *kabur

Bokuto : EH GW JUGA!! ZERO TUNGGU!! *ikutan kabur

Oikawa : EH EH KOK KALIAN NINGGALIN SIH!! ZERO KATANYA MAU NGASIH GAJI TINGGI!!

Iwaizumi : Hei kusokawa, belum pernah kena spike semangka kan?

Oikawa : Eh? Eh? I... Iwa-chan am-- GYAAAAA!! SESEORANG TOLONGIN GW!! GYAAAA!! IWA-CHAN AMPUN!!

Dan RIP Oikawa Tooru.

Tapi tenang bentar dia juga hidup lagi kok.

Ok Terima Kasih sudah membacanya.

Bokuto : TERIMA KASIH BANYAK! HEY, HEY, HEEYY!!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro