24
Besoknya adalah giliran si Ace Fukuroudhani.
Yap Bokuto Koutaru.
Saat ini Bokuto berada tepat di depan pintu rumah (Name).
Tangannya bersiap untuk---
BRAK!! BRAAK!!
"HEY HEY HEY (NAME)-CHAN!! AKU DATAANGG!!"
//Zero : Burhan kampret! Gua belom selesai anjir!//
//Bokuto : Ya maap, lu kelamaan sih!//
Pintu rumah (Name) terbuka, yang membukakan pintu adalah seorang remaja dengan surai merah.
"PAGI ALE--" -- Bokuto.
BRAK!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"HEY ALEX!! KOK PINTUNYA DI TUTUP LAGI SIH!!" -- Bokuto.
"Ribut lu anj*ng! Napa juga harus gedor pintu klo bisa pencet tuh bel--" -- Alex.
TING! TONG!!
Omongan Alex terpotong dengan Bokuto yang sedang menekan bell rumah.
"Au ah bodolah anj*ng." -- Alex.
BRAK!!
Alex kembali menutup pintu dan Bokuto pun kembali menggedor gedor pintu.
//Zero : Btw Alex, plis jangan ngomong kasar. Ntar ku dibenci Readers.//
//Alex : Kan yang di benci lu kan bukan gua. Mulut juga mulut gua.//
//Zero : Karakter jahanam. Dahlah lanjut aja!//
Akhirnya Bokuto di izinkan masuk setelah membuat keributan, yang membuat Iwaizumi dimarahi ama emak-emak tetangga.
"Bokuto, nggak masalah klo kau menggedor pintu ampe teriak. TAPI NGGAK DI SAAT JAM 5 PAGI JUGA!!"
Teriak Iwaizumi yang kesal.
"Hehehe... Jangan marah dong, ku sengaja datang lebih cepet." -- Bokuto.
"Biar apa? Biar cepet mati? Sini kubantu." -- Alex.
"Bukan cepet mati hey! Oh iya di mana (Name)?" -- Bokuto.
"Dikamar, untungnya dia pake headphone jadi nggak kebangun gegara koar-koar burung hantu." -- Alex.
Bokuto hanya terkekeh sambil menenangkan diri.
Masalahnya godzila dan cabe merah menatap bokuto seperti ayam yang sudah siap untuk di mutilasi.
-----------
"Eh, Kou-chan?"
(Name) menatap Bokuto yang sudah tidur di atas sofa.
Dan sekarang pukul 7 pagi.
"Alex, kapan Kou-chan datang?" -- (Name).
"Jam 5 pagi tadi. Koar burung hantunya nggak jauh beda ama gonggongan anjing tetangga." -- Alex.
(Name) hanya tertawa. Setelah itu dia cenglak cengluk seperti mencari sesuatu.
"Aneh... Biasanya Hajime-chan dah bangun jam segini... Hajime-chan tidur lagi?" -- (Name).
Alex hanya mengangkat bahu sambil masak sarapan.
Setelah masak, dia menyiapkan makanan di atas meja makan.
Yang dimasak Alex adalah Ayam kecap, Sosis asam pedas, dengan sayur kangkung tumis.
Aromanya benar-benar menggoda, sampai-sampai bisa membuat Bokuto yang tertidur itu langsung bangun.
Bahkan Iwaizumi yang tidur dikamar lantai 2 juga terbangun dan langsung menuju ke meja makan.
"Masakan Alex merupakan panggilan alam untuk umat manusia." -- (Name).
"Barusan itu untuk lelucon? Atau pujian?" -- Alex.
"HEY HEY HEY!! KELIHATANNYA ENAK!! AKU MAK-- ADUH!!" --Bokuto.
Bokuto mengelus tangannya yang dipukul alex pakai sendok.
"Nonaku belum duduk baik, belum sentuh makanan, dan kau yang seorang tamu dah mau makan dluan?" Ucap Alex dengan tatapan tajam.
"Hey Alex, kenapa nggak kau masak aja nih burhan?" -- Iwaizumi.
"Nggak, takutnya nih burhan kena rabies." -- Alex.
Bokuto udah masang wajah mau nangis seperti layaknya bocah trus meluk (Name).
"HUWAAAAA (NAME)-CHAN!!" -- Bokuto.
"Cup cup... Alex! Hajime-chan! Jangan kasar dengan Kou-chan!" -- (Name)
"Dan Kou-chan, ayo kita makan!" -- (Name).
Bokuto mengangguk dan ikut makan.
Iwaizumi dan Alex hanya sabar dan ikut makan.
'Untung ada (Name), klo nggak udah kupatahkan semua badannya!' Batin Alex yang sangat kesal.
------------
Pukul 08.30 pagi.
(Name) dan Bokuto pergi berkencan.
Sebelumnya Iwaizumi sudah mengingatkan Bokuto agar memulangkan (Name) jam 8 malam tanpa luka sedikit pun.
"Jadi kita mau kemana dlu?" -- (Name).
"Hmm... Ayo kita beli jajanan di sana!" -- Bokuto.
Mereka membeli berbagai macam jajanan. Mulai dari yakiniku, permen kapas, es krim, creepe, cilok, sosis telur, batagor, siomay, es doger, es dawet, dll.
Dan itu yang beli cuman Bokuto doang, si (Name) kagak. Kenyang soalnya.
"Kou-chan, aku tau kau itu bisa makan banyak. Tapi nggak gitu juga." -- (Name).
(Name) hanya memperhatikan Bokuto yang sedang asik menghabiskan jajanannya tadi.
"Soalnya rasa senangku membuatku lapar!!" -- Bokuto.
'Bisa gitu?' Batin (Name).
"Hey kou-chan, kita coba ke taman sana yuk!" Ajak (Name).
Sebenarnya itu taman yang dikunjungi (Name) dan Daichi kemarin.
(Name) masih penasaran dengan pengamen di sana karena kemarin dia tidak berlama-lama di taman itu.
"Ng? Tentu! Kemana pun itu, asalkan denganmu aku mau!!" -- Bokuto.
Muncul sedikit rona merah di pipi (Name).
"A--apa yang... Uuh dasar!" -- (Name).
"EH (NAME)-CHAN!! KOK TINGGALIN?!" -- Bokuto.
Bokuto mengejar (Name) yang sudah dluan ke taman.
Sesampainya di sana, ternyata pengamen itu masih ada.
Banyak orang yang sekarang sedang menari gembira mengikuti irama.
Dan 1 di antaranya melakukan perannya.
-------------
"Ada yang aneh..."
Alex yang menyamar sedang duduk di kursi utara di taman yang sama dengan (Name)
[Hah? Apa maksudmu?]
"Kenapa sampai sekarang tidak ada pergerakan musuh?"
Alex mencoba memperhatikan disekitar, namun tidak ada mencurigakan.
"Hajime, kau ingat cara yang kuajarkan kemarin? Coba kau periksa sekitar taman." -- Alex.
[Oke!]
Iwaizumi mencoba memeriksa keadaan taman dengan komputer rumahnya.
[Hey Alex, kau berada di kursi utara kan? Coba periksa sekitar semak-semak di area taman utara.]
Mendengar itu, Alex langsung menyusuri semak-semak area taman utara.
Awalnya Alex tidak menemukan apa-apa, sampai dia melihat sesuatu yang mencurigakan dibawah pohon.
"Tas kertas?"
Alex membuka tas tersebut dan dia sangat terkejut dengan isinya.
"BOM?! PANTAS SAJA TIDAK ADA PERGERAKAN DISINI!!"
[APA? TUNGGU SEBENTAR!! BERARTI BUKAN HANYA SATU!!]
"APA MAKSUDMU?!"
[DI SELATAN, BARAT, DAN TIMUR JUGA ADA!!]
Tangan Alex begitu gemetar, keringatnya bercucuran.
Sisa waktu bom itu 3 menit lagi.
Dan Alex juga tidak bisa sembarangan untuk memotong kabel yang di antaranya adalah merah dan biru.
Jika dia salah memotong kabel, benda itu akan meledak.
'SIAL! SIAAALL!!'
Alex menoleh pada (Name) yang kini sedang menari dengan canda tawa bersama Bokuto.
'Tenang Alex... Tenang... Pikirkan (Name).'
Waktu sisa 2 menit.
"UKH!!"
[ALEX 3 BOM TELAH DIJINAKKAN!!]
"APA? SIA--"
"MINGGIR!!"
Tiba-tiba datang seorang pria yang menghampiri Alex.
Dia berniat untuk menjinakkan bom tersebut.
DEGH!
DEGH!
Waktu sisa 1 menit.
DEGH!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Waktu habis.
Dan bertepatan pria itu memotong kabel biru.
Bom itu tidak meledak.
Alex menghela nafas lalu berbaring di tanah.
"Mendebarkan ya?" Tanya pria itu.
"Ya... Terima kasih..." -- Alex.
"Bagaimana bisa kau tau kalau yang dipotong harus kabel biru?" -- Alex.
"Aku hanya merasa aneh kalau bom di selatan, timur dan barat adalah kabel merah." Jawab pria itu
Alex berdiri berniat meninggalkan pria itu.
"Hey, kalau kau penasaran dengan siapa yang menaruh bom ini. Coba kau tanyakan pada seseorang yang sangat dikenal di taman ini." Ucap pria itu.
Alex terdiam sejenak.
Lalu dia tersenyum lebar dengan sangat menyeramkan.
-------------
Pukul 9 malam.
Taman sudah sepi dan ditutup.
"Haahh... Hari ini benar-benar melelahkan..."
"Ah permisi tuan.."
"Ah iy--"
KRETEK!!
"AAAKKKHHHH!!"
Orang yang tangannya patah itu menatap sang pelaku yang memiliki surai merah.
"Hari ini kau berhasil membuatku jantungan, sialan." -- Alex.
"Sekarang bisakah kau memberiku informasi tentang siapa yang menyuruhmu?" -- Alex.
"Tuan Pengamen~~"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Gua yang ketik, kok gua yang jantungan?
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro