Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

4

Sudah satu jam berlalu. Waktu di jam dinding menandakan pukul 11 malam. Dan orang tua Iwaizumi belum juga keluar dari kamar.

"Buseett!! Mereka ngapain sih!! Lama amat!!" Kata Iwaizumi gelisah.

"Tenanglah Iwa-chan. Tapi memang bener sih... Kok lama amat yah? Udah 1 jam!"

Setelah beberapa menit Iwaizumi komat kamit kagak jelas, akhirnya Ibunya keluar dari kamarnya. Dia turun ke lantai bawah di ruang keluarga, menghampiri Iwaizumi dan Oikawa.

"Tooru boleh bibi minta tolong?  Bisakah kau bawa (name) ke kamar kosong disebelah kamar Hajime dan Hajime segera ke kamar! Ayahmu menunggumu!"

Iwaizumi dan Oikawa ke kamar Iwaizumi. Oikawa langsung membawa (name) ke tempat yang di suruh ibu Iwaizumi. Sedangkan Iwaizumi menetap.

"Hajime apa kau tau apa yang akan ayah bahas sekarang ini?"

'Mampus gw! Klo ditinggal berdua dengan ayah di kamar, ini berarti gw dapat ceramah! Sial banget!!'

1 Jam berlalu. Di kamar sebelah (name) sudah tertidur deluan. Oikawa juga harus menginap di rumah Iwaizumi karena waktu tidak berpihak padanya. Oikawa duduk di sebelah kasur yang di tempati (name).
Dia terus memperhatikan (name).

'Eh, klo di lihat-lihat (name)-chan sedikit mirip Iwa-chan!'

Oikawa mengelus elus kepalanya. Sesekali dia menekan nekan pipi (name).

'Hehehe... Imut juga yah.... Rambutnya juga wangi...'

Oikawa terus menatapnya. Dia merasa tidak bisa melepaskan pandangannya. Semakin lama wajahnya semakin dekat dengan wajah (Name) sampai-sampai dia bisa merasakan hembusan nafas (name).

Semakin dekat....









Semakin dekaaaatt.....














Semakiiiiinnn dekaaaaaatt......
























Lebih deket lagiiiiii...........









































DAAAAANN......


















































BUGH!!

Tendangan cinta nan maut pun menghampiri kepala Oikawa. Oikawa akhirnya terpental ke samping kanan.

"Apa yang sedang kau lakukan K U S O K A W A!!" Kata Iwaizumi menekan kata panggilan sayang Oikawa dan menatapnya dengan tatapan tajam.

"EH? EH! TU... TUNGGU DULU IWA-CHAN!! KAU SALAH PAHAM!!"

"HAH! Salah paham? Trus yang kulihat tadi apaan? HAH!!"

"Hehehe.... Ampun Iwa-chan~ Habisnya dia Imut banget! Dia sekarang jauh lebih imut dibandingkan dengan foto masa kecilnya itu~" kata Oikawa dengan nada banci sembari memegang ke dua pipi. Iwaizumi hanya menatapnya jijik.

"Aku tau kamu pedo, tapi jangan sama adikku!"

"Iwa-chan hidoi!! Aku nggak pedo yah!!"

"Sudahlah, ayo ke kamar! Biarkan dia tidur!!"

"Baik Iwa-chan~ Btw kenapa kau lama sekali tadi?"

"Aku di marah karena membuat (name) nabrak tiang, berlarian, sampai membuatnya pingsan!!" Iwaizumi memalingkan wajahnya.

Mereka pun keluar dari kamar (name). Oikawa tidur sekamar dengan Iwaizumi, tapi bukan berarti satu kasur. Kata Iwaizumi yah dia kan nggak 'Homo'.

--------------

(Name) terbangun, melihat jam dinding menandakan pukul 7 pagi. Dia nggak panik karena hari ini hari minggu. Dengan rambut yang masih agak berantakan, (name) pun turun ke ruang keluarga.

"Ah! Ohayou (Name)-chan!" Kata ibu Iwaizumi memberi salam.

"Ohayouuuooaaaaaammmm!!"

"Klo beri salam tuh yang benar. Duduk sini!"
Iwaizumi menepuk-nepuk sofa sebelah kirinya. (Name) nurut aja.

"(Name)-chan mau roti?" tanya oikawa yang duduk di sebelah kanan Iwaizumi. (Name) membalasnya dengan anggukkan. Oikawa hanya menahan tawanya ketika melihat (name) memakan rotinya dalam keadaan masih setengah sadar.

"(Name) sadarlah dan makan rotinya!" Iwaizumi menyisiri rambut halus (name) dengan jari-jarinya. Oikawa terkekeh melihat iwaizumi.

"Ngapain ketawa, kusokawa!!"

"Ah tidak~ Ternyata Iwa-chan itu perhatian ya~"

Karena terlalu menikmati disisir rambutnya. (Name) akhirnya tidur kembali. Bukannya membangunkan, Iwaizumi dan Oikawa malah menertawakan (name).

------------

"Bibi aku pergi sebentar yah."

"Kau mau kemana? Aku ikut!!" Iwaizumi langsung melompati sofa, kakinya hampir menendang kepala Oikawa. Untung Oikawa refleksnya cepet.

"Hajime-chan ingin ikut karena tidak percaya padaku kan?"

"Tentu saja! Kau pasti bakal kabur lagi kan!!"

"Aku tidak akan kabur. Aku sudah janji. Sudah yah hajime-chan." (Name) mencium pipi Iwaizumi dan berlari ke pintu.

"Ittekimasu!!"

"Itterasshai!!"

"Hmm~" Oikawa melirik Iwaizumi dengan wajah yang ingin di tampol.

"Paan?"

"Boleh nggak aku juga panggil 'Hajime-chan'?"

"Nggak!!"

"Iwa-chan hidoi!! Yh udah kupanggil Iwa-chan aja. Huhh!!"

"Sereh!!"

--------------

(Name) berjalan sambil mengenakan headphone. Dia memasuki toko buku.

"Hm? Di mana ya?"

(Name) berkeliling sebentar dan akhirnya dia menemukan apa yang dia cari. Yaitu komik horor. (Name) mencoba untuk mengambil buku itu dari rak tapi tidak bisa karena dianya nggak sampai.

'Jaelah kok nggak sampai sih? Kenapa juga harus taruh di paling tinggi?' batin (name) kesal.

"Kaunya aja yang kependekan."

Tiba-tiba dari belakang (name) muncul seorang cowok yang membantu (name) mengambilkan bukunya.

"Nih! Makanya lain kali tuh tinggi!" Ejek orang itu.

(Name) hanya masang wajah datar sedatar sampul buku//plak//.
Tapi sebenarnya dalam hati (name) udah menghujat tuh cowok.

"Terima kasih." (Name) membungkuk dan pergi ke kasir. Setelah membayar dia pun keluar dari toko.

"Dasar, setidaknya terima kasihnya lebih sopan lagi!"

"Hei futakuchi klo belum selesai kita tinggal yah!!"

"Eh kamisaki, aone tungguin!!"

-------------

'Sialan tuh orang! Ketemu lagi kupotong kakinya biar tau rasa!!'
Batin (name) yang masih menghujat futakuchi.

"Tadaima!!"

"Okaerinasai!! (Name) kau dari mana aja sih? Kau nggak apa? Apa ada masalah? Apa ada om om pedo seperti kusokawa yang mengganggumu? HEI CEPAT KATAKAN!!" Iwaizumi mengguncangkan tubuh adiknya itu.

"Hajime-chan. Gimana caranya aku akan bicara dan lagi nanya itu satu satu aja!!" kata (name) dengan wajah datar yang masih diguncangkan tubuhnya. Mendengar perkataan adiknya, Iwaizumi pun berhenti.

"Eh baiklah klo gitu. Cepat jelaskan!"

(Name) pun menjelaskan semuanya. Mulai dari dia keluar dari rumah, belok kiri, belok kanan, lurus terus, teruuuussss sampai masuk toko buku, ketemu cowok tadi, pulang jalan lurus terus, teruuuuussss belok kanan, belok kiri dan sampai di rumah.

Wajah Iwaizumi berubah seperti wajah godzila yang di sukai itu.

"Hajime-chan kenapa?" (name) melambai lambaikan tangannya di depan wajah iwaizumi.

Iwaizumi meraih tangan (name). Menariknya ke dalam pelukannya. (Name) terkejut, walaupun itu dalam hati karena dia masih masang wajah datar sedatar datar datarnya.

"Hajim--"

"Lain kali klo mau keluar aku akan ikut! Meskipun menolak aku akan tetap ikut!! Itu karena... Aku... Tidak mau kehilanganmu lagi."

Sungguh (name) sekarang bingung apa yang terjadi. Kakaknya mulai bersikap aneh. Tapi dia juga sudah tau klo kakak kesayangannya itu sangat khawatir dengannya karena kakaknya juga sangat sayang padanya.

Akhirnya (name) membalas perkataan iwaizumi dengan anggukkan. Dia juga membalas pelukan iwaizumi dan menepuk nepuk punggungnya.

"Araa~ Benar-benar serasa seperti drakor yah..."

Mereka berdua kaget karena tercyduk berpelukan di depan pintu. Rona merah muncul di pipi (name). Iwaizumi malah udah jadi kepiting rebus.

"A... Apa... Apaan sih... Ibu!!"

"Sudahlah, ibu juga wajar dengan apa yang kau rasakan saat ini. Tapi klo kalian incest, maka siap-siap aja!!"

Ibu Iwaizumi kembali masuk ke dapur meninggalkan mereka berdua yang swetdrop mendengarkan kata-kata ibu Iwaizumi.

-----------------

"Anu... Hajime-chan boleh aku bertaya?"

"Hm?"

"Apa perlu kalian berdua mengantarku ke sekolah?"

Yah saat ini mereka berada di depan gerbang sekolah SMA Karasuno.

"(Name)-chan benar, Iwa-chan! Lagipula kan (name)-chan sudah dewasa..."

"Berisik kusokawa!! Ini karena aku hanya cemas saja!!"

"Lho (name)?"

(Name) berbalik karena seseorang memanggil namanya.

"Ohayou Suga-san, Daichi-san." Ucap (name) datar.

"Ohayou!! Ternyata benar ya!! Tuh kan makanya kubilang juga apa, mereka itu mirip!!" Kata sugawara ke daichi.

"Kalian saudara kembar?" tanya daichi.

Iwaizumi dan (name) menggeleng bersamaan.

"Tidak. Kami hanya sepupu saja." Jawab (name).

"Tapi mirip yah!!"

(name) mengangguk.

--------------

"Ayolah Iwa-chan!! boleh yah? ya?"

"Nggak!!"

"Ayolah Iwaizumi, walaupun oikawa itu sampah masyarakat, lebay, bego, tapi di semua itu dia kan baik."

"Gw nggak tau mau sedih apa senang..."

"Haiisss! Baiklah tapi hanya sekali saja! Gw nggak mau adikku kenapa!!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Iwaizumi : Zero gw mau nanya...

Zero : Paan? Tumben...

Iwaizumi : Kapan lu up 'Real or Dream'?

Zero : Eh iya kapan yah? Yh udah deh zero usahain...

Matsukawa : Zero, Zero apa yang cot?

Hanamaki : Zero bacot!

Zero : NJING LU PADA YAH!! BENTAR ZERO PECAT KALIAN SEMUA BARU TAU RASA!!

Matsukawa&Hanamaki : Bacot!

Zero : SEREH LU PADA!! CAPEK GW!! MAK IWA URUS NOH ANAK-ANAKMU DENGAN OIKAWA!!

Iwaizumi : Bacot! Gw masih lurus, sekalipun belok gw nggak bakalan sama si Oink.

Oikawa : Iwa-chan kedjam!! Dede benci! benci!! BENCII!!!

Zero&Iwaizumi : Bacot!!

Hanamaki : Kolor Konoha dari berlian

Matsukawa : Nyangkut di puing kaca

Hanamaki : Terima kasih untuk kalian

Matsukawa : Yang meluangkan waktu untuk membaca

Konoha : NGAPAIN BAWA-BAWA KOLOR GW SIH NJING!!

Hanamaki& Matsukawa : Bacot!!

Kok semuanya pada bilang bacot sih?
Herman gw dah....//lah elu kan yang ngetik bego!!//

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro